Vous êtes sur la page 1sur 6

KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi antar tenaga

kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi tentang klien

dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila

hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik. Hubungan perawat dengan

perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan

profesional, hubungan struktural dan hubungan intrapersonal.

Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan yang terjadi

karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam memberikan pelayanan

keperawatan.

Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur

masing- masing perawat dalam menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan

tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Laporan perawat pelaksana

tentang kondisi klien kepada perawat primer, laporan perawat primer atau ketua tim kepada

kepala ruang tentang perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang dilakukan kepala ruang

kepada perawat pelaksana merupakan contoh hubungan struktural.

Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan hubungan yang lazim dan terjadi

secara alamiah. Umumnya, isi komunikasi dalam hubungan ini adalah hal- hal yang tidak terkait

dengan pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

1. Komunikasi antara Perawat dengan Dokter

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal

ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama dangan dokter dalam berbagai

bentuk. Perawat mungkin bekerja di lingkungan di mana kebanyakan asuhan keperawatan


bergantung pada instruksi medis. Perawat diruang perawatan intensif dapat mengikuti standar

prosedur yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih mandiri. Perawat

dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter.

Contoh. Ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang kerumah,

perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga begaimana perawatan

diabetes di rumah.

Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter terhadap

pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta

keluhan-keluhan dari pasien,dan data penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat

mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien.

Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah medis,

disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga tidak terjadi kebingungan

saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang

diinginkan.

Komuniaksi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila dari kedua pihak

dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu, perawat dan

dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan

bantuan perawat dalam memberikan data-data asuhan keperawatan, dan perawat sendiri

membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan

penanganan lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dwngan baik berawal dari

komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.

2. Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi respiratorik


Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang dirancang untuk

peningkatan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien.

Perawat bekerja dengan pemberi terapi respiratorik dalam bentuk kolaborasi. Asuhan dimulai

oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu dilanjutrkan dengan dievaluasi oleh perawat. Perawat dan

fisioterapis menilai kemajuan klien secara bersama-sama dan mengembangkan tujuan dan

rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga. Selain itu, perawat merujuk klien ke

fisioterapis untuk perawatan lebih jauh.

Contoh. Perawat merawat seseorang yang mengalamai penyakit paru berat dan merujuk klien

tersebut pada ahli terapis respiratorik untuk belajar latihan untuk menguatkaan otot-otot lengan

atas, untuk belajar bagaimana menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan

belajar teknik untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.

3. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi

Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan

mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin

juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat.

Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan

mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat

membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,

mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam

pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.

Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat dan efek smaping dari

semua obat-obatan yang diberikan. Bila informasi ini tidak tersedia dalam buku referensi standar

seperti buku-teks atau formula rumah sakit, maka perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.
Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang obat-obatan mana yang

sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara bersamaan. Kesalahan pemberian

dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-sama mengetahui dosis yang

diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim medis bila terdapat keraguan

dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang

obat yang dijual bebas yang bila dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan dapat

berinteraksi merugikan, sehingga informasinini dapat dimasukkan dalam rencana persiapan

pulang. Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan

dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau

mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem

pemberian obat.

4. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi

Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap

kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan hak setiap orang dan

memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang bermutu.

Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat harus

mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak

mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja

menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik

antara.

5. Hubungan antara Perawat dengan Perawat


Dalam membina hubungan antarsesama perawat yang ada, baik dengan lulusan S.Kep

maupun DIII Keperawatan (Am.Kep) diperlukan adanya sikap saling menghargai dan saling

toleransi sehingga sebagai perawat baru dapatr mengadakan pendekatan yang baik dengan

kepala ruangan, dan juga para perawat lainnya.

Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan sesama

perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap klien. Dalam

menjalankan tugasnya, perawat harus dapat membina hubungan baik dengansesama perawat

yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Dalam membina hubungan tersebut, sesama

perawat harus mempunyai rasa saling menghargai dan saling toleransi yang tinggi agar tidak

terjadi sikap saling curiga dan benci.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien komunikasi antartenaga

kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi tentang

klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat

tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat

diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural, dan hubungan

intrapersonal.

DAFTAR PUSTAKA

Currentnursing. 2013. Application of Interpersonal Theory in Nursing Practice. Diakses 10

November 2014.
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (Volume I), Penulis: Potter & Perry,

Penerbi

Vous aimerez peut-être aussi