Vous êtes sur la page 1sur 21

Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

PAPER ANTIBIOTIK
BELAJAR OBAT

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

BAB I
PEMBAGIAN JENIS BAKTERI

Untuk mempermudah dalam pemilihan antibiotik, mungkin ada baiknya untuk mengenal kembali
jenis-jenis infeksi atau jenis-jenis infeksi atau jenis-jenis kuman penyebab infeksi secara global.
Kuman-kuman penyebab infeksi secara umum dapat dikategorikan secara besar sebagai berikut:

1. Bakteri Gram positif


Kuman Gram positif dibedakan menjadi dua kelompok, yakni kuman aerob dan kuman anaerob.
Kuman Gram positif aerob: meliputi kuman-kuman koken (streptokokus, stafilokokus), basilus
(saprofit), spiral (treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan lain-lain. Jadi secara
sederhana kuman-kuman yang sering dihadapi dalam praktek dari golongan ini misalnya kuman
stafilokokus, streptokokus. Untuk kuman-kuman Gram positif aerob ini, antibiotika pilihan utama
adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada resistensi karena produksi enzim penilisinase).
Penisilin spektrum luas, eritromisin, sefalosporin, mempunyai aktifitas antikuman terhadap
golongan Gram positif aerob, tetapi tidak sekuat penisilin spektrum sempit di atas. Contoh yang
gampang adalah infeksi saluran nafas oleh streptokokus maupun infeksi-infeksi piogenik dengan
pernanahan.

Kuman Gram positif anaerob: yang paling penting di sini kemungkinan adalah kuman-kuman
batang positif, yakni klostridia, misalnya C. tetani, C. botulinum, C. gas gangren dan lain-lain.
Untuk kuman-kuman ini penisilin dengan spektrum sempit tetap merupakan obat pilihan utama,
juga metronidazol.

2. Bakteri Gram negatif


Kuman gram negatif juga terbagi menjadi kuman yang bersifat aerob dan anaerob. Gram negatif
aerob: termasuk koken (N. gonorrhoeae, N. meningitidis atau pnemokokus), kuman-kuman enterik
(E.coli, klebsiela dan enterobakter), salmonela, sigela, vibrio, pseudomonas, hemofilus dan lain-
lain. Untuk kumankuman kelompok ini, pilihan antibiotik dapat berupa penisilin spektrum luas,
tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain. Sebagai contoh, antibiotik pilihan untuk
kuman vibrio adalah tetrasiklin, untuk salmonela adalah kloramfenikol, untuk hemofilus adalah
kloramfenikol.

Gram negatif anaerob: yang termasuk di sini yang penting adalah golongan bakteroides dan
fusobakterium. Linkomisin dan klindamisin, beberapa sefalosporin, metronidazol, kombinasi
amoksisilin dengan asam klavulanat.

Pembagian kuman penyebab infeksi ini sangat disederhanakan, oleh karena spektrum kuman
penyebab infeksi pada masing-masing organ tubuh atau lokasi tubuh masih sangat bervariasi.

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Sehingga dalam prakteknya jenis infeksi, kuman spesifik penyebabnya harus dicari dan
dipertimbangkan termasuk spektrum kepekaan kuman pada umumnya yang menentukan
antibiotika pilihan untuk infeksi yang bersangkutan.

BAB II
ANTIBIOTIK
1. Pendahuluan
Infeksi bakteri terjadi bila bakteri mampu melewati penghalang mukosa atau kulit dan menembus
jaringan tubuh. Pada umumnya, tubuh berhasil mengeliminasi bakteri tersebut dengan respon imun
yang dimiliki, tetapi bila bakteri berkembang biak lebih cepat daripada aktivitas respon imun
tersebut maka akan terjadi penyakit infeksi yang disertai dengan tanda-tanda inflamasi. Terapi
yang tepat harus mampu mencegah berkembang biaknya bakteri lebih lanjut tanpa membahayakan
inang.
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Antibiotik bisa bersifat
bakterisid (membunuh bakteri) atau bakteriostatik (mencegah berkembang biaknya bakteri). Pada
kondisi immunocompromised (misalnya pada pasien neutropenia) atau infeksi di lokasi yang
terlindung (misalnya pada cairan serebrospinal), maka antibiotik bakterisid harus digunakan.

2. Penggolongan Antibiotik(1)
2.1 Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotic dapat digolongkan menjadi 4, yaitu:
a) menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, seperti beta-laktam (penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan
vankomisin.

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

b) memodifikasi atau menghambat sintesis protein, misalnya aminoglikosid, kloramfenikol,


tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan
spektinomisin.
c) menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat, misalnya trimetoprim dan
sulfonamid.
d) mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat, misalnya kuinolon, nitrofurantoin.

Gambar 2.1 berbagai mekanisme aksi antibiotik.

2.2 Penggolongan antibiotik berdasarkan struktur kimianya


a) Beta Laktam
Antibiotik beta-laktam ditandai dengan adanya cincin beta lactam pada strukturnya.

Gambar 2.2 Struktur cincin beta lactam

Antibiotic golongan beta lactam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai struktur
cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, dan karbapenem. Obat-obat
antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif terhadap organisme
Gram-positif dan negatif. Antibiotik beta-laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan
menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan
stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri. Resistensi beta lactam terjadi karena bakteri

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

memproduksi enzim betalactamase, sehingga dalam prakteknya antibiotic golongan ini sering
ditambahkan senyawa yang dapat menghambat enzim betalactamase.

Gambar 2.3 Penggolongan antibiotic beta laktam

Penisilin
Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel.
Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nukleus asam amino-penisilinat,
yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam.

Gambar 2.3 Struktur penisilin


Spektrum kuman terutama untuk kuman kokus Gram positif. Beberapa golongan penisilin ini juga
aktif terhadap kuman Gram negatif. Golongan penisilin masih dapat terbagi menjadi beberapa
kelompok, yakni:

Penisilin yang rusak oleh enzim penisilinase, tetapi spektrum anti kuman terhadap Gram positif
paling kuat. Termasuk di sini adalah Penisilin G (benzil penisilin) dan derivatnya yakni penisilin
prokain dan penisilin benzatin, dan penisilin V (fenoksimetil penisilin). Penisilin G dan penisilin
prokain rusak oleh asam lambung sehingga tidak bisa diberikan secara oral, sedangkan penisilin
V dapat diberikan secara oral. Spektrum antimikroba di mana penisilin golongan ini masih
merupakan pilihan utama meliputi infeksi-infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A,
pneumokokus, meningokokus, gonokokus, Streptococcus viridans, Staphyloccocus, pyoneges

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

(yang tidak memproduksi penisilinase), Bacillus anthracis, Clostridia, Corynebacterium


diphteriae, Treponema pallidum, Leptospirae dan Actinomycetes sp.

Penisilin yang tidak rusak oleh enzime penisilinase, termasuk di sini adalah kloksasilin,
flukloksasilin, dikloksasilin, oksasilin, nafsilin dan metisilin, sehingga hanya digunakan untuk
kuman-kuman yang memproduksi enzim penisilinase.

Penisilin dengan spektrum luas terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif, tetapi rusak oleh
enzim penisilinase. Termasuk di sini adalah ampisilin dan amoksisilin. Kombinasi obat ini dengan
bahan-bahan penghambat enzim penisiline, seperti asam klavulanat atau sulbaktam, dapat
memperluas spektrum terhadap kuman-kuman penghasil enzim penisilinase.

Penisilin antipseudomonas (antipseudomonal penisilin). Penisilin ini termasuk karbenisilin,


tikarsilin, meklosilin dan piperasilin diindikasikan khusus untuk kuman-kuman Pseudomonas
aeruginosa.

Sefalosporin
Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin beta laktamnamun
dengan cincin dihydrothiazine. Secara umum aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif,
tetapi spektrum anti kuman dari masing-masing antibiotika sangat beragam, terbagi menjadi 5
generasi, yakni:
1. Generasi pertama yang paling aktif terhadap kuman Gram positif secara in vitro. Termasuk
di sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, sefradin. Generasi pertama kurang aktif
terhadap kuman Gram negatif.
2. Generasi kedua agak kurang aktif terhadap kuman Gram positif tetapi lebih aktif terhadap
kuman Gram negatif, termasuk di sini misalnya sefamandol dan sefaklor.
3. Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman Gram negatif, termasuk Enterobacteriaceae
dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini adalah sefoksitin (termasuk suatu
antibiotika sefamisin), sefotaksim dan moksalatam.
4. Aktivitas lebih luas dibanding generasiIII dan tahan terhadap beta-laktamase. Termasuk
disini adalah Cefipime, Cefpirome.

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Gambar 2.4 Struktur sefalosporin

Karbapenem
Secara kimia struktur karbapenem sangat mirip dengan penisilin, perbedaanya hanya terletak pada
atom sulfur pada posisi 1 diganti dengan atom karbon, sehingga mengubah derajat
ketidakjenuhannya. Karbapenem adalah antibiotic yang sangat efektif yang biasa digunakan untuk
mengobati infeksi berat dan beresiko tinggi. Antibiotik golongan ini biasanya disediakan untuk
infeksi bakteri yang diketahui atau dicurigai multidrug-resistant (MDR).

Gambar 2.5 Struktur Karbapenem

Karbapenem merupakan antibiotic spektrum luas baik untuk gram positif maupun gram negative,
baik aerob maupun anaerob. Yang termasuk dalam antibiotic golongan ini adalah imipenem,
doripenem dan meropenem.

Monobaktam
Antibiotic golongan ini pada strukturnya hanya mengandung cincin beta lactam tunggal yang tidak
mengikat dengan cincin lain seperti halnya penisilin, sefalosporin dan karbapenem

Gambar 2.6 Struktur monobactam

Monobaktam hanya aktif untuk bakteri anaerob gram negative seperti Neisseria dan Pseudomonas.
Aztreonam adalah satu satunya antibiotic yang tersedia dari golongan ini.

b) Golongan amfenikol
Golongan ini mencakup senyawa induk kloramfenikol maupun derivat-derivatnya yakni
kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap kuman
Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan mikoplasma. Karena
toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama anemia aplastika, maka kloramfenikol hanya
dipakai untuk infeksi S. typhi dan H. influenzae.

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Gambar 2.7 Struktur amfenikol

c) Golongan atrasiklin
Merupakan antibiotika spektrum luas bersifat bakteriostatik untuk kuman Gram positif dan Gram
negatif, tetapi indikasi pemakaiannya sudah sangat terbatas oleh karena masalah resistensi, namun
demikian antibiotika ini masih merupakan pilihan utama untuk infeksi-infeksi yang disebabkan
oleh klamidia, riketsia, dan mikoplasma. Mungkin juga efektif terhadap N. meningitidis, N.
gonorhoeae dan H. influenzae., termasuk di sini adalah tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin,
doksisiklin, minosiklin, metasiklin, demeklosiklin dan tigersilin.

Gambar 2.8 Struktur tetrasiklin

5. Golongan aminoglikosida
Golongan antibiotik aminoglikosida terdiri dari banyak agen yang berbeda. Gentamisin,
tobramisin, amikasin, streptomisn, neomisin, dan paromomycin disetujui oleh Badan POM dan
tersedia untuk penggunaan klinis di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, gentamisin, tobramisin, dan amikasin adalah yang paling sering ditentukan
untuk pemberian sistemik. Plazomicin adalah aminoglikosida yang saat ini sedang dikembangkan
di Amerika Serikat untuk pengobatan organisme multidrug-resistance.

Aplikasi klinis yang paling umum dari aminoglikosida (baik sendiri atau sebagai bagian dari terapi
kombinasi) adalah dalam pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri gram negatif.

Meskipun kurang umum, aminoglikosida (dikombinasikan dengan agen lain) juga telah digunakan
untuk pengobatan infeksi gram positif tertentu. Selain itu, aminoglikosida tertentu telah
menunjukkan aktivitas yang secara klinis relevan terhadap protozoa (paromomisin), Neisseria
gonorrhoeae (spectinomycin, tidak tersedia di Indonesia), dan infeksi mikobakteri (tobramisin,
streptomisin, dan amikasin).

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua


senyawa dan turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam molekulnya
yang saling terikat secara glukosidis. Dengan adanya gugusan amino, zat-zat ini bersifat basa
lemah dan garam sulfatnya yang digunakan dalam terapi mudah larut dalam air.
Aminoglikosida dapat dibagi atas dasar rumus kimianya:
• streptomisin yang mengandung satu molekul gula amino dalam molekulnya.
• kanamisin dengan turunannya amikasin, dibekasin, gentamisin dan turunannya netilmisin
dan tobramisin, yang semuanya memiliki dua molekul gula yang dihubungkan dengan
sikloheksan.
• neomisin, framisetin dan paromomisin dengan tiga gula-amino.

6. Golongan makrolida
Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman, sehingga
merupakan alternative untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan menghambat
sintesis protein kuman. Aktif secara in vitro terhadap kuman-kuman Gram positif, Gram negatif,
mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin
juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik (disebabkan oleh Mycoplasma
pneumoniae) dan penyakit Legionnaires (disebabkan Legionella pneumophilla) termasuk dalam
golongan makrolida selain eritromisin juga roksitromisin, spiramisin, josamisin, rosaramisin,
oleandomisin dan trioleandomisin.

Gambar 2.9 Struktur eritromisin


7. Golongan linkosamid
Termasuk di sini adalah linkomisin dan klindamisin, aktif terhadap kuman Gram positif termasuk
stafilokokus yang resisten terhadap penisilin. Juga aktif terhadap kuman anaerob, misalnya
bakteroides. Sering dipakai sebagai alternatif penisilin antistafilokokus pada infeksi tulang dan
sendi serta infeksi-infeksi abdominal. Sayangnya, pemakaiannya sering diikuti dengan
superinfeksi C. difficile, dalam bentuk kolitis pseudomembranosa yang fatal.

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Gambar 2.10 Struktur linkomisin

8. Golongan polipeptida
Antibiotika golongan ini meliputi polimiksin A, B, C, D dan E. Merupakan kelompok antibiotika
yang terdiri dari rangkaian polipeptida dan secara selektif aktif terhadap kuman Gram negatif,
misalnya psedudomonas maupun kuman-kuman koliform yang lain. Toksisitas polimiksin
membatasi pemakaiannya, terutama dalam bentuk neurotoksisitas dan nefrotoksisitas. Mungkin
dapat berperan lebih penting kembali dengan meningkatnya infeksi pseudomonas dan
enterobakteri yang resisten terhadap obat-obat lain.

Gambar 2.11 Struktur polimiksin B

9. Golongan antimikobakterium
Golongan antibiotika dan kemoterapetika ini aktif terhadap kuman mikobakterium. Termasuk di
sini adalah obat-obat anti TBC dan lepra, misalnya rifampisin, streptomisin, INH, dapson,
etambutol dan lain-lain.

10. Golongan sulfonamida


Kepentingan sulfonamida dalam kemoterapi infeksi banyak menurun karena masalah resistensi.
Tetapi beberapa mungkin masih aktif terhadap bentuk-bentuk infeksi tertentu misalnya
sulfametoxazole untuk infeksi dan infeksi saluran kencing. Kombinasi sulfamektoksazol dan
trimetoprim untuk infeksi saluran kencing, salmonelosis, kuman bronkitis, prostatitis. Spektrum
kuman mencakup kuman-kuman Gram positif dan Gram negatif.

Gambar 2.12 Struktur sulfonamide

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

11. Golongan kuinolon


Merupakan kemoterapetika sintetis yang akhir-akhir ini mulai populer dengan spektrum
antikuman yang luas terutama untuk kuman-kuman Gram negatif dan Gram positif,
enterobakteriaceae dan pseudomonas. Terutama dipakai untuk infeksi-infeksi nosokomial.
Termasuk di sini adalah asam nalidiksat, norfloksasin, ofloksasin, pefloksasin, ciprofloxacin,
levofloxacin dan moxifloxacin.

Gambar 2.13 Struktur kuinolon

12. Golongan lain-lain


Masih banyak jenis-jenis antibiotika dan kemoterapetika lain yang tidak tercakup dalam kelompok
yang disebutkan di atas. Misalnya saja vankomisin, spektinomisin, basitrasin, metronidazol, dan
lain-lain. Informasi mengenai pemakaian dan sifat masing-masing dapat dicari dari sumber
pustaka baku. Vankomisin terutama aktif untuk Gram positif, terutama untuk S. areus, S.
epidermidis, S. pneumoniae. Juga merupakan pilihan untuk infeksi stafilokokus yang resisten
terhadap metisilin. Tetapi karena toksisitasnya, maka vankomisin hanya dianjurkan kalau
antibiotika lain tidak lagi efektif.

Di samping antibiotika yang telah disebutkan di atas, akhir-akhir ini juga mulai diperkenalkan
jenis-jenis baru dari golongan beta laktam misalnya kelompok monosiklik beta laktam yakni
aztreonam, yang terutama aktif terhadap kuman Gram negatif, termasuk pseudomonas. Juga
antibiotika karbapenem (misalnya imipenem) yang dikatakan tahan terhadap penisilinase dan aktif
terhadap kuman-kuman Gram positif dan Gram negatif.

Tabel 2.1 Golongan antibiotik


Golongan Antibiotik
Beta lactam Penisilin Tak Tahan Asam Penisilin G
Penisilin Prokain

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Tahan asam Penisilin V


Garam Amoxilin
aminopenisilin Amoxicillin
Penisilin Tikarsilin
Antipseudomonas Karbenisilin
Piperasilin
Sefalosporin Generasi I Cefadroxil
Cefazelin
Cephalexin
Cephalotin
Cephapirin
Cepharadin
Generasi II Cefaclor
Cefamandole
Cefonicid
Cefmetazole
Cefotetan
Cefuroxime
Cefoxitin
Cefpozoril
Generasi III Cefotaxime
Cefoperazone
Ceftrizoxime
Ceftazidime
Ceftriaxone
Cefixime
Maxalactam
Cefpodoxime
Cefdinir
Generasi IV Cefepime
Cefpirome
Karbapenem Doripenem
Imipenem
Meropenem
Monobactam Aztreonam
Amfenikol Kloramfenikol
Tiamfenikol
Natrium Suksinat

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Atrasiklin Generasi I Tetrasiklin


Oksitetrasiklin
Doksisiklin
Minosiklin
Demeklosiklin
Generasi II Tigersilin
Aminoglikosida 1 gula amino Streptomisin

2 Gula amino Kanamisin


Amikasin
Dibekasin
Gentamisin
Netilmisin
Tobramisin
3 Gula amino Neomisin
Framisetin
Paromomisin
Makrolida Eritromisin
Roksitromisin
Spiramisin
Azitromisin
Rosaramisin
Linmosamid Klindamisin
Linkomisin
Polipeptida Polimiksin A
Polimiksin B
Polimiksin C
Polimiksin D
Polimiksin E
Sulfonamid Sulfametoxazole
Sulfasalazine
Sulfadiazine
Quinolin Ciprofloxacin
Ofloxacin
Asam nalidiksat
Norfloxacin
Levofloxacin
Moxifloxacin
Antimikobacterium Isoniazid

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Rifampisin
Etambutol
Pyrazinamid
Dapson
Antibiotik lain Vancomysin
Basitrasin
Metronidazol

BAB III
PENATALAKSANAAN TERAPI ANTIBIOTIK

Penatalaksanaan kemoterapi bakteri dengan antibiotik harus melalui pertimbangan pertimbangan


tertentu, pertimbangan tersebut yaitu
1. Konfirmasi adanya gejala infeksi, seperti demam, peningkatan kadar White Blood Cell
(WBC)
2. Indentifikasi pathogen penyebab infeksi
3. Pilih terapi presumtif dengan mempertimbangkan factor host dan factor obat
4. Memonitor keberhasilan terapi

Infeksi pada daerah yang sulit ditembus obat, memerlukan pertimbangan penetrasi antibiotik ke
daerah sasaran, dalam table 3.1 disajikan pilihan antibiotik berdasarkan penetrasinya
Daerah Agen Antibiotik Kategori
CNS Kloramfenikol, Metronidazol, Rifampisin & Sangat Baik
Kotrimoxazol
Penisilin, , Carbapenem, Cefepime, Baik
Cefotaxime, Ceftriaxone, Ceftazidime,
Ceftrizoxime, Cefuroxime, Ciprofolaxin, &
Ofloxacin
Tulang Cefazolin Sangat Baik
Prostat Cotrimoxazole, Flouroquinolon Baik
Tabel 3.1 Penetrasi antibiotik

Berdasarkan penyebab infeksi, rekomendasi pengobatan disajikan pada table 3.2

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Tabel 3.2 Rekomendasi pemilihan antibiotik


Jenis Infeksi Tatalaksana
Colidtridium Ringan-sedang Metronidazol 500 mg tid
difficile Berat Vancomycin 125mg qid
Sangat Berat Metronidazol 500 mg tid +
Vancomycin 125 qid
Diare Compylobacter SP Azitromycin 500mg
E.Coli Ciprofloxacin 500mg bid
Salmonela (Non- Ciprofloxacin 500 mg bid
Typoid) Co-trimoxazole 160/800 bid
Ceftriaxone 1g iv
Shigella sp Co-trimoxazole 160/800 bid
Ciprofloxacin 500 bid
Yersinia sp Co-trimoxazole 160/800 bid
Ciprofloxacin 500 bid
Doxycyclin 100 bid
Entamoeba hystolica Metronidazole 750 tid
Tinidazole 1g bid
H.Pylori Kasus baru 1st
Amoxicilin 1g + Claritromycin
500 + Pantoprazole (bid)
2nd
Pantoprazole 40 bid +
Bismuth 525mg 4x1 +
Metronidazole 250-500 mg
4x1 + Tetrasiklin 500 mg 4x1

Kambuhan Sebisa mungkin jangan


gunakan antibiotic yang
sudah pernah
Pantoprazole 40 bid +
Amoxicilin 1g bid +
Levofloxacin 250mg bid

Trichomoniasis Metronidazol 2g qd
Trichomonas Metronidazole 500 bid
vaginalis
Tatalaksana empiris PPOK

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

PPOK Doxicyclin 100 bid 5 Hari


S.Pneumoniae Azitromisin 500 qd 3 Hari
M.Catarrhalis Co-Amoxiclav 875 bid 5 Hari
Cefpodoxime 200 bid 5 Hari
Cefdinir 300 bid 5 Hari
Selulitis Standar Alergi Penicillin
Streptococus Co-Amoxiclav 875 bid Clindamycin 300 tid
Staphylococus Cefhalexim 500 bid
Candidiasis Kasus Baru Clotrimazole 10 mg Troche 5x
Osofaring Nystatin 100.000 U/ml qid
Kambuhan Fluconazole 100-200 qd
Lama Terapi 5-10 hari
Candidiasis Fluconazole 150 qd
Vaginitis Mikonazole 2% Intravaginal 7x
Urinary Track Lower Track Co-Trimoxazole 160/800 bid
Infections (UTI) Infections (Tanpa Nitrofurantoin 100 bid
komplikasi) Fosfomycin 3g qd
Ciprofloxacin 250-500 bid
Levofloxacin 250-500 qd
Co-amoxiclav 500 tid
Lower Track Co-Trimoxazole 160/800 bid
Infections (Dengan Ciprofloxacin 250-500 bid
Komplikasi) Levofloxacin 250-750 qd
Co-Amoxiclav 500 tid
Acute Co-Trimoxazole 160/800 bid
pyelonephritis Ciprofloxacin 250-1000 bid
Levofloxacin 250-750 qd
Co-Amoxiclav 500 tid
Demam Typhoid Ringan Standar (5-7 hari)
Ciprofloxacin 15mg/kgBB
Ofloxacin 15mg/kgBB
Cefixime 15-20 mg/kgBB
Alternatif (14-21 hari)
Kloramfenikol 50-75
mg/kgBB
Amoxicillin 75-100 mg/kgBB
Cotrimoxazole 8-40 mg/kgBB
Azitromycin 8-10 mg/kgBB

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Berat Standar (7-14 hari)


Ciprofloxacin 15mg/kgBB
Ofloxacin 15mg/kgBB
Cefixime 15-20 mg/kgBB
Alternatif (14-21 hari)
Kloramfenikol 100 mg/kgBB
Amoxicillin 100 mg/kgBB
Cotrimoxazole 8-40 mg/kgBB
Cefotaxime 80 mg/kgBB (14
hari)
TBC H = Isoniazid (INH), R = Rifampisin, Z= Pirazynamid ,
E = Etambutol, S = Streptomycin
Kasus Baru 2HRZE/4H3R3
(Selama 2 bulan HRZE qd. 4
bulan berikutnya HR 3 hari
sekali)
Kambuhan 2HRZES/HRZE/5HRE
Anak 2HRZ/5H3R3
Ibu Hamil Mengikuti, kecuali
streptomycin KI
MDR - XDR
Group 1
Streptomisin 15-20 mg/kgBB
Amikasin 15-20 mg/kgBB
Capreomycin 15-20 mg/kgBB
Kanamycin 15-20 mg/kgBB
Group 2
Ofloxacin 750-1000 mg qd
Levofloxacin 750-1000 mg qd
Moxifloxacin 400 mg qd

Infeksi Sexual Syphilis Penicillin G 2.4 juta unit, IM


Treponema pallidum qd
Alergi Penicillin
Doxycyclin 100 mg bid 14 hari
Tetracyclin 500 qid 14 hari
Ceftriaxone 1g qd 8-10 hari

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Gonorrhea Ceftriaxone 250 mg IM qd


Neisseria gonorrhoeae Azitromycin 1g po qd
Alternatif
Cefixime 400 mg qd
Cefotaxime 1g tid

BAB IV
KEMANAN ANTIBIOTIK

4.1 Pediatri dan Kehamilan


Prinsip pengobatan pada pasien anak dan ibu hamil adalah menghindari antibiotik yang
beresiko mengganngu proses pertumbuhan atau pembentukan DNA, pada pasien anak dan
ibu hamil pertumbuhan sel tengah pesat pesatnya, adanya antitibotik yang mengganggu
proses ini dapat berakibat teratogenik pada kehamilan atau menghambat pertumbuhan pada
anak-anak.

Secara umum, antibiotik golongan betalaktam adalah pilihan pertama bagi anak dan ibu
hamil, pilihan selanjutnya adalah makrolida dan sulfonamid. Aminoglikosida, tetrasiklin
dikontraindikasikan pada pasien ibu hamil dikarenakan dapat menimbulkan malformasi
janin. Sementara tetrasiklin sebaiknya dihindari untuk pasien anak karna dapat
menimbulkan pewarnaan pada gigi, dan kuinolon sebaiknya dihindari untuk pasien usia
dibawah 18 tahun, karna akan menghambat pertumbuhan.

Tabel 4.1 Contoh kategori keamanan antibiotik untuk ibu hamil


Obat Kategori keamanan ibu hamil (FDA Rating)
Amoxicillin B
Amoxillin B
Azitromycin B
Cefixime B
Chloramphenicol C

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Ciprofloxacin D
Claritromycin C
Clindamicyn C
Eritromycin B
Gentamycin C
Metronidazole B
Penicillin B
Pyrazinamide C
Spyraycin C
Tetracycline D
Trimetoprim C
Vancomycin C

4.2. Keamanan antibiotik untuk komplikasi lain


Pada ibu hamil, kloramfenikol dengan penggunaan sistemik sebisa mungkin dihindari untuk
mencegah terjadinya anemia. Pada pasien gagal ginjal penggunaan aminoglikosida merupakan
kontraindikasi karna aminoglikosida bersifat nefrotoksik, sementara pyrazinamide pada pasien
dengan peradangan hati atau gangguan fungsi hati juga sebaiknya dihindari karna bersifat
hepatotoksik.

BAB V

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK KOMBINASI

Antibiotik kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari satu jenis untuk mengatasi infeksi.
Tujuan pemberian antibiotik kombinasi adalah:
1. Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek sinergis).
2. Memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resisten.
Indikasi penggunaan antibotik kombinasi:
1. Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu bakteri (polibakteri).
2. Abses intraabdominal, hepatik, otak dan saluran genital (infeksi campuran aerob dan
anaerob).
3. Terapi empiris pada infeksi berat.
Hal-hal yang perlu perhatian:
1. Kombinasi antibiotik yang bekerja pada target yang berbeda dapat meningkatkan atau
mengganggu keseluruhan aktivitas antibiotik.
2. Suatu kombinasi antibiotik dapat memiliki toksisitas yang bersifat aditif atau
superaditif. Contoh: Vankomisin secara tunggal memiliki efek nefrotoksik minimal,
tetapi pemberian bersama aminoglikosida dapat meningkatkan toksisitasnya.
3. Diperlukan pengetahuan jenis infeksi, data mikrobiologi dan antibiotik untuk
mendapatkan kombinasi rasional dengan hasil efektif.
4. Hindari penggunaan kombinasi antibiotik untuk terapi empiris jangka lama.
5. Pertimbangkan peningkatan biaya pengobatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011


Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik

2. Gilbert DN. Aminoglycosides. In: Principles and Practice of Infectious Diseases, 6th Ed,
Mandell GL, Bennett JE, Dolin R (Eds), Churchill Livingstone, New York

3. Fourmy D, Recht MI, Blanchard SC, Puglisi JD. Structure of the A site of Escherichia coli
16S ribosomal RNA complexed with an aminoglycoside antibiotic. Science.

4. Joseph T.Dipiro, Barbara G.Wells, Terry L.Schwinghammer, Cecily V.Dipiro.


Pharmacotherapy Handbook, 9th Ed, McGraw-Hill Companies, Inc, New York

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat
Belajar Obat – Pharmacy Learning Portal

Web : www.belajarobat.com
E-Mail : Belajarobat@gmail.com, cs@belajarobat.com
Instagram : @belajarobat

Semua konten yang ada di modul ini bukanlah acuan primer – Modul ini
©BelajarObat – Tidak diperjualbelikan hanya untuk pemakaian di Belajar Obat

Vous aimerez peut-être aussi