Vous êtes sur la page 1sur 15

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, SERTIFIKAT BANK INDONESIA

SYARIAH, BI RATE, DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH


PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2006-2014

Salma Fathiya Ma’arifa *)


Iwan Budiyono **)

Abstract

This research aims to analyze the influence of Third Party Funds, Bank Indonesia
Islamic Certificate, BI rate, and inflation partially and simultaneously toward murabahah
financing Islamic Banking in Indonesia 2006-2014 period.
Population of this research is all of Islamic Banking in Indonesia 2006-2014 period. By
using census sampling method obtained a sample all of Islamic Banking in Indonesia
2006-2014 period as samples. The data used in this study is secondary data. Data
obtained from all of the financial statement Islamic Banking in Indonesia, which has
averaged by Bank Indonesia and external data that contains BI rate and inflation on
monthly 2006-2014 period. The analysis model uses multiple linear regression analysis
models and analysis techniques to test the hypotesis uses, t test, F test, and R2 test. It
is also tested the normality test and classical assumption by using SPSS 22.0 program.
Result of testing hypothesis and discussion is Third Party Funds and inflation have
positive and significant influence partially toward murabahah financing Islamic Banking
in Indonesia 2006-2014 period. Meanwhile, Bank Indonesia Islamic Certificate and BI
rate have negative and significant influence partially toward murabahah financing
Islamic Banking in Indonesia 2006-2014 period as well as Third Party Funds, Bank
Indonesia Islamic Certificate, BI rate, and inflation have influence simultaneously
significant toward murabahah financing Islamic Banking in Indonesia. This research
also found out that from four variables, while third party funds was the most dominant
variable that influencing murabahah financing Islamic Banking in Indonesia 2006-2014
period.

Keywords: Murabahah Financing, Third Party Funds, Bank Indonesia Islamic


Certificate, BI Rate, Inflation.

*) Anggota Kelompok Studi Ekonomi Islam Polines, Mahasiswa Prodi Perbankan


Syariah 2011 Polines.
**) Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang.

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 1
PENDAHULUAN berdasarkan perhitungan Bank
Latar Belakang Masalah Indonesia.
Bank memiliki fungsi sebagai Batas Financing to Deposit Ratio
lembaga intermediary yaitu menghimpun (FDR) tersebut bertujuan agar tidak
dana dari masyarakat yang memiliki semua bank syariah dapat menempatkan
kelebihan dana dan menyalurkan dana dananya melalui Sertifikat Bank
kepada masyarakat yang membutuhkan Indonesia Syariah di Bank Indonesia.
dana. Penyaluran dana pada perbankan Apabila terlalu banyaknya dana yang
konvensional disebut kredit sedangkan digunakan oleh bank syariah untuk
pada perbankan syariah disebut membeli Sertifikat Bank Indonesia
pembiayaan. Pembiayaan dalam bank Syariah maka akan mengurangi dana
syariah terdiri atas beberapa akad salah yang akan disalurkan bank syariah ke
satunya pembiayaan dengan akad pembiayaan.
murabahah. Menurut Bank Indonesia, BI rate
Pembiayaan dengan akad adalah suku bunga kebijakan yang
murabahah yang disalurkan oleh mencerminkan sikap atau stance
perbankan syariah di Indonesia kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
mendominasi diantara pembiayaan Bank Indonesia dan diumumkan kepada
dengan akad mudharabah, musyarakah, publik. Pergerakan di suku bunga Pasar
salam, istishna, ijarah, dan qardh. Uang Antar Bank (PUAB) diharapkan
Secara teoritis pembiayaan akan diikuti oleh perkembangan di suku
murabahah dipengaruhi oleh beberapa bunga deposito, dan pada gilirannya
faktor antara lain Dana Pihak Ketiga, suku bunga kredit perbankan. Rivai, et al.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah, BI (2012: 337) juga mengungkapkan bahwa
rate, dan inflasi. banyak institusi keuangan syariah
Dendawijaya (2009: 49) melalui pembiayaan murabahah
mengungkapkan bahwa dana-dana yang menetapkan keuntungan atau menaikkan
dihimpun dari masyarakat ternyata harga dengan dasar suku bunga yang
merupakan sumber dana terbesar yang berlaku saat ini.
paling diandalkan oleh bank. Dana Berdasarkan pernyataan tersebut,
berupa simpanan dari pihak masyarakat dapat dikatakan ada keterkaitan antara
terdiri atas giro, tabungan, dan deposito BI rate dengan margin murabahah yaitu
disebut dengan Dana Pihak Ketiga. BI rate digunakan sebagai dasar dalam
Menurut Andreany (2011) untuk dapat menentukan margin murabahah.
menyalurkan dana secara optimal, bank Tingginya margin murabahah akan
harus memiliki kemampuan dalam mengurangi minat masyarakat untuk
menghimpun Dana Pihak Ketiga karena mengajukan pembiayaan murabahah.
Dana Pihak Ketiga ini merupakan Inflasi adalah kecenderungan dari
sumber utama pembiayaan bank syariah. harga-harga untuk menaik secara terus
Menurut Peraturan Bank Indonesia menerus (Latumaerissa, 2011: 22).
Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Menurut Arif (2010: 97) inflasi berdampak
Bank Indonesia Syariah. Sertifikat Bank pada penurunan nilai mata uang yang
Indonesia Syariah adalah surat berharga menyebabkan bank sentral menerapkan
berdasarkan prinsip syariah berjangka kebijakan moneter untuk menekan inflasi.
waktu pendek dalam mata uang rupiah Kebijakan moneter tersebut bertujuan
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. untuk menarik jumlah uang yang beredar
Bank Umum Syariah atau Unit Usaha dimasyarakat.
Syariah yang mengajukan penawaran Dengan menarik jumlah uang yang
pembelian Sertifikat Bank Indonesia beredar dimasyarakat maka akan
Syariah kepada Bank Indonesia adalah mengurangi dana yang digunakan untuk
Bank Umum Syariah atau Unit Usaha disalurkan ke pembiayaan murabahah.
Syariah yang memiliki Financing to Berdasarkan hasil dari penelitian
Deposit Ratio (FDR) paling kurang 80 % yang sudah dilakukan oleh peneliti

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 2
terdahulu didapatkan berbagai Bittamlik. (3) Transaksi jual beli dalam
kesimpulan yang berbeda. Hal ini bentuk piutang murabahah, salam, dan
mendorong peneliti untuk meneliti istishna’. (4) Transaksi pinjam meminjam
kembali penelitian yang bertujuan untuk dalam bentuk piutang qardh. (5)
menganalisis pengaruh Dana Pihak Transaksi sewa-menyewa jasa dalam
Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.
BI rate, dan inflasi terhadap pembiayaan Pembiayaan Murabahah
murabahah perbankan syariah di Murabahah didefinisikan oleh para
Indonesia periode 2006-2014 baik secara Fuqaha sebagai penjualan barang
parsial maupun secara simultan. seharga biaya/harga pokok (cost) barang
tersebut ditambah mark-up atau margin
Perumusan Masalah keuntungan yang disepakati.
Berdasarkan uraian latar belakang Karakteristik murabahah adalah bahwa
masalah di atas, permasalahan penjual harus memberi tahu pembeli
penelitian ini adalah research gap. mengenai harga pembelian produk dan
Research gap adalah adanya hasil menyatakan jumlah keuntungan yang
temuan yang berbeda antara peneliti ditambahkan pada biaya (cost) tersebut
satu dengan peneliti lainnya. (Wiroso, 2005: 13).
Beberapa alasan transaksi jual beli
TINJAUAN PUSTAKA murabahah mendominasi penyaluran
Pembiayaan Bank Syariah dana bank syariah antara lain: (Wiroso,
Antonio (2001: 160) menyatakan 2005: 12)
bahwa pembiayaan merupakan salah 1. Mudah diimplementasikan
satu tugas pokok bank, yaitu pemberian Jual beli murabahah dengan cepat,
fasilitas penyediaan dana untuk mudah diimplementasi dan dipahami,
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang karena para pelaku bank syariah
merupakan defisit unit. menyamakan murabahah ini sama
Muhammad (2005: 17) dengan kredit investasi konsumtif
mengungkapkan bahwa tujuan seperti misalnya kredit kendaraan
pembiayaan dibedakan menjadi 2 (dua) bermotor, kredit pemilik rumah, dan
kelompok, yaitu tujuan pembiayaan untuk kredit lainnya.
tingkat makro dan tujuan pembiayaan 2. Pendapatan bank dapat diprediksi
untuk tingkat mikro. Secara makro, Dalam transaksi murabahah, bank
pembiayaan bertujuan untuk peningkatan syariah sudah dapat melakukan
ekonomi umat, tersedianya dana bagi estimasi pendapatan yang akan
peningkatan usaha, meningkatkan diterima, karena dalam transaksi
produktivitas, membuka lapangan kerja murabahah hutang nasabah adalah
baru dan terjadi distribusi pendapatan. harga jual sedangkan dalam harga
Adapun secara mikro, pembiayaan jual terkandung porsi pokok dan porsi
diberikan dalam rangka untuk upaya keuntungan. Sehingga dalam keadaan
memaksimalkan laba, upaya normal, bank dapat memprediksi
meminimalkan risiko, pendayagunaan pendapatan yang akan diterima.
sumber ekonomi, dan penyaluran 3. Tidak perlu mengenal nasabah secara
kelebihan dana. mendalam
Menurut Undang-Undang RI Nomor Dengan adanya murabahah yang
21 Tahun 2008 tentang perbankan pembayarannya dilakukan dengan
syariah, pembiayaan adalah penyediaan tangguh, maka akan timbul hutang
dana atau tagihan yang dipersamakan oleh nasabah. Dalam hal ini hubungan
dengan itu berupa: (1) Transaksi bagi bank dan nasabah adalah hubungan
hasil dalam bentuk mudharabah dan hutang piutang. Sehingga dalam
musyarakah. (2) Transaksi sewa- keadaan bagaimanapun nasabah
menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa harus membayar hutang harga barang
beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya yang diperjualbelikan. Bank tidak perlu

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 3
menganalisa dan mencari sumber bilyet giro, sarana perintah pembayaran
pengambilannya secara khusus, tetapi lainnya, atau dengan perintah
cukup secara singkat dan global. pemindahbukuan.
4. Menganalogikan murabahah dengan
pembiayaan konsumtif Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Jika diperhatikan, sepintas memang Menurut Peraturan Bank Indonesia
terdapat persamaan antara jual beli Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat
murabahah dengan pembiayaan Bank Indonesia Syariah. Sertifikat Bank
konsumtif. Misalnya saja pembiayaan Indonesia Syariah adalah surat berharga
yang diberikan adalah komoditi berdasarkan prinsip syariah berjangka
(barang) bukan uang dan pembayaran waktu pendek dalam mata uang rupiah
dapat dilakukan dengan cara tangguh yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
atau cicilan maupun cara lainnya. Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang
Namun jika diperhatikan ketentuan diterbitkan oleh Bank Indonesia
fatwa yang ada dan dijalankan sesuai menggunakan akad Ju’alah. Sertifikat
dengan konsep syariahnya, keduanya Bank Indonesia Syariah diterbitkan oleh
mempunyai karakteristik yang Bank Indonesia sebagai salah satu
berbeda. instrument operasi pasar terbuka dalam
Dana Pihak Ketiga rangka pengendalian moneter yang
Dendawijaya (2009: 49) dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
mengungkapkan bahwa dana-dana yang Sertifikat Bank Indonesia Syariah
dihimpun dari masyarakat ternyata memiliki karakteristik sebagai berikut:
merupakan sumber dana terbesar yang 1. Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00
paling diandalkan oleh bank (bisa (satu juta rupiah).
mencapai 80 % sampai dengan 90 % 2. Berjangka waktu paling kurang 1
dari seluruh dana yang dikelola oleh (satu) bulan dan paling lama 12 (dua
bank). Dana dari masyarakat terdiri dari belas) bulan.
giro, deposito, dan tabungan. 3. Diterbitkan tanpa warkat (scripless).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 4. Dapat diagunkan kepada Bank
21 Tahun 2008 tentang perbankan Indonesia.
syariah, tabungan adalah simpanan 5. Tidak dapat diperdagangkan di pasar
berdasarkan akad wadi’ah atau investasi sekunder.
dana berdasarkan akad mudharabah Bank Umum Syariah atau Unit
atau akad lain yang tidak bertentangan Usaha Syariah yang mengajukan
dengan prinsip syariah yang penawaran pembelian Sertifikat Bank
penarikannya hanya dapat dilakukan Indonesia Syariah kepada Bank
menurut syarat dan ketentuan tertentu Indonesia adalah Bank Umum Syariah
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik atau Unit Usaha Syariah yang memiliki
dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat Financing to Deposit Ratio (FDR) paling
lainnya yang dipersamakan dengan itu. kurang 80 % berdasarkan perhitungan
Deposito adalah investasi dana Bank Indonesia dan tidak sedang
berdasarkan akad mudharabah atau dikenakan sanksi pemberhentian
akad lain yang tidak bertentangan sementara untuk mengikuti lelang
dengan prinsip syariah yang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Bank
penarikannya hanya dapat dilakukan Indonesia, 2013: 113).
pada waktu tertentu berdasarkan akad
antara nasabah penyimpan dan Bank BI Rate
Syariah dan/atau UUS. Menurut Bank Indonesia, BI rate
Giro adalah simpanan berdasarkan adalah suku bunga kebijakan yang
akad wadi’ah atau akad lain yang tidak mencerminkan sikap atau stance
bertentangan dengan prinsip syariah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
yang penarikannya dapat dilakukan Bank Indonesia dan diumumkan kepada
setiap saat dengan menggunakan cek, publik.

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 4
BI rate diumumkan oleh Dewan masing harganya disebut sebagai Indeks
Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Harga Konsumen (IHK). Berdasarkan
Dewan Gubernur bulanan dan Indeks Harga Konsumen dapat dihitung
diimplementasikan pada operasi moneter berapa besarnya laju kenaikan harga-
yang dilakukan Bank Indonesia melalui harga secara umum dalam periode
pengelolaan likuiditas (liquidity tertentu. Biasanya setiap bulan, 3 (tiga)
management) di pasar uang untuk bulan, dan 1 (satu) tahun. Selain
mencapai sasaran operasional kebijakan menggunakan IHK, tingkat inflasi juga
moneter. dapat dihitung dengan menggunakan
Sasaran operasional kebijakan Gross National Product (GNP) atau
moneter dicerminkan pada Produk Domestik Bruto (PDB) deflator,
perkembangan suku bunga Pasar Uang yaitu membandingkan GNP atau PDB
Antar Bank Overnight (PUAB O/N). yang diukur berdasarkan harga berlaku
Pergerakan di suku bunga PUAB ini (GNP atau PDB nominal) terhadap GNP
diharapkan akan diikuti oleh atau PDB harga konstan (GNP atau PDB
perkembangan di suku bunga deposito, riil) (Putong, 2003: 254).
dan pada gilirannya suku bunga kredit Ekonom Islam Taqiudiin Ahmad ibn
perbankan. al-Maqrizi (1364M-1441M) dalam Arif
Dalam pelaksanaannya, Bank (2010: 101), yang merupakan salah satu
Indonesia memiliki kewenangan untuk murid dari Ibn Khaldun, menggolongkan
melakukan kebijakan moneter melalui inflasi dalam 2 (dua) golongan yaitu:
penetapan sasaran-sasaran moneter 1. Natural Inflation, inflasi jenis ini
(seperti uang beredar atau suku bunga) diakibatkan oleh sebab-sebab
dengan tujuan utama menjaga sasaran alamiah, di mana orang tidak
laju inflasi yang ditetapkan oleh mempunyai kendali atasnya (dalam
Pemerintah. hal mencegah). Inflasi dapat diartikan
Secara operasional, pengendalian sebagai gangguan terhadap jumlah
sasaran-sasaran moneter tersebut barang dan jasa yang diproduksi
menggunakan instrument-instrument, dalam suatu perekonomian dan
antara lain operasi terbuka di pasar uang naiknya daya beli masyarakat secara
baik rupiah maupun valuta asing, riil.
penetapan tingkat diskonto, penetapan 2. Human Error Inflation dikatakan
cadangan wajib minimum, dan sebagai inflasi yang diakibatkan oleh
pengaturan kredit atau pembiayaan. kesalahan dari manusia itu sendiri
Bank Indonesia juga dapat melakukan (sesuai dengan QS. Al-Rum [30]: 41).
cara-cara pengendalian moneter Human Error Inflation dapat
berdasarkan prinsip syariah dikelompokkan menurut penyebab-
(www.bi.go.id). penyebabnya sebagai berikut: korupsi
dan administrasi yang buruk, pajak
Inflasi yang berlebih dan pencetakan uang
Menurut (Latumaerissa, 2011:22) dengan maksud menarik keuntungan
inflasi adalah kecenderungan dari harga- yang berlebih.
harga untuk menaik secara terus
menerus. Penelitian Terdahulu
Angka inflasi dihitung berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian Nurjaya
angka indeks yang dikumpulkan dari (2011) menyatakan bahwa inflasi dan
beberapa macam barang yang Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif
diperjualbelikan di pasar dengan masing- dan signifikan serta Sertifikat Bank
masing tingkat harga. Berdasarkan data Indonesia Syariah berpengaruh negatif
harga itu disusunlah suatu angka yang dan signifikan terhadap pembiayaan
diindeks. Angka indeks yang murabahah.
memperhitungkan semua barang yang Penelitian tersebut didukung oleh
dibeli oleh konsumen pada masing- penelitian Yarni (2014) yang menyatakan

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 5
bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap kredit investasi
positif dan signifikan, Sertifikat Bank perbankan. Serta hasil penelitian Tjio
Indonesia Syariah berpengaruh negatif (2010) dan Silaban (2012) menyatakan
dan signifikan sedangkan inflasi bahwa inflasi berpengaruh negatif dan
berpengaruh namun tidak signifikan signifikan terhadap kredit.
terhadap pembiayaan murabahah.
Hasil penelitian Hardiyati (2012) juga Kerangka Teoritis Penelitian
menyatakan bahwa inflasi berpengaruh Kerangka pemikiran teoritis adalah
positif dan signifikan, BI rate penjelasan rasional dan logis yang
berpengaruh negatif dan signifikan didukung dengan data teoritis dan atau
sedangkan Sertifikat Bank Indonesia empiris terhadap variabel-variabel
Syariah berpengaruh positif dan tidak penelitian beserta keterkaitan antara
signifikan terhadap pembiayaan usaha variabel-variabel tersebut. Tujuan dari
kecil. kerangka pemikiran teoritis adalah
Namun hasil penelitian Sri, et al. menjelaskan pola hubungan antara satu
(2013) menyatakan bahwa Dana Pihak dan lain variabel (Winata, 2012).
Ketiga berpengaruh negatif tetapi tidak Kerangka pemikiran teoritis dalam
signifikan terhadap pembiayaan bagi penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
hasil. Dan hasil penelitian Halim (2013) 1.
menyatakan bahwa inflasi berpengaruh
positif dan signifikan sedangkan BI rate
berpengaruh negatif tetapi tidak

Gambar 1.
Kerangka Pemikiran Teoritis

Dana Pihak Ketiga


(X1)

Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (X2) Pembiayaan
Murabahah (Y)
BI Rate (X3)

Inflasi (X4)

METODE PENELITIAN teknik pengambilan sampel yang tidak


Populasi dan Sampel memberi peluang/kesempatan sama bagi
Populasi dalam penelitian ini adalah setiap unsur atau anggota populasi untuk
seluruh perbankan syariah di Indonesia dipilih menjadi sampel. Jenis dari teknik
periode 2006-2014. non probability sampling yang digunakan
Dalam penelitian ini, metode dalam penelitian ini adalah sampling
pengambilan sampel yang digunakan jenuh (Sugiyono, 2011: 84).
adalah teknik non probability sampling. Sampling jenuh adalah teknik
Teknik non probability sampling adalah penentuan sampel bila semua anggota

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 6
populasi digunakan sebagai sampel. Hal populasi yaitu seluruh perbankan syariah
ini sering dilakukan bila jumlah populasi di Indonesia sebanyak 34 (tiga puluh
relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh empat) bank syariah periode 2006-2014.
adalah sensus, di mana semua anggota
populasi dijadikan sampel (Sugiyono, Definisi Operasional Variabel
2011: 85). Sehingga dalam penelitian ini Definisi operasional variabel
sampel yang digunakan adalah semua penelitian dapat diungkap pada Tabel 1.

Tabel 1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Pengukuran
Variabel
Pembiayaan Penjualan barang seharga Harga jual = Harga perolehan + Margin (Miliar
murabahah. biaya/harga pokok (cost) Rupiah).
barang tersebut ditambah
mark-up atau margin
keuntungan yang
disepakati (Wiroso, 2005:
13).
Dana Pihak Dana-dana yang dihimpun Dana Pihak Ketiga =
Ketiga. dari masyarakat
(Dendawijaya, 2009: 49). Tabungan + Deposito + Giro (Miliar Rupiah).

Sertifikat Bank Surat berharga Jumlah penempatan dana dalam bentuk


Indonesia berdasarkan prinsip syariah Sertifikat Bank Indonesia Syariah di Bank
Syariah. berjangka waktu pendek Indonesia (Miliar Rupiah).
dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia (PBI Nomor
10/11/PBI/2008).
BI rate. Suku bunga kebijakan yang Besarnya suku bunga yang ditetapkan oleh
mencerminkan sikap atau Bank Indonesia (persentase).
stance kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan diumumkan
kepada publik
(www.bi.go.id).
Inflasi. Kecenderungan dari harga-
harga untuk menaik secara
terus menerus
(Latumaerissa, 2011: 22).

HASIL DAN PEMBAHASAN dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)


Metode Analisis Data adalah jika nilai Asymp.Sig atau P-value
Uji Normalitas > (α) 0,05 maka data berasal dari
Pengujian normalitas data secara populasi yang berdistribusi normal
analisis statistik dilakukan dengan (Ghozali, 2013: 160). Hasil uji statistik
menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada
(K-S). Dasar pengambilan normalitas Tabel 2.

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 7
Tabel 2.
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov

Unstandardized
Residual
N 108
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
.08451358
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .078
Positive .078
Negative -.078
Test Statistic .078
Asymp. Sig. (2-tailed) .103c
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan adanya korelasi antar variabel


bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. atau independen (Ghozali, 2013: 105).
P-value sebesar 0,103 lebih besar dari Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
nilai signifikansi (α) 0,05. Berdasarkan tolerance dan lawannya Variance
hasil tersebut maka dapat disimpulkan Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang
bahwa data yang berasal dari populasi umum dipakai untuk menunjukkan
berdistribusi normal. adanya multikolinearitas adalah nilai
tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
Uji Asumsi Klasik Variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10. Hasil
Uji Multikolinearitas uji multikolinearitas dapat dilihat pada
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk Tabel 3.
menguji apakah model regresi ditemukan
Tabel 3.
Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
DPK .368 2.718
SBIS .429 2.330
BI_RATE .216 4.634
INFLASI .263 3.808
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 8
Berdasarkan hasil uji multikolineari- Uji autokorelasi bertujuan menguji
tas pada Tabel 3. menunjukkan bahwa apakah dalam model regresi linier ada
seluruh variabel independen Dana Pihak korelasi antara kesalahan pengganggu
Ketiga, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, pada periode t dengan kesalahan
BI rate, dan inflasi tidak ada yang pengganggu pada periode t-1
memiliki nilai tolerance kurang dari sama (sebelumnya) (Ghozali, 2013: 110).
dengan 0.10 dan nilai Variance Inflation Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Factor (VIF) tidak ada yang lebih dari autokorelasi menggunakan uji Durbin-
sama dengan 10. Jadi dapat disimpulkan Watson (DW test), dengan kriteria
bahwa model regresi tersebut tidak pengambilan keputusan jika Durbin-
terjadi multikolinieritas. Watson berada diantara - 2 sampai + 2,
maka tidak terjadi autokorelasi (Sunyoto,
Uji Autokorelasi 2011: 911). Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.
Hasil Uji Autokorelasi

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .994 .989 .988 .08614 .318
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Berdasarkan hasil uji autokorelasi tidaknya heteroskedastisitas adalah


pada Tabel 4. menunjukkan bahwa nilai dengan uji glejser. Adapun dasar
Durbin-Watson (DW) sebesar 0,318. Hal pengambilan keputusan ada tidaknya
tersebut berarti nilai Durbin-Watson (DW) heteroskedastisitas adalah dengan
berada diantara - 2 sampai + 2 maka mengorelasikan nilai absolute
dapat disimpulkan bahwa model regresi residualnya dengan masing-masing
linier tidak terdapat masalah variabel independen. Jika memiliki nilai
autokorelasi. signifikansi > nilai α (0.05), maka model
tidak mengalami heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 142-143).
Salah satu uji statistik yang dapat
digunakan untuk mendeteksi ada atau

Tabel 5.
Hasil Uji Glejser

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -.014 .038 -.370 .712
DPK -0.00000011 .000 -.129 -.838 .404
SBIS 0.000005 .000 .164 1.147 .254
BI_RATE .009 .006 .316 1.572 .119
INFLASI .000 .003 -.016 -.085 .932
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 5. menunjukkan masing-masing variabel, di mana nilai


bahwa tidak ada gangguan signifikansi masing-masing variabel lebih
heteroskedastisitas yang terjadi dalam dari nilai α (0.05). Jadi secara

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 9
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dilakukan dengan melihat signifikansi.
dalam model ini tidak mengalami gejala Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
heteroskedastisitas. dan sebaliknya.
Uji F
Teknik Analisis Uji F dapat dilakukan dengan
Uji t membandingkan hasil nilai Fhitung pada
Uji t dapat dilakukan dengan hasil regresi dengan Ftabel. H0 ditolak dan
membandingkan hasil nilai thitung pada Ha diterima apabila nilai Fhitung > Ftabel dan
hasil regresi dengan ttabel. Jika thitung > ttabel nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan dan sebaliknya.
demikian ada hubungan diantara variabel Hasil uji t dan uji F dapat dilihat pada
dependen dan independen dan Tabel 6.
sebaliknya. Selain itu, uji t dapat

Tabel 6.
Hasil Uji t dan Uji F
Variabel Koefisien thitung Sig.
Konstanta 10.639 173.121 0.000
Dana Pihak Ketiga 0.000011 49.941 0.000
Sertifikat Bank -0.000018 -2.844 0.005
Indonesia Syariah
BI Rate -0.162 -16.578 0.000
Inflasi 0.033 6.917 0.000
Fhitung 2296.110 0.000
ttabel = 1.983 Ftabel = 2.459
2
R = 0.988 taraf sig. = 5 %
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015.

Hasil Tabel 6. menunjukkan bahwa berpengaruh signifikan terhadap


secara parsial menunjukkan bahwa hasil pembiayaan murabahah perbankan
nilai thitung variabel Dana Pihak Ketiga syariah di Indonesia periode 2006-2014
(49.941), Sertifikat Bank Indonesia yang ditunjukkan dengan hasil nilai Fhitung
Syariah (-2.844), BI Rate (-16.578), dan sebesar 2296.110 dan nilai R2 0.988 atau
inflasi (6.917) masing-masing secara 98.8 % hal ini berarti variasi variabel
parsial berpengaruh signifikan terhadap independen mampu menjelaskan
pembiayaan murabahah perbankan variabel dependen sebesar 98.8 %
syariah di Indonesia periode 2006-2014 sedangkan 1.2 % dipengaruhi variasi
pada taraf signifikan 5 %. variabel lain.
Sedangkan secara simultan, variabel Model persamaan dari hubungan
Dana Pihak Ketiga, Sertifikat Bank antar variabel dapat diformulasikan
Indonesia Syariah, BI Rate, dan inflasi sebagai berikut:

LN Pembiayaan Murabahah = 10.639 + 0.000011 Dana Pihak Ketiga – 0.000018


Sertifikat Bank Indonesia Syariah – 0.162 BI rate +
0.033 Inflasi + e
Persamaan di atas menunjukkan berpengaruh negatif terhadap
arah pengaruh Dana Pihak Ketiga dan pembiayaan murabahah.
inflasi berpengaruh positif terhadap Sedangkan Sertifikat Bank Indonesia
pembiayaan murabahah. Inflasi Syariah dan BI Rate berpengaruh negatif
berpengaruh positif tidak sesuai dengan terhadap pembiayaan murabahah. Hal ini
teori yang menyatakan inflasi sesuai dengan teori yang menyatakan

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 10
Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan BI bertujuan sebagai tempat kelebihan
Rate berpengaruh negatif terhadap likuiditas dari bank-bank syariah.
pembiayaan murabahah perbankan Namun apabila semakin banyak
syariah di Indonesia periode 2006-2014. perbankan syariah membeli Sertifikat
Bank Indonesia Syariah maka
Pembahasan Hasil Penelitian pembiayaan murabahah akan
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menurun karena dana yang
1 (satu), dapat diketahui bahwa seharusnya disalurkan ke pembiayaan
variabel Dana Pihak Ketiga secara murabahah digunakan untuk membeli
parsial berpengaruh positif dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah.
signifikan terhadap variabel Temuan ini mendukung hasil
pembiayaan murabahah perbankan penelitian yang dilakukan oleh Qolby
syariah di Indonesia periode 2006- (2013) yang menyatakan bahwa
2014. Hal tersebut mendukung teori Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
yang dikemukakan oleh Andreany (SWBI) dalam jangka pendek dan
(2011) bahwa untuk dapat jangka panjang berpengaruh negatif
menyalurkan dana secara optimal, dan signifikan terhadap pembiayaan.
bank harus memiliki kemampuan Kesimpulan yang sama juga diperoleh
dalam menghimpun Dana Pihak dari hasil penelitian Nurjaya (2011)
Ketiga karena Dana Pihak Ketiga dan Yarni (2014) yang menyatakan
merupakan sumber utama bahwa Sertifikat Bank Indonesia
pembiayaan bank syariah. Apabila Syariah berpengaruh negatif dan
semakin banyak perbankan syariah signifikan terhadap pembiayaan
menghimpun Dana Pihak Ketiga maka murabahah.
Dana Pihak Ketiga yang telah berhasil 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dihimpun tersebut akan disalurkan ke 3 (tiga), dapat diketahui bahwa
pembiayaan. Salah satunya variabel BI rate secara parsial
disalurkan ke pembiayaan murabahah berpengaruh negatif dan signifikan
karena pembiayaan murabahah terhadap variabel pembiayaan
merupakan pembiayaan yang mudah murabahah perbankan syariah di
untuk diimplementasikan. Temuan ini Indonesia periode 2006-2014. Hal
mendukung hasil penelitian yang tersebut mendukung teori yang
dilakukan oleh Qolby (2013) yang dikemukakan oleh Rivai, et al. (2012:
menyatakan bahwa Dana Pihak 337) bahwa banyak institusi keuangan
Ketiga dalam jangka pendek dan syariah melalui pembiayaan
jangka panjang berpengaruh positif murabahah menetapkan keuntungan
dan signifikan terhadap pembiayaan. atau menaikkan harga dengan dasar
Serta hasil penelitian Nurjaya (2011) suku bunga yang berlaku saat ini.
dan Yarni (2014) yang menyatakan Apabila semakin tinggi Bank
bahwa Dana Pihak Ketiga Indonesia menetapkan BI rate maka
berpengaruh positif dan signifikan pembiayaan murabahah akan
terhadap pembiayaan murabahah. menurun karena BI rate digunakan
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis sebagai dasar dalam menentukan
2 (dua), dapat diketahui bahwa margin murabahah oleh perbankan
variabel Sertifikat Bank Indonesia syariah. Tingginya margin murabahah
Syariah secara parsial berpengaruh akan mengurangi minat masyarakat
negatif dan signifikan terhadap untuk mengajukan pembiayaan
variabel pembiayaan murabahah murabahah. Temuan ini mendukung
perbankan syariah di Indonesia hasil penelitian yang dilakukan oleh
periode 2006-2014. Hal tersebut Hardiyati (2012) menyatakan bahwa
mendukung teori yang dikemukakan BI rate berpengaruh negatif dan
oleh Ahmadifham (2010) bahwa signifikan terhadap pembiayaan usaha
Sertifikat Bank Indonesia Syariah kecil. Kesimpulan yang sama juga

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 11
diperoleh dari hasil penelitian berpengaruh positif dan signifikan
Cahyaning (2015) dan Putra (2014) terhadap pembiayaan murabahah.
yang menyatakan bahwa berpengaruh Namun, temuan ini kontradiksi dengan
negatif dan signifikan terhadap jumlah Tjio (2010) dan Silaban (2012)
kredit. menyatakan bahwa inflasi
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis berpengaruh negatif dan signifikan
4, dapat diketahui bahwa variabel terhadap kredit.
inflasi secara parsial berpengaruh 5. Berdasarkan uji F, diketahui bahwa
positif dan signifikan terhadap variabel variabel-variabel Dana Pihak Ketiga,
pembiayaan murabahah perbankan Sertifikat Bank Indonesia Syariah, BI
syariah di Indonesia periode 2006- rate, dan inflasi secara simultan
2014. Hal tersebut menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap
bahwa tingginya inflasi maka akan variabel pembiayaan murabahah
meningkatkan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia
murabahah. Semula diduga inflasi periode 2006-2014. Keadaan ini
secara parsial berpengaruh negatif menunjukkan bahwa penggabungan
dan signifikan terhadap pembiayaan variabel-variabel Dana Pihak Ketiga,
murabahah. Inflasi berdampak pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah, BI
penurunan nilai mata uang yang rate, dan inflasi relevan digunakan
menyebabkan bank sentral untuk memprediksi variabel
menerapkan kebijakan moneter untuk pembiayaan murabahah perbankan
menekan inflasi (Arif, 2010: 97). syariah di Indonesia periode 2006-
Kebijakan moneter tersebut dengan 2014. Temuan ini mendukung hasil
menaikkan suku bunga bank yang penelitian ini yang dilakukan oleh
bertujuan untuk menarik jumlah uang Nurjaya (2011) dan Yarni (2014) yang
yang beredar dimasyarakat. Dengan menyatakan bahwa inflasi dan Dana
menarik jumlah uang yang beredar Pihak Ketiga berpengaruh positif dan
dimasyarakat maka akan mengurangi signifikan serta Sertifikat Bank
dana yang digunakan untuk disalurkan Indonesia Syariah berpengaruh
ke pembiayaan murabahah. Namun, negatif dan signifikan terhadap
hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah. Dan hasil
variabel inflasi secara parsial penelitian Hardiyati (2012) yang
berpengaruh positif dan signifikan menyatakan bahwa inflasi
terhadap pembiayaan murabahah. Hal berpengaruh positif dan signifikan
ini terjadi karena pada periode serta BI rate berpengaruh negatif dan
penelitian yaitu tahun 2006-2014, rata- signifikan terhadap pembiayaan usaha
rata inflasi yang terjadi sebesar kecil.
7,01 %. Menurut Latumaerissa (2011:
23) yang menggolongkan inflasi PENUTUP
berdasarkan atas parah tidaknya Kesimpulan
inflasi, inflasi yang terjadi pada Berdasarkan hasil uji hipotesis dan
periode penelitian tersebut tergolong pembahasan, dapat diambil kesimpulan
inflasi ringan karena berada di bawah sebagai berikut:
10 % dan setahun. Oleh karena 1. Variabel Dana Pihak Ketiga secara
inflasi yang terjadi tergolong inflasi parsial berpengaruh positif dan
ringan maka kegiatan perekonomian signifikan terhadap pembiayaan
masih berjalan normal dan pelaku murabahah perbankan syariah di
usaha masih ingin mengajukan Indonesia periode 2006-2014.
pembiayaan murabahah. Temuan ini 2. Variabel Sertifikat Bank Indonesia
mendukung hasil penelitian yang Syariah secara parsial berpengaruh
dilakukan oleh (Nurjaya, 2011; negatif dan signifikan terhadap
Katmas, 2014; Hardiyati, 2012) yang pembiayaan murabahah perbankan
menyatakan bahwa inflasi

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 12
Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. I, Nomor 1, Januari 2015
syariah di Indonesia periode 2006- 1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti
2014. diharapkan menggunakan periode
3. Variabel BI rate secara parsial waktu penelitian yang lebih lama.
berpengaruh negatif dan signifikan 2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti
terhadap pembiayaan murabahah disarankan memfokuskan objek
perbankan syariah di Indonesia penelitian hanya pada objek penelitian
periode 2006-2014. tertentu seperti perbankan syariah di
4. Variabel inflasi secara parsial wilayah tertentu (Jawa Tengah, Jawa
berpengaruh positif dan signifikan Barat, DKI Jakarta, dan sebagainya)
terhadap pembiayaan murabahah agar pihak manajemen bank syariah
perbankan syariah di Indonesia dapat menetapkan target marketing
periode 2006-2014. pembiayaan di wilayah tertentu.
5. Variabel Dana Pihak Ketiga, Sertifikat 3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti
Bank Indonesia Syariah, BI rate, dan diharapkan menambah variasi
inflasi secara simultan berpengaruh variabel independen lainnya yang
signifikan terhadap pembiayaan dapat mempengaruhi pembiayaan
murabahah perbankan syariah di murabahah perbankan syariah di
Indonesia periode 2006-2014. Indonesia seperti rata-rata margin
6. Variabel Dana Pihak Ketiga murabahah dan rasio keuangan
merupakan variabel dominan yang seperti Capital Adequacy Ratio (CAR).
paling berpengaruh terhadap
pembiayaan murabahah perbankan
syariah di Indonesia periode 2006- DAFTAR PUSTAKA
2014. Ahmadifham. 2010. Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia SWBI 2. (Online).
Keterbatasan (https://sharianomics.wordpress.com/
Adapun keterbatasan dalam 2010/11/17/sertifikat-wadiah-bank-
penelitian ini sebagai berikut: indonesia-swbi-2/, diakses pada 09
1. Operasional perbankan syariah di Februari 2015).
Indonesia masih dikatakan baru Andreany, Dita. 2011. Analisis Pengaruh
dibandingkan perbankan konvensional Dana Pihak Ketiga, Tingkat Bagi
yang telah beroperasi sejak lama Hasil, dan Non Performing Financing
sehingga periode waktu penelitian Terhadap Volume Pembiayaan
menjadi terbatas. Berbasis Bagi Hasil Pada Perbankan
2. Penelitian ini mencakup seluruh Syariah di Indonesia. Simposium
perbankan syariah di Indonesia Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011.
sehingga pihak manajemen bank Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank
syariah sulit untuk menetapkan target Syariah: Dari Teori ke Praktek.
marketing pembiayaan di wilayah Jakarta: Gema Insani Press.
tertentu. Arif, M. Nur Rianto A. 2010. Teori
3. Kurangnya variasi variabel Makroekonomi Islam Konsep,
independen sehingga bank syariah Teori, dan Analisis. Bandung:
dapat mengetahui faktor-faktor apa Alfabeta
saja selain faktor-faktor dalam Bank Indonesia, 2013. Kodifikasi Peraturan
penelitian ini yang mempengaruhi Bank Indonesia Likuiditas Rupiah
pembiayaan murabahah. Operasi Moneter, Operasi Moneter
Syariah, dan Sertifikat Bank
Saran Indonesia Syariah. Jakarta: Pusat
Peneliti menyadari bahwa penelitian Riset dan Edukasi Bank Sentral
ini masih jauh dari sempurna. Oleh (PRES) Bank Indonesia.
karena itu, peneliti memberikan beberapa
Cahyaning, Wanda Annisa P. 2015. Analisis
saran untuk penelitian selanjutnya dalam Faktor Eksternal dan Internal
topik yang sama sebagai berikut:

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 13
Terhadap Penyaluran Kredit Putong, Iskandar. 2003. Pengantar
Perbankan di Indonesia (Studi Kasus Ekonomi Mikro dan Makro (Edisi
Bank Umum). Jurnal Ilmiah 2). Bogor: Ghalia Indonesia.
Mahasiswa FEB. Volume 3 Nomor
Putra, I.G.A.N. Bagus Grahardika dan
2. Semester Genap 2014/2015.
I.G.A.P. Wirathi. 2014. Pengaruh
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen LDR, BI Rate, CAR, NPL Terhadap
Perbankan. Jakarta: Ghalia Penyaluran Kredit UMKM di Bank
Indonesia. Umum Provinsi Bal Periode 2004.I-
2013.IV. E-Jurnal Ekonomi
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis
Pembangunan Universitas
Multivariate dengan Program IBM
Udayana. Volume 3. Nomor 12.
SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit
ISSN 2303-0178. Halaman 603-612.
Universitas Diponegoro.
Qolby, Muhammad Luthfi. 2013. Faktor-faktor
Halim, Levina. 2013. Pengaruh
yang Mempengaruhi Pembiayaan
Makroekonomi dan Ekspor Terhadap
Pada Perbankan Syariah Di
Kredit Modal Kerja dan Kredit
Indonesia Periode Tahun 2007-2013.
Investasi Perbankan. Finesta.
Economics Development Analysis
Volume 1. Nomor 2. Halaman 1-6.
Journal. Volume 1. Nomor 1,
Hardiyati, Ajeng Prita. 2012. Pengaruh November. ISSN 2252-6889.
Variabel Makro Ekonomi Terhadap Halaman 367-383.
Pembiayaan Usaha Kecil (KUK)
Pada Bank Syariah Mandiri Periode Rivai, Veithzal, et al. 2012. Islamic Banking
2009-2011. Skripsi Universitas & Finance Dari Teori ke Praktik
Islam Negeri Sunan Kalijaga Bank dan Keuangan Syari’ah
Yogyakarta. sebagai Solusi dan buka alternatif
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-
Katmas, Ekarina. 2014. Pengaruh Faktor Yogyakarta.
Eksternal dan Internal Terhadap
Silaban, Putri Sari. 2012. Analisis Permintaan
Volume Pembiayaan Perbankan
Kredit Modal Usaha Pada Bank
Syariah di Indonesia. Skripsi
Pemerintah di Sumatera Utara. QE
Universitas Islam Negeri Syarif
Jurnal. Volume 01. Nomor 03.
Hidayatullah.
Halaman 14-24.
Latumaerissa, Julius. 2011. Bank dan
Sri, Anastasya, et al. 2013. The Influence of
Lembaga Keuangan Lain.
Third-Party Funds, Car, Npf and Roa
Jakarta:Salemba Empat.
Against The Financing of A General
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Sharia-Based Bank in Indonesia.
Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP International Conference on
AMP YKPN. Business, Economics, and
Accounting.
Nurjaya, Endang. 2011. Analisis Pengaruh
Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Syariah (SBIS), Non Performing Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Financing (NPF) dan Dana Pihak Bandung: Alfabeta.
Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi
Murabahah Pada Bank Syariah di
dan Uji Hipotesis. Yogyakarta:
Indonesia (Periode Januari:2007-
CAPS.
Maret:2011. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tjio, Taufik. 2010. Analisis Faktor-faktor
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. yang Mempengaruhi Permintaan
Peraturan Bank Indonesia Nomor Kredit Investasi Pada Bank Umum
10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat di Kota Ambon (2000-2009). ISSN
Bank Indonesia Syariah. 1978-3612. Volume IV. Nomor 2.
Halaman 51-63.

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 14
Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah.
Winata, Cecep. 2012. Modul dan Kerangka
Pemikiran Teoritis. Jakarta: Modul
Universitas Mercubuana.
Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah.
Yogyakarta: UII Press.

Yarni, Tri Apri. 2014. Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Pembiayaan
Murabahah Pada PT. Bank
Muamalat Indonesia Periode Maret
2006-September 2013. Skripsi
Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
www.bi.go.id.

Jurnal Sains Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 5, Nomor 1, Juli 2015 15

Vous aimerez peut-être aussi