Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.3. Insomnia
2.3.1. Definisi Insomnia
Insomnia diartikan sebagai kesulitan dalam memulai atau
mempertahankan tidur. Insomnia merupakan keluhan tidur paling
sering dan dapat bersifat sementara atau menetap. Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders-5 (DSM-5) mendefinisikan
insomnia sebagai ketidakpuasan dengan kuantitas atau kualitas
tidur berkaitan dengan satu atau lebih dari gejala-gejala berikut:
kesulitan dalam memulai tidur, kesulitan dalam mempertahankan
tidur dengan periode terbangun berulang kali atau masalah untuk
kembali tidur, dan terbangun pagi-pagi sekali dengan
ketidakmampuan untuk kembali tidur.6
Seseorang dengan insomnia merasa tidak cukup tidur atau
merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut
sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga
mengakibatkan perasaan yang tidak bugar sewaktu atau setelah
terbangun dari tidur. Penderita insomnia berbeda dengan orang
yang memang waktu tidurnya pendek (short sleepers), pada short
sleepers meskipun waktu tidur mereka pendek, mereka tetap
merasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi secara normal di
siang hari, dan mereka tidak mengeluh tentang tidur mereka di
malam hari.7
2.3.5. Patofisiologi
3) Pemeriksaan Tambahan
Berbagai pemeriksaan tambahan yang berguna dalam
mengevaluasi insomnia adalah kuesioner subjektif. Lainnya
termasuk sleep-wake diaries, aktigrafi dan polisomnograpi.
Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat
diagnosis pasti:
1. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau
mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang buruk
2. Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama
minimal satu bulan
3. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness)
dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam
hari dan sepanjang siang hari
4. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
Sementara berdasarkan ICSD-2, kriteria diagnosis insomnia
antara lain:15
a) Keluhan adanya kesulitan memulai tidur, mempertahankan
tidur atau bangun terlalu pagi, atau tidur yang secara kronis
tidak menyegarkan atau kualitasnya jelek
b) Keluhan kesulitan tidur tersebut terjadi meskipun adanya
kesempatan dan lingkungan yang mendukung
c) Sedikitnya 1 dari keluhan berikut terjadi di pagi hari akibat
kesulitan tidur di malam hari yang dilaporkan oleh pasien:
- kelelahan atau malaise
- gangguan perhatian, konsentrasi atau memori
- disfungsi sosial atau performa kerja yang menurun
- gangguan mood
- mengantuk pada siang hari
- penurunan motivasi, energi atau inisiatif
- kecenderungan terjadinya eror atau kecelakaan saat
kerja atau berkendara
- keluhan sakit kepala atau gastrointestinal akibat
kekurangan tidur
- ketakutan atau kekhawatiran tentang tidur
1. Guyton, A,C., Hal, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC, 777-9
2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Tidur Normal dan Gangguan Tidur.
Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher,2010.p.210
3. Winkelman, J.W. 2015. Insomnia Disorder. New England Journal od
Medicine. 373 (15):1437-1444
4. Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem; alih bahasa,
Brahm U. Pendit; editor edisi bahasa Indonesia, Nella Yesdelita. Ed 6.
Jakarta: EGC, 183-184.
5. Carley, David W., Farabi, Sarah S. 2016. Physiology of sleep. Sepctrum
Diabetic Journal. Vol 29(1):5-9.
6. Sadock, B. J., Sadock, V. A., dan Ruiz, P. Kaplan & Sadock’s synopsis of
psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry. Ed. 11. Philadelphia:
Wolters Kluwer, 1169-1181.
7. Buysse, D. J., et al. Insomnia: the Journal of Lifelong Learning in Psychiatry.
2005. 3(4):568-584.
8. Morin, C. M., Drake, C. L., Harvey, A. G., Krystal, A. D., Manber. R.,
Riemann, D., dan Spiegelhalder, K. Insomnia Disorder. Nature Review. 1:1-
18.
9. Michael, S., et al. Recent Developments in the Classification, Evaluation, and
Treatment of Insomnia: Contemporary Review in Sleep Medicine. 2011: 276-
286.
10. NIH State of the Science. Conference Statement on Manifestations and
Management of Chronic Insomnia in Adults: the Journal of Lifelong Learning
in Psychiatry. 2009. 7(4): 538-546.
11. Karl, D., et al. Evaluation and Management of Insomnia in the Psychiatric
Setting: the Journal of Lifelong Learning in Psychiatry. 2009. 7(4): 441-451.
12. Tomb, D. A. 2004. Buku Saku Psikiatri Ed 6. Jakarta: EGC.
13. Mai E, Buysse DJ. Insomnia: Prevalence, Impact, Pathogenesis, Differential
Diagnosisi, and Evaluation. The Journal of Lifelong Learning In Psychiatry.
2009; 7(4): 491-498.
14. Sateia MJ, Buysse DJ, Krystal AD, Neubauer DN, Heald JL. Clinical practice
guideline for the pharmacologic treatment of chronic insomnia in adults: an
American Academy of Sleep Medicine clinical practice guideline. J Clin
Sleep Med. 2017;13(2):307–349.
15. American Academy of Sleep Medicine. International classification of sleep
disorders, 2nd ed.: diagnostic and coding manual. Westchester, IL: American
Academy of Sleep Medicine, 2005.
16. Drake Christopher L,Ph.D et al. Insomnia Causes, Consequences, and
Therapeutics: An Overview. Depression and Anxiety. 2003;18:163-176.
17. Kumar B, Carlos R, Nancy FS. Advances in Treating insomnia. Cleveland
Clinic Journal of Medicine. 2007;74:251-265.
18. L Petit. N Azad. Anna B. Non-pharmacological Management of Primary and
Secondary Insomnia Among Older People. British geriatric Society. 2003;
32:19-25.
19. Anne MMHH, Renee C. Anna L. The Diagnosis and Management of
Insomnia in Clinical Practice. CMAJ. 2000;162:216-220.
20. Erika N. Susan L. John ED. Treatment of Primary Insomnia. JABFP. 2004;
17:212-218.
21. R.George L, Cynthia G. Nonpharmacologic Approaches to the Management
on Insomnia. JAOA.2010;110:695-700.