Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.1.1 Activity Based Costing (Pembebanan Biaya Berdasar Aktivitas)
Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi
aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari
perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang
akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan
sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk,
misalnya pelanggan dan saluran distribusi.
Pengertian akuntansi aktivitas menurut Mulyadi (1993:34) adalah:
“ABC merupakan metode penentuan HPP (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan
informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengikursecara
cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan
produk.”
Pengertian ABC Sistem yang lain juga dikemukakan oleh Hansen and Mowen (1999: 321)
sebagai berikut:
“Suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya ke aktivitas kemudian ke
produk.”
Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi
berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan
dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang
melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan atau
menunjang produk yang bersangkutan.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang
mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan
produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:
1. Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
2. Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik
dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.
3. Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy
1.2 RUMUSAN MASALAH
a) Apa saja manfaat penerapan ABC system dalam pembebanan biaya?
b) Apa saja keunggulan dan kekurangan ABC system dalam pembebanan biaya?
c) Apa saja perbedaan ABC system dengan pembebanan biaya tradisional?
d) Apa sajakah langkah-langkah untuk merancang ABC system dan bagaimana
penerapannya pada aktivitas-aktivitas perusahaan?
1.3 TUJUAN
Dengan makalah ini, kami membahas tentang ABC, Activity Based Costing atau yang bisa
disebut dengan Pembebanan Biaya Berdasar Aktivitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manfaat
Menurut Cooper dan Kaplan (1991), terdapat tiga manfaat Activity Based Costing
systems bagi manajemen perusahaan.1
1. Improved Decision
Perhitungan biaya produk dengan menggunakan Activity Based Costing systems
menghasilkan informasi yang lebih akurat, sehingga manajemen perusahaan dapat
mengambil keputusan dengan tepat karena terhindar dari distorsi yang terjadi pada
perhitungan biaya produk menggunakan sistem tradisional.
2. Continuous Improvement Activities to Reduce Overhead Costs
Dalam penerapan Activity Based Costing systems penghematan biaya secara signifikan
dapat dilakukan dengan cara penanganan bahanbaku secara lebih efisien tanpa harus
menurunkan harga beli bahan baku, mengurangi biaya set up dan membuat penjadwalan
produksi. Dengan disertai perbaikan aktivitas secara terus menerus dan penggunaan
informasi yang lebih akurat maka seharusnya penghematan biaya tersbut dapat tercapai.
3. Ease of Determining Relevant Cost
Activity Based Costing systems mengurangi kebutuhan untuk melaksanakan
pembelajaran khusus mengenai analisa yang lebih mendalam untuk mendapatkan
informasi yang relevan dalam rangka keputusan tertentu dengan meningkatkan akurasi
dari laporan biaya produk dan menghasilkan biaya secara terpisah dari keempat kategori
aktivitas.
2.2 Keunggulan dan Kekurangan
Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing dalam penentuan biaya
produksi adalah sebagai berikut :
1. Biaya produk yang lebih realistik.
2. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Analisis sistem biaya ABC itu
sendiri memberi perhatian pada semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang non lantai
pabrik dapat ditelusuri. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang
menyebabkan biaya bukanlah produk, dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.
3. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku biaya dan
membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak
menambah nilai terhadap produk.
4. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi yang modem dengan
menggunakan banyak pemacu biaya (multiple cost drivers), banyak dari pemacu biaya
tersebut adalah berbasis transaksi (transaction-based) dari pada berbasis volume produk.
5. Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan dari biaya produk
variabel jangka panjang yang relevan terhadap pengambilan keputusan yang strategik.
6. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses, pelanggan, area
tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.

Disamping terdapat kelebihan juga memiliki beberapa kelemahan yang pada umumnya
cenderung dihadapi manajemen, yaitu :
1. Di dalam implementasinya ABC relatif sulit direalisasikan
2. Dalam implemetasinya sering mengabaikan aktivitas proses produksi karena tuntutan
adanya usaha pengurangan biaya aktivitas.
3. Penerapan ABC cenderung menimbulkan pertentangan antara manajemen dengan
pekerja karena adanya efeseiensi biaya yang amat ketat.
4. Karena Laporan Keuangan sifatnya timeliness maka ABC sulit dilaksanakan karena
adanya kendala periode waktu.
2.3 Perbedaan Sistem Biaya Tradisional dengan Sistem Biaya ABC
Beberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem biaya Activity
Based Costing yang dikemukakan oleh Amin Widjaja adalah sebagai berikut.2
1. Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu biaya driver untuk
menentukan seberapa besar konsumsi overhead dari setiap produk. Sedangkan sistem
biaya tradisional mengalokasikan biaya overhead secara arbitrer berdasarkan satu atau
dua basis alokasi yang non reprersentatif.
2. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor waktu. Sistem biaya
tradisional terfokus pada performansi keuangan jangka pendek seperti laba. Apabila
sistem biaya tradisional digunakan untuk penentuan harga dan profitabilitas produk,
angka-angkanya tidak dapat diandalkan.
3. Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh departemen persyaratan ini
mengarah ke integrasi organisasi yang lebih baik dan memberikan suatu pandangan
fungsional silang mengenai organisasi.
4. Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil untuk analisis varian dari
pada sistem tradisional , karena kelompok biaya (cost pools) dan pemacu biaya (cost
driver) jauh lebih akurat dan jelas, selain itu ABC dapat menggunakan data biaya historis
pada akhir periode untuk menghilang biaya aktual apabila kebutuhan muncul.

2.4 Perancangan sistem ABC


Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling
dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual
produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
a. Facility sustaining activity cost - biaya yang berkaitan dengan aktivitas
mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi,
biaya gaji pegawai kunci
b. Product sustaining activity cost - biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan
pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan.
Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
c. Bacth activity cost - biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi.
Misal biaya setup mesin.
d. Unit level activity cost - biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk
yang dihasilkan. Misal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

2.5 Pembebanan dua tahap dalam ABC


A. Pembebanan Biaya Overhead pada Activity-Based Costing
Pada Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhad pabrik dan produk
juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang
dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat
biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional
(cooper, 1991:269-270).
Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan
sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.
Sebelum sampai pada prosedure pembebanan dua tahap dalam Activity-Based Costing perlu
dipahami hal-hal sebagai berikut:
1. Cost Driver (penggerak aktivitas) adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost
Driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini
menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam
aktivitas-aktivitas selanjutnya.
2. Rasio Konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap
produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk
dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi biayanya
dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk dapat disebut suatu kelompok biaya
yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan dan mempunyai
rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
B. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Sistem ABC
Menurut Mulyadi (1993: 94), prosedur pembebanan biaya overhead dengan
sistem ABC melalui dua tahap kegiatan:
a. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktifitas yang sejenis atau homogen,
terdiri dari 4 langkah:
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas
2. Mengklasifikasikan aktifitas biaya kedalam berbagai aktifitas, pada langkah ini
biaya digolongkan kedalam aktivitas yang terdiri dari 4 kategori yaitu:Unit level activity
costing, Batch related activity costing, product sustaining activity costing, facility sustaining
activity costing.
Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities)
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas berlevel unit bersifat
proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk
menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional
dengan jumlah unit yang diproduksi.
b. Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities)
Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada pada
batch tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan pengaturan
pengiriman konsumen.
c. Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities)
Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa
memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Sebagai contoh
merancang produk atau mengiklankan produk.
d. Aktivitas Berlevel Fasilitas (Fasility level activities)
Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses operasi perusahaan
namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Aktivitas ini
dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda. Kategori ini
termasuk aktivitas seperti kebersihan kantor, penyediaan jaringan komputer dan
sebagainya.
3. Mengidentifikasikan Cost Driver
Dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan tarif/unit cost driver.
4. Menentukan tarif/unit Cost Driver
Adalah biaya per unit Cost Driver yang dihitung untuk suatu aktivitas. Tarif/unit cost
driver dapat dihitung dengan rumus sbb:
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐷𝑟𝑖𝑣𝑒𝑟
Tarif per unit Cost Driver =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠

b. Tahap Kedua
Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing produk yang
menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung dengan
rumus sbb:
BOP yang dibebankan = Tarif/unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih

2.5 ABC pada perusahaan jasa


Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa.
Sistem kerja Activity Based Costing banyak diterapkan pada perusahaan manufaktur, tetapi
juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Penerapan metode Activity Based Costing pada
perusahaan jasa memiliki beberapa ketentuan khusus, hal ini disebabkan oleh karakteristik yang
dimiliki perusahaan jasa.
Menurut Brinker (1992), karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa, yaitu:
1) Output seringkali sulit didefinisi
2) Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi
3) Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh kapasitas yang ada
dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya. Output pada perusahaan jasa
adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang kebanyakan tidak terwujud, contoh: kecepatan suatu
jasa, kualitas suatu informasi, pemuasan konsumen. Output pada perusahaan jasa tidak berwujud
membuat perhitungan menjadi sulit. Sekalipun sulit, dewasa ini bisnis jasa menggunakan
metode Activity Based Costing pada bisnisnya.
Untuk menjawab permasalahan diatas, Activity Based Costing benar-benar dapat digunakan
pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan Activy Based Costing pada perusahaan jasa
adalah:
1) Identifying and Costing Activities
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka beberapa kesempatan untk
pengoperasian yang efisien.
2) Spesial Challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan memiliki permasalahan-
permasalahan yang serupa. Permasalahan itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas.
Selain itu jasa tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada namun tidak
dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.
3) Output Diversity
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam mengidentifikasi output yang ada.
Pada perusahaan jasa, diversity yang menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal
yang berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan
2.6 Ilustrasi Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) menelururi biaya pada aktivitas dan
kemudian menelusuri biaya pada produk. ABC menekankan penelusuran langsung dan
penelusuran penggerak.
a. Pembebanan biaya pada aktivitas
Setelah aktivitas diidentifikasikan dan didekripsikan, selanjutnya adalah menentukan
biaya yang diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas. Biaya sumber daya pada aktivitas
perlu dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.
Contoh:
- Data tenaga kerja departemen kartu kredit SpringBlanc
Total tenaga kerja : 6 orang
Supervisor : 1 orang
Karyawan : 5 orang
- Data penggunaan tenaga kerja manajer departemen kartu kredit SpringBlanc
Tabel 1-1
Aktivitas Persentase Waktu Setiap Aktivitas
Pengawas Staf Administrasi
Mengawasi Karyawan 100% 0%
Memproses Transaksi 0% 40%
Menyiapkan Laporan 0% 30%
Menjawab Pertanyaan 0% 30%
Dalam artian, alokasi waktu pekerjaan yang dikerjakan oleh tiap satu orang karyawan adalah
40% untuk memproses transaksi, 30% untuk menyiapkan laporan, 30% menjawab pertanyaan.
Sedangkan Supervisor mengerahkan 100% waktu kerjanya untuk mengawasi karyawan.
Jika waktunya 100%, maka tenaga kerja adalah sepenuhnya pada aktivitas dan metode
pembebanannya adalah penelusuran langsung, dan apabila tidak 100% maka digunakan metode
penelusuran penggerak
- Kamus aktivitas departemen kartu kredit SpringBlanc
Tabel 1-2
Jenis Penggerak
Nama Aktivitas Deskripsi Aktivitas Aktivitas Objek Biaya Aktivitas
Menjadwalkan, Aktivitas Jumlah waktu
Mengawasi
mengkoordinasi dan dalam tenaga kerja untuk
Karyawan
mengevaluasi kinerja Sekunder departemen setiap aktivitas
Memisahkan,
Memproses
mencatat dan
Transaksi
memverifikasi Primer Kartu Kredit Jumlah transaksi
Meninjau, mencetak,
Menyiapkan
mengepak dan
Laporan
mengirim Primer Kartu Kredit Jumlah laporan
Menjawab, melihat
Menjawab data, meninjau basis
Pertanyaan data dan menelepon Jumlah panggilan
kembali Primer Kartu Kredit telepon
Kartu
Menyediakan Menggunakan Kredit,rekening
ATM rekening, menarik giro dan Jumlah transaksi
uang tunai Primer tabungan ATM

Berikut perhitungan jumlah biaya tenaga kerja yang dibebankan pada setiap aktivitas, dengan
asumsi bahwa gaji Supervisor adalah $50.000 dan gaji staf adalah $30.000/ orang total $150.000
- Mengawasi karyawan $50.000 penelusuran langsung)
- Memproses transaksi $60.000 (40% x $150.000)
- Menyiapkan laporan $45.000 (30% x $150.000)
- Menjawab pertanyaan $45.000 (30% x $150.000)
b. Pembebanan biaya pada produk
Setelah biaya dari akttivitas primer ditentukan, biaya tersebut dapatt dibebankan pada produk
dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas penggunaannya, seperti yang diukur oleh penggerak
aktivitas.
Untuk menghitung tarif aktivitas, kapasitas praktis dari setiap aktivitas harus ditentukan. Pada
tabel berikut ini diasumsikan semua sumber daya telah diperhitungkan
Data departemen kartu kredit SpringBlanc
Tabel 2-1 :
Kartu Klasik Kartu Emas Kartu Platinum Jumlah
Jumlah Kartu 5.000 3.000 2.000 10.000
Transaksi yang diproses 600.000 300.000 100.000 1.000.000
Jumlah laporan 60.000 36.000 24.000 120.000
Jumlah panggilan masuk 10.000 12.000 8.000 30.000
Jumlah transaksi ATM 15.000 3.000 2.000 20.000
Catatan: Jumlah transaksi ATM untuk kartu kredit adalah 10% dari jumlah transaksi semua
sumber daya. Jadi, jumlah sumber ATM adalah 200.000
Tabel 2-2 : Biaya Aktivitas : Tahap Pertama (dengan asumsi semua sumber daya telah
diperhitungkan)
Mengawasi Karyawan $75.000
Memproses Transaksi $100.000
Menyiapkan Laporan $79.500
Menjawab Pertanyaan $69.900
Menyediakan ATM $250.000
Selanjutnya dilakukan perhittungan lanjutan dengan menambahkan biaya yang ditemukan
dengan metode penelusuran langsung pada cost driver
Tabel 2-3 : Biaya Aktivitas Tahap Lanjutan
Memproses Transaksi $130.000
Menyiapkan Laporan $102.000
Menjawab Pertanyaan $92.400
Menyediakan ATM $250.000
Keterangan: Memproses biaya transaksi: $100.000 + (40% x $75.000)
Menyiapkan Laporan : $79.500 + (30% x $75.000)
Menyediakan ATM : $69.900 + (30% x $75.000)
Dari tabel 2-3 dilakukan perhitungan tarif sebagai berikut:
Memproses transaksi = $130.000/1.000.000 = $0,13/transaksi
Menyiapkan laporan = $102.000/120.000 = $0,85/laporan
Menjawab pertanyaan = $92.400/30.000 = $3,08/panggilan masuk
Menyediakan ATM = $250.000/200.000 = $1,25/transaksi
Setelah diketahui tarif pembebanan biaya per aktivitas, selanjutnya yang perlu dilakukan
menghitung BOP yang dibebankan dengan mengalikan Tarif/unit Cost Driver dengan Cost
Driver yang dipilih. Seperti yang dijabarkan di tabel 2-4 sebagai berikut:
Tabel 2-4 : Pembebanan Biaya – Tahap Akhir
Kartu Klasik Kartu Emas Kartu Platinum
Memproses transaksi
$0,13 x 600.000 $ 78.000
$0,13 x 300.000 $ 39.000
$0,13 x 100.000 $ 13.000
Menyiapkan laporan
0,85 x 60.000 $ 51.000
0,85 x 36.000 $ 30.600
0,85 x 24.000 $ 20.400
Menjawab Pertanyaan
3,08 x 10.000 $ 30.800
3,08 x 12.000 $ 36.960
3,08 x 8.000 $ 24.640
Menyediakan ATM
1,25 x 15.000 $ 18.750
1,25 x 3.000 $ 3.750
1,25 x 2.000 $ 2.500
Jumlah Biaya $ 178.550 $ 110.310 $ 60.540
Unit 5.000 3.000 2.000
Biaya per Unit $ 35,71 $ 36,77 $ 30,27
BAB III
KESIMPULAN

Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi
berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan
dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang
melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan atau
menunjang produk yang bersangkutan.
Pada Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhad pabrik dan produk
juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat biaya yang
dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar pembebanan dari pusat
biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan akuntansi biaya tradisional.
Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan
sistem pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.

Vous aimerez peut-être aussi