Vous êtes sur la page 1sur 3

ANALISIS BIAYA MUTU PADA PENYELANGGARAAN MAKANAN

DI INSTALASI GIZI RS A

A. Biaya Mutu yang Akan Dialokasikan untuk Tahun 2017


Pengukuran biaya mutu dapat dilakukan dengan cara P-A-F Model (Prevention–
Appraisal – Failure). Dimana alokasi total anggaran yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan makanan di RS A selama 1 tahun (tahun 2017) sebesar
Rp2.000.000.000,-. Dari total anggaran yang dibutuhkan, dibuat analisis biaya mutu
berdasarkan model P-A-F, dengan persentase sebesar 30% dari total anggaran, atau
sebesar 30%XRp2.000.000.000 = Rp600.000.000,-, kemudian anggaran tersebut di
bagi dalam beberapa bagian :
1. Prevention (Biaya Pencegahan)
Pencapaian prevention costs di Instalasi Gizi RS A sebanyak 60% dari total biaya
mutu yang dibutuhkan dalam setahun. 60% X Rp600.000.000 = Rp360.000.000,-.
Anggaran ini dialokasikan untuk berbagai macam kegiatan prevention,
diantaranya:
- Perencanaan Mutu
Biaya-biaya untuk menciptakan dan mengkomunikasikan rencana dan sistem
kualitas yang berkelanjutan, biaya untuk menerjemahkan desain produk, dan
kualitas yang diinginkan konsumen, inspeksi, keterandalan (reability),
aktivitas yang berhubungan, termasuk biaya-biaya untuk menyiapkan manual
prosedur dan persiapan. Misal perencanaan mutu penyelanggaraan makanan di
Instalasi Gizi RS A. Perencanaan mutu dibuat berdasarkan spesifikasi
anggaran yang dibutuhkan, dan direncanakan oleh seorang ahli gizi.
- Pelatihan Mutu dan Pengembangan Tenaga Kerja
Biaya untuk mengembangkan dan pelatihan yang bertujuan meningkatkan dan
mencapai standar kualitas. Contoh seperti pengadaan pelatihan HACCP
(Hazard Analytic Critical Control Point). Pelatihan dapat dilakukan sebanyak
2X dalam setahun, dan tiap pelatihan dapat diikuti oleh 2 orang tenaga gizi.
- Pemeriksaaan Mutu
Misal pada pemeriksaan mutu makanan dapat dilakukan secara teratur/
kontinyu. Pemeriksaan mutu makanan secara ideal dilakukan secara periodik
setiap kali makanan akan disajikan kepada pasien. Pemerikasaan dipantau
langsung oleh tenaga gizi yang professional
- Pelaporan Mutu
Pelaporan mutu dapat dilakuan dalam periode harian, bulanan dan tahuanan.
- Penilaian Pemasok
…………………….

2. Appraisal
Appraisal Costs (Biaya Pengkajian) merupakan biaya yang menentukan apakah
produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan mutu yang telah
ditetapkan. Appraisal Costs di Instalasi Gizi RS A sebanyak 25% dari total biaya
mutu yang dibutuhkan dalam setahun. 25% X Rp600.000.000,- =
Rp150.000.000,-. Anggaran ini dialokasikan untuk berbagai macam kegiatan,
diantaranya:
- Pengujian Bahan Baku makanan pasien
- Inspeksi Pengemasan
- Aktivitas Pengemasan
- Product and Process Acceptance (pengambilan sampel makanan untuk di uji
mutunya pada saat makanan telah selesai di produksi dan pada saat makanan
sedang di proses/diolah)

3. Failure
Merupakan biaya kegagalan yang diakibatkan dari biaya kegagalan internal dan
biaya kegagalan eksternal. Biaya kegagalan ini dapat dihitung sebesar 15% dari
total biaya mutu yang dibutuhkan dalam setahun. 15% X Rp600.000.000,- =
Rp90.000.000,-
- Internal Failure Cost, seperti:
1. Sisa Bahan Makanan (Biaya Scrap)
2. Pengerjaan ulang bahan makanan untuk pasien
3. Pengetesan ulang mutu
4. Biaya Perubahan Desain

- External Failure Cost, Seperti :


1. Kerugian memproduksi makanan
2. Penanganan keluhan pasien
3. Biaya jaminan

B. Pertimbangan Biaya Mutu


Pertimbangan biaya mutu lebih dititik beratkan pada Prevention. Hal ini dikarenakan
dengan adanya prevention (missal pelatihan/pendidikan tenaga gizi) maka dapat
menurunkan/mengurangi risiko akan terjadinya failure serta dapat mengurangi
appraisal (pengujian kelayakan mutu produk). Dengan semakin rendahnya nilai
failure, sehingga diharapkan semakin baik mutu dari produk yang dihasilkan (kualitas
pelayanan maupun pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan).

C. Penggunaan Biaya Mutu


Penggunaan biaya mutu penyelenggaran makanan di instalasi Gizi RS A berdasarkan
model P-A-F mencakup 3 hal, yaitu :
1. Perencanaan mutu (Quality Planning): Menetapkan pelanggan, kebutuhan
pelanggan, hingga mengarahkan perencanaan ke kegiatan-kegiatan operasional.
2. Pengendalian mutu (Quality Control): Evaluasi kinerja dan kontrol produk,
membandingkan kinerja aktual terhadap tujuam produk, bertindak terhadap
perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada.
3. Peningkatan Mutu (Quality Improvement): Mengurangi tingkat kecacatan dan
kesalahan.

Vous aimerez peut-être aussi