Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
4. Masa Manfaat
Pada umumnya masa manfaat aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak
tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang menyakinkan bahwa masa
manfaat suatu aset tidak berwujud melebih 20 tahun. Faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat suatu aset tidak berwujud, antara
lain:
a. Perkiraan pemakaian aset oleh perusahaan dan efisiensi pengelolaannya oleh tim
manajemen lain;
b. Siklus hidup produk yang lazin bagi aset tersebut dan informasi yang beredar
mengenai estimasi masa manfaat aset sejenis yang digunakan dengan cara yang
sama;
c. Keusangan teknis, teknologi, atau jenis-jenis keusangan lainnya;
d. Stabilitas industri tempat aset tersebut beroperasi dan perubahan-perubahan dalam
permintaan pasar atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut;
e. Perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing;
f. Tingkat/jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan manfaat ekonomu masa depan dari aset dan kemampuan serta
maksud perusahaan untuk mencapai tingkat tersebut;
g. Periode pengendalian aset dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang
dikenakan atas penggunaan aset tersebut, seperti tanggal berakhirnya sewa guna
usaha yang terkait; dan
h. Ketergantungan masa manfaat aset tersebut atas masa manfaat aset lainnya dari
perusahaan.
5. Nilai Sisa
Nilai sisa suatu aset tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol,
kecuali:
a. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa
manfaatnya, atau
b. Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan:
- Nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di
pasar tersebut; dan
- Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa yang aktif tersebut akan tetap
ada pada akhir masa manfaat aset.
1. Aset tidak berwujud dalam bentuk berbagai hak yang menyertai berbagai produk
intelektual dan pemanfaatan fasilitas pihak lain, baik yang diperoleh dari proses
internal maupun yang diperoleh dengan cara membeli atau proses pertukaran.
b. Hak paten
Adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal baru untuk
memproduksi, menjual atau mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu.
hak paten bisa digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan kepada pihak lain
berdasarkan kesepakatan.
Harga perolehan hak paten adalah mencakup keseluruhan pengeluaran yang
meliputi biaya penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar dan model, biaya
percobaan-percobaan, dan lain-lain termasuk biaya pengurusan hak paten hingga
sertifikat hak paten diterima.
Contoh soal:
Harcott Co. mengeluarkan biaya hukum sebesar $200.000 pada tanggal 1 Januari
2009 untuk mempertahankan paten. Paten itu memiliki masa manfaat 20tahun dan
diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Jurnal untuk mencatat biaya hukum
dan amortisasi setiap akhir tahun, yaitu:
d. Hak franchaise
Adalah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang dimiliki oleh
suatu pihak (franchisor) kepada pihak lain sebagai pengguna fasilitas (franchisee).
Franchisee hanya berhak untuk menggunakan hak franchaise untuk kepentingannya
sesuai dengan perjanjian yang disepakati, tidak mempunyai hak untuk menjual atau
mengalihkan hak franchaise kepada pihak lain. Bagi franchisor harga perolehan hak
franchaise adalah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mengurus ijin hak franchaise
hingga sertifikat franchaise diterima. Sedangkan harga perolehan hak frainchisee
adalah sebesar harga yang dibayarkan kepada franchisor.
2. Aset tidak berwujud yang timbul karena aktivitas penelitian dan pengembangan
produk, adanya nilai lebih perusahaan, perubahan struktur, kepemilikan dalam
perusahaan, reorganisasi perusahaan ataupun rearrangement sistem.
Ilustrasi:
Selama tahun 2010, sebelum beban amortisasi untuk tahun tersebut diakui,
aset tidak berwujud yang berupa daftar pelanggan diuji untuk mengetahui
penurunan nilai. Pengujian penurunan nilai untuk daftar pelanggan dilakukan
dengan suatu penurunan yang substansial dalam pasar real estate di daerah
tersebut. Saat pengujian penurunan nilai, nilai buku dari daftar pelanggan adalah
$22.500 ($30.000-$7.500).
Diperkirakan bahwa daftar pelanggan akan menghasilkan aus kas masa
depan sebanyak $5.000 per tahun untuk tiga tahun kedepan dan nilai wajar dari
pelanggan tersebut pada 31 Desember 2010 adalah $12.000. Daftar pelanggan
tersebut mengalami penurunan nilai sejumlah $15.000 ($5.000 x 3 tahun) dari
arus kas masa depan yang tidak didiskontokan kurang dari nilai bukunya yaitu
$22.500. Jumlah kerugian karena penurunan nilai sebesar $10.500 ($22.500-
$12.000), yaitu selisih antara nilai buku dan nilai wajar sehingga jurnalnya
Nilai wajar sebesar $12.000 adalah basis baru untuk aset tidak berwujud.
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mengakui suatu perbaikan pada nilai aset
yang terjadi berikutnya. Amortisasi pada tahun-tahun berikutnya akan didasarkan
pada nilai buku yang baru, yaitu $12.000 adan perkiraan masa manfaat yang
tersisa, yaitu tiga tahun. Dalam catatan atas laporan keuangan untyk tahun 2010,
Alfa Company wajib mengungkapkan jumlah beban amortisasi yang diharapkan
untuk diakui pada semua aset tidak berwujudnya setiap tahun selama lima tahun
kedepan.
b. Aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi
Suatu perubahan utama dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud dengan
SFAS No. 142 yaitu beberapa aset tidak berwujud sekarang didentifikasikan
memiliki masa manfaat yang tidak pasti dan tidak diamortisasi. FASB
mencotohkan diantaranya:
- Lisensi penyiaran
Lisensi penyiaran memiliki periode pembaharuan selama 10 tahun.
Pembaharuan akan otomatis jika pemegang lisensi penyiaran mempertahankan
suatu tingkat pelayanan publik tertentu yang dapat diterima. Maka tidak ada
batas akhir dari masa manfaat suatu lisensi penyiaran.
Ilustrasi:
Apple Company memiliki suatu lisensi penyiaran yang tidak memiliki batas
akhir masa manfaat yang dapat diketahui. Lisensi penyiaran ini dicatat pada
harga perolehan awalnya sebesar $60.000. Di masa lalu, lisensi penyiaran
diperkirakan akan menghasilkan arus kas sebesar $7.000 per tahun. Data
Apple Company menyatakan walaupun masa manfaat dari lisensi tersebut
tetap tidak pasti, arus kas masa depan yang mungkin akan turun menjadi
$2.000 per tahun (dengan kemungkinan 70%) atau menjadi $4.000 per tahun
(dengan kemungkinan 30%). Tingkat bunga risiko yang digunakan dalam
penghitungan nilai sekarang dengan pembobotan adalah 5%. Perkiraan nilai
wajar dari aset tidak berwujud dihitung sebagai berikut:
Nilai
Present Value * Sekarang
Arus Kas dengan
Arus Kas Masa Tahunan yang Kemung- Pembobotan
Depan Tidak Pasti kinan Kemungkinan
Skenario 1 $2.000 per tahun $40.000 70% $28.000
Ilustrasi:
Alfa Company mungkin membayar $700.000 untuk membeli hak paten
berikut pabrik yang berfungsi dan peralatan khusus untuk memproduksi
produk yang dipatenkan. Informasi yang cukup membantu akan hilang apabila
keseluruhan harga beli sebesar $700.000 hanya dicatat sebagai suatu “aset”.
Oleh karena itu, pembelian secara paket tersebut meliputi aset tidak berwujud,
total harga beli sebesar $700.000 dialokasikan pada seluruh aset berwujud dan
tidak berwujud menurut nilai wajarnya. Berikut adalah nilai wajar masing-
masing aset:
Harga Perolehan
Perkiraan Alokasi Harga Perolehan pada Nilai Ditetapkan untuk
Nilai Wajar Perkiraan Relatif Masing-masing Aset
Hak Paten $200.000 200.000 / 750.000 x $700.000 $ 186.667
Pabrik $450.000 450.000 / 750.000 x $700.000 $ 420.000
- Berdasarkan APB Opinio No.16 yaitu FASB Statement No. 141, paragraph
39 mendifinisikan bahwa “Aset tidak berwujud harus diakui sebagai aset
yang terpidah dari goodwill jika aset itu berasal dari hak kontraktual atau
hak hukum. Jika aset tidak berwujud bukan berasal dari hak kontraktual
atau hak hukum lainyya, maka harus diakui sebagai aset yang terpisah
darigoodwill hanya jika dapat dipisahkan yaitu aset tersebut dapat
dipisahkan atau dibagi dari entitas yang diakuisisi dan dijual, ditransfer,
disewakan, atau ditukar”.
Goodwill
GAAP mendefiniskan goodwill adalah kelebihan biaya investasi terhadap nilai
wajar yang diterima. Definisi lain secara teori, goodwill adalah ukuran nilai sekarang
dari kelebihan laba masa depan yang diproyeksikan dari perusahaan yang bergabung
terhadap laba normal perusahaan sejenis. Goodwill itu timbul karena adanya
penggabungan usaha atau akuisisi perusahaan dengan harapan akan memperoleh
manfaat ekonomis di masa depan.
Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang
menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain
yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara
individual dan diakui secara terpisah.
Goodwill lebih dianggap sebagai suatu nilai sisa, jumlah harga akuisisi suatu
perusahaan yang tersisa setelah semua aset berwujud dan tidak berwujud dapat
diidentifikasikan. Secara umum, goodwill mewakili semua keuntungan khusus yang
dapat diidentifikasikan secara terpisah namun dapat dinikmati oleh sebuah
perusahaan, seperti peringkat utang yang baik, reputasi yang bagus dengan produk
dan jasanya, pengalaman dalam prosen pengembangan dan distribusi, dan hubungan
yang baik dengan pemerintah. Faktor-faktor inilah yang memungkinkan perusahaan
menghasilkan laba diatas normal yang dihasilkan oleh aset yang dapat
diidentifikasikan.
Setelah diakui, goodwill tetap ada di pembukuan perusahaan pada jumlah
awalnya yang tercatat, kecuali jika ada bukti bahwa nilainya menurun. Keberatan
utama perusahaan terhadap metode pembelian dibandingkan terhadap metode
penyatuan kepemilikan adalah karena metode ini
mengakibatkan pengakuan goodwill yang diamortisasi dan mengakibatkan penurunan
laba yang dilaporkan pada tahun berikutnya. Menurut FASB Statement No.
142, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk tujuan pelaporan keuangan.
Pencatatan Goodwill
1. Goodwill yang diciptakan secara internal
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam
akun, karena pengukuran komponen goodwill terlalu kompleks dan
menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan yang
sulit. Goodwill bida saja muncul tanpa biaya khusus untuk
mengembangkannya.
2. Goodwill yang dibeli
Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli,
karena goodwill merupakan suatu penilaian “going concern” dan tidak
dapat dipisahkan dari perusahaan secara keseluruhan. Untuk
mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aset berwujud bersih dan aset
tidak berwujud yang dapat diidentifikasi dibandingkan dengan harga beli
perusahaan yang diperoleh.
Amortisasi Goodwill
Tiga pendekatan dasar yang disarakan untuk mengamortisasi goodwill, yaitu:
1. Membebankan goodwill dengan segera ke ekuitas
Perlakuan akuntansi goodwill yang dibeli dan goodwill yang dihasilkan secara
internal harus dikonsisten. Goodwill yang dihasilkan secara internal langsung
dibebankan dan tidak tampak sebagai suatu aset: perlakuan yang sama juga harus
diberikan untuk goodwill yang dibeli.
2. Mempertahankan goodwill untuk jangka waktu tidak terbatas kecuali terjadi
penurunan nilai
Goodwill dapat memiliki umur yang tidak terbatas dan harus dipertahankan
sebagai aset hingga terjadi penurunan nilai.
3. Mengamortisasi goodwill selama masa manfaat
Nilai goodwill pada akhirnya akan menghilang dan sudah sewajarnya jika aset
tersebut dibebankan sebagai beban selama periode yang dipengaruhi. Prosedur ini
menyediakan penandingan biaya dan pendapatan yang lebih baik.
2004 Rp 6.000.000
2005 Rp 5.000.000
2006 Rp 4.500.000
2007 Rp 2.000.000
2008 Rp 3.000.000
2009 Rp 4.000.000
Jumlah Rp 24.500.000
(dalam ribuan)
Kedai Kopi
Sebagian Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2016
Aset Tetap
Tanah Rp 1.850.000
Bangunan Rp 2.650.000
Dikurangi Akumulasi Penyusutan 450.000 Rp 2.230.000
Peralatan Kantor Rp 350.000
Dikurangi Akumulasi Penyusutan 102.000 Rp 248.000
Total Aset Tetap Rp 4.328.000
Aset Takberwujud
Hak Paten Rp 140.000
Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tidak berwujud adalah aset
nonmoneter yang keberadaannya sangat bernilai dan diperhitungkan oleh perusahaan. Kini,
kedudukan goodwill sangat istimewa karena goodwill harus dinilai dan dicatat sebesar harga
perolehannya baik goodwill yang diperoleh secar pertukaran, membeli ataupun atas hasil
akuisisi. Goodwill akan diamortisasi selama keberadaan masa manfaatnya.
Salah satu jenis aset tidak berwujud yang banyak dilakukan perdebatan diantara ahli-ahli
akuntansi adalah goodwill. Karena keberadaanya sangat penting didalam suatu perusahaan.
Ketika suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha, maka akan timbul selisih dari
harga pertukaran dengan di neraca perusahaan dengan nilai pasar, maka selisih itulah yang
diakui sebagai goodwill. Goodwill akan dialokasikan kepada aset tetap lainnya jika terdapat
selisih positif karena di lain pihak, goodwill juga harus dilakukan penilaian penurunan
kerugian jika memang terjadi kerugian dalam kejadian mendapatkannya.
ASET TIDAK BERWUJUD
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Akuntansi II
DISUSUN OLEH :