Vous êtes sur la page 1sur 13

ANALISIS SURVIVAL PADA PASIEN DIABETES

MELLITUS MENGGUNAKAN DISTRIBUSI


WEIBULL

Sherly Winda Sari1, Nur Rezky Safitriani2, Lia Armida3


1
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako,
a)
e-mail: sherlywindasmada@gmail.com

ABSTRACT
Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak
meproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
International Diabetes Federation (IDF) mengestimasi bahwa terdapat 382 juta orang yang hidup
dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut diperkirakan akan
meningkat menjadi 592 juta orang. Di samping itu, 3,2 juta per tahun penduduk dunia meninggal
karena Diabetes Mellites. Untuk itu dilakukan penelitian pada faktor-faktor yang dianggap
berpengaruh terhadap ketahanan hidup pasien Diabetes Mellitus dengan menggunakan Analisis
Survival. Analisis survival adalah salah satu metode statistika yang bertujuan untuk mempelajari dan
memodelkan hubungan antara faktor risiko dan waktu terjadinya kematian seorang pasien. Data uji
hidup (survival data) menggambarkan data pengukuran waktu dari suatu kejadian ke kejadian yang
lain. Karakteristik dari data ini adalah adanya data sensor. Model uji hidup yang bersesuaian dengan
penelitian ini adalah model proportional hazard dan untuk menaksir parameter-parameter dalam
model proportional hazard digunakan pendekatan Distribusi Weibull Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui model proportional hazard pada pasien Diabetes Mellitus di RSUD RAA
Soewondo Pati, Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 65 sampel pasien. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa dari 5 variabel yaitu genetik, usia, pola diet, olahraga, dan berat badan
terdapat 3 (dua) variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap ketahanan hidup pasien adalah
genetik, usia, dan pola diet pasien Diabetes Mellitus.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Insulin, Proportional hazard, Weibull.

PENDAHULUAN
Diabetes melitus merupakan salah satu yang melebihi normal (hiperglikemia) dan
penyakit yang mematikan di dunia. Jumlah gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun protein yang disebabkan oleh kekurangan
terus meningkat. World Health Organization hormon insulin secara relatif maupun absolut
(WHO) memprediksi kenaikan diabetes di (Hasdianah, 2012).
Indonesia dari dari tahun 2000 sebesar 8,4 juta Penelitian tentang sintasan hidup pasien
akan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun diabetes mellitus telah dilakukan sebelumnya
2030. Tahun 2018, Indonesia disebut oleh Rahayu, et al. (2012). Penelitian tersebut
sebagai negara peringkat keenam di dunia menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang paling
setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil berpengaruh pada sintasan hidup pasien diabetes
dan Meksiko dengan jumlah penyandang melitus adalah faktor usia, genetik, dan diet.
Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang. Terkait erat dengan memahami faktor-faktor
Di tahun 2013, angka prevalensi diabetes pada yang mempengaruhi diabetes melitus. Faktor
orang dewasa mencapai 6,9 persen, dan di tahun resiko Diabetes mellitus bisa berasal dari
2018 angka terus melonjak menjadi 8,5 persen. individu atau dari luar. Faktor dari dalam adalah
Diabetes Melittus adalah suatu penyakit keturunan atau genetika. Sedangkan faktor resiko
menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah dari luar diantaranya terlalu banyak
mengkonsumsi gula, pola makan tidak baik uji klinis untuk membandingkan dua atau lebih
sehingga mengakibatkan obesitas, dan jarang perlakuan. Sedangkan, kejadian khusus
berolahraga. Dengan adanya faktor-faktor resiko merupakan kematian suatu individu atau pasien,
tersebut dicurigai ada pengaruh terhadap sehingga data yang dihasilkan dinamakan
ketahanan hidup pasien diabetes mellitus. Oleh waktu hidup atau survival time (David Collett,
karena itu, dengan dilakukan analisis pada data 2003).
sekunder pasien diabetes mellitus, akan diektahui Fungsi Kepadatan Peluang
faktor-faktor resiko apa saja yang cenderung Fungsi kepadatan peluang adalah peluang
sangat mempengaruhi ketahanan hidup pasien suatu individu mati atau gagal dalam interval
maka digunakan analisis survival. waktu t sampai 𝑡 + ∆𝑡 , dengan waktu T
Analisis Survival merupakan salah satu merupakan variabel random. Fungsi kepadatan
metode statistika yang digunakan untuk peluang dinotasikan 𝑓(𝑡) dan dirumuskan
menganalisis data, di mana variabel yang dengan
diperhatikan adalah waktu sampai dengan 𝑃(𝑡≤𝑇<𝑡+∆𝑡))
𝑓(𝑡) = lim ∇𝑡
terjadinya suatu peristiwa tertentu (Kleinbaum & ∆𝑡→0

Klein, 2005). Waktu hidup merupakan variabel random non


Pada tugas ini, data yang digunakan negatif, sehingga waktu hidup hanya diukur
berupa data tak tersensor dan data tersensor. untuk nilai t yang positif, maka diperoleh
Data tak tersensor adalah adalah data yang ∞
𝑓(𝑡) = 0 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 < 0 𝑑𝑎𝑛 ∫0 𝑓(𝑡)𝑑(𝑡) = 1
didapat dari setiap individu dalam sampel dan
setiap perkembangan individu dari awal Fungsi Ketahanan Hidup
penelitian sampai individu tersebut meninggal Fungsi ketahanan hidup adalah peluang
dunia tercatat dengan jelas. Pada kenyataannya suatu individu yang masih dapat bertahan hidup
data dari setiap perkembangan individu dari awal sampai dengan waktu 𝑡(𝑡 > 𝑡). Jika T
hingga . individu tersebut meninggal dunia merupakan variabel random dari waktu hidup
jarang ditemukan. Banyak faktor yang suatu individu dalam interval [0, ∞), maka fungsi
menyebabkan data tersebut tidak bisa diperoleh. distribusi kumulatif 𝐹(𝑡) untuk distribusi kontinu
Faktor-faktor tersebut antara lain individu yang dengan fungsi kepadatan peluang dinyatakan
dinyatakan sembuh sebelum penelitian berakhir, sebagai berikut:
individu yang tidak lagi bersedia mengikuti 𝑡
𝐹(𝑡) = 𝑃(𝑇 ≥ 𝑡) = ∫0 𝑓(𝑥)𝑑(𝑥), 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 > 0
penelitian, individu berhenti diberikan perlakuan
karena suatu alasan, dan individu meninggal Oleh karena itu diperoleh fungsi ketahanan
dunia bukan karena diberi perlakuan hidup (survival) yang didefinisikan dengan
sebagaimana yang dimaksud dalam penelitian. 𝑆(𝑡) = 𝑃(𝑇 ≥ 𝑡) = 1 − 𝑃(𝑇 ≤ 𝑡) = 1 − 𝐹(𝑡)
Data yang dihasilkan oleh berbagai faktor Menurut Miller, 1998, fungsi tahan hidup
tersebut disebut data tersensor. S(t) adalah fungsi yang tidak naik atau monoton
turun dengan sifat:
LANDASAN TEORI 1. S(t) = 1 untuk t = 0, artinya peluang
Analisis Survival individu untuk hidup pada saat t = 0
adalah 1
Analisis ketahanan hidup (survival 2. S(t) =0 untuk t = 0 , artinya peluang
analysis) adalah suatu metode untuk individu untuk hidup pada saat t = 0
menganalisis data yang berhubungan dengan adalah 0
waktu, mulai dari waktu awal atau time origin
sampai dengan terjadinya suatu kejadian khusus Fungsi Hazard
atau end point. Di dalam riset medis, waktu Fungsi hazard adalah peluang suatu individu
awal sering digunakan sebagai awal perekrutan mati dalam interval waktu dari t sampai t+△ 𝑡,
individu dalam suatu studi percobaan, seperti jika diketahui individu tersebut masih dapat
berketahanan hidup sampai dengan waktu t. 1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑇𝑖 ≤ 𝐶𝑖
𝑌𝑖 = { i=1,2,...,n
fungsi hazard secara matematika dinyatakan 0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑇𝑖 > 𝐶𝑖
sebagai : 5. Sensor tipe II (Sensor kegagalan)
ℎ(𝑡) = lim
𝑃(𝑡≤𝑇<𝑡+∆𝑡|𝑇≥𝑡) Bila uji dihentikan setelah diperoleh
∆𝑡→0 ∆𝑡 sejumlah kegagalan tertentu, maka disebut sensor
Penyensoran tipe II. Misalkan ditetapkan kegagalan ke-g, g <
Data tersensor adalah data yang diperoleh n dan T(1) < T(2) <…< T(n) adalah urutan statistik
sebelum hasil yang diinginkan dari pengamatan dari sampel acak T1, T2,…, Tn. Pengamatan
terjadi, sedangkan waktu pengamatan telah berhenti setelah kegagalan ke-g, sehingga yang
berakhir atau oleh sebab lain. Data yang akan diamati T(1), T(2),...,T(g) . Urutan
mengalami penyensoran hanya memuat sebagian sampelnya adalah :
informasi mengenai variabel acak yang Y1 = T(1), Y2 = T(2),...,Yg = T(g)Y(g+1) = T(g+1)
diperhatikan, namun berpengaruh terhadap Y(g+2) = T(g+2),...,Yn = T(n).
pengertian-pengertian dan perhitungan statistik. 6. Sensor tipe III (Sensor acak)
Terdapat beberapa jenis sensor misalkan Dalam kebanyakan studi klinis dan
T1,T2,…, Tn masing-masing saling bebas dan epidemiologi, masa studi adalah tetap dan pasien
berdistribusi sama dengan fungsi distribusi F(t). memasuki studi pada waktu yang berbeda selama
Jenis-jenis sensor akan dijelaskan sebagai berikut periode itu. Karena masuk yang tidak secara
: bersama-sama, sehingga waktu disensor juga
1. Sensor Interval berbeda. Ini merupakan tipe sensor III (Lee and
Terjadi jika kejadian yang menjadi perhatian Wang, 2003).
diketahui telah terjadi antara waktu a dan b. Misalkan C1,C2,...,Cn masing-masing
Contoh, jika medical records mengedintifikasi berdistribusi independen dan identik dengan
berumur 45 tahun, pasien tersebut tidak memiliki fungsi distribusi H(c) hanya akan di amati
tanda pengenal, umurnya pada diagnosis adalah (𝑌1 , 𝛿1 ), (𝑌2 , 𝛿2 ), … , (𝑌𝑛 , 𝛿𝑛 ) dimana :
antara 45 dan 50 tahun (Lee and Wang, 2003). 𝑌𝑖 = mint (𝑇𝑖 , 𝐶𝑖 ) = 𝑇𝑖 berpasangan dengan𝐶𝑖
2. Sensor kanan 𝛿𝑖 = 𝐼(𝑇𝑖 ≤ 𝐶𝑖 =
Jika data yang diamati Ti adalah data 1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑇𝑖 ≤ 𝐶𝑖 , maka 𝑇𝑖 non sensor
{
sesudah waktu sensor. Ti berada pada interval 0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑇𝑖 > 𝐶𝑖 , maka 𝑇𝑖 sensor
[𝐶𝑖 ,∞). Dimana:
3. Sensor kiri 𝑇𝑖 = waktu ketahanan hidup yang terdapat di
Jika data yang diamati Ti adalah data dalam data
sebelum waktu sensor. Ti berada pada interval 𝐶𝑖 = waktu sensor yang ditentukan, berhubungan
(−∞,𝐶𝑖 ] (Lawless, 2003). dengan 𝑇𝑖
Sensor tipe I dan tipe II disebut juga sensor Mengingat bahwa Y1,Y2,...,Yn berdistribusi
data tunggal, dan tipe III sensor data progresif. independen dan identik dengan beberapa fungsi
Nama umum yang digunakan untuk sensor tipe H(y) serta 𝛿1 , 𝛿2 , … , 𝛿𝑛 memuat keterangan
III adalah sensor acak. Semua tipe sensor ini mengenai sensor (Lawless, 2003).
merupakan sensor kanan atau menyensor ke Distribusi Weibull
kanan (Lee and Wang, 2003).
4. Sensor tipe I (Sensor waktu) Distribusi Weibull, dikenalkan oleh
Bila uji dihentikan pada waktu tertentu, Wallodi Weilbull (1939) adalah satu distribusi
maka disebut sensor tipe I. Misalkan 𝐶𝑖 waktu yang terbaik dan memiliki bermacam-macam
yang ditentukan untuk menghentikan uji dari aplikasi dalam berbagai cabang ilmu (Mahmoud
sampel acak T1, T2,…, Tn. Hanya akan diamati and Mondouh, 2012). Model distribusi weibull
Y1, Y2,…, Yn, dimana : adalah model analisis survival yang paling
banyal digunakan. Bentuk umum fungsi hazard
dari distribusi weibull diberikan sebagai berikut 0, individu yang tersensor
Dengan 𝛿𝑖 = {
(Kleinbaum & Klein,2005) 1, individu tidak tersensor
Fungsi densitas peluang distribusi yaitu: Terdapat dua cara untuk menguji signifikansi
𝑓(𝑡) = 𝜆𝑝𝑡 𝑝−1 𝑒𝑥𝑝(𝜆𝑡 𝑝 ), 𝑡 > 0, 𝜆 > 0, 𝑝 > 0 parameter yaitu dengan uji partial likelihood
Fungsi ketahanan hidup distribusi weibull yaitu: ratio, uji Wald. Pengujian signifikasi parameter
𝑆(𝑡) = 𝑒𝑥𝑝(−𝜆𝑡 𝑝 ), 𝑡 > 0, 𝜆 > 0, 𝑝 > 0 bertujuan untuk memeriksa apakah variabel
Fungsi hazard dari distribusi Weibull yaitu : bebas memiliki pengaruh nyata dalam model [9].
𝑓(𝑡) a. Uji partial likelihood rasio
ℎ(𝑡) = 𝑆(𝑡) = 𝜆𝑝𝑡 𝑝−1
Untuk menguji hipotesis bahwa satu atau
dimana 𝑡 > 0, 𝜆 > 0, 𝑝 > 0, sedangkan fungsi
beberapa parameter regresi 𝛽𝑗 adalah nol dapat
distribusi dari distribusi Weibull adalah
menggunakan uji partial likelihood rasio
𝐹(𝑡) = 1 − 𝑒𝑥𝑝[−(𝜆𝑡)𝑝 ]
dinotasikan dengan G. Statistik uji ini mengikuti
dimana 𝛼 > 0, t > 0 dengan 𝑝 = parameter bentuk
distribusi chi-square dengan derajat bebas p .
dan 𝜆 = parameter skala. Untuk distribusi
Berikut langkah-langkah uji partial likelihood
Weibull dengan tiga parameter, variabel (t)
rasio:
dikurangi dengan parameter lokasi (γ) (Lawless,
1. Hipotesis
2003).
𝐻0 : 𝛽𝑗 = 0
Pendugaan Distribusi 𝐻1 : 𝛽𝑗 ≠ 0
Pendugaan distribusi dilakukan dengan 2. Daerah penolakan:
2
statistik uji Anderson-Darling untuk mengetahui 𝐻0 ditolak jika 𝐺 ≥ 𝜒𝛼:𝑑𝑏=𝑝−1
distribusi data uji hidup yang paling sesuai. atau p-value ≤ 𝛼 ,
Persamaan statistik uji Anderson-Darling adalah dimana 𝐺 = −2[ln𝐿(0) − ln𝐿(𝛽̂𝑗 )]
sebagai berikut: p : banyaknya variabel bebas
1
𝐴2 = −𝑛 − ∑𝑛𝑖−1(2𝑖 − 1)[𝑙𝑛𝐹(𝑋𝑖 ) + 3. Kesimpulan:
𝑛
𝑙𝑛(1 − 𝐹(𝑋𝑛+1−𝑖 ))] Jika 𝐻0 ditolak maka 𝛽𝑖 ≠ 0, mengindikasikan
dimana bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap
𝐹 = fungsi distribusi kumulatif dari distribusi waktu survival (variabel dependen).
tertentu b. Uji Wald
𝑋𝑖 = data waktu uji hidup Uji Wald digunakan untuk menguji pengaruh
Dalam hal ini pendugaan distribusi yang parameter secara terpisah, dinotasikan dengan W.
sesuai dipilih berdasarkan nilai Anderson- Statistik uji ini mengikuti distribusi chi-square
Darling terkecil (Nisa dan Budiantra, 2012). dengan derajat bebas p . Berikut langkah-langkah
uji Wald:
Estimasi Parameter
1. Hipotesis:
Parameter 𝛽𝑖 pada model Cox proporsional 𝐻0 : 𝛽𝑗 = 0
hazard dapat diestimasi dengan menggunakan 𝐻1 : 𝛽𝑗 ≠ 0
metode Maximum Partial Likelihood Estimation 2. Daerah penolakan:
(MPLE). Pendugaan 𝛽𝑖 dengan metode MPLE 2
𝐻0 ditolak jika 𝑊 > 𝜒(0,05;1)
adalah nilai ketika fungsi partial likelihood-nya
atau p-value < 𝛼 = 0,05, dimana
maksimum. Jika terdapat n waktu survival yang 2
diobservasi, dinotasikan oleh 𝑡1 , 𝑡2 , … , 𝑡𝑛 dan 𝛿𝑖 𝛽𝑗
𝑊=( )
adalah value indicator maka fungsi likelihoodnya 𝑆𝐸𝛽𝑗
dinyatakan dalam fungsi parsial likelihood pada p : banyaknya variabel bebas
persamaan sebagai berikut [8]. 3. Kesimpulan: Jika 𝐻0 ditolak maka 𝛽𝑗 ≠ 0,
𝛿𝑖 mengindikasikan bahwa variabel bebas
exp(𝛽𝑋(𝑖) )
𝐿(𝛽) = ∏𝑟𝑖=1 [ ] berpengaruh terhadap waktu survival
∑𝑖𝜖𝑅(𝑡𝑖 ) exp(𝛽𝑋(𝑖) )
(variabel dependen).
Model Proporsional Hazard b. Penyakit Diabetes tipe 2
Menurut Nisa dan Budiantara (2012) Penyakit diaebetes ini terjadi karena penderita
pemodelan data uji hidup dengan menggunakan tidak kekurangan insulin akan tetapi, insulin
model proportional hazard Cox merupakan tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi
pemodelan dengan metode parametrik yang insulin). Tipe penyakit diabetes ini merupakan
digunakan untuk mengestimasi efek kovariat yang terbanyak diderita sat ini (90% lebih),
pada data uji hidup. Pemodelan regresi untuk dan sering terjadi pada mereka yang berusia
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari 40 tahun, gemuk dan mempunyai
data uji hidup untuk data tidak tersensor yang riwayat penyakit diabetes dalam keluarga.
disebut dengan regresi Cox. Model proportional METODOLOGI PENELTIAN
hazard Cox biasanya ditulis dalam rumus model Penelitian ini menggunakan data sekunder
hazard sebagai berikut. yaitu data rekam medis mengenai waktu
𝑝
ℎ(𝑡, 𝑋) = ℎ0 (𝑡)exp(∑𝑖=1 𝛽𝑖 𝑋𝑖 ) ketahanan hidup yang diperoleh dari data rekam
Menurut Collet (1994) model proportional medik rumah sakit yaitu data 65 pasien penyakit
hazard distribusi weibull dapat dinyatakan diabetes melitus di RSUD RAA Soewondo Pati
sebagai berikut: tahun 2011-Agustus 2012. Data terdiri dari satu
ℎ𝑖 (𝑡) = exp(𝛽 ′ 𝑥)ℎ0 (𝑡) variabel dependen yaitu waktu ketahanan hidup
Dengan ℎ0 (𝑡) = 𝜆𝑝𝑡 𝑝−1 adalah baseline hazard (Y) pasien diabetes, sejak awal masuk rumah
yang dispesifikasikan pada parameternya dalam sakit atau awal pengamatan sampai akhir
hal ini adalah distribusi weibull. pengamatan pada. Adapun variabel independen
Hazards Ratio yang menjadi faktor-faktor dari ketahanan hidup
Odds Ratio (Hazard Ratio) merupakan suatu pasien diabetes melitus adalah gen (X1), usia
ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat (X2), diet (X3), olahraga (X4), dan berat badat
risiko(kecenderungan) yaitu perbandingan fungsi (X5)
hazard antar dua kategori, yaitu kategori sukses
Langkah-langkah yang dilakukan pada
dengan kategori gagal pada satu peubah bebas X.
Odds ratio dapat didefinisikan sebagai berikut penelitian ini sebagai berikut:
ℎ (𝑡 |𝑥 = 1) ℎ (𝑡)𝑒 𝛽 1. Melakukan pengujian distribusi weibull pada
HR= ℎ0 𝑡 𝑥 = 0 = 0ℎ (𝑡) = 𝑒 𝛽
0( | ) 0 variabel respons menggunakan uji
Diabetes Mellitus kolmogorov smirnov.
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu 2. Menyusun model proportional hazard
penyakit kronis yang ditandai ketidakmampuan weibull.
tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, 3. Melakukan seleksi pemilihan model terbaik
lemak, dan protein sehingga menyebabkan yang dihasilkan dari pendekatan distribusi
hiperglikemia (Sulistria,2013). weibull.
(Ulya, 2012) Ada 2 jenis tipe penyakit diabetes 4. Melakukan pengujian secara parsial melalu
yaitu: pendekatan distribusi weibull untuk
a. Penyakit diabetes Tipe I, yaitu: suatu keadaan mengetahui peranan masing-masing variabel
dimana tubuh sama sekali tidak dapat prediktor terhadap variabel respons.
memproduksi hormon insulin. Penderita 5. Mendapat proportional hazard weibull.
penyakit diabetes harus menggunakan 6. Interpretasi model proportional hazard
suntikan insulin dalam mengatur gula weibull.
darahnya. Sebagian besar penderita penyakit
diabetes ini adalah anak-anak dan remaja.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 4.3, dengan menganggap
Distribusi Weibull semua variabel berpengaruh maka model
proportional hazard weibull pada pasien diabetes
Distribusi weibull dari hasil pengujian mellitus adalah sebagai berikut:
Kolmogorov smirnov diperoleh sebagai berikut: ℎ𝑖 (0) = 𝑒𝑥𝑝(𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 +
Tabel 4.1 Hasil Uji Distribusi Weibull 𝛽5 𝑋5 ) ℎ0 (𝑡)
= exp(−0.6521𝑋1 + 0.8381𝑋2 −
p-value 0.3957𝑋3 + 0.1055𝑋4 + 0.0115𝑋5 ) ×
Weibull 0.3447 𝜆𝑝𝑡 𝑝−1
Pendekatan yang akan digunakan dalam estimasi Langkah selanjutnya adalah menentukan model
ini Distribusi Weibull dalam pemodelan dengan terbaik dengan menggunakan metode backward
regresi Cox. elimination.
Pengecekan Uji Asumsi Proportional Hazard Pemilihan Model Terbaik
Asumsi terpenting yang harus dipenuhi Pemilihan model terbaik dengan metode
yaitu asumsi PH, penelitian ini menggunakan uji seleksi backward, dimulai dengan mengeluarkan
global test atau Goodness Of Fit (GOF). Dari atau menghapus satu persatu peubah menurut
hasil output, didapatkan hasil sebagai berikut: kriteria signifikansi. untuk memilih model
Tabel 4.2 Nilai p-value Global Test terbaik, akan dilihat nilai AIC terkecil dari
Peubah p-value model-model yang terbentuk. Dari hasil output
Gen (X1) 0.564
software R didapatlah hasil sebagai berikut:
Usia (X2) 0.557
Tabel 4.4 Hasil Backward Elimination
Diet (X3) 0.912 Variabel Koefisien Std. Z p
Olahraga (X4) 0.455 Error
Berat Badan (X5) 0.629 X1 -0.641 0.257 -2.50 0.0124
Global 0.831 X2 0.950 0.204 4.66 3.2e-06
Berdasarkan tabel 4.2 , menunjukkan bahwa hasil X3 -0.397 0.122 -3.25 0.0011
konstan 2.519 0.327 -5.29 1.4e-14
global test untuk setiap peubah, masing-masing ta
peubah memiliki nilai p-value > 0.05, maka
dapat disimpulkan asumsi PH terpenuhi untuk Berdasarkan tabel 4.4 ,diperoleh model terbaik
semua peubah-peubah bebas. proportional hazard Weibull yaitu model yang
Model Proporsional Hazard Weibull terdiri dari variabel prediktor X1, X2, X3. Sehingga
Analisis survival parametrik memiliki baseline dapat ditentukan baseline hazard Weibull adalah
hazard yang harus ditentukan. Baseline hazard sebagai berikut:
atau h0(t) merupakan fungsi hazard untuk Dengan demikian model terbaik proportional
individu dengan nilai kovariatnya adalah nol. hazard Weibull pasien diabetets mellitus adalah
Tabel 1 dapat diperoleh baseline hazard dalam sebagai berikut:
model proportional hazard weibull pada pasien ℎ𝑖 (0) = 𝑒𝑥𝑝(𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 ) ℎ0 (𝑡)
diabetes mellitus sebagai berikut: = exp(−0.641𝑋1 + 0.950𝑋2 − 0.397𝑋3 ) × 𝜆𝑝𝑡 𝑝−1
Tabel 4.3 Model Proporsional Hazard
Dengan demikian 𝑔𝑒𝑛(𝑋1 ), 𝑢𝑠𝑖𝑎(𝑋2 ), 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑒𝑡(𝑋3 )
Variab Koefisien Std. Error Z p
el variabel prediktor yang mempengaruhi diabetes
X1 -0.6521 1.1416 -2.36 0.01817 melitus. Langkah terakhir adalah menentukan
X2 0.8381 0.2761 3.71 0.00021 hazard ratio Model proportional hazard weibull.
X3 -0.3957 0.2259 -3.07 0.00217
X4 0.1055 0.1290 0.81 0.41887
Hazard Ratio Model Proportional Hazard
X5 0.0115 0.0190 0.61 0.54390
1.7127 1.1416 0.13353 Weibull
konst 1.50
anta Hazard ratio dapat digunakan untuk
menginterpretasikan koefisien dari variabel
prediktor pada model proportional hazard
Weibull. Faktor-faktor yang memengaruhi bahwa pasien diabetes melitus yang lebih sering
kesembuhan pasien stroke dapat dilihat dari nilai diet akan memiliki peluang gagal bertahan
hazard ratio variabel yang berpengaruh secara hidup sebesar 3.834959 kali lebih besar
signifikan. dibanding pasien diabetes melitus yang
Tabel 5 Hasil Analisis Hazard Ratio jarang diet.
Variabel 𝛽̂
𝑗 hazard ratio
X1 0.5265104 1.693014 KESIMPULAN
X2 2.5868409 13.28773 Berdasarkan hasil dan pembahasan
X3 0.6720794 3.834959
sebelumnya diketahui dari kelima variabel
prediktor yang digunakan untuk memodelkan
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa nilai hazard
faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup
ratio untuk variabel 𝑋1 sebesar 0.5265104, hal ini
berarti bahwa pasien diabetes melitus yang pasien diabetes mellitus, terdapat tiga variabel
mempunyai gen lebih tinggi akan memiliki predictor yang berpengaruh nyata terhadap
peluang gagal bertahan hidup sebesar ketahanan hidup pasien yaitu gen, usia, dan
1.693014 kali lebih besar dibanding pasien diet.
diabetes melitus yang gennya lebih kecil.
Nilai hazard ratio untuk variabel 𝑋2 sebesar SARAN
2.5868409, hal ini berarti bahwa pasien diabetes Adapun saran yang bias diberikan untuk
melitus yang mempunyai usia lebih tua akan penelitian selanjutnya adalah menambahkan
memiliki peluang gagal bertahan hidup variabel predictor lainnya yang mempengaruhi
sebesar 13.28773 kali lebih besar dibanding ketahanan hidup pasien dan kelengkapan
pasien diabetes melitus yang usianya lebih informasi pada data yang diperoleh lebih
muda. Sedangkan nilai hazard ratio untuk diperhatikan.
variabel 𝑋3 sebesar 0.6720794, hal ini berarti

DAFTAR PUSTAKA

1. Afifah, A. N., Purnami, S.W, Uji 7. Lee, Elisa T. & John Wenyu Wang. (2003).
Proportional Hazard pada Data Statistical Methods for Survival Data
Penderita Kanker Serviks di RSUD dr. Analysis. 3rd Edition. Hoboken: John Wiley &
Soetomo Surabaya Institut Teknologi Sons.
Sepuluh Nopember (ITS). Jurnal Sains 8. Lawless, Jerald F. 2003. Statistical Models
dan Seni ITS Vo. 5, No.1. 2016 and Methods for Lifetime Data Second
2. Collett, D. 1994. Modelling Survival. Edition. Canada: Wiley.
London: Chapman and Hall. 9. Mahmoud, M.R., and Mandouh, R.M. 2012.
3. Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Maximun Likelihood Estimation of Two
Melitus. In: Yogyakarta: Nuha Medika. Unknown Parameter of Beta-Weibull
4. Hosmer, David W. & Stanley Lemeshow. Distribution under Type II Cencored Samples.
(2000). Applied Logistic Regression. 2nd Applied Mathematical Sciences, Vol. 6,
Edition. New York: John Wiley & Sons. 48:2369-2384.
5. Klein, John P. & Melvin L. Moeschberger. 10. Nisa, Shofa F. dan Budiantara, I Nyoman.
(2003). Survival 2012. Analisis Survival dengan Pendekatan
Multivariate Adaptive Regression Splines
6. Kleinbaum, David G. & Mitchel Klein.
pada Kasus Demam Berdarah Dengue
(2005). Survival Analysis: A Self Learning
(DBD). Jurnal Sains dan Seni ITS, Volume 1,
Text. 2nd Edition. New York: Springer.
Nomor 1, D:318-323.
11. Rahayu, N, Setiawan, A. & Mahatma, 12. Sulistria,S., Waspadji, S., Soegondo, S.,
T. 2012. Analisis Regresi Cox Soewono, P., Subekti, I., 2007. Tingkat
Proportional Hazard Pada Ketahanan Self Care pada Pasien rawat inap jalan
Hidup Pasien Diabetes Melitus. Diabetes Melitus di puskesmas Kalirungut
Journal. Salatiga: Universitas Kristen Surbaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Satya Wacana. Universitas Surabaya Vol.2 No.2.
LAMPIRAN

No Waktu Status Gen Usia Diet Olahraga Berat Badan


1 2.7 0 0 0 0 2 56
2 4.3 0 1 1 2 2 67
3 19.7 0 1 1 0 2 64
4 11.7 0 1 1 0 0 70
5 11.7 0 1 1 0 2 68
6 11.7 1 1 1 0 2 68
7 10.7 0 1 1 1 2 75
8 10.7 0 1 1 0 2 70
9 2.2 1 1 0 1 2 60
10 5.7 0 1 1 2 2 74
11 3.7 1 1 0 2 0 70
12 4.7 0 1 0 0 2 58
13 3.7 0 1 1 0 0 65
14 14.7 0 0 1 0 2 60
15 11.7 0 1 1 0 2 70
16 5.7 0 0 1 0 1 55
17 3.7 0 0 1 2 2 72
18 3.7 0 0 1 0 2 65
19 7.7 0 0 1 2 2 64
20 1.7 0 1 1 0 1 63
21 1.7 0 1 1 1 2 57
22 4.7 0 0 1 0 2 57
23 4.7 0 1 1 0 2 70
24 3.7 0 1 1 2 2 56
25 6.7 0 1 1 0 2 65
26 3.7 0 0 1 2 1 50
27 8.7 0 0 1 2 1 69
28 8.7 0 0 1 0 0 50
29 5.7 0 0 1 0 2 62
30 7.7 0 0 1 2 2 69
31 15.7 0 0 1 0 1 63
32 6.7 0 0 1 0 2 56
33 4.7 0 0 1 2 2 57
34 4 0 0 1 1 2 56
35 2.7 0 1 1 2 2 63
36 1.9 0 1 1 2 2 59
37 6 1 0 1 2 2 73
38 9 1 1 1 0 2 68
39 7 1 1 1 1 1 65
40 5.7 1 0 1 1 1 65
41 2 1 1 0 0 1 48
42 6 1 1 1 0 0 65
43 5 1 1 0 0 1 68
44 4 1 1 0 0 2 60
45 3 1 0 0 2 2 63
46 5 1 1 1 1 1 66
47 5 0 1 0 1 1 58
48 7 0 1 1 0 2 64
49 3 0 1 0 0 1 55
50 10 0 0 1 1 2 60
51 5 0 1 1 0 0 61
52 20 0 0 1 1 2 58
53 5 0 1 0 0 0 63
54 4 0 0 0 1 1 62
55 3.7 0 1 1 2 2 60
56 5.7 0 0 0 1 2 59
57 4.7 1 1 1 2 1 62
58 7.7 0 0 1 0 0 65
59 8 1 1 1 1 0 60
60 9.7 0 0 1 1 1 57
61 2.7 0 1 0 0 1 58
62 6.5 0 0 1 0 1 60
63 11 0 0 1 0 2 63
64 3 0 1 1 0 1 58
65 5 0 0 1 0 1 66

Keterangan
Y : Waktu bertahan hidup
Status :
0 = tersensor (hidup),
1 = tidak tersensor (meninggal).
X1 = Gen
X2 = Usia
X3 = Diet
X4 = Olahraga
X5 = Berat badan
 Sintaks Pemanggilan Data dan Analisis Survival

 Sintaks Distribusi Weibull dan Output

 Model Awal Proporsioal Hazard Weibull


 Sintaks Asumsi Proportional Hazard (PH) dan Output

 Sintaks Pemilihan Model Terbaik (Backward)


 Sintaks Model Terakhir (Setelah dilakukan Pemilhan Model Terbaik) dan Output

 Sintaks Hazard Ratio dan output

Vous aimerez peut-être aussi