Vous êtes sur la page 1sur 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. Kesehatan merupakan
modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam
yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal
menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu
penentu sehat tidaknya seseorang. Sebagaimana Firman Allah yang terdapat dalam Q.S. Al
Baqarah : 168

‫ان ۚ ِإنَّهُ لَ ُك ْم‬


ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ت ال‬ ُ ‫طيِِّباا َو ًَل تَت َّ ِبعُوا ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬ َ ‫ض َح ََل اًل‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
ِ ‫اس ُكلُوا ِم َّما فِي ْال َ ْر‬
‫ َعد ٌُّو ُمبِين‬.
Artinya : “Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang
Kami rezekikan kepadamu.”

Anjuran Islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan
kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan di pandang
sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang
mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang
sampah dan limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya, dan
Islam sangat menekankan Kesucian atau Al-thaharah, yaitu kebersihan atau kesucian lahir
dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain
bersumber dari perut sendiri, penyakit sering kali berasal dari lingkungan yang kotor.

B. Rumusan Masalah
1.Apa makna kesehatan dan macam-macam kesehatan ?
2.Apa saja macam-macam kesehatan ?
3.Bagaimana pandangan islam tentang kesehatan ?
4. Bagaimana cara menjaga kesehatan dalam islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang makna kesehatan
2. Untuk mengetahui macam-macam kesehatan

1
3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam tentang kesehatan
4. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan dalam islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Kesehatan

Kesehatan berasal dari kata “sehat” yang ditransfer dari bahasa Arab suhhah yang
artinya sehat, tidak sakit, selamat.1 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) sehat adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya, bebas dari rasa
sakit, waras.2 UU No. 23 Tahun 1992 menyebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.Dari definisi tersebut dapat dipilah-pilah bahwa sehat
fisik adalah suatu keadaan di mana bentuk fisik dan faalnya tidak mengalami gangguan
sehingga memungkinkan berkembangnya mental atau psikologis dan sosial untuk dapat
melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan normal.

Sehat mental adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkem-bangan fisik,


intelektual, emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan keadaan orang lain. Sehat sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat, di mana
perikehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup
kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan sendiri serta kehidupan
keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerja, beristirahat dan menikmati
hiburan pada waktunya.

Tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan di atas, para ahli juga berpendapat
dalam mendefinisikan makna kesehatan di antaranya:

1. WHO (Worid Health Oganization, 1947)

Sehat adalah memperbaiki kondisi manusia, baik jasmani, rohani ataupun akal, sosial
dan bukan semata-mata memberantas penyakit. Dalam konsep sehat WHO tersebut
diharapkan adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk
hidup lain dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari konsep WHO tersebut, maka
yang dikatakan manusia sehat adalah tidak sakit, tidak cacat, tidak lemah, bahagia secara
rohani, sejahtera secara sosial, dan fit secara jasmani.

1
Kaelany HD, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, 167.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2011), 1241.

3
2. White (1977)

Sehat adalah keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai
keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

3. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983
merumuskan kesehatan sebagai ketahanan „jasmaniah, rohaniyah, dan sosial‟ yang dimiliki
manusia sebagai karunia Allahyang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan
meme-lihara serta mengembangkannya.3

4. Perkins (1983)

Sehat adalah keadaan seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan
memiliki berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sehat adalah
suatu keadaan yang lengkap, baik fisik (jasmani) ataupun nonfisik (jiwa/rohani), akal serta
sosial yang memungkinkan seseorang dapat melaksanakan aktifitas kehidupanya dengan
baik. Artinya, sehat di sini bukan semata-mata terbebas dari berbagai penyakit, akan tetapi
lebih menekankan tentang sehat secara jasmani, rohani, akal, maupun sosialnya.

B. Macam-macam Kesehatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesehatan terbagi menjadi tiga macam, di
antaranya:

1. Kesehatan Jasmani

Yang dimaksud dengan sehat jasmani adalah orang yang berda-sarkan pemeriksaan
fisik, laboratories dan radiologis, tidak terserang penyakit atau tidak adanya kelainan-
kelainan. Jasmani sehat juga termasuk indikasi hidup sehat alami. Cirinya antara lain
persoalan biologis dan fisiknya sehat. Biologis sehat jika jasmaninya sehat, seperti pola
makan dan kebiasaannya untuk mendukung kelangsungan hidupnya (bukan hidup untuk
makan), manajemen tidur dan istira-hatnya untuk mengembalikan tenaga, pembuangan
kotoran dari tubuh, dan menjaga berat badan agar ideal. Fisik sehat jika jasmaninya sehat,
seperti menjaga pernafasan agar baik, jantung sehat, otot lentur de-ngan gerak, dan tulang
yang kuat dengan olahraga.4

3
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1998), 182.
4
Jumarodin dan Endang Sulistyowati, Pelatihan Metode Pengobatan Islam (Yogyakarta: Diva Press, 2008), 239.

4
2. Kesehatan Jiwa (psikis)

Kesehatan psikis menurut Zakiah Derajat sebagaimana dikutip oleh In‟amuzzahidin


Masyhudi dan Nurul Wahyu Arvitasari adalah terhindarnya seseorang dari gangguan-
gangguan jiwa dan gejala-gejala penyakit jiwa, yang mampu menyesuaikan diri, sanggup
meng-hadapi kesesuaian fungsi-fungsi jiwa (tidak ada konflik) dan merasa bahwa dirinya
berharga, berguna dan bahagia, serta dapat mengguna-kan potensi yang ada padanya
seoptimal mungkin.

Apabila psikologis (rohani) seseorang ingin sehat, maka orang tersebut harus
menjauhkan diri dari stres, cemas, khawatir, was-was, gelisah hingga depresi dan putus asa.
Orang yang psikisnya sehat biasanya suka memaafkan, suka memberi, dan senang berkasih
sa-yang dengan sesama dan ketika bekerja dengan senang hati sehingga ia merasa bahagia
dalam dirinya.5

3. Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah sanitasi yang


mengganggu kesehatan. Kegiatan yang meno-pang terwujudnya kesehatan masyarakat antara
lain meliputi:

a. Kebersihan pakaian

Seorang muslim hendaknya memiliki pola hidup yang bersih dan menjadi mujahid
yang gigih dalam mewujudkan pribadi yang bersih terutama tentang kebersihan pakaian
seperti yang disebutkan dalam Q.S. al-Muddaṡṡir: 1-7.

‫يَا أَيُّ َها ْال ُمدَّ ِث ِّ ُر‬


1. Hai orang yang berkemul (berselimut),

‫قُ ْم فَأ َ ْنذ ِْر‬


2. bangunlah, lalu berilah peringatan,

‫َو َرب ََّك فَ َكبِِّ ْر‬

5
Jumarodin dan Endang Sulistyowati, Pelatihan Metode Pengobatan Islam (Yogyakarta: Diva Press, 2008), 240.

5
3. dan Tuhanmu agungkanlah!

َ َ‫َوثِيَابَ َك ف‬
‫ط ِِّه ْر‬
4.dan pakaianmu bersihkanlah,

‫الر ْجزَ فَا ْه ُج ْر‬


ُّ ‫َو‬
5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

‫َو ًَل تَ ْمنُ ْن تَ ْست َ ْكثِ ُر‬


6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

ْ ‫َو ِل َر ِبِّ َك فَا‬


‫ص ِب ْر‬
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah

Bersih dari najis merupakan syarat sah amal terutama saat salat.

Istilah al-ṭaharah (kesucian) di dalam al-Qur‟an memiliki cakupan makna yang luas
dan mendalam, tidak hanya meliputi kebersihan fisik, seperti badan, pakaian, rumah ibadah,
air ma-kanan, minuman tapi juga berkaitan dengan kesucian jiwa. Apabila lingkungan hidup
menjadi sehat; semangat dan motivasi kerja menjadi tinggi. Jika kebersihan lingkungan
tersebut dipa-dukan dengan kebersihan batin maka manusia akan merasakan kebahagiaan
lahir dan batin.6

b. Kualitas makanan

Al-Qur‟an menekankan bahwa makanan itu harus meme-nuhi kualifikasi ḥalālan


ṭayyiban (halal dan baik). Makanan haram adalah makanan yang dilarang oleh agama
pemakannya, seperti babi, bangkai, darah ataupun makanan yang tidak diijinkan oleh
pemiliknya untuk dimakan. Sementara halal adalah kebalikannya. Sementara ṭayyiban adalah
makanan yang tidak mengan-dung zat berbahaya dan bisa mendatangkan dan menjamin
kesehatan.

6
Departemen Agama RI, Kesehatan dalam Perspektif al-Qur’an: Tafsir al-Qur’an Tematik (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf al—Qur’an, 2009), 373.

6
c. Memberi ASI (Air Susu Ibu) yang sempurna pada balita

Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 233 :

ۚ َ ‫عة‬
َ ‫ضا‬
َ ‫الر‬ َّ ‫املَي ِْن ۖ ِل َم ْن أ َ َرادَ أ َ ْن يُ ِت َّم‬
ِ ‫ض ْعنَ أَ ْو ًَلدَ ُه َّن َح ْولَي ِْن َك‬ ِ ‫َو ْال َوا ِلدَاتُ ي ُْر‬
‫ف نَ ْفس ِإ ًَّل ُو ْس َع َها ۚ ًَل‬ ِ ‫علَى ْال َم ْولُو ِد َلهُ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن ِب ْال َم ْع ُر‬
ُ َّ‫وف ۚ ًَل ت ُ َكل‬ َ ‫َو‬
‫ث ِمثْ ُل َٰذَ ِل َك ۗ فَإ ِ ْن أ َ َرادَا‬ ِ ‫علَى ْال َو ِار‬ َ ‫ار َوا ِلدَة ِب َولَ ِدهَا َو ًَل َم ْولُود لَهُ ِب َولَ ِد ِه ۚ َو‬ َ ُ‫ت‬
َّ ‫ض‬
‫ضعُوا‬ ِ ‫علَ ْي ِه َما ۗ َو ِإ ْن أ َ َر ْدت ُ ْم أ َ ْن ت َ ْست َ ْر‬
َ ‫َاو ٍر فَ ََل ُجنَا َح‬ ُ ‫اض ِم ْن ُه َما َوتَش‬ ٍ ‫ع ْن ت َ َر‬ َ ‫ص ااًل‬
َ ِ‫ف‬
‫َّللاَ َوا ْعلَ ُموا أَ َّن‬ ِ ‫سلَّ ْمت ُ ْم َما آتَ ْيت ُ ْم ِب ْال َم ْع ُر‬
َّ ‫وف ۗ َواتَّقُوا‬ َ ‫أ َ ْو ًَلدَ ُك ْم فَ ََل ُجنَا َح‬
َ ‫علَ ْي ُك ْم ِإذَا‬
ِ َ‫َّللاَ ِب َما ت َ ْع َملُونَ ب‬
‫صير‬ َّ

Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak
ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Anjuran itu mengandung hikmah bagi kesehatan si anak sekaligus untuk


mengembangkan anak-anak yang sehat, membina generasi muda yang kuat dan
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. ASI merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi karena di dalamnya mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi serta
mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi dari berbagai kuman penyakit. 7

d. Perbaikan kualitas dan sistem sanitasi

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan lang-sung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini dapat meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi
berhubungan erat dengan upaya penyehatan lingkungan, pengelolaan limbah, sampah, dan
penataan saluran dan buangan air di lingkungan tempat tinggal.

7
Ibid., 382.

7
Selain itu, jika seseorang ingin sehat kondisi sosialnya, maka orang tersebut harus
menjalin tali silaturrahmi yang baik dengan keluarganya, tetangganya, masyarakatnya, rekan
kerjanya dan alam sekitarnya, serta berpenampilan apa adanya, wajar dan tidak berlebihan.
Kehidupan sehari-hari dijalani sesuai dengan norma dan nilai sosial yang dianut oleh
masyarakat dalam lingkungannya.

C. Pandangan Islam tentang Kesehatan

Islam sangat memperhatikan soal kesehatan dengan cara antara lain mengajak dan
menganjurkan untuk menjaga dan mempertahankan kesehatan yang telah dimiliki setiap
orang. Anjuran menjaga kesehatan itu bisa dilakukan dengan tindakan preventif (pencegahan)
dan represif (pelenyapan penyakit atau pengobatan). Secara preventif, perhatian Islam
terhadap kesehatan ini bisa dilihat dari anjuran sungguh-sungguh terhadap pemeliharaan
kebersihan.8 Rasulullah saw bersabda:9

‫ قالرسوالللهصلىاللهعليووسلم‬:‫عنابنعباسرضياللهعنوقال‬
(‫ الصحة والفراغ‬:‫)نعمتان مغبون فيهم اكثيرمن الناس‬
Artinya: “Dari Ibnu „Abbās ra berkata bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:‟Banyak
manusia merugi karena dua nikmat; kesehatan dan waktu luang”. (H.R. Bukhari).

Dalam keterangan hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda:

‫ياعوذبكمنزوالنعمتكوتحول‬
ّ ّ‫ اللهمإن‬: ‫كانرسوالللهعليووسلم‬
‫ رواهمسلم‬.‫عافيتكوفجأةنقمتكوجميعسختك‬
Artinya: “Rasulullah Saw berdo‟a: Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kehilangan
nikmat karunia-Mu, dari perubahan kesehatan yang te-lah Engkau berikan, mendadaknya
balasan-Mu, dan dari segala kemur-kaan-Mu". (HR. Muslim)10

Berdasarkan pemaparan hadits di atas, terdapat dua kenikmatan yang telah


dikaruniakan Allah Swt kepada hamba-Nya dan sering dilupakan oleh manusia yaitu nikmat
sehat dan nikmat waktu luang. Sungguh sangat merugi seseorang hamba Allah Swt, ketika
tidak mensyukuri atas apa yang telah Allah berikan kepadanya. Maka dari itu,sepatutnyalah
kita bersyukur kepada Allah Swt, karena masih diberi nik-mat sehat dan nikmat waktu

8
Kaelany HD, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, 169.
9
Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Sahih Bukhari (Mesir: Maktabah ‘Ibad al-Rahman, 2008). 771.
10
M.Said, Hadist Budi Luhur 101 (Surabaya: Putra al-Ma’arif,2002), 66.

8
senggang. Dari hadits ini, kita dapat mengambil mau`idhah untuk senantiasa menjaga
kesehatan kita, sehingga kita dapat melaksanakan perintah Allah dengan sebaik-baiknya dan
menjauhi apa yang dilarang oleh Allah sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapka
dalam al-Qur‟an dan al-Hadits. Selain itu, kita juga dituntut untuk selalu memanfaatkan
waktu luang dalam hal kebaikan. Salah satunya dengan selalu berdzikir kepada Allah dan
selalu beristighfar (mohon ampunan) kepada-Nya.

D. Cara Menjaga Kesehatan dalam Islam

Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita mengenai kesehatan, tidak sedikit dari
ucapannya mengandung unsur medis yang mutakhir. Dari ajaran beliau mengenai perihal
orang sakit ialah:

1. Perintah untuk berobat. Kewajiban bagi setiap muslim yang sakit untuk berobat.

2. Setiap penyakit ada obatnya Seperti:

1) Karantina penyakit, Nabi bersabda “jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua
tombak dari orang yang berpenyakit lepra”
2) Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar dalam penanggulangan berbagai
penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat. Sabda Nabi yang berbunyi
“jangan engkaulah masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah,
dan bila dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya”
3) Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari
berbagai penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.

Menyembuhkan orang sakit. Kesehatan merupakan hal yang mutlak dalam menjalani
aktivitas kehidupan manusia, bila tubuh manusia dalam keadaan sehat mereka bisa
melakukan aktivitas ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aktivitas sosial
(hubungan manusia dengan manusia), serta aktivitas dunia (hubungan manusia dengan alam).

Oleh karena itu dibutuhkanlah metode untuk menjaga kesehatan manusia. Allah
memberikan petunjuk melalui perantara Nabi dengan segala aktivitas dan ucapan Nabi yang
telah di rancang sedemikian rupa untuk bisa diikuti manusiawi secara utuh. Beberapa bentuk
menjaga kesehatan antara lain:

9
Ø Kesehatan jasmani

Manusia adalah makhluk yang selalu ingin memenuhi seluruh kebutuhannya,


keinginan manusia yang tidak terbatas kadang membuat manusia menjadi rakus. Makan
berlebih, pola hidup yang tidak baik, penggundulan hutan untuk bahan bangunan, eksploitasi
laut yang tidak bertanggung jawab, semuanya itu akan membuat keseimbangan alam
terganggu. Di sadari maupun tidak, manusia merupakan bagian dari alam. Dengan demikian
dapat kita simpulkan bahwa kesehatan jasmani berhubungan dengan alam. Nabi pernah
bersabda “sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu”.

Kesehatan fisik merupakan keadaan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas
lainnya. Hal ini disebabkan karena dalam perintah Allah pada manusia banyak yang berupa
aktivitas fisik yang memerlukan kondisi yang prima, seperti shalat, puasa, ibadah haji dan
ibadah lainnya. Ajaran Islam untuk menjaga kesehatan fisik terlihat dalam beberapa perintah
Allah, seperti shalat yang mampu meregangkan otot. Karena setiap gerakan shalat seperti
mempunyai kunci tubuh, sehingga sendi-sendi bisa lentur dan menyehatkan. Wudhu yang
menurut penelitian bisa merangsang saraf-saraf pada daerah yang terusap air wudhu, puasa
yang menyehatkan, ibadah haji yang merupakan puncak dari ibadah yang membuat tubuh
kuat, karena rukun-rukunnya yang melatih kondisi stamina tubuh.

Islam yang sangat mementingkan kesehatan jasmani dan fisik yang dilakukan dengan
cara :

1. Mengatur Pola Makan dan Minum

Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk
menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan
thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti

ditegaskan dalam ayat: ‫ام ِه‬ َ ‫ان إِلَ َٰى‬


ِ َ‫طع‬ ُ ‫س‬َ ‫اْل ْن‬ ُ ‫فَ ْليَ ْن‬
ِ ْ ‫ظ ِر‬
“maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”. (QS. ‘Abasa 80 : 24 )

Dalam 27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-Quran selalu menekankan dua
sifat, yang halal dan thayyib, di antaranya dalam (Qs. al-Baqarah (2) 168; al-Maidah
(s):88; al-Anfal (8) : 9; al-Nahl (16) : 14)

10
2. Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat

Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam
menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga
mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.

Al-Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di
bidang medis memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan
membinasakan diri dan mubadzir dan akibatyang ditimbulkan, bau, mengganggu orang lain
dan lingkungan.

Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan daya tahannya, sesuai
anjuran Nabi: Bahwa badanmu mempunyai hak

Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup,
istirahat cukup, di samping hak-haknya kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi
tuntunan agar mengatur waktu untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga
diatur secara proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.

Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti
melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun
maksudnya untuk beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok Sahabat Nabi yang ingin
terus menerus shalat malam dengan tidak tidur, sebagian hendak berpuasa terus menerus
sepanjang tahun, dan yang lain tidak mau ‘menggauli’ istrinya, sebagaimana disebutkan
dalam hadits:

“Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan
bahwa kamu puasa di sz’am? hari dan qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya
Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam
dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak” (HR
Bukhari dan Muslim).

3. Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan

Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui
kegiatan berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin
Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut ‘deporte’ yang berarti penyenangan,

11
pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan sebagai
kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.

Tujuan utama olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya
tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh, dan daya
ekspresif serta daya kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup
akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan menyehatkan
tubuh. Dengan kesegaran jasmani seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik.

Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: al-Riyadhat) termasuk bidang
ijtihadiyat. Secara umum hokum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah,
jika diniati ibadah atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah dengan sempurna dan
pelaksanaannyatidakbertentangan dengan norma Islami.

Sumber ajaran Islam tidak mengatur secara rinci masalah yang berhubungan dengan
berolahraga, karena termasuk masalah ‘duniawi’ atau ijtihadiyat, maka bentuk, teknik, dan
peraturannya diserahkan sepenuhnya kepada manusia atau ahlinya. Islam hanya memberikan
prinsip dan landasan umum yang harus dipatuhi dalam kegiatan berolahraga.

Nash al-Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks
perintah jihad agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan
musuh, yaitu ayat:

‫عد َُّو ُك ْم‬ َ ‫اط ْال َخ ْي ِل ت ُ ْر ِهبُونَ ِب ِه‬


َّ ‫عد َُّو‬
َ ‫َّللاِ َو‬ ِ ‫ط ْعت ُ ْم ِم ْن قُ َّوةٍ َو ِم ْن ِر َب‬ َ َ ‫َوأ َ ِعدُّوا لَ ُه ْم َما ا ْست‬
‫ف ِإلَ ْي ُك ْم َوأ َ ْنت ُ ْم‬ ِ َّ ‫س ِبي ِل‬
َّ ‫َّللا ي َُو‬ َ ‫ش ْيءٍ فِي‬َ ‫َّللاُ َي ْع َل ُم ُه ْم َو َما ت ُ ْن ِفقُوا ِم ْن‬
َّ ‫َوآخ َِرينَ ِم ْن دُو ِن ِه ْم ًَل ت َ ْع َل ُمونَ ُه ُم‬
ْ ُ ‫ًَل ت‬
َ‫ظلَ ُمون‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan
Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan). 11

11
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 249.

12
4. Anjuran Menjaga Kebersihan

Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu
aspek penting dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan
dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan,
al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari
penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri.

Imam al-Suyuthi, ‘Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam
Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat,
bagian dari ta’abbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda: “Dari
‘Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: “Kunci shalat adalah bersuci” (HR Ibnu Majah, al-
Turmudzi, Ahmad, dan al-Darimi)

Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan thaharat dari najis,


mutanajjis, dan hadats. Demikian pentingnya kedudukan menjaga kesucian dalam Islam,
sehingga dalam buku-buku fikih dan sebagian besar buku hadits selalu dimulai dengan
mengupas masalah thaharat, dan dapat dinyatakan bahwa ‘fikih pertama yang dipelajari umat
Islam adalah masalah kesucian’.

‘Abd al-Mun’im Qandil dalam bukunya al-Tadaivi bi al-Quran seperti halnya


kebanyakan ulama membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian
lahiriah meliputi kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal, jalan dan segala sesuatu yang
dipergunakan manusia dalam urusan kehidupan. Sedangkan kesucian rohani meliputi
kebersihan hati, jiwa, akidah, akhlak, dan pikiran.

Ø Kesehatan rohani

Seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah yang tertuang dalam Al – Qur’an surat Al- Ra’d
: 28

ُ ُ‫ط َمئِ ُّن ْالقُل‬


‫وب‬ ْ َ ‫َّللاِ ت‬
َّ ‫َّللاِ ۗ أ َ ًَل بِ ِذ ْك ِر‬ ْ َ ‫الَّذِينَ آ َمنُوا َوت‬
َّ ‫ط َمئِ ُّن قُلُوبُ ُه ْم بِ ِذ ْك ِر‬
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram. (Q.S.
Al-Ra’d: 28)

13
Menurut Prof Dr. Nasaruddin Umar M.A, Guru besar UIN Syarif hidayatullah Jakarta
mengatakan didalam manusia ada unsur jasad (jasadiyyah), unsur nyawa, dan unsur ruh yang
dalam Al-Qur’an di sebut KHALQAN AKHAR. Seseorang baru disebut manusia jika
memiliki ke 3 unsur ini.

Hubungan antara makhluk dengan Tuhannya akan berjalan baik bila sang makhluk menaati
apa yang di perintahkan Allah, ciri-ciri jiwa yang sehat yang dalam Al-Qur’an di sebut
Qalbun Salim, seperti hati yang selalu bertobat (at-taqwa), hati yang selalu menjaga dari hal-
hal keduniaan (al-zuhd), hati yang selalu ada manfaatnya (al-shumi), hati yang selalu butuh
pertolongan Allah (al-faqir).

Ø Kesehatan sosial

Hidup bermasyarakat dalam arti yang seluas-luasnya adalah salah satu naluri manusia.
Menurut Aristoteles menyebutkan manusia adalah Zone Polition, yaitu manusia yang selalu
membutuhkan kehadiran orang lain. Oleh karena itulah dalam Islam di kenal istilah Ukhuwah
(persaudaraan) yang akan mendatangkan muamalah (saling menguntungkan), hal ini
memungkinkan rasa persaudaraan lebih tinggi.

Hal ini sesuai dengan Q.S. Al – Hujurat ayat 13 yang menyatakan :

‫ارفُوا ۚ ِإ َّن‬ ُ ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنث َ َٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬
َ ‫شعُوباا َوقَ َبا ِئ َل ِلت َ َع‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
َّ ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ۚ ِإ َّن‬
‫َّللاَ َع ِليم َخ ِبير‬ َّ َ‫أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬
“hai manusia , sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
mengenal. (Q.S. Al-Hujarat: 13)

Menjaga Kesehatan pribadi dan lingkungan dalam Islam :

1. Tubuh. Islam memerintahkan mandi bagi umatnya untuk membersihkan tubuhnya


dari najis dan hadas. Dia mengajarkan kepada umatnya, mulai memotong kuku,
membersihkan luas jari, mencabut bulu ketiak dan bersiwaq hingga bagaimana cara
dia makan.

14
2. Tangan. Nabi Muhammad SAW bersabda: “cucilah kedua tanganmu sebelum dah
sesudah makan dan cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang pun
tahu di mana tangannya berada di saat tidur.”

3. Makanan dan Minuman. Rasulullah SAW. bersabda “tutuplah bejana air dan tempat
minummu”.

4. Rumah. “Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu”, sebagaimana di anjurkan


untuk menjaga kebersihan dan keamanan jalan.

5. Perlindungan sumber air. Rasulullah melarang umatnya membuang kotoran di tempat-


tempat sembarangan, misalnya sumur, sungai, dan pantai. Perintah-perintah
Rasulullah tersebut memiliki makna bahwa kita harus menjaga kebersihan dan
kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengikuti jejak Rasulullah Muhammad SAW, merupakan suatu keharusan bagi umat
islam. Termasuk mewarisi metodologi pengobatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Pengobatan yang dilakukan Rasulullah menggunakan tiga cara, yaitu melalui do’a atau
pengobatan dengan wahyu-wahyu illahi yang lebih dikenal dengan istilah do’a-do’a ma-tsur
yang datang dari Al Qur’an dan sunnah Nabi SAW yang shahih. Kedua menggunakan obat-
obat tradisional baik dari tanaman maupun hewan. Dan ketiga adalah menggunakan
kombinasi dari kedua metode tersebut.

Allah berfirman :

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).

Kemudian dalam penegasan Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda ra).

Dalam sebuah hadist disebutkan “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat
yaitu madu dan Al Quran”. Dari hadist tersebut hadist merupakan lambing atau perwakilan
dari obat-obat tradisional yang ada dibumi dan kita sebagai manusia yang diberikan akal
sehat harus dapat menggali obat-obat tradisional yang banyak terdapat di muka bumi ini,
bahkan letaknya tidak jauh dari sekitar kehidupan kita.

B. Saran

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah” (Al Ahzab : 21).

1. Memantapkan keimanan-ketaqwaan pada Allah swt kita menyembah dan hanya


kepadaNya kita memohon pertolongan. Umat harus bekerja keras namun ujung dari

16
kerja itu adalah tawakkal pada kehendak Allah. Keimanan-ketaqwaan seperti ini akan
membuat tenang juga tenteram, tidak gelisah dan terlanda ketakutan. Di sinilah makna
janji Allah yang banyak terkandung dalam Al Qur’an: ‘Barang siapa yang benar-
benar beriman dan beramal shaleh maka akan memperoleh berkah dari Allah dan
hatinya akan terhindarkan dari rasa ketakutan dan kekecewaan’. Hati menjadi nyaman
dan bahagia. Dari sisi ilmu kedokteran sudah terbukti bahwa jiwa yang gelisah
merupakan ‘stessor’ yang menginduksi produksi melimpah berbagai hormone yang
memberi efek negatif bila berlebihan, seperti adrenalin dan korsitol.
2. Ibadah mahdhah yang dilakukan Nabi secara intensif ternyata memiliki banyak
peranan dalam menyehatkan tubuh manusia. Rahasia shalat yang telah terungkap
antara lain membantu proses pelancaran aliran darah untuk menjangkau ke organ
otak, bagian yang paling tersembunyi sekalipun. Di dalam otak manusia memang ada
area yang penyaluran aliran darah kesana amat minim dan baru bisa maksimal jika
melakukan gerak sujud.

17

Vous aimerez peut-être aussi