Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A” DENGAN HARGA
DIRI RENDAH KRONIS DI RUANG DRUPADI, RUMAH SAKIT JIWA
PROVINSI BANGLI DARI TANGGAL 11-14 MARET 2019
OLEH :
NI PUTU NUR ADIANA DEWI
(P07120216022)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.A
Umur : 25 Tahun
Alamat : Br.Kajeng, Ds.Pemogan, Denpasar Selatan
Pendidikan : SMA
Agama : Hindu
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Jenis Kel. : Perempuan
Tanggal Rawat : 04 Maret 2019, Pukul 10.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2019, Pukul 17.30 WITA
Ruang Rawat : Ruang Drupadi, RSJ Provinsi Bali
No.RM : 036763
II. ALASAN MASUK
A. Riwayat MRS
1. Auto Anamnesa
Berdasarkan rekam medis pasien disebutkan pasien datang diantar
dengan pakaian rapi. Pasien terlihat sedih karena menurut pasien
sering dikurung dan disekap oleh orangtuanya. Setelah itu pasien
hanya mengatakan ingin pulang saja, pasien juga terkadang mondar-
mandir tanpa tujuan. Pasien juga mengeluh tidak bisa tidur, pasien
baru bisa tidur jam 2 dan terbangun jam 4 sejak 2 hari yang lalu
2. Hetero Anamnesa
Pasien diantar oleh keluarga dengan keluhan kabur dari kemarin
malam (03 Maret 2019) dengan berjalan kaki sejauh 15 km. Pasien
juga dikatakan mendengar suara-suara sampai memukul telinganya
sejak ± 2 minggu yang lalu. Keluarga pasien juga mengatakan pasien
mengalami kesulitan dalam tidur
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 11 Maret 2019, pukul 17.30
WITA pasien mengatakan pasien masuk ke RSJ Provinsi Bali diantarkan
oleh keluarga karena pasien sempat ingin kabur dari rumah orangtuanya.
Pasien mengatakan alasan pasien ingin kabur dari rumah dikarenakan
mengatakan tidak menerima keadaannya yang hanya tinggal dirumah
kontrakan yang kecil, pasien mengatakan malu dengan keadaan
keluarganya dan membandingkan dirinya dengan tetangga sekitar yang
menurutnya hidup berada atau memiliki lebih banyak darinya. Pasien
mengatakan juga bahwa pasien merasa malu dengan dirinya sendiri
diumur sekarang pasien tidak melakukan pencapaian apapun, pasien tidak
bekerja dan justru dirawat di RSJ Provinsi Bali.
Saat diakukan pengkajian tanggal 11 Maret 2019, pukul 17.30
WITA, raut wajah pasien tampak sedih saat bercerita tentang alasannya
masuk ke RSJ Provinsi Bali, pasien merasa tidak mampu dalam
melakukan pencapaian diri dihidupnya dan kontak mata pasien kurang saat
dilakukan pengkajian,
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
( ) ya
(√) tidak
Jelaskan : Pasien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Pasien
sebelumnya pernah dirawat tahun 2014 karena mengamuk namun
dipulangkan kembali lalu kemudian melakukan rawat inap kembali di RSJ
Provinsi Bali tanggal 04 Maret 2019
2. Pengobatan sebelumnya ?
( - ) berhasil
(√ ) kurang berhasil
( - ) tidak berhasil
Jelaskan : Berdasarkan pengkajian pada rekam medis pasien, disebutkan
pasien sempat berhenti mengonsumsi obat selama ±5 bulan karena
dianggap kondisi pasien sudah membaik oleh keluarganya
3. Riwayat Trauma
Pelaku/usia -Korban/usia Saksi/usia
-
Aniaya fisik - - - - - -
Aniaya seksual - - - - - -
Penolakan - - - - - -
Kekerasan dalam - - - - - -
keluarga
Tindakan kriminal - - - - - -
E. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Genogram :
Keterangan :
= Laki-laki hidup
= Perempuan hidup
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Tinggal serumah
= Garis perkawinan
= Garis keturunan
= Cerai
Deskripsi :
Saat pengkajian tanggal 25 Februari 2019, pukul 14.00 wita pasien
mengatakan pasien anak ke lima dari enam orang bersaudara, diantara
saudaranya yang lain tidak ada yang mengalami kondisi seperti Tn.C saat
ini. Seluruh saudara kandung Tn.C masih hidup dan sudah menikah. Tn.C
sudah menikah dan mempunyai dua orang anak yaitu satu orang laki-laki
namun sudah meninggal ketika berumur 2 bulan dan 1 orang perempuan
dan belum diketahui memiliki riwayat penyakit yang sama atau tidak
dengan pasien. Pasien tinggal dengan istri pasien, anak perempuannya,
menantu serta cucunya.
Dalam pengambilan keputusan dalam keluarga pasien
menggunakan musyawarah yaitu mengambil keputusan secara bersama
dengan mementingkan pendapat dari masing-masing anggota keluarga,
pasien mengambil keputusan dengan bantuan istri dan anak dan
menantunya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah/Diagnosa Keperawatan
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan merasa merepotkan keluargannya karena harus
bolak balik masuk rumah sakit.
Masalah Keperawatan :Harga Diri Rendah Situasional
b. Identitas diri :
Pasien mengatakan sudah menikah. Pasien tinggal bersamaa istri dan
anaknya, saat ini pasien merasa sedih karena sudah tidak bisa bekerja
bebas seperti dulu lagi terlebih lagi semenjak 3 tahun lalu.
Masalah Keperawatan :Harga Diri Rendah Situasional
c. Peran Diri :
Pasien mengatakan bahwa di rumah ia berperan sebagai suami, dan
sebelumnya bekerja sebagai buruh serabutan. Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak mengikuti menjadi jarang mengikuti
kegiatan/organisasi dibanjar maupun di lingkungan masyarakatnya
sejak 3 th pasca melakukan operasi pada kakinya
Masalah Keperawatan :Harga Diri Rendah Situasional
d. Ideal Diri :
Pasien mengatakan tidak mempunyai cita-cita yang terlalu diinginkan
tetapi pasien mengatakan dia hanya berharap agar kesehatannya
segara pulih.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
e. Harga Diri :
Pasien mengatakan saat ini sudah tidak bekerja lagi sejak 3 tahun lalu
pasca menjalani operasi pada kakinya, hal itu menyebabkan pasien
merasa merepotkan keluarganya. Sebelum masuk rumah sakit dan
semenjak sakit pasien masih memikirkan dirinya yang tidak dapat
bekerja bebas seperti dulu lagi.
Masalah keperawatan :Harga Diri Rendah Situasional
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/terdekat
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah istri dan
anaknya.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah/Diagnosa Keperawatan
b. Peran dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Pasien mengatakan pasien jarang mengikuti kegiatan atau organisasi
apapun di lingkungan masyarakat sejak mengalami sakit. Sebelum
masuk rumah sakit dan semenjak sakit pasien masih memikirkan
dirinnya yang tidak dapat bekerja dengan bebas seperti dulu.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah/Diagnosa Keperawatan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Keluarga pasien mengatakan sejak sakit pasien lebih sering dirumah
dan jarang berinteraksi dengan lingkungannya. Pasien merasa tidak
mampu lagi beraktivitas bebas seperti dulu.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama hindu dan percaya akan
adanya Tuhan atau Ida Sang Hyang Widi Wasa.
b. Kegiatan ibadah :
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien sering
mebanten saiban pada pagi hari dan melakukan persembahyangan.
Saat sakit pasien mengatakan jika tidak mampu sembahyang ke tempat
suci pasien akan berdoa diatas tempat tidur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah/Diagnosa Keperawatan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
( - ) Tidak Rapi
( - ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( - ) Cara pakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: Saat pengkajian penampilan pasien tampak cukup rapi
menggunakan satu kain yang menutupi tubuh bawah sampe sebatas
dadanya, tampak bahwa kain yang digunakan bersih dan tidak berbau
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah/Diagnosa Keperawatan
2. Pembicaraan
( ) Cepat
( ) Apatis
( ) Kasar
(√ ) Lambat
( ) Gagap
( ) Membisu
( ) Inkoherensi
( ) Tidak mampu memulai pembicaraan
(√ ) Lain-lain
Sistem Pendukung √
Mencuci Pakaian - -
- -
Mengatur Keuangan
9. Aktivitas diluar rumah YA TIDAK
Belanja
- -
Transportasi - -
Lain-lain - -
Situasional
NIM.P07120216022
XV. INTERVENSI
5 Senin, 25 Harga diri rendah TUK 5 : Setelah 1 x interaksi 1. Beri pendidikan 1. Mendorong
Februari situasional Pasien dapat diharapkan pasien mampu kesehatan pada keluarga untuk
2019 memanfaatkan sistem memanfaatkan sistem keluarga tentang mampu
Pukul pendukung yang ada pendukung yang ada di cara merawat pasien merawat pasien
14.00 keluarga dengan harga diri mandiri di
wita rendah. rumah.
2. Bantu keluarga
memberikan 2. Support system
dukungan selama keluarga akan
pasien dirawat. sangat
3. Bantu keluarga mempengaruhi
menyiapkan dalam
lingkungan rumah. mempercepat
proses
penyembuhan
pasien.
3. Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
merawat pasien
di rumah.
XVI. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl Jam Dx Tujuan Implementasi Respons Paraf
Senin, Pukul 14.00 1 TUM : SP 1
25/02/2019 wita Pasien memiliki konsep Membina hubungan saling percaya
diri yang positif. dengan Pasien
Fase Orientasi
TUK 1 : ”Selamat Pagi bapak, perkenalkan S: ”selamat pagi dik, iya
Pasien dapat membina nama saya Nur,bapak bisa memanggil saya mau”
hubungan saling saya Indah. Hari ini saya dinas dari pukul O: Pasien tampak
percaya dengan pasien. pagi, dari 08.00 WITA sampai dengan menjawab dengan lemas
pukul 14.00 WITA. Untuk hari ini apakah dan pelan. Menjawab
TUK 2 : bapak bersedia untuk berbincang-bincang seperlunya, kontak mata
Pasien dapat sekitar 20 menit dengan saya ya Bu? kurang
mengidentifikasi ”Nama bapak siapa? Senang dipanggil S: ”Nama saya ”C“
kemampuan dan aspek siapa?”
positif yang ”Bagaimana perasaan bapak sekarang? S: ”perasaan saya biasa
dimilikinya Apa semalam Ibu tidur nyenyak?” saja, cukup nyenyak ”
O: Pasien tampak lemah
dan pelan menjawab
pertanyaan, masih
menjawab seperlunya.
Kontak mata kurang
”Baik bapak, saya mahasiswa yang S: ”iya, terimakasih”
bertugas disini untuk merawat bapak dari
hari ini, Senin sampai dengan Sabtu,
semoga saya dapat memberikan perawatan
yang terbaik kepada bapak
”Baiklah bapak, saya ingin mngobrol S: ”Iya Boleh, 20 menit
sebentar dengan bapak terkait dengan saja”
kondisi bapak saat ini. Apakah bapak
bersedia? Berapa lama bapak ingin
mengobrol? Bagaimana kalau 20 menit
dari jam 14.00 WITA sampai 14.20
WITA? Bisa pak?
Fase Kerja
”Sekarang kita ngobrol-ngobrol ya pak. S: ”saya bingung harus
Bapak tidak perlu takut dan cemas kepada bicara apa, saya hanya
saya. Ungkapkan saja apa yang Ibu cukup lelah dengan
rasakan saat ini. Saya akan dengan senang penyakit yang saya derita,
hati mendengarkannya.” saya juga merasa pasrah
dengan kondisi saya yang
sekarang
”berapa lama bapak sudah menderita S: ”saya menderita
penyakit bapak ini? Apa bapak mengetahui penyakit ini sudah selama
dengan baik penyakit apa yang bapak hampir 13 tahun, namun
derita? parahnya dari 3 tahun
belakang, kata dokter saya
terkena kencing manis ”
”selama sakit, pengobatan apa saja S : ”saya diberikan insulin
yang telah bapak lakukan? untuk dirumah, namun
saya sudah sampai bosan
dengan itu, saya terus
bolak balik rumah sakit
bahwa pernah di operasi 3
tahun lalu, sehingga saya
terpaksa berhenti bekerja,
saya merasa sangat
merepotkan keluarga
saya.”
”Sampai saat ini, sudah berapa lama S :”saya sudah 2 minggu
bapak di rawat disini? Siapa yang biasanya dirawat disini, biasanya
menemani bapak disini? ditemani oleh istri saya.”
”Lalu apa yang menjadi keinginan S :”saya ingin cepat
bapak saat ini?” sembuh, cepat pulang,
sehingga bisa membantu
istri saya bekerja, saya
benar-benar terlalu malu
karena selalu membuat
repot istri saya.”
”Saya pun memiliki pengharapan yang S :”terimakasih dik,
sama dengan bapak. Saya harap bapak terimakasih juga
dapat kembali pulih dan cepat sehat sarannya.”
kembali ya bapak. Kalau boleh juga saya
memberi saran, saya harap bapak tidak
pasrah dengan sakit bapak saat ini, jika
bapak punya keyakinan untuk sembuh,
pasti bapak bisa segera sembuh apalagi
diiringi dengan doa dari bapak dan juga
keluarga.
Fase Terminasi
”Sejauh ini, bagaimana perasaan bapak S :”ya, ada sedikit rasa
setelah berbincang-bincang dengan saya? lega setelah saya
menceritakan isi perasaan
saya.”
”Wah, senang rasanya jika bapak S :”ya saya bersedia.”
merasakan hal yang seperti itu setelah
perbincangan kita. Apa bapak bersedia
berbincang sedikit lebih banya lama
dengan saya terkait hobi bapak dirumah,
apa yang biasa bapak lakukan dirumah?
Bisa kita berbincang mengenai hal
tersebut?
”Baiklah kalau bapak setuju kita S :”baik.”
lanjutkan sedikit lagi perbincangan kita ya
pak.”
SP 2
Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimilikinya
Fase Orientasi
”Baiklah pak, seperti yang saya S :” iya, saya bersedia.”
katakan tadi, saya ingin meminta ijin untuk
berbincang sedikit lebih banyak dengan
bapak terkait hobi banyak, kegiatan yang
biasa bapak lakukan dirumah dan mungkin
hal lain yang ingin bapak bagi. Apakah
bapak bersedia?”
Fase Kerja
”Baik pak, boleh saya tau kebiasaan S :” saya biasanya
bapak dirumah? Hobi apa yang biasanya dirumah selalu bekerja
bapak lakukan?” serabut, mengambil
pekerjaan apapun yang
saya bisa, tapi semenjak
sakit, saya tidak dapat
bekerja seperti
sebelumnya. Kalau hobi,
saya tidak punya hobi
khusus, tapi saya biasanya
kalau punya waktu luang
saya suka membuat sarana
persembahyangan
”Wah, bapak sangat rajin, selain itu S :”paling saya hanya
mungkin ada hal lain yang biasa bapak pergi ke kebun dengan istr
lakukan? saya.”
” Wah, saya benar-benar salut, bapak S :”Tapi sekarang saya
memang benar-benar pekerja keras tidak dapat melakukan
apa-apa selain
menyusahkan istri saya,
merepotkan dia dengan
penyakit saya.”
”Percayalah pak, bapak pasti akan S :”Tapi saya sudah tidak
segera sembuh dan dapat beraktivitas bisa bekerja bebas seperti
seperti dulu kembali.” dulu lagi.”
”Apa bapak mau mendengar saran dari S :”apa itu?”
saya?”
”Setelah mendengar cerita bapak tadi, S :”Akan saya coba,
mengapa tidak bapak lanjutkan kebiasaan terimakasih dik.”
bapak diwaktu luang yaitu membuat sarana
persembahyangan sebagai pekerjaan baru
bapak? Selain bapak dapat bekerja
kembali, bapak juga tidak akan terlalu
kelelahan, karena pekerjaan bisa dilakukan
dirumah”
Fase Terminasi
”Senang mendengarnya pak, saya rasa S :” Saya senang karena
cukup dulu perbincangan kita hari ini, ada teman mengobrol.”
sejauh ini bagaimana perasaan baik.”
”Kalau begitu, bagaimana jika kita S :”Baik, saya setuju.”
berbincang lagi besok. Karena saya besok
jaga malam, apakah bapak bersedia
berbincang dengan saya pukul 20.00
WITA? Untuk perbincangan besok
bagaimana jika kita membahas mengenai
rencana bapak untuk melakukan hobi
bapak tadi sebagai pekerjaan?”
”Baiklah pak, cukup sekian dulu S :” iya, dik.”
perbincangan kita hari ini, kita lanjutkan
besok malam pukul 20.00 wita ya pak?”
”Selamat sore, pak.” S :” selamat sore, dik.”
Selasa, 26 Pukul 20.00 1 TUK 1 : SP 1
Februari WITA Pasien dapat membina Membina Hubungan Saling Percaya
2019 hubungan saling dengan Pasien.
percaya dengan pasien Fase Orientasi
”Selamat malam, bapak? Apa bapak S :”iya dik nur. Saya
TUK 3 : masih mengingat saya? Bagaimana merasa lebih baik dik.”
Pasien dapat menilai perasaan bapak hari ini?
kemampuan yang ”Senang mendengarnya.” O :” pasien tersenyum,
digunakan sambil melakukan kontak
mata dengan perawat.”
TUK 4 : SP 3
Pasien dapat Menilai kemampuan yang digunakan
menetapkan dan Fase Orientasi
merencanakan kegiatan ”Baiklah pak, kalau begitu sesuai janji S :”Bisa dik. Baik 20
sesuai dengan kita kemarin, kita akan membahas lebih menit dik”
kemampuan yang lanjut terkait dengan kegiatan bapak
dimiliki diwaktu luang yang akan bapak jadikan
sebagai pekerjaan bapak. Bisa kita mulai
pak? Kira-kira waktu ngobrol kira 20 mnt?
Fase Kerja
”Terkait dengan perbincangan kita
kemarin, saya ingin tahu, sarana S :” saya biasanya
persembahyangan seperti apa yang biasa membuat sarana
bapak buat?” persembahyangan seperti
klatkat, sanggah cucuk,
hiasan penjor dari ental,
terkadang saya membuat
”Wah, banyak sekali yang bapak buat. semat.”
Itu biasa dibuat untuk sendiri atau bapak S :”biasanya saya
sudah mencoba untuk menjualnya? membuatnya hanya untuk
kebutuhan sendiri atau
jika istri saya meminta,
tapi kadang ada juga yang
mau membeli hasil
”Lalu bagaimana pendapat mereka pekerjaan saya.”
dengan hasil pekerjaan bapak?” S :”banyak yang
mengatakan pekerjaan
rapi dan suka dengan hasil
yang saya buat tapi karena
saya memiliki pekerjaan
lain saat itu, jadi saya
tidak berpikir untuk
menjadikan itu sebagai
”Dari pernyataan tadi, bagaimana usaha.”
menurut pandangan bapak jika bapak S :”Saya rasa itu cukup
benar-benar melakukan itu sebagai menjanjikan karena
pekerjaan baru bapak?” sebelumnya pun banyak
orang yang memaksa saya
untuk membuatkan
mereka barang-barang
”Nah, dengan begitu bukankah itu yang mereka perlukan.”
membuktikan bahwa bapak sebenarnya S :” Iya dik, saya rasa
memiliki kemampuan yang banyak dan begitu juga.”
bisa bapak jadikan sebagai pekerjaan baru
bapak.”
”Dengan begitu bapak tidak perlu
memikirkan bahwa bapak akan dapat S :” iya dik, saya baru
bekerja lagi atau tidak karena bapak dapat menyadarinya.”
menciptakan pekerjaan bapak sendiri.”
Fase Terminasi
”Nah pak, setelah perbincangan tadi,
bagaimana perasaan bapak.” S :” saya menjadi
menyadari bahwa saya
memiliki kemampuan
yang bisa saya jadikan
”Namun pak, apabila boleh saya beri pekerjaan
saran, bagaimana jika bapak mulai S :” iya, saya setuju dik.”
merencanakan kegiatan harian bapak
mengingat bapak masih perlu menjaga
kondisi bapak saat sudah pulih nanti agar
tetap sehat. Maka dari itu saya ingin
mengajak bapak untuk berbincang sedikit
lagi terkait dengan jadwal kegiatan?
Apakah bapak setuju?
SP 4
Menetapkan dan merencanakan
kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Fase Orientasi
”Baik pak, sesuai yang saya sebutkan S :”bisa dik.”
tadi, bisa kita lakukan perbincangan kita
terkait jadwal kegiatan bapak nanti setelah
kembali ke rumah?”
Fase Kerja
”Bisakah bapak reka apasaja yang S :”saya akan rutin
akan bapak lakukan seharinya setelah pulih meminum obat yang
dan pulang dari rumah sakit? Tapi saya diberikan, tepat waktu
harapkan bapak tetap harus menempatkan menyuntikan insulin saya
kesehatan bapak sebagai prioritas baru setelah itu siangnya
pertama.” menjelang sore saya isi
dengan mengumpulkan
bahan-bahan yang saya
perlukan untuk membuat
barang-barang yang akan
saya buat untuk saya
kerjakan besoknya.”
”Wah, saya rasa bapak sudah memilih S :”iya saya setuju dik,
jadwal yang tepat. Menjadikan kesehatan dan akan berusaha
sebagai prioritas tetaplah penting pak, saya menjaga kesehatan saya
harapkan jadwal kegiatan yang sudah saat sembuh nanti.”
bapak sampaikan tadi, benar-benar bapak
lakukan, meskipun bapak adalah pekerja
keras, namun jika tubuh bapak sehat maka
pekerjaan apapun pasti bisa bapak lakukan.
Apa bapak setuju dengan saya?”
Fase Terminasi
” Saya rasa untuk hari ini sekian dulu S :”saya senang dengan
pak mengingat hari sudah malam, obrolan yang telah
bagaimana pendapat bapak sejauh ini?” dilakukan.”
”Senang mendengarnya pak, kalau S :” iya saya setuju.”
begitu untuk hari ini saya cukupkan, untuk
besok ada satu hal lagi yang ingin saya
sampaikan kepada keluarga bapak terkait
adanya dukungan keluarga dalam proses
kesembuhan. Apa kelurga bapak bersedia
melakukannya? Untuk besok bagaimana
jika saya mulainya pukul 07.00 wita?
”Baik kalau begitu sampai jumpa S :”Selamat malam, dik.”
besok pak. Selamat malam”