EVALUASI TERHADAP METODE DE-STAGING
POMPA TRANSFER CRUDE OIL MP-490
(Studi Kasus di TOTAL E&P INDONESIE)
‘Sugiyono*)
ABSTRACT
In order to overcome corrosion problem of the crude oil pipe line from exploration field to Senipah station, TOTAL
E&P INDONESIE uses a method called de-staging. De-staging is elimination of pump stages to lesser the head produced
by the pump. But, the action is carried out without careful pre-analysis because of time limitation.
Tin this paper, the author tries to suggest some alternatives, and the results will be technically evaluated and
compared with the de-staging method. Those alternatives are slowing down the rpm of the driving electro motor, changing
the impeller diameter, changing the vanes discharge angle of the impeller, eliminating the number of vanes, using valves,
‘buying new pumps and rearranging units in operation. Evaluation is carried out by comparing the characteristic curves of
each methods with the system head curve. The alternative which has working point closest to the operating condition
‘expected is technically the best alternative.
It is proved that de-staging method is not, technically speaking, the best one. Based on the analyses, the best
alternative is slowing down the rpm of the pump driving motor by an apparatus called AC Drives, which digitally manages
‘the input frequency of the electro motor so as to produce an rpm suitable to the need.
‘Keywords : operating condition change, de-staging, characteristic curves, system head curve
PENDAHULUAN
Pompa merupakan salah satu mesin fluida yang
berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari suatu
‘tempat ke tempat yang lain dengan cara mengkonversi
cenergi mekanis dari motor penggerak menjadi energi
aliran. Dalam dunia industri, pompa mempunyai
peranan yang sangat penting dalam rangka
mendukung efektifitas kerja sehingga dalam
operasinya perlu diusahakan sedemikian rupa agar
kinerjanya optimal.
Pompa sentrifugal merupakan jenis pompa yang
mempunyai ruang lingkup penggunaan paling luas
terkait dengan head dan kapasitas yang dapat dilayani
sehingga jenis ini paling banyak digunakan dalam
industri. Salah satu aplikasinya adalah di TOTAL
E&P INDONESIE dimana pompa _sentrifugal
digunakan sebagai crude oil transfer pump dari
lapangan eksplorasi_menuju terminal pengolahan.
Tipe pompa yang digunakan adalah multi stage
vertical turbine pump dengan jumlah tingkat lima dan
seri pompa MP-490 yang diproduksi oleh EBARA
Corporation. Pompa ini sudah beroperasi sejak tahun
1977 dengan head 672 ft dan kapasitas 1985 gpm
serta pada kecepatan 1490 rpm. Adapun Kecepatan
Spesifik dari pompa adalah 1685,54 (rpm, gpm, ft).
Setelah sekian lama beroperasi muncullah
™asalah, yaitu mulai rusaknya instalasi perpipaan
untuk mengirimkan minyak mentah atau crude oil ke
terminal Senipah. Kerusakan tersebut disebabkan oleh
korosi yang telah terjadi sejak lama schingga
‘mengakibatkan menipisnya ketebalan pipa. Tentu saja
hal ini mengakibatkan kemampuannya menerima
tekanan menjadi turun. Bila tidak segera diatasi maka
hal ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan pecahnya
pipa-pipa tersebut. Berdasarkan hasil _pengujian
‘metalurgi terhadap bahan pipa yang mengalami korosi
tersebut maka head maksimum yang diijinkan dari
pompa adalah 489 ft sedangkan Kapasitas yang dapat
dialirkan pada kondisi tersebut diharapkan berkisar
1556 gpm.
Perbaikan instalasi perpipaan nantinya pasti akan
dilakukan namun arena pertimbangan — faktor
ekonomi, teknis, waktu dan lain-lain maka proses
perbaikan tidak dapat segera dilakukan. Karena
masalah tersebut bersifat mendesak maka sebagai
tindakan darurat, pihak TOTAL E&P INDONESIE
memutuskan untuk melakukan pengurangan jumlah
tingkat atau lebih sering disebut sebagai metode de-
staging pada pompa yang instalasi perpipaannya
mengalami masalah tersebut, De-staging yang telah
dilakukan adalah dengan merubah tingkat pompa
menjadi tiga. Akan tetapi, tindakan tersebut diambil
tanpa melalui analisis secara mendalam.
“Sugiyono, ST, MT, Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UGM
MEDIA TEKNIK No.1 Tahun XVIII Edisi Februari 2006 No.ISSN 0216-3012 352. ee :
3" wer
=
o
Gambar 1. Karakteristik pompa mula-mula dan
perubahan kondisi kerja yang
diharapkan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
‘mengetahui apakah dalam kasus ini metode de-staging
yang telah dilakukan —merupakan —_alternatif
penyelesaian terbaik jika dibandingkan dengan
alternatif-altematif penyelesaian yang lain. Alternatif-
altematif penyelesaian lain yang dimaksudkan
tersebut antara lain adalah :
merubah kecepatan putar motor penggerak
merubah diameter impeler
merubah sudut sudu keluaran impeler
merubah jumlah sudu impeler
membeli pompa baru dan mengatur susunan unit
yang beroperasi
vvvvv
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan —_cara
mengevaluasi atau membandingkan letak titik
perpotongan kurva-kurva karakteristik dari masing-
masing metode penyelesaian dengan kurva head
sistem. Dalam hal ini, alternatif yang mempunyai titik
potong atau titik kerja paling. mendekati kondisi
operasi yang diharapkan merupakan altenatif yang
terbaik.
Untuk itu, pertama-tama yang harus dilakukan
adalah mencari kurva head sistem berdasarkan data-
data yang tersedia. Mengingat keterbatasan data yang
ada maka untuk —menyederhanakan —_masalah
diasumsikan bahwa head sistem yang digunakan
adalah head sistem ketika pompa dan instalasi
perpipaan masih baru, Setelah kurva.head sistem
diketahui maka kemudian kurva tersebut dipotongkan
dengan kurva karakteristik dari masing-masing
alternatif penyelesaian yang ada.
Head sistem terditi dari head statis dan dinamis,
Head statis adalah head yang timbul akibat beda
ketinggian permukaan cairan dan beda tekanan pada
sisi masukan dan keluarannya, Dalam hal ini, nilai head
statis adalah Konstan untuk semua kondisi laju aliran
sedangkan head dinamis, nilainya sebanding dengan
kuadrat laju aliran yang melalui sistem pemompaan,
Head dinamis terdiri atas head kecepatan dan
head loss. Head loss sendiri dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu mayor dan minor. Head loss mayor
adalah kerugian head yang timbul akibat gesckan
(friction) pada pipa, sedangkan head loss minor
adalah kerugian head yang timbul akibat komponen-
Komponen perpipaan seperti fitting. katup (valve),
percabangan, alat ukur, bentuk penampang masokan
dan keluaran pipa, perubahan penampang saluran, dll
Untuk menggambarkan kurva head sistem
pompa dibutuhkan data-data tentang instalasi sistem
Pemompaan tersebut. Akan tetapi dalam kasus ini
data-data tersebut tidak tersedia Karena bersifat
rahasia. Data yang diketahui hanya panjang instalasi
perpipaan dan titik kerja mula-mula pompa,
Berdasarkan data tersebut maka nilai head yang
pertama dapat dihitung hanya head loss mayor.
‘Adapun untuk mengkompensasikan nilai head loss
minor, head kecepatan, faktor usia dan faktor-faktor
lain yang tidak dapat dihitung akibat keterbatasan data,
penulis mencoba memprediksikan head dinamisnya
sebesar 110% dari head loss mayor. Setelah
didapatkan nilai dari head dinamis maka head statis
dapat dihitung sebagai selisih dari nilai head sistem
pada titik operasi awal (sebelum terjadi masalah)
dengan head dinamis.
Kapasitas (gpm)
Gambar 2. Prediksi kurva head sistem vs kurva
karakteristik pompa MP-490
Berdasarkan pada gambar 2 dapat diketahui
bahwa kapasitas maksimum yang dapat dicapai pada
head sebesar 489 ft adalah + 1500 gpm. Karena
kapasitas yang diharapkan adalah 1556 gpm atau lebih
56 MEDIA TEKNIK No.1 Tahun XVII Edisi Februari 2006 No.ISSN 0216-3012besar daripada kapasitas maksimum yang dapat
dicapai, maka titik kerja yang baru perlu dikoreksi,
Titik kerja inilah yang akan digunakan dalam
perhitungan dan pembahasan selanjutnya ( H = 489 ft
dan Q = 1500 gpm).
HASIL
‘Merubah Kecepatan Putar Motor Penggerak
Cara yang paling umum dilakukan untuk
memprediksikan kecepatan kerja yang baru adalah
dengan menggunakan hubungan dari hukum
kesebangunan (simillarity law relationships).
5
rN ¥,
QIN gg Hee x)
Q N, H, \N,
dengan,
Nidan N; = — kecepatan mula-mula dan yang sudah
Merubah Diameter Impeler
Seperti halnya dengan metode sebelumnya maka
dasar teori yang digunakan dalam metode ini adalah
sama, yaitu dengan menggunakan hubungan dari
hukum kesebangunan (simillarity law relationships).
Q (PLY gon Hu_(Pu)
e-(3) = E(B
dengan,
D,danD; = diameter mula-mula dan yang sudah
diubah (ft)
QidanQ = kapasitas pada diameter D, dan D;
(gpm)
Hi, dan H, = _ head total pada diameter D, dan D2 (fi)
Namun berdasarkan literatur. yang ada,
perubahan diameter impeler tidak diperboiehkan lebih
Gari 5% ukuran aslinya (Karassik, Igor J, 1976)
diubah (rpm) i (Karassik, Igor
. : sehingga perubahan kondisi operasi maksimum yang
Q dan Q aie pada kecepatan Ni dan N2 Ganat diperolch adalah sebagai berikut,
Hi dan H = head total: pada kecepatan N; dan Nz
(ft) et
° = | G es ~
a em MS
e= de
i 7 a ” b= om
“rt — | -
Cee apa apm)
Gambar 3. Kurva karakteristik vs kurva head
sistem untuk —berbagai_rasio
kecepatan
Karena penggerak pompa adalah motor jenis AC
maka pengaturan kecepatannya dapat dilakukan
dengan menggunakan alat yang disebut AC Drives.
Prinsip kerja alat ini adalah mengatur frekuensi
masukan yang diterima motor sehingga kecepatan
motor penggerak pompa dapat diatur sesuai dengan
Yang diharapkan.
Hasil dari metode ini didapatkan rasio kecepatan
yang mampu memberikan kondisi kerja optimum
adalah 0,84.
(icant a et OTe
Gambar 4. Kurva karakteristik vs kurva head
sistem akibat perubahan diameter
impeller
Merubah Sudut Sudu Keluaran Impeler
Sudut sudu keluaran impeler akan berpengaruh
secara langsung pada nilai dari head teoritis dan faktor
slip yang dihasilkan oleh suatu pompa (Lazarkiewicz,
Stephen, 1965). Berdasarkan literatur yang ada, besar
sudut sudu keluaran impeler yang umum digunakan
adalah berkisar antara 30-17° untuk kecepatan spesifik
di bawah 4000 (Karassik, Igor J., 1976).
MEDIA TEKNIK No.1 Tahun XVIII Edisi Februari 2006 No.ISSN 0216-3012 37