Vous êtes sur la page 1sur 5

8.

MODIFIKASI GIC

1. Resin Modified Glass Ionomer Cement (RM-GIC)


RM-GIC merupakan bahan restorasi yang dihasilkan dari penggabungan sifat GIC
konvensional dengan resin komposit. Sifat yang dimiliki lebih mendekati sifat GIC
konvensional dibandingankan resin komposit. Hal ini, menyebabkan reaksi pengerasan
cement terjadi dalam 2 tahapan yaitu reaksi asam basa dan polimerisasi.Reaksi asam
basa terjadi pada saat dengan cairan asam (polialkenoat). Reaksi polimerisasi dengan
aktifator kimia/sinar dilakukan pada hibrid ionomer untuk megaktifasikan monomer
resin 2-hydoxyethylmethacrylate (HEMA) yang terdapat di dalam bubuk dan atau
cairan hibrid ionomer.

a. Reaksi asam basa

Reaksi asam basa terjadi pada saat pencampuran fluoroaluminosilicate glass


dengan cairan asam (polialkenoat).

b. Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi dengan aktivator kimia/sinar dilakukan pada hibrid
ionomer untuk megaktifasikan monomer resin 2-
hydoxyethylmethacrylate (HEMA) yang terdapat di dalam bubuk dan atau cairan
hibrid ionomer (Ningsih, 2014).

Kombinasi ini menyebabkan RM-GIC tetap dapat melepaskan ion fluor. Beberapa
penelitian menunjukkan jumlah ion fluor yang ionomer yang dilepaskan hibrid
ionomer lebih banyak dibandingkan bahan restorasi lainnya seperti resin komposit dan
kompomer. Namun, jumlah ion fluor yang dilepaskan oleh hibrid ionomer sedikit lebih
rendah atau sama dengan jumlah ion fluor yang dilepaskan oleh GIC. Sifat yang
dimiliki RM-GIC hamper sama dengan sifat GIC. Penambahan HEMA mampu
memperbaiki kekurangan GIC dari sifat mekanik dan estetik, tetapi penambahan
HEMA diduga juga dapat membahayakan jika langsung diletakan di dalam sel pulpa
karena kandungannya dapat menyebabkan toksisitas pada daerah sel pulpa (Ningsih,
2014). Komposisi resin modified glass ionomer hampir sama dengan komposisi semen
ionomer kaca. Kandungan flouroluminosilicate glass juga dijumpai pada bubuk resin
modified glass ionomer cement. Perbedaan komposisi dijumpai pada liquid (cairan)
dimana terdapat penambahan HEMA (2-hydoxyethylmethacrylate) selain
mengandung asam polikarboksilat dan air. Penambahan HEMA bertujuan sebagai
wetting agent untuk mengurangi kerentanan ionomer cement terhadap air sehingga
meningkatkan adhesi dan sifat mekanik RMGIC. Hal ini sesuai dengan penelitian
Dong Xie dkk yang menyatakan HEMA dapat mempengaruhi sifat mekanik dari
semen. Tujuan dari modifikasi semen ionomer kaca ini adalah untuk mengurangi atau
meminimalisir sifat semen yang kurang estetis dan terlalu rapuh (brittle).

Reaksi pengerasan resin modified glass ionomer semen pada umumnya hampir sama
dengan reaksi pengerasan semen ionomer kaca konvensional. Reaksi pengerasan ini
mengalami reaksi asam basa yang terjadi pada saat flouroaminosilicate glass dan
asampolikarboksilat disatukan sehingga partikel kaca pecah dan terjadi pelepasan ion
yang terbentuk (AL3+ dan Ca2+). Perpindahan ion metal kedalam fase liqud dari semen
yang disebut dengan fase migrasi. Fase berikutnya adalah fase gelatin, pada fase ini
terbentuk suatu gelatin oleh karena ion metal memicu terjadinya pengerasan sehingga
rantai asam poliakrilat akan berikatan silang dengan kalsium. Pada saat yang sama
reaksi polimeriisasi terjadi pada HEMA dan crossliking agent yang diawali dengan
reaksi oksidasi dan reduksi atau katalis fotopolimerisasi. Reaksi ini akan membentuk
satu campuran keras yang terjadi akibat terbentuknya ikatan hidrogen antara polimer
HEMA dan asam polikarboksilat. Asam dengan ikatan ganda yang mampu
berpolimerisasiakan mengikat produk lain yang akan membentuk monomer baru.
Ikatan ganda dari monomer yang berpolimerisasi akan menghilang setelah pengerasan
dan sejumlah kelompok karboksil pada asam poli akrilik menurun. Hal ini merupakan
akibat lanjutan dari reaksi asam basa.

Setelah pengerasan terjadi ketika ion metal yang mengelilingi rantai polyacid
meningkat sehingga semen lebih kaku.pada fase ini ion natrium dan flour tidak
berperan dalam ikatan silang sehingga ion natrium akan menggantikan hidrogen dari
gugus karboksil dan sisanya akan berikatan dengan flour membentuk NaF.Kemudian
ikatan silang yang terbentuk akan dihidrasi oleh air sehingga bagian yang tidak
bereaksi pada partikel kaca akan diselubungi oleh gel silika yang terbentuk selama
pelepasan kation dari permukaan partikel. Pada akhirnya, semen yang mengeras akan
membentuk gumpalan partikel yang tidak bereaksi dan dikelilingi oleh silika didalam
matrik yang amorf dari kalsium hidrat dan campuran garam alumunium.

Saat terjadi pengerasan awal pada resin modified ionomer semen dan berkontak dengan
air maka reaksi pengerasan akan dihambat sehingga merusak permukaan semen .
sensitifitas terhadap air dapat dikurangi dengan pencampuran fotopolimerisasi
sehingga mempercepat proses pengerasan. Percepatan pengerasan akan menunjang
estetik dari hibrid ionomer. Dengan kata lain, air tidak terlalu berpotensi untuk
menghambat proses pengerasan setelah terjadi polimerisasi sempurna.

a. Sifat Fisik

Dengan tambahan bahan resin secara signifikan dapat meningkatkan berbagai sifat dari
bahan semen ionomer. Sifat fisik semen ionomer kaca modifikasi resin lebih baik
dibandingkan dengan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat tersebut antara
lain kelarutan yang rendah ketika diuji dengan asam laktat, akan menyerap air selama
beberapa waktu karena kandungan monomer yang hidrofilik dan warna tambalan lebih
baik dalam menirukan warna alami email bila dibandingkan dengan semen ionomer
kaca konvensional.

b. Sifat Mekanis

Semen ionomer kaca modifikasi resin memiliki sifat yang berbeda dengan bahan-
bahan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat tersebut perlu diketahui agar
dipahami keterbatasannya dan kemampuan maksimumnya. Sifat mekanis yang akan
dibahas yaitu kekuatan tekan, kekuatan tarik dan kekerasan`

Manipulasi Resin Modified Glass Ionomer Cement

Pada semen ionomer kaca modifikasi resin rasio bubuk dan cairan yaitu 1,6 g bubuk
dan 1,0 g cairan. Bubuk harus diaduk sebelum dikeluarkan dan cairan diteteskan dalam
arah vertikal.1 Bubuk dan cairan semen ionomer kaca modifikasi resin dalam proporsi
yang tepat diletakkan pada kertas pad atau glass slab. Bubuk dibagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan dan diaduk rata menggunakan spatula
plastis, lalu sisa bahan tadi ditambahkan. Waktu pencampuran selama 30 detik untuk
menghasilkan konsistensi yang untuk penyemenan. Semen ionomer kaca modifikasi
resin disinari dengan sinar tampak biru selama 30 detik sehingga mempercepat
pengerasan semen. Semen ionomer kaca modifikasi resin dapat diaplikasikan pada gigi
yang sudah bersih dan kering. Sebagian produk merokomendasikan penggunaan
kondisioner untuk peningkatan ikatan pada dentin. HEMA merupakan allergen yang
dapat berkontak sehingga dianjurkan harus menggunakan sarung tangan.
2. Kompomer

Kompomer yang disebut juga sebagai polyacid-modified composite resin, merupakan


bahan restorasi baru yang mengombinasikan resin komposit dengan GIC yang dapat
mengeluarkan fluor dan memiliki sifat adhesi yang baik. Kompomer mengeras dengan
aktivasi sinar pada matriks resin komposit. Tanpa penyinaran, bahan ini tidak akan
mengeras (monomermonomer tidak mengalami polimerisasi). Kekuatan kompomer
dalam menerima tekanan kunyah adalah berkisar 0,97-1,23 MPa. Oleh karena itu,
kompomer seharusnya tidak digunakan pada daerah yang menerima beban yang besar
(Nicholson, 2007).

Kompomer didesain untuk melepaskan flour, fluor akan dilepas terjadi peningkatan
kondisi lingkungan yangasam dan sebagai penyeimbang (buffer) bagi asam laktat.
Beberapa peneliti percaya bahwa kompomer mampu bertindak sebagai reservoir
fluorida dengan mengabsorpsi fluorida dari lingkungannya. Selain itu,kompomer juga
mampu melepaskan ion yang jauh lebih besar pada kondisi lingkungan yang asam dan
mampu bertindak sebagai buffering untuk mengubah pH asam menjadi pH netral.
Kompomer

diindikasikan untuk kelas I dan II desidui, kelas III, kelas V, serta pit dan fissure
sealant, sedangkan kontra indikasinya adalah untuk kelas I, II, IV, dan VI (Ireland,
2006).

Sebelum melakukan preparasi kavitas kelas I kompomer gigi sulung, harus ditentukan
terlebih dahulu outline form nya, kemudian akses jaringan karies menggunakan bur
bulat dengan kecepatanrendah, perdalam kavitas sekitar 0,5-1 mm, lalu perluas kavitas
dengan menggunakan bur silindris. Setelah selesai dipreparasi, bersihkan kavitas
dengan menggunakan air atau pumice dankeringkan sampai lembab. Kemudian
aplikasikan liner yang sesuai dan self– etching resinbonding system. Injeksikan
kompomer ke dalam kavitas lalu light cure setiap lapisan selama 30detik, gunakan bur
bulat besar untuk membuang kelebihan kompomer, lalu periksa oklusi gigi dengan
menggunakan kertas artikulasi. Lakukan polishing dengan menggunakan white stone
dan brush yang halus. Adapun beberapa kelebihan daripada kompomer adalah dapat
melepaskan fluor, memiliki warna yang estetis dengan gigi serta memiliki teknik
penanganan yang sederhana sehingga sangat cocok untuk kedokteran gigi anak,
sedangkan kekurangan dari kompomer adalah dapat terjadi polimerisasi shrinkage
sekitar 2-3%, absorpsi air akan menyebabkanterjadinya diskolorisasi pada permukaan
dan marginal dari tumpatan setelah beberapa tahun, serta sulit untuk melakukan
diagnosa dan interpretasi bila ditinjau dari segi radiografi (Croll, 2004).

Dapus

1. Ningsih DS, Resin Modified Glass Ionomer Cement Sebagai Material Alternatif
RestorasiI Untuk Gigi Sulung, ODONTO Dental Journal 2014;vol 1(2): 46-50
2. Khairiyah EW, Fitriani R, Nabila, PENDALAMAN MATERI BIDANG ILMU
KONSERVASI GLASS IONOMER CEMENT (GIC).FKG UNSOED:2017;
3. Repository USU

Vous aimerez peut-être aussi