Vous êtes sur la page 1sur 5

Studi Kelengkapan Sarana dan Prasarana Bengkel Otomotif serta

Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran
Produktif Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1
Kepanjen

Yenis Pusdikawati

Abstrak

ABSTRAK

Sarana dan prasarana belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses
belajar bagi siswa. Kurang lengkapnya peralatan praktik yang dimiliki sekolah menengah
kejuruan mengakibatkan proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran yang
berhubungan dengan praktik di bengkel otomotif kurang kondusif. Dengan demikian apabila
sarana dan prasarana masih terkondisi dengan baik dan terawat akan menunjang proses belajar
mengajar siswa tetapi sebaliknya apabila sarana dan prasarana tersebut kurang memadai atau
tidak seimbang dengan jumlah siswa pasti akan menghambat terjadinya proses belajar
mengajar yang berakibat pada prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi sarana dan prasarana
bengkel otomotif serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara penggunaan sarana
dan prasarana dengan prestasi belajar produktif siswa kelas XII jurusan Teknik Kendaraan
Ringan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, penyebaran angket, wawancara dan
dokumentasi nilai raport.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian sarana pada tiga area kerja belum
mencapai 100% . Pada area kerja mesin otomotif tingkat kesesuaiannya hanya 50%, area kerja
chasis dan pemindah tenaga 58%, dan area kerja kelistrikan otomotif juga hanya 58%,
sedangkan untuk ruang penyimpanan dan instruktur mencapai 100%. Tingkat kesesuaian yang
masih rendah tersebut sebagian besar dikarenakan tidak tersedianya jenis perabotan pada
masing-masing area kerja, dan selain itu juga dikarenakan jumlah peralatan praktek yang masih
sangat minim dan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sejumlah peserta didik dalam
1 kelas. Begitu juga dengan prasarana ruang pada masing-masing area kerja bengkel mekanik
otomotif tersebut belum memenuhi standar, dimana pada area kerja mesin otomotif tingkat
kesesuaiannya hanya 48%, area kerja chasis dan pemindah tenaga 23,7%, dan area kerja
kelistrikan otomotif juga hanya 25%, sedangkan untuk ruang penyimpanan dan instruktur
mencapai 85%. Berdasarkan hasil penelitian, hubungan antara penggunaan sarana dan
prasarana dengan prestasi belajar siswa adalah positif dan signifikan.
Asshidiqi, Faisol Khoufi. 2014. Study Evaluasi Implementasi Manajemen Bengkel dan Kelengkapan
Sarana dan Prasarana Bengkel Teknik Otomotif Berdasarkan Badan Standar Nasional Penidikan
(BSNP)di SMK Negeri 11 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1)Drs.Ir. Mustaman, M.Pd. (2)Drs.
H. Agus Sholah, M.Pd

Kata Kunci: menejemen bengkel, kelengkapan sarana dan prasarana

Pentingnya sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan sebagai alat penunjang keberhasilan
pembelajaran, maka dari itu perlu adanya menejemen sarana dan prasarana. Dimana menejemen
tersebut bersangkutan dengan berbagai sub dari menejemen sarana dan prasarana yaitu mengenai
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengendalian. Selain itu juga adanya kelengkapan
sarana dan prasarana yang sangat menunjang untuk kelanjaran pembelajaran. SMK Negeri 11
Malang adalah SMK yang alih fungsi dari SMA Negeri 11 Malang, pada tanggal 1 mei 2007 ditetapkan
untuk menempati gedung SMA yang beralamat di Jalan Plabuhan Bakahuni No. 1 Kelurahan Bakalan
Krajan Kecamatan Sukun Kota Malang. Sejak berdirinya SMK ini sampai saat ini termasuk SMK dalam
tahap pengembangan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di SMK
Negeri 11 Malang. Responden yang digunakan sebanyak 5 responden dengan menggunakan proses
pengumpulan data. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument penelitian
berupa angket yang berisi 22 buah butir pertanyaan dengan 4 jawaban opsi, dan ada pula yang
berupa dokumentasi, wawancara dan observasi. Sebelum instrument digunanan perlu dilakukan
pengujian instrument terlebih dahulu.
Hasil penelitian di SMK Negeri 11 Malang Jurusan Teknik Mekanik Otomotif diperoleh (1) persentase
menejemen perencanaan sarana dan prasarana bengkel mekanik otomotif di SMKN 11 Malang yaitu
selalu melakukan 42.85%, sering melakukan 34.28%, kadang melakukan 22.85% dan 0% tidak
melakukan, maka dapat ditarik kesimpulan di bengkel mekanik otomotif SMKN 11 Malang sering
melakukan manajemen perencanaan sarana dan prasarana dan tergolong cukup sesuai; (2)
persentase manajemen pengorganisasian sarana dan prasarana bengkel mekanik otomotif di SMKN
11 Malang yaitu selalu melakukan 50%, sering melakukan 30%, kadang melakukan 20%, dan 0%
tidak melakukan maka dapat ditarik kesimpulan di bengkel mekanik otomotif di SMKN 11 Malang
sering melakukan manajemen pengorganisasian sarana dan prasarana dan tergolong sangat sesuai.
(3) Persentase manajemen pergerakan sarana dan prasarana bengkel mekanik otomotif di SMKN 11
Malang yaitu selalu melakukan
40%, sering melakukan 36%, kadang melakukan 24%, dan 0% tidak melakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa di bengkel mekanik otomotif SMKN 7 Surabaya adalah sering melakukan
manajemen pergerakan sarana dan prasarana dan tergolong sesuai. (4) Persentase manajemen
pengendalian sarana dan prasarana bengkel mekanik otomotif di SMKN 11 Malang secara garis besar
rata-rata selalu melakukan 50%, sering melakukan 30%, kadang melakukan 20%, dan 0% tidak
melakukan maka di bengkel mekanik otomotif di SMKN 7 Surabaya sering melakukan manajemen
pengendalian sarana dan prasarana dan tergolong sangat sesuai.
Kelengkapan sarana prasarana bengkel mekanik otomotif SMK Negeri 11 Malang yang bersangkutan
dengan kelangkapan alat untuk menunjang kegiatan praktikum otomotif. Kelangkapan sarana
prasarana terdapat tiga jenis kelengkapan alat yaitu kelengkapan area kerja mesin otomotif, area
kerja kelistrikan, serta area kerja chasis dan pemindah tenaga, dari ketiga kelengkapan sarana
prasarana tersebut ada beberapa yang masih belum sesuai dengan standar BSNP. (1) Kelengkapan
sarana prasarana area kerja mesin otomotif SMK Negeri 11 Malang terdapat 26 jenis alat penunjang
praktikum mesin otomotif, dari 26 jenis alat tersebut yang belum memenuhi standar BSNP terdapat
18 jenis alat. (2) Kelengkapan sarana prasarana pada tune-up mesin otomotif SMK Negeri 11 Malang
terdapat 55 jenis alat yang digunakan untuk penunjang praktikum tune-up mesin, namun ada
beberapa jumlah alat yang masih belum memenuhi standar dari BSNP. (3) Kelengkapan sarana
prasarana area kerja kelistrikan body otomotif SMK Negeri 11 Malang terdapat 9 jenis alat untuk
penunjang kerja praktikum kelistikan body otomotif. (4) Kelengkapan sarana prasarana area kerja
chasis dan sistem pemindah tenaga otomotif SMK Negeri 11 Malang terdapat 11 jenis alat yang
digunakan untuk penunjang praktikum chasis dan sistem pemindah tenaga, dari 11 jenis alat
tersebut terdapat 8 jenis alat yang masih belum sesuai dengan standar BSNP.
Hubungan Kelengkapan Sarana Dan Prasarana Pada Workshop Otomotif
Menurut Persepsi Siswa Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) Dan Kualitas Lulusan Siswa Teknik Otomotif SMK Negeri 1
Pungging Kabupaten Mojokerto

Rendy Setyanto Wibowo

Abstrak

ABSTRAK

Wibowo, Rendy Setyanto. 2013. Hubungan Kelengkapan Sarana Dan Prasarana Pada Workshop
Otomotif Menurut Persepsi Siswa Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Dan Kualitas Lulusan Siswa Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Pungging Kabupaten Mojokerto.
Skripsi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I)
Prof. Dr. H. Mardji, M.Kes (II) Dr. H. Agus Sholah, M.Pd.

Kata Kunci : sarana, prasarana, BSNP, kualitas lulusan.

Kelengkapan sarana dan prasarana yang sesuai dengan BSNP merupakan beberapa hal yang
mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas lulusan di sebuah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK).

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
sarana dan prasarana dengan kualitas lulusan siswa program studi keahlian teknik otomotif SMK
Negeri 1 Pungging Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik penyebaran angket dan dokumentasi nilai
rapor.

Berdasarkan hasil penelitian, kelengkapan sarana pada workshop otomotif sesuai BSNP pada
tahun 2011 sebesar 72%, sedangkan tahun 2012 sebesar 75%, dan pada tahun 2013 sebesar 79%.
Kelengkapan prasarana pada workshop otomotif sesuai BSNP pada tahun 2011 sebesar 67%,
sedangkan tahun 2012 sebesar 78%, dan pada tahun 2013 sebesar 78%. Untuk kualitas lulusan siswa
SMKN 1 Pungging program keahlian teknik otomotif pada tahun 2011 yaitu 30% sangat tinggi 70%
tinggi, sedangkan tahun 2012 yaitu 45% sangat tinggi 55% tinggi, sedangkan tahun 2013 yaitu 60%
sangat tinggi 40% tinggi. Untuk hubungan antara sarana dan prasarana dihubungkan bersama-sama
dengan kualitas lulusan tahun 2011 didapatkan nilai korelasi 0,598, tahun 2012 didapatkan nilai
korelasi 0,574, tahun 2013 didapatkan nilai korelasi 0,648 sehingga terjadi hubungan posistif pada
setiap tahunya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah yang pertama, kelengkapan
sarana dan prasarana yang terdapat pada workshop otomotif sudah cukup memenuhi standar dari
BSNP. Kedua, kualitas lulusan siswa setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya kelengkapan sarana dan prasarana yang ada pada workshop otomotif. Ketiga,
terdapat hubungan yang positif antara sarana dan prasarana dengan kualitas lulusan siswa program
studi teknik otomotif SMK Negeri 1 Pungging Kabupaten Mojokerto. Saran dalam penelitian ini yang
pertama, untuk kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan sarana dan prasarana yang ada.
Kedua, untuk guru memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada. Ketiga, untuk siswa dapat
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Keempat, untuk peneliti selanjutnya di gunakan
sebagai dasar penelitianya.

Vous aimerez peut-être aussi