Vous êtes sur la page 1sur 2

PEMBAHASAN

Praktikum analisis dan standarisasi obat bahan alam kali ini kelompok kami melakukan
analisis kuantitatif untuk menetapkan kadar pengawet senyawa benzoat dalam obat tradisional
bentuk cair. Penetapan kadar sampel diperoleh dalam obat tradisional adalah asam benzoat.
Metode yang kami gunakan dalam penetapan kadar asam benzoat ini adalah metode
spektrofotometri UV yang sebelumnya sampel diisolasi terlebih dahulu sebelum diuji. Teknik
isolasinya menggunakan ECC atau ekstraksi cair cair dengan pelarut yang sesuai. Prinsip dari
ECC ini adalah memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut
yang berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka
pelarut yang digunakan adalah pelarut organik begitu pula sebaliknya.

Natrium benzoat merupakan garam basa, sedangkan tujuan penambahan dapar sitrat ini
adalah dapar sitrat yang bersifat asam menyebabkan natrium benzoat terprotonasi menjadi
asam benzoat. Kelarutan natrium benzoat yaitu mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90% sedangkan kelarutan asam benzoat yaitu sukar
larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter sehingga ECC
menggunakan pelarut eter. Pengasaman yang menyebabkan natrium benzoat berubah menjadi
asam benzoat kemudian dilakukan ECC dengan eter dalam corong pisah dan terlihat dalam
corong pisah tersebut kedua zat terpisah menjadi 2 fase dengan fase eter diatas dan dapar sitrat
dibawah. Pemisahan kedua zat ini akibat perbedaan berat jenis dan juga eter merupakan pelarut
non polar yang memiliki konstanta dielektrik yang rendah dan tidak larut dalam air, untuk berat
jenis eter adalah sebesar 0,713-0,716 g/ml. Persamaan reaksinya :

HO
O
O
O ether
benzoic acid O

Analisis spektrofotometri dengan langkah-langkah penentuan λ maks, penentuan


larutan standar, membuat deret konsentrasi dan membuat kurva kalibrasi. Kelompok kami
menggunakan metode spektrofotometri UV dengan tujuan dan prinsip karena selain memakai
titrasi, asam benzoat ini dapat ditentukan kadarnya dengan spektrofotometri. Sampel natrium
benzoat dapat dispektrofotometri karena adanya gugus kromofor yang terdapat di dalam
campuran tersebut diantaranya gugus karbonil, ikatan rangkap terkonjugasi, dan senyawa
aromatik. Adanya gugus kromofor tersebut maka dapat terjadi interaksi antara sampel dengan
sinar dalam spektrofotometri UV sehingga dapat ditentukan kadarnya. Interaksi antara sampel
dan sinar yang terjadi yaitu cahaya polikromatis dengan berbagai panjang gelombang akan
masuk ke monokromator sehingga diperoleh cahaya yang monokromatis.

Panjang gelombang untuk natrium benzoat adalah 227 nm menurut literatur. Ketika
kami menguji blanko dengan etanol PA, juga menguji larutan standar dengan berbagai deret
konsentrasi yaitu 1 ppm, 1,2 ppm, 1,4 ppm, 1,6 ppm, 1,8 ppm, dan 2 ppm didapat panjang
gelombangnya adalah 228 nm dengan absorbansi 0,8839. Kemudian kurva kalibrasi dengan
persamaan menurut hukum lambert beer yaitu y = bx + a didapat dari antara absorbansi dengan
konsentrasi setelah dihitung didapat y = bx + a yaitu nilainya y = 0,497x – 0,274. Kurva
kalibrasi dengan nilai y = 0,497x – 0,274 dan r nya adalah 0,969 dilanjutkan dengan penentuan
kadar sampel, dimana sampel yang sudah diisolasi sampai menjadi kristal dilarutkan dalam
etanol dilabu ukur 25 ml. Persamaan reaksi antara asam benzoat dengan etanol:

C7H6O2 + C2H5OH → C8H10O2 + H2O

Nilai absorbansi sampel A diperleh 0,261 masih tergolong baik karena rentang
absorbansi yaitu antara 0,2-0,8. Setelah itu, seperti biasa dimasukan kedalam persamaan y =
bx+a dengan nilai 0,261 = 0,497x – 0,274 dan didapat hasilnya adalah nilai x yang dicari 1,606
ppm kemudian dikonversi kedalam mg menjadi 0,04 mg, dikonversi lagi dari natrium benzoat
ke asam benzoat dengan BM Na benzoat dibagi BM As benzoat dikalikan 0,04 mg tadi didapat
hasilnya 0,047 dan yang terakhir dihitung ke dalam % asam benzoat hasilnya sebesar
0,00235%. Hasil presentase kadar asam benzoat ini sangat kecil sekali dan mungkin saja ada
faktor kesalahan yang terjadi didalamnya, bisa dari saat isolasi sampel tidak tepat saat
melakukan langkah-langkah isolasinya sehingga analit yang tertarik hanya 0,00235% saja
disamping itu juga kami tidak melakukan pengenceran pada sampel sehingga saat perhitungan
kami tidak menghitung faktor pengencerannya. Kami langsung menghitung nilai
persamaannya karena saat pertama kali memasukan kedalam spektro sudah didapat absorbansi
yang lumayan baik tetapi ternyata saat memasukannya kedalam % kadar asam benzoat hasilnya
malah kecil sekali seharusnya dilakukan adanya pengenceran sampel supaya didapat hasil yang
maksimal.

Vous aimerez peut-être aussi