Plasenta previa merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamian 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.1 Berdasarkan laporan World Health Organization (2008) angka kematian ibu di dunia pada tahun 2005 sebanyak 536.000. Kematian ini dapat disebabkan oleh 25% perdarahan, 20% penyebab tidak langsung, 15% infeksi, 13% aborsi, 12% eklampsia, 8% penyulit persalinan, dan 7% penyebab lainnya.2 Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013 yaitu perdarahan. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan muda disebut abortus sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Yang termasuk perdarahan antepartum adalah plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri. Plasenta Previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.3 Penyebab plasenta previa belum diketahui dengan secara pasti, namun kerusakan dari endometrium pada persalinan sebelumnya dan gangguan vaskularisasi desidua dianggap sebagai mekanisme yang mungkin menjadi faktor penyebab terjadinya plasenta previa. Terjadinya plasenta previa terdapat beberapa faktor penyebab diantaranya yaitu usia ibu yang lanjut meningkatkan risiko plasenta previa, multipara, terutama jika jarak antara kelahirannya pendek, riwayat seksio sesarea, primigravida dua, bekas aborsi, kelainan janin, leiloma uteri, risiko relatif untuk plasenta previa meningkat dua kali lipat akibat merokok.4
1 2
Dari hasil penelitian Darwin (2011) menunjukkan bahwa kejadian
plasenta previa yaitu 210 (3,57%) dimana pada tahun 2008 terdapat 108 kasus (3,82%) dan tahun 2009 terdapat 102 kasus (3,34%). Kejadian plasenta previa terbanyak terdapat pada usia ≥35 tahun, yaitu 70 orang (33,33%). Berdasarkan jumlah paritas, plasenta previa paling banyak terdapat pada jumlah paritas 2-4 kali, yaitu 99 orang (47,14%). Pada pasien dengan plasenta previa terdapat 8 orang (3,81%) yang memiliki riwayat seksio ≤ 2 kali. Terdapat 2 kasus (0,95%) plasenta previa pada kehamilan ganda dan 28 orang (13,33%) pada pasien dengan riwayat abortus.14 Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membuat laporan kasus mengenai perdarahan ante partum karena Plasenta Previa Totalis disertai perdarahan berulang.