Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-
Nya yang begitu besar, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat
bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Manajemen dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya
miliki, saya berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi. Kegiatan
penyusunan makalah ini memberikan saya tambahan ilmu pengetahuan yang dapat
bermanfaat bagi kehidupan saya, dan semoga bagi para pengguna makalah ini.
Sebagai manusia biasa, saya sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu saya berharap akan adanya masukan yang membangun,
sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi sendiri mapun pengguna makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika terjadi perbuahan dalam sector manufaktur dan jasa di dunia bisnis maka
Akuntansi manajemen juga ikut berubah dan menyesuaikan. Salah satu penyesuaian
yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh
model manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar,
yaitu menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan
konsep-konsep metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan
komprehensif.
Makalah ini akan membahas mengenai perilaku biaya aktivitas, karena biaya-
biaya ini penting untuk mempersiapkan laporan keuangan eksternal. Biaya-biaya
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut diatur berdasarkan fungsi. Oleh
karena itu, semua biaya perusahaan dimasukkan ke dalam satu dari tiga katagori yaitu
biaya produksi atau manufaktur (dalam akun harga pokok penjualan), biaya
pemasaran, dan biaya administrasi, tetapi pengelompokan data berdasarkan
fungsional tidak membantu dalam penyusunan anggaran, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman atas perilaku biaya.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa saja pembebanan biaya
2. Untuk memahami perbedaan tentang harga pokok
3. Menjelaskan laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur dan jasa
4. Untuk memahami perbedaan system akuntansi manajemen berdasarkan fungsi
dan aktivitas
5. Untuk memahami perilaku biaya
6. Untuk memahami pemisahan biaya campuran jadi biaya tetap dan variable
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Proses Pembebanan Biaya
Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan dan obyek yang lain merupakan
kepentingan manajemen yang merupakan salah satu tujuan dasar dari Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya
menghasilkan informasi yang bermutu tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk
membuat keputusan yang lebih baik oleh manajemen.
2.1.1 Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memeberi manfaat saat ini atau di
masa datang bagi organisasi.Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas
dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diingikan.Biaya kesempatan (opportunity
cost) adalah manfaat yang diserahkan atau dikorbankan ketika satu alternatif dipilih
dari beberapa alternatif lain.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada
perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan.
Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya
tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut beban.
2
langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat
dilacak sebagai objek biaya.Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dengan
mudah dan akurat ditelusuri sebagai objek biaya. "Ditelusuri dengan mudah"
memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi,
sementara "dilacak dengan akurat" memiliki arti bahwa biaya dapat dibebankan
dengan menggunakan hubungan sebab akibat. Jadi, ketelusuran adalah kemampuan
untuk membebankan biaya ke objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi
berdasarkan hubungan sebab akibat. Ketelusuran adalah unsur utama dalam
pengembangan pembebanan biaya yang akurat.
3
3. Alokasi, dilakukan dengan asumsi hubungan
Jadi proses pembebanan biaya,biaya dibebankan kepada objek biaya seperti
produk, proyek, pabrik, dan pelanggan. Ada tiga metode pembebanan biaya:
penelusuran langsung, penelusuran penegak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan
penggerak lebih akurat karena didasarkan pada hubungan sebab akibat.Penelusuran
langsung bergantung pada observasi fisik untuk membebankan biaya.Penelusuran
penggerak tergantung pada penggunaan faktor-faktor sebab akibat yang disebut
penggerak untuk membebankan biaya.Alokasi tergantung pada hubungan yang
diasumsikan dan kemudahan membebankan biaya.Alokasi pada intinya pembebanan
yang bersifat arbitrase dan harus dihindari sedapat mungkin.
2.2 Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar yang mungkin
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Dalam ritel, produk disebut barang. Dalam
manufaktur, produk yang dibeli sebagai bahan baku dan dijual sebagai barang jadi.
Komoditas biasanya bahan baku seperti logam dan produk pertanian, tetapi istilah juga
dapat merujuk kepada sesuatu yang banyak tersedia di pasar terbuka. Dalam manajemen
proyek, produk adalah definisi formal dari proyek tersebut mengantarkannya ables yang
membentuk tujuan proyek.
Produk dibagi menjadi dua macam yaitu produk berwujud dan produk tak berwujud :
1. Produk berwujud ( barang )
Kelompok barang berdasarkan kepuasan dan kesejahteraan masyarakat
jangka panjang adalah sbb:
a). Solutary product (barang yang bermanfaat)
Yaitu barang – barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah,
akan tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada
konsumen dalam jangka panjang misalnya sabun deterjen dengan fosfat
yang rendah.
b). Deficient product ( barang yang kurang sempurna )
Yaitu barang – barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi,
tetapi kualitasnya tetap mempunyai faedah untuk konsumen misalnya obat
– obatan yang rasanya pahit tapi biasanya manjur.
c). Pressing product (barang yang sangat diperlukan)
Yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan kepada si pembeli,
akan tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai barang
tersebut misalnya rokok, minuman keras, narkoba dsb.
d). Desirable product (barang yang sangat diperlukan)
Yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan
dapat bermanfaat bagi kehiduan manusia misalnya makanan dan minuman
yang bergizi.
2. Produk tidak berwujud ( jasa )
Jasa adalah produk yang tidak berwujud karna tidak bida dilihat dan
diraba untuk itu maka produk jasa merupakan perbuatan, penampilan atau
sebuah usaha jasa.
4
a). Sifat – sifat khusus pemasaran jasa
Menyesuaikan dengan selera konsumen.
Tidak adnya pelaksanaan fungsi penyimpanan.
Mutu produk jasa dipengaruhi oleh barang berwujud.
b). Karakteristik jasa
Menurut Leonard L Berry, jasa memiliki tiga karakteristik yaitu sbb :
Less standar dizer and uniform (kurang memiliki standar dan
keseragaman.
Simoultaneus production and consumption (produksi dan
konsumsi bersamaan waktu)
More intangible than tangible (lebih besifat tidak berwujud)
c). Macam – macam jasa
Personalized Service adalah yang ditangani langsung oleh
produsennya, jasa ini bersifat pribadi dan tidak dapat dipisahkan
dari orang yang menghasilkan jasa tersebut.
Bussines Service adalah pelayanan jasa dalam bidang usaha.
Public Utility Service adalah pelayanan terhadap masyarakat
umum.
Transportation Service adalah jasa angkutan bus, taksi, angkot,
ojek, delman, dll.
Entertainment Service adalah jasa pelayanan dibidang hiburan dan
seni.
Hotel Service adalah jasa pelayanan pendukung dalam bidang
kepariwisataan.
Menurut Machfoedz 2005, tujuan dari penetapan suatu harga adalah untuk
mencapai target perusahaan, mendapatkan laba dari penjualan, meningkatkan
serta mengembangkan produksi produk, serta meluaskan target
pemasaran.Penetapan harga suatu produk atau jasa tergantung dari tujuan
perusahaan atau penjual yang memasarkan produk tersebut. Menurut Harini 2008
penetapan harga memiliki tujuan yaitu:
5
3. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar
Apabila perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas,
merkea harus berusaha mempertahankannya atau justru
mengembangkannya.Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga
jangan sampai merugikan bisnis.
4. Menghadapi atau Mencegah Persaingan.
Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan
tujuan mengetahui pada harga berapa mereka akan menetapkan penjualan.
Ini artinya, perusahaan belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga
coba-coba tersebut.
5. Penetapan Harga untuk Memaksimalkan Laba
Tujuan ini biasanya menjadi acuan setiap bisnis untuk bertahan
hidup, karena setiap bisnis memerlukan laba.
Secara umum, terdapat 4 metode untuk menetapkan harga yaitu,
metode penetapan harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis
laba, dan berbasis persaingan. Berikut adalah beberapa penjelasan
mengenai metode penetapan harga:
a). Berbasis Permintaan
Suatu metode yang menekankan pada berbagai faktor yang
memengaruhi selera dan kesukaan pelanggan berdasarkan kemampuan
dan kemauan pelanggan untuk membeli, manfaat yang diberikan produk
dan perilaku konsumen secara umum.
b). Berbasis Biaya
Faktor penetapan harga yang dipengaruhi aspek penawaran atau
biaya, dan bukannya aspek permintaan. Harga akan ditentukan
berdasarkan biaya produksi dan pemasaran produk yang ditambah dengan
jumlah tertentu sehingga menutupi biaya langsung, overhead, dan juga
laba/rugi.
c). Berbasis Laba
Penetapan harga yang didasarkan pada keseimbangan biaya dan
pendapatan. Metode ini memiliki 3 pendekatan yaitu, target profit pricing
(penetapan harga berdasarkan target keuntungan), target return on sales
pricing (target harga berdasarkan penjualan), dan target return on
investment pricing sebuah perusahaan.
d). Berbasis persaingan
Penetapan harga yang dilakukan dengan mengikuti apa yang
dilakukan pesaing. Metode ini memiliki 3 pendekatan melalui sistem
penjualan di bawah harga normal pesaing untuk menarik konsumen,
menyamakan harga agar persaingan tidak terlalu besar atau memberi harga
lebih tinggi dari pesaingnya dengan asumsi bahwa produk yang mereka
tawarkan memiliki kualitas lebih baik.
6
Untuk sebuah proses penetapan harga, suatu bisnis harus memiliki
wawasan tentang kondisi produk, keuangan, dan hasil akhir berupa profit
atau keuntungan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui semua proses ini
dengan baik, maka suatu bisnis membutuhkan perhitungan akuntansi yang
tidak hanya memuat angka-angka nominal pengeluaran dan pemasukan,
namun juga sistem akuntansi yang mampu menyajikan suatu prediksi
berbentuk tabel maupun grafik data untuk memudahkan penilaian secara
cepat dan akurat.
Perusahaan ABC
Organisasi Manufaktur
Laporan Laba Rugi
Berakhir 31 Desember XXXX
Penjualan xxx
Dikurangi : Harga pokok penjualan
Persediaan awal barang jadi xxx
Ditambah : Harga pokok produksi xxx
Barang yang tersedia untuk dijual xxx
Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi xxx
xxx
Laba kotor xxx
Dikurangi : Biaya operasi
Biaya pemasaran xxx
Biaya administrasi xxx
xxx
Laba sebelum pajak Xxx
7
2.3.2 Laporan Laba Rugi untuk Perusahaan Jasa
Penghitungan jasa yang terjual berbeda dengan yang disajikan dalam
laporan laba rugi perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan barang awal atau akhir barang jadi, namun mungkin memiliki
persediaan barang dalam proses, bagi produk jasa yang dihasilkan. Misal
seorang dokter gigi memiliki pasien yang dalam masa perawatan.
Perusahaan ABC
Organisasi Jasa
Laporan Laba Rugi
Berakhir 31 Desember XXXX
Penjualan Xxx
Dikurangi : biaya
Biaya penjualan jasa :
Barang dalam proses awal xxx
Biaya jasa yang ditambahkan :
Bahan baku langsung xxx
Tenaga kerja langsung xxx
Overhead xxx
xxx
Total xxx
Dikurangi : barang dalam proses akhir xxx
Laba kotor xxx
Dikurangi : biaya operasi
Biaya pemasaran xxx
Biaya administrasi xxx
xxx
Laba sebelum pajak xxx
8
Perbandingan antara Sistem Manajem Biaya Berdasarkan Fungsi dan Aktivitas
Berdasarkan Fungsi Berdasarkan Aktivitas
1. Penggerak berdasrkan unit 1. Penggerak berdasarkan unit dan nonunit
Biaya tetap dapat berubah, tetapi perubahan itu tidak tergantung dari
perubahan output, misalnya kenaikan biaya sewa alat dimana kapasitas produksi alat
tersebut tetap atau tidak berubah.
9
2.5.2 Biaya Variabel
Sementara biaya tetap tidak berubah saat terjadi perubahan output, biaya
variabel berubah sesuai dengan perubahan output. Biaya variabel adalah biaya yang
dalam jumlah total, bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output. Oleh
karena itu, biaya variabel naik ketika output naik, dan akan turun ketika output turun.
Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya bonus penjualan, biaya listrik
yang berhubungan dengan jumlah output, dll.
Biaya-biaya variabel dapat juga dinyatakan dengan persamaan linear. Di sini
total biaya variabel tergantung pada tingkat penggerak. Hubungan ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Total biaya variabel = biaya variabel per unit * jumlah unit
10
mengukur output adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut. Semakin sering
frekuensi melakukan aktivitas, semakin besar pula biayanya.
Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat
memahami perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan
penggerak yang terkait, yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau
penggerak aktivitas.
2.6 Pemisahan Biaya Campuran Menjadi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya campuran atau biaya semi variabeladalah biaya yang jumlah totalnya akan
berubah dengan adanya perubahan kapasitas kegiatan tetapi perubahan jumlah biaya
tersebut tidak proporsional dengan perubahan kapasitas kegiatan. Contoh: biaya listrik,
biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya telpon, dan
sebagainya.
Ada2 Sifat biaya campuran, yaitu :
1. Totalnya berubah mengikuti perubahan volume, tetapi perubahannya tidak
proporsional.
2. Per unitnya juga beruba, tetapi terbalik dengan perubahan volume dan tidak
sebanding.
Walaupu tidak bisa dielakkan, namun biaya campuran ini masih bisa dipisahkan
melalui 2 metode berikut ini, yaitu :
11
Budget yang fleksibel disusun dengan berbagai tingkat volume atau kapasitas
misalnya, kapasitas 25%, 50%, 75% dan pada kapasitas 100%.
Contoh :
Biaya Variabel:
12
= 300 : 3.000 = 0,10
Dengan telah ditentukannya tingkat variabel Rp. 0,10 per jam kerja
langsung, maka saat ini memungknkan untuk menentukan jumlah biaya tetap
dengan cara berikut :
Pada titik tertinggi :Biaya Tetap = Rp. 1000 – ( Rp. 0,10 X 8.000 ) = Rp. 200
Pada titik rendah :Biaya Tetap = Rp. 700 – ( Rp. 0,10 X 5.000 ) = Rp. 200
Biaya variabel unit = (Biaya total rata-rata – fixed Cost):Jam kerja rata-rata
Biaya Variabel unit = (Rp. 842,86 – 140) : 6.500 = Rp. 0,108 BV per unit
Biaya tetap Rp. 140 adalah angka yang ditetapkan dan merupakan
anggapan jika perusahaan tidak beroperasi atau dihentikan sementara, maka
biaya yang keluar sebesar Rp. 140.
13
c. Metode Grafik Statistik (Scatter Graph)
1. Membuat grafik statistik, sumbu vertikal sebagai Total Cost (total biaya),
sedangkan sumbu horisontal, menunjukan volume (kuantitas).
2. Biaya setiap bulan diletakkan dalam grafik.
3. Sebuah garis ditarik yang dapat mewakili semua titik pada poin (b).
4. Garis yang memotong sumbu tegak (Total Cost) pada volume nol
dianggap sebagai biaya tetap (fix cost)
5. Garis lurus ke kanan dari titik pada (d) yang ditarik mendatar adalah biaya
tetap
6. Biaya Variabel di hitung = (biaya total rata-rata – fix cost) : Volume rata-
rata
Metode ini disebut juga Metode Penarikan Bebas atau Free Hand
Method, oleh karena itu tergantung dari pengolah dan tentu akan terdapat garis
yang berbeda antara seorang dengan seorang lainnya.
Y = a + bx
b = biaya variabel.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembebanan biaya atas
produk, jasa, pelanggan dan obyek yang lain merupakan kepentingan manajemen yang
merupakan salah satu tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi manajemen.
Ketika kita membuat suatu produk barang atau jasa, kita perlu menetapkan harga
penjualan dari barang tersebut agar mencapai target perusahaan dan mendapatkan
keuntungan dari hasil penjualan. Tentunya didalam menetapkan suatu harga dari barang
tersebut ada biaya – biaya yang harus di hitung, misalnya seperti biaya administrasi dan
lain – lain.
Perusahaan juga perlu menghitung dan mencatat laporan laba rugi dalam proses penjualan
tersebut. Apakah dari penjualan barang tersebut mendapatkan keuntungan atau rugi yang di
dapatkan dari perusahaan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, D.R. & Mowen, M.M. 2004. Management Accounting Akuntansi Manajemen Buku
1. Terjemahan Fitriasari & Kwary. 2004. Jakarta : Salemba Empat.
http://mysita92.blogspot.com/2013/11/akuntansi-manajemen.html
https://ambarlan.blogspot.com/2012/04/bab-ii-dan-bab-iii-konsep-dasar.html
http://yusuflife.blogspot.com/2012/03/perbandingan-antara-sistem-manajem.html
http://nyunyunbee.blogspot.com/2014/03/perilaku-biaya-aktivitas.html
https://manajemenkeuangan.net/tidak-dapat-dielakkan-namun-perilaku-biaya-campuran-
masih-bisa-dipisahkan-dengan-2-metode-ini/
http://art-buleleng.blogspot.com/2013/12/makalah-priaku-biaya.html
16