Vous êtes sur la page 1sur 16

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.

3 Juli - September 2015

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI


ORGANISASI ANTARA ATASAN-BAWAHAN DALAM
MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DI LINGKUNGAN
SEKRETARIAT DPRD KOTA BENGKULU
Agus Yudi Harsono1, Supratomo2, Muhammad Farid3
¹Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bengkulu
²Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,Fakultas Pertanian,Universitas Hasanuddin
3
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Abstract

The aims of the research were describe the style of leadership, organizational communication and organizational
culture, to determine the significance of the closeness of the relationship between leadership style and
organizational communication of organizational culture. This research is explanatory research. Data was collected
by questionnaire, Analysis techniques using value index, crosstab, chi square, and multiple correlation with the help
of SPSS 21. Result showed (1) descriptive analysis of the characteristics of leadership styles 49.05%,,
organizational communication 50.33% and organizational culture 49.02%, can be seen from the index value of each
variable. For the leadership styles of 49.05%, organizational communication of 50.33%, and at 49.02% for the
organizational culture. (2) There is a relationship of closeness positive and the significance of leadership style for
the culture of the organization for 64.1% with a significance value of <0.05.(3) there is a strong closeness of the
relationship positive and the significance of the organization's communication with the organization's culture for
72% with a significance value of <0.05. (4) There is a relationship of closeness strong (positive) and the
significance together (simultaneously) between leadership style and organizational communication of
organizational culture with the R value of 77.2% and a significance value of <0.05. This means dependent variables
organizational culture can be explained by the independent variable leadership style and organizational
communication at 77.2%, while the remaining 22.8% is explained by other independent variables that are not
included in this research model.

Keywords: Leadership Style; Organizational Communication; Organizational Culture

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi dan budaya organisasi,
untuk mengetahui signifikansi hubungan keeratan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi terhadap
budaya organisasi. Penelitian ini adalah penelitian explanatori. Populasinya adalah seluruh PNS Sekretariat DPRD
Kota Bengkulu berjumlah 62 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Teknik analisis menggunakan
nilai indeks, crosstab, chi square, dan korelasi berganda dengan bantuan program SPSS 21. Hasil penelitian
menunjukkan 1) analisis deskriptif karakteristik dari gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi dan budaya
organisasi termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks masing-masing variabel, Untuk gaya kepemimpinan
sebesar 49.05%, komunikasi organisasi sebesar 50.33%, dan untuk budaya organisasi sebesar 49.02%. (2) Terdapat
hubungan keeratan yang positif dan signifikansi antara gaya kepemimpinan terhadap budaya organisasi sebesar
66,6% dengan nilai signifikansinya < 0.05. (3) terdapat hubungan keeratan yang positif dan signifikansi antara
komunikasi organisasi dengan budaya organisasi sebesar 72% dengan nilai signifikansinya < 0.05 (4) Terdapat
hubungan keeratan yang positif dan signifikansi secara simultan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi
organisasi terhadap budaya organisasi dengan nilai R sebesar 77,2% dan nilai signifikansinya < 0.05. Hal ini berarti
variabel terikat budaya organisasi dapat dijelaskan oleh variabel bebas yakni gaya kepemimpinan dan komunikasi
organisasi sebesar 77.2%, sedangkan sisanya sebesar 22.8% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan; Komunikasi Organisasi; Budaya Organisasi

328
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

PENDAHULUAN sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan


pemimpin yang efektif, yang mempunyai
Dalam era globalisasi saat ini sebuah kemampuan mempengaruhi perilaku
organisasi dituntut agar mampu anggotanya atau bawahannya. Jadi, seorang
menyesuaikan diri secara terus menerus untuk pemimpin atau kepala suatu organisasi akan
melakukan perubahan dan perbaikan. Salah diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia
satu sumberdaya organisasi yang sangat dapat mempunyai pengaruh dan mampu
mempengaruhi proses pencapaian tujuan mengarahkan bawahannya kearah pencapaian
organisasi adalah manusia. Setiap organisasi tujuan organisasi.
pada umumnya mengharapkan memiliki Oleh karena itu sebagai sebuah organisasi
sumber daya manusia yang berkualitas dan dalam pemerintahan, Sekretariat DPRD Kota
berdaya saing tinggi sehingga mampu untuk Bengkulu dituntut untuk memiliki komitmen
melaksanakan tugasnya secara efektif, yang tinggi dalam memajukan budaya
produktif, dan professional untuk memajukan organisasi. Kinerja setiap Pegawai Negeri
organisasi. Manusia sebagai salah satu Sipil (PNS) mendukung dan memberi
sumber daya organisasi sangat penting dalam kontribusi positif terhadap budaya organisasi
mewujudkan tujuan organisasi, karena yang ada di Lingkungan Sekretariat DPRD
manusia dalam melakukan aktivitas di dalam Kota Bengkulu secara keseluruhan.
organisasi diwujudkan melalui karya, bakat, Budaya organisasi sering diartikan sebagai
kreativitas, dan peran nyata yang dapat diukur seperangkat nilai-nilai, keyakinan-keyakinan,
produktivitasnya (Siagian, 1988 dalam atau norma-norma yang harus dipahami,
Amiruddin, 2007:9). dijiwai dan dipraktekkan dalam organisasi
Djumhariati(2008:46) mengemukakan bahwa yang dianut bersama oleh para anggota
didalam sebuah organisasi, sumber daya organisasi sebagai pedoman perilaku dan
manusia merupakan aset yang paling penting memecahkan masalah-masalah organisasi
dalam keberhasilan membangun budaya (Sutrisno, 2010:461). Untuk mewujudkan
organisasi. Oleh karena itu, sumber daya tujuan organisasi pemerintah, maka budaya
manusia merupakan penentu berhasil atau organisasi harus merupakan suatu pola asumsi
tidaknya tujuan organisasi yang akan dicapai. dan keyakinan dasar yang dirasakan bersama
Budaya organisasi yang kuat merupakan oleh para PNS ketika memecahkan masalah
kunci kesuksesan dari sebuah organisasi, baik adaptasi eksternal dan integrasi internal
itu organisasi pemerintahan maupun swasta. organisasi. Disisi lainnya budaya organisasi
Untuk menjamin tercapainya tujuan juga dapat membantu menciptakan rasa
organisasi yang telah disusun, maka memiliki terhadap organisasi, menciptakan
diperlukan pemimpin yang bertugas secara jatidiri anggota organisasi, menciptakan
terus menerus memelihara dan keterikatan emosional antara organisasi dan
mengembangkan organisasi secara struktural, pegawai yang terlibat didalamnya, membantu
ideal, dan fungsional sehingga dapat menciptakan stabilitas organisasi sebagai
mencapai tujuan organisasi yang telah sistem sosial.
ditetapkan (Syafe’i, 2009:40). Dengan demikian budaya organisasi dapat
Organisasi yang berhasil dalam mencapai sebagai suatu acuan bagi ketentuan atau
tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab peraturan yang berlaku bagi para pemimpin
sosialnya akan sangat tergantung pada para dan pegawai yang secara tidak langsung akan
manajernya (pimpinan). Bila pimpinan terikat membentuk sikap dan perilaku sesuai
mampu melaksanakan dengan baik, sangat dengan visi dan misi serta strategi dalam
mungkin organisasi tersebut akan mencapai pemerintahan. Dengan kata lain, budaya

329
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.3 Juli - September 2015

organisasi merupakan penjabaran dari visi dan organisasi terungkap dalam suatu pernyataan
misi organisasi pemerintahan dalam hal berikut: bahwa untuk menunjang keberhasilan
perilaku‐perilaku yang harus dijalankan fungsi. manajemen dalam organisasi tentunya
untuk mencapai hasil kerja yang diharapkan membutuhkan seorang pemimpin yang dapat
(Tika, 2006). melaksanakan tugas atau fungsi manajemen
Untuk dapat membangun budaya organisasi (Fikri, 2008:98). Seorang pemimpin adalah
yang efektif sesuai dengan tujuan organisasi pribadi yang memiliki kecakapan khusus
yang telah ditetapkan, dibutuhkan dengan atau tanpa pengangkatan formal dapat
kepemimpinan dan komunikasi organisasi mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya,
antara atasan-bawahan, bawahan-atasan untuk melakukan usaha bersama mengarah
ataupun dengan rekan kerja yang baik agar kepada pencapaian tujuan tertentu (Herispon,
budaya organisasi dapat berjalan dengan 2010:93).
efektif, dan instansi pemerintah dapat Selain gaya kepemimpian, faktor komunikasi
memberikan pelayanan yang baik kepada organisasi juga turut mempengaruhi
masyarakat. Dari kondisi ini menunjukkan keberhasilan dalam membangun budaya
bahwa kepemimpinan dan komunikasi organisasi. Proses komunikasi yang terjadi di
organisasi sangat berpengaruh dalam dalam pemerintahan khususnya yang
membangun budaya organisasi dalam sebuah menyangkut komunikasi antara pimpinan dan
pemerintahan. bawahan merupakan faktor penting dalam
Kepemimpinan memegang peranan yang menciptakan organisasi yang efektif.
sangat penting dalam pencapaian Komunikasi efektif tergantung dari
keberhasilan sebuah organisasi dikarenakan bagaimana hubungan pegawai yang
mampu mempengaruhi kinerja dari organisasi memuaskan dibangun berdasarkan iklim dan
tersebut. Kepemimpinan yang efektif harus kepercayaan atau suasana organisasi yang
mampu berperan menjadi sosok dari budaya positif. Agar hubungan ini berhasil, harus ada
yang dibangunnya, karena pemimpim kepercayaan dan keterbukaan antara atasan
merupakan orang dengan motivasi tinggi dan bawahan atau sebaliknya. (Muhammad,
dalam memimpin dan mengendalikan 2014: 172). Dengan adanya jalinan
organisasi dan berusaha untuk mencapai komunikasi yang baik dalam sebuah
sasaran dan target yang tinggi dengan organisasi , suatu kegiatan dapat berjalan
menetapkan standar-standar prestasi yang lancar dan berhasil. Komunikasi yang efektif
tinggi bagi mereka sendiri. Salah satu fungsi penting bagi semua organisasi. Oleh karena
kepemimpinan adalah untuk mengajak, itu, para pemimpin organisasi dan para
menghimbau semua bawahan agar dengan komunikatornya perlu memahami dan
penuh kemauan memberikan pengabdian menyempurnakan kemampuan organisasi
dalam mencapai tujuan budaya organisasi mereka sehingga tercapaiya tujuan organisasi
sesuai dengan kemampuan para bawahan (Kohler, 1981).
secara maksimal. Kepemimpinan dapat Faktor kepemimpinan dan komunikasi
dikatakan sebagai salah satu faktor penentu organisasi merupakan dua faktor penting
dalam kesuksesan atau gagalnya suatu dalam membangun budaya organisasi yang
organisasi. Sebab pemimpin yang sukses dapat menjembatani, memberikan dan
mampu mengelola organisasi, bisa mengayomi sekaligus menambah wawasan
mempengaruhi orang lain, dan menentukan pengetahuan kepada bawahan dalam
jalan serta memberikan perilaku benar yang menjalani tugas-tugasnya dan dapat
harus dikerjakan bersama-sama. menumbuhkan optimisme pada pegawai itu
Pentingnya pemimpin dalam sebuah sendiri. Dalam pelaksanaan tugasnya, faktor

330
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

komunikasi organisasi yang lancar merupakan organisasi di Lingkungan Sekretariat


sarana yang tepat dalam membangun budaya DPRD Kota Bengkulu?
organisasi, dalam komunikasi tersebut 3. Seberapa besar hubungan yang terjadi
pegawai dapat menerima petunjuk sekaligus antara komunikasi organisasi dalam
dapat menambah wawasan pengetahuan dari membangun budaya organisasi di
atasannya. Lingkungan Sekretariat DPRD Kota
Faktor inilah yang menyebabkan setiap Bengkulu?
individu dalam organisasi tidak lepas dari 4. Seberapa besar hubungan yang terjadi
hakekat nilai-nilai budaya yang dianutnya antara gaya kepemimpinan dan
dikarenakan budaya dapat membedakan cara komunikasi organisasi dalam
berinteraksi, bertindak, dan cara membangun budaya organisasi di
menyelesaikan suatu pekerjaannya. Oleh Lingkungan Sekretariat DPRD Kota
karena itulah diperlukannya membangun Bengkulu?
budaya organisasi sebagai penentu terhadap
suatu kesuksesan METODE
kinerja sebuah organisasi, dimana
keberhasilan sebuah organisasi dalam Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
menerapkan nilai atau aspek budaya penjelasan (explanatory), yaitu penelitian
organisasinya dapat mendorong organisasi yang menjelaskan hubungan kausal antara
tersebut tumbuh dan berkembang secara variabel-variabel penelitian melalui pengujian
berkelanjutan. Tambunan (2005) menyatakan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
bahwa faktor gaya kepemimpinan, Singarimbun dan Effendi (1995;5). Jenis
komunikasi organisasi, dan budaya organisasi penelitian ini dipilih mengingat tujuan yang
akan sangat berperan dalam meningkatkan hendak dicapai yang mencakup usaha-usaha
efektivitas kerja pegawai. untuk menjelaskan hubungan keeratan yang
Berdasarkan penjelasan diatas budaya terjadi antara variabel. Variabel-variabel
organisasi di Sekretariat DPRD Kota dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
Bengkulu perlu dikaji lebih lanjut lagi bebas yakni gaya kepemimpinan dan
mengingat bahwa budaya organisasi selain komunikasi organisasi, dan satu variabel
mampu menjadi faktor kunci keberhasilan terikat yakni budaya organisasi.
organisasi, dapat pula menjadi faktor utama Penelitian ini dilakukan di Sekretariat DPRD
kegagalan yang disebabkan dari berbagai Kota Bengkulu bertempat di Jalan Let. Jend.
permasalahan yang terjadi selama ini. S. Parman No. 01 Kota Bengkulu.
Populasinya adalah seluruh PNS di
Permasalahan Lingkungan Sekretariat DPRD Kota
Bengkulu sebanyak 62 orang. Menurut
Berdasarkan latar belakang yang telah Arikunto (1993: 104), apabila populasi
dikemukakan, maka ada 4 permasalahan kurang dari 100 orang, lebih baik diambil
pokok yang dirumuskan: semua sehingga penelitiannya merupakan
1. Bagaimananah karakteristik gaya penelitian populasi, tetapi jika jumlah
kepemimpinan, komunikasi organisasi subjeknya (populasi) lebih dari 100 orang
dan budaya organisasi yang ada di dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% -
Sekretariat DPRD Kota Bengkulu? 25% dari jumlah populasi.
2. Seberapa besar hubungan yang terjadi Penelitian ini menggunakan dua sumber data,
antara gaya kepemimpinan dengan yaitu data primer atau data yang diperoleh
bawahannya dalam membangun budaya secara langsung dari lokasi penelitian. Data

331
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.3 Juli - September 2015

primer dalam penelitian ini adalah informasi HASIL


yang dikumpulkan berdasarkan jawaban-
jawaban dari responden terhadap kuisioner, Sebelum dilakukan analisis data terlebih
sedangkan data sekunder atau data yang dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas
diperoleh melalui dokumentasi yang terhadap gaya kepemimpinan (X1),
berhubungan dengan penelitian, data tersebut komunikasi organisasi (X2), dan budaya
bisa dari laporan tahunan Sekretariat DPRD organisasi (Y).
Kota Bengkulu, dan data-data penunjang
lainnya yang menunjang dalam penelitian ini. 1. Deskripsi Variabel Hasil Penelitian
Metode kuesioner dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau Berdasarkan data yang terkumpul dari
pernyataan tertulis kepada responden untuk kuesioner tentang gaya kepemimpinan,
dijawab (Sugiyono, 2008). komunikasi organisasi dan budaya organisasi,
Penelitian ini menggunakan analisis data terlihat bahwa distribusi frekuensi dari item-
kualitatif dan kuantitatif. Untuk uji kualitas item variabel tersebut tampak pada tabel hasil
data menggunakan uji validasi dan reliablitas. rekapitulasi analisis distribusi jawaban
Analisis kualitatif merupakan analisis responden pada tabel dibawah ini :
terhadap variabel penelitian yang dilakukan
berdasarkan pernyataan responden pada Variabel Gaya Kepemimpinan
masing-masing pertanyaan yang dilakukan
menggunanakan nilai indeks dan crosstab, Hasil analisis deskriptif terhadap variabel
sedangkan untuk analisis kuantitatif gaya kepemimpinan pada tabel 5,
merupakan data yang dinyatakan dalam menunjukkan bahwa variabel gaya
bentuk-bentukk angka yang dapat dihitung. kepemimpinan memiliki indeks 49,05%
Adapun penggujian yang dilakukan dimana nilai indeks tersebut termasuk dalam
menggunakan, uji chi square, Uji Kendall’s “kategori sedang”. Berdasarkan tabel tersebut
Tau_B, dan Korelasi Berganda dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
Berdasarkan kajian konsep dan teori diatas di Sekretariat DPRD Kota Bengkulu berada
maka variabel dalam penelitian ini, yaitu pada “kategori sedang”
1) Gaya Kepemimpinan : Perilaku yang
digunakan oleh pemimpin dalam Variabel Komunikasi Organisasi
mempengaruhi perilaku orang lain atau
bawahannya. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel
2) Komunikasi Organisasi : Komunikasi gaya kepemimpinan pada tabel 6,
yang berlangsung dalam sebuah menunjukkan bahwa variabel komunikasi
organisasi yang terjadi antara atasan organisasi memiliki indeks 50,33% dimana
dengan bawahannya, ataupun sebaliknya nilai indeks tersebut termasuk dalam
dan sama tingkatan otoritasnya guna “kategori sedang”. Berdasarkan tabel tersebut
mencapai tujuan bersama. dapat disimpulkan bahwa komunikasi
3) Budaya Organisasi : Seperangkat nilai- organisasi di Sekretariat DPRD Kota
nilai, keyakinan, norma-norma yang Bengkulu berada pada “kategori sedang”
harus dipahami, dijiwai dan dipraktekkan
dalam organisasi yang dianut bersama Variabel Komunikasi Organisasi
oleh para anggota organisasi sebagai
pedoman berperilaku dan memecahkan Hasil analisis deskriptif terhadap variabel
masalah-masalah organisasi gaya kepemimpinan pada tabel 7,

332
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

menunjukkan bahwa variabel budaya Untuk mengetahui hubungan variabel gaya


organisasi memiliki indeks 49,02% dimana kepemimpinan dan komunikasi organisasi
nilai indeks tersebut termasuk dalam secara bersama-sama (simultan) terhadap
“kategori sedang”. Berdasarkan tabel tersebut budaya organisasi. Uji hipotesis yang akan
dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi digunakan adalah Uji Korelasi berganda.
di Sekretariat DPRD Kota Bengkulu berada Nilai korelasi berganda diperoleh sebesar
pada “kategori sedang” 77.2% dan sig 0.000. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel gaya kepemimpinan dan
2. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan komunikasi organisasi secara bersama-sama
Budaya Organisasi (simultan) mempengaruhi budaya organisasi
sebesar 77.2% sedangkan sisanya sebesar
Hasil SPSS Uji menggunakan Kendall’s 22.8% dijelaskan dan dipengaruhi oleh faktor-
Tau_B, menunjukkan hubungan antara gaya faktor lain yang tidak diteliti dalam variabel
kepemimpinan dan Budaya Organisasi penelitian ini. (dilihat pada Tabel 10).
sebesar 64.1% dan sig 0.000 (dapat dilihat
pada Tabel 8). Hubungan kedua variabel Untuk dapat menguji signifikansi koefisien
menunjukkan nilai positif (kuat), sehingga korelasi antara variabel gaya kepemimpinan
dapat dimaknai bahwa semakin baik gaya dan komunikasi organisasi terhadap budaya
kepemimpinan, maka akan semakin baik organisasi, dengan pengujian Anova, yang
budaya organisasi, maka dapat disimpulkan dapat diketahui bahwa nilai statistik F sebesar
bahwa hubungan yang terjadi antara gaya 43.501 dan F tabel 4.00 dan sig sebesar 0.000
kepemimpinan dan budaya organisasi di (dapat dilihat pada Tabel 11). Hal ini
lingkungan Sekretariat DPRD Kota Bengkulu menunjukkan bahwa hubungan antara
adalah kuat (Hipotesis 1 Diterima) variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi
organisasi secara bersama-sama terhadap
3. Hubungan Komunikasi Organisasi dan budaya organisasi adalah signifikan atau
Budaya Organisasi dapat dikatakan bahwa budaya organisasi
dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh
Hasil SPSS Uji menggunakan Kendall’s Tau- variabel gaya kepemimpinan dan komunikasi
B pada, menunjukkan hubungan antara organisasi (Hipotesis 3 Diterima).
Komunikasi Organisasi dan Budaya
Organisasi sebesar 72 % dan sig 0.000 (dapat PEMBAHASAN
dilihat pada Tabel 9). Hubungan kedua
variabel menunjukkan nilai positif (kuat) , Penelitian ini mendeskripsikan variabel-
sehingga dapat dimaknai bahwa semakin baik variabel gaya kepemipinan, komunikasi
komunikasi organisasi, maka akan semakin organisasi dan budaya organisasi dilingkungan
baik budaya organisasi, maka dapat Sekretariat DPRD Kota Bengkulu sudah
disimpulkan bahwa hubungan yang terjadi berjalan cukup bagus. Ketiga variabel tersebut
antara komunuikasi organisasi dan budaya masuk dalam kategori sedang, dengan nilai
organisasi di lingkungan Sekretariat DPRD masing-masing indeksnya 49.05% (gaya
Kota Bengkulu adalah kuat. (Hipotesis 2 kepemimpinan), 50.33% (komunikasi
Diterima). organisasi), dan 49.02% (budaya organisasi).
Pada penelitian ini ditemukan bahwa
4. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan komunikasi organisasi yang sudah terjalin
Komunikasi Organisasi Terhadap Budaya dengan baik tapi untuk kedepannya dapat lebih
Organisasi. ditingkatkan lagi, hal ini tidak terlepas dari

333
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.3 Juli - September 2015

faktor peranan dari seorang pemimpin. Oleh Nurjanah (2008) dalam penelitiannya
karena itulah fungsi pemimpin tidak hanya ditemukan adanya hubungan yang signifikansi
sekedar membimbing dan mengarahkan antara gaya kepemimpinan dan budaya
bawahannya, namun yang terpenting adalah organisasi. Hasil penelitian tersebut sesuai
bagaimana seorang pemimpin mampu dengan judul penelitian ini, yang berarti
memberikan visi dan misi atau arah yang jelas semakin kuat atau bagus gaya kepemimpinan,
kemana organisasi tersebut akan dibawanya. maka akan semakin kuat atau bagus budaya
Kepemimpinan sangat diperlukan bagi suatu organisasi yang terjadi dilingkungan
organisasi dalam menentukan kemajuan dan Sekretariat DPRD Kota Bengkulu.
kemunduran organisasi, serta tidak ada Hasil Penelitian ini juga menunjukkan adanya
organisasi yang dapat maju tanpa hubungan keeratan yang positif (kuat) dan
kepemimpinan yang baik. Gaya signifikansi antara komunikasi organisasi dan
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi budaya organisasi. Ini dapat dilihat dari nilai
sebagai hasil kombinasi dari falsafah, korelasi menggunakan Kendall’s Tau_B
keterampilan, sifat dan sikap yang sering sebesar 72%. Komunikasi organisasi
diterapkan seorang pemimpin karena ia mempengaruhi keberhasilan dalam
mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. membangun sebuah budaya organisasi. Proses
Gaya kepemimpinan menduduki fungsi utama komunikasi yang terjadi didalam pemerintahan
dalam sebuah organisasi, dan merupakan khususnya yang menyangkut komunikasi
faktor penentu dalam menentukan sukses atau antara pimpinan dan bawahan, bawahan
gagalnya organisasi (Kartono, 2013). dengan atasan maupu komunikasi dengan
Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan rekan sekerja merupakan faktor penting dalam
keeratan yang positif (kuat) dan signifikansi menciptakan organisasi yang efektif.
antara gaya kepemimpinan dan budaya Komunikasi efektif tergantung dari bagaimana
organisasi. Ini dapat dilihat dari nilai korelasi hubungan pegawai yang memuaskan dibangun
menggunakan Kendall’s Tau_B sebesar berdasarkan iklim dan kepercayaan atau
64.1%. Seorang pemimpin memiliki peran suasana organisasi yang positif. Agar
menentukan program kegiatan yang hubungan ini berhasil, harus ada kepercayaan
didasarkan pada asumsi dasar organisasi, atau dan keterbukaan antara atasan dan bawahan
konsep manajemen. Bila perilaku bawahan atau sebaliknya. (Muhammad, 2014).
adalah tinggi, dan sebaliknya bila perilaku Pada Penelitian sebelumnya yang dilakukan
individu dalam organisasi jauh dari kebenaran oleh Veyow, Miranda (2010) menyatakan
sebagaimana yang dituangkan dalam program bahwa baik budaya organisasi maupun
kerja oleh pemimpin, maka disitu nilainya komunikasi organisasi memiliki hubungan
rendah. Dengan demikian budaya diciptakan positif dan signifikansi. Untuk itu pada
oleh pemimpinnya (Schein, 1991). Schein penelitian ini membuktikan bahwa komunikasi
juga menegaskan bahwa kepemimpinan dan organisasi terdapat hubungan terhadap budaya
budaya organisasi itu bagaikan dua sisi mata organisasi. Hal ini juga didukung oleh teori
uang yang sama. menurut Pace dan Faules (2010) mengatakan
Penelitian ini juga mendukung teori yang bahwa hubungan antarpersona memiliki
dikemukakan oleh Thoha, Miftah (2006) pengaruh yang besar terhadap kehidupan
bahwa Teori Path Goal berusaha untuk organisasi artinya dari sini dapat dilihat bahwa
menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin kehidupan organisasi dapat berupa budaya
terhadap budaya organisasi, dan pelaksanaan organisasi, sehingga komunikasi yang tyerjadi
pekerjaan bawahannya. Hal tersebut sejalan sangat dibutuhkan untuk membangun
dengan penelitian sebelumnya yang oleh hubungan yang baik dalam organisasi agar

334
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

budaya organisasi dapat ternanamkan dengan KESIMPULAN


baik. Untuk itu baik variabel komunikasi Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
interpersonal maupun budaya organisasi yang dikemukakan dalam penelitian ini maka
sangat berperan penting dalam membawa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dampak positif bagi organisasi. Hasil 1. Berdasarkan hasil penelitian analisis
penelitian tersebut sesuai dengan judul deskriptif terhadap variabel penelitian yang
penelitian ini, yang berarti semakin kuat atau terdiri dari variabel gaya kepemimpinan,
bagus komunikasi organisasi, maka akan komunikasi organisasi, dan budaya
semakin kuat atau bagus budaya organisasi organisasi. Ketiga variabel tersebut
yang terjadi dilingkungan Sekretariat DPRD memiliki nilai indeks berdasarkan dari
Kota Bengkulu. jawaban responden seluruh PNS yang ada
Hasil Penelitian lainnya juga menunjukkan di Lingkungan Sekretariat DPRD Kota
bahwa gaya kepemimpinan dan komunikasi bengkulu berada dalam “kategori sedang”.
organisasi secara bersama-sama mempunyai Buat gaya kepemimpinan nilai indeksnya
hubungan dengan budaya organisasi sebesar sebesar 49.05%, komuniksasi organisasi
77.2%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel nilai indeksnya sebesar 50.33%, dan
gaya kepemimpinan dan komunikasi budaya organisasi memiliki nilai indeks
organisasi secara bersama-sama sebesar 49.02%. Ketiga variabel dalam
mempengaruhi budaya organisasi sebesar penelitian ini satu sama lainnya saling
77.2% sedangkan sisanya sebesar 22.8% berkaitan dan harus saling ditingkatkan.
dijelaskan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor Artinya jika variabel gaya kepemimpinan
lain yang tidak diteliti dalam variabel ini. dan komunikasi organisasi kedepannya
Dengan adanya jalinan komunikasi yang baik lebih ditingkatkan, maka budaya organisasi
dalam sebuah organisasi, suatu kegiatan dapat yang ada di Lingkungan Sekretariat DPRD
berjalan lancar dan berhasil. Komunikasi yang lebih bagus dan kondusif. Faktor
efektif penting bagi semua organisasi. Oleh kepemimpinan dan komunikasi organisasi
karena itu, para pemimpin organisasi dan para merupakan dua faktor penting dalam
komunikatornya perlu memahami dan membangun budaya organisasi yang dapat
menyempurnakan kemampuan organisasi menjembatani, memberikan dan
mereka sehingga tercapaiya tujuan organisasi mengayomi sekaligus menambah wawasan
(Kohler, 1981). Faktor kepemimpinan dan pengetahuan kepada bawahan dalam
komunikasi organisasi merupakan dua faktor menjalani tugas-tugasnya dan dapat
penting dalam membangun budaya organisasi menumbuhkan optimisme pada pegawai
yang dapat menjembatani, memberikan dan itu sendiri.
mengayomi sekaligus menambah wawasan 2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
pengetahuan kepada bawahan dalam menjalani menggunakan SPSS dengan menggunakan
tugas-tugasnya dan dapat menumbuhkan Koefisien Rank Kendall.s Tau-B (r)
optimisme pada pegawai itu sendiri. Dalam diperoleh koefisien korelasi Hubungan
pelaksanaan tugasnya, faktor komunikasi Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Budaya
organisasi yang lancar merupakan sarana yang Organisasi (Y) sebesar 0.641 (64.1%)
tepat dalam membangun budaya organisasi, yang menunjukkan hubungan keeratan
dalam komunikasi tersebut pegawai dapat yang kuat dan positif. Sehingga antara
menerima petunjuk sekaligus dapat menambah Gaya Kepemimpinan dan Budaya
wawasan pengetahuan dari atasannya. Organisasi mempunyai hubungan yang
signifikan, oleh sebab itu dalam penelitian
ini menerima hipotesa kerja ( H1 ) dan

335
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.3 Juli - September 2015

menolak hipotesa nol ( Ho). Jadi besarnya budaya organisasi juga akan buruk
hubungan yang terjadi antara Gaya (rendah).
Kepemimpinan dengan Bawahannya 4. Hubungan yang terjadi antara Gaya
Dalam Membangun Budaya Organisasi di Kepemimpinan dan Komunikasi
Lingkungan Sekretariat DPRD Kota Organisasi secara bersama-sama (simultan)
Bengkulu adalah sebesar 0.641 (64.1%), dengan Budaya Organisasi dapat dikatakan
signifikan dan arahnya positif. mempunyai hubungan yang positif dan
Berdasarkan pada tafsiran koefisien signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
korelasi bahwa hubungan kedua variabel korelasi berganda sebesar 0,772 (77,2%)
tersebut adalah kuat. Dimana arah yang menunjukkan hubungan keeratanya
hubungan antara Gaya Kepemimpinan dalam kategori Kuat, dan nilai signifikansi
dengan Budaya Organisasi adalah positif, hubungan (linierity) sebesar 0.000. Dengan
artinya semakin baik gaya kepemimpinan, ini dapat di interpretasikan bahwa variabel
maka budaya organisasi akan semakin Gaya Kepemimpinan (X1), dan
tinggi, demikian juga sebaliknya bila gaya Komunikasi Organisasi (X2) secara
kepemimpinan buruk maka budaya bersama-sama (simultan) terhadap Budaya
organisasi juga akan buruk (rendah). Organisasi (Y) mempunyai hubungan
3. Hubungan yang signifikansi juga terjadi keeratanya kuat, ini dapat dilihat dari nilai
pada variabel komunikasi organisasi koefisein bergandanya (R) sebesar 77.2%,
dengan budaya organisasi di Lingkungan ini berarti bahwa sisanya sebesar 22.8%
Sekretariat DPRD Kota Bengkulu. dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel
Besarnya nilai koefisien korelasi yang bebas lainnya yang tidak masuk dalam
terjadi antara hubungan Komunikasi model penelitian ini.
Organisasi dengan Budaya Organisasi
sebesar 0.720 (72.0%) dan menunjukkan DAFTAR RUJUKAN
hubungan keeratan yang kuat dan positif.
Sehingga antara komunikasi dan budaya Amiruddin. 2007. Fungsi Departemen
organisasi mempunyai hubungan yang Personalia dalam Meningkatkan Sumber
signifikansi, oleh sebab itu dalam Daya Manusia. Jurnal Ilmu Administrasi.
penelitian itu juga menerima hipotesis Vol. 3, No.1. Hal. 9-16. Semarang
kerja (Ha) dan menolak hipotesis null Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu
(Ho). Jadi besarnya hubungan yang terjadi Komunikasi. Edisi kedua Cetakan
antara Komunikasi Organisasi dengan ketigabelas. PT Raja Grafindo
Bawahannya Dalam Membangun Budaya Persada:Jakarta
Organisasi di Lingkungan Sekretariat Djumhariati, Retno. 2008. Pengaruh Motivasi
DPRD Kota Bengkulu adalah sebesar dan Kepemimpinan terhadap Kinerja
0.720 (72,0%), signifikan dan arahnya Pegawai pada Kantor Bagian Umum
positif. Berdasarkan pada tafsiran koefisien Kabupaten Madiun. Sosial: Jurnal
korelasi bahwa hubungan kedua variabel Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Vol. 8, No.1.
tersebut adalah kuat. Dimana arah Hal. 46-56:Madiun
hubungan antara komunikasi organisasi Fikri. 2008. Pengaruh Tipe Kepemimpinan
dengan Budaya Organisasi adalah positif, dan Budaya Organisasi terhadap
artinya semakin baik komunikasi Motivasi Kerja Pegawai Kecamatan
organisasi maka budaya organisasi akan Lowokwaru Kota Malang. Jurnal Aplikasi
semakin bagus, demikian juga sebaliknya Manajemen: JAM. Vol. 6, No. 1. Halaman
bila gaya kepemimpinan buruk maka 98-103:Malang

336
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

Herispon.2010. Profil Setengah Pemimpin Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian.


Serta Dampaknya Dalam Manajemen. (1995). Metode Penelitian Survei. Cetakan
Jurnal Ekonomi Bisnis Vol. 1 No.1 Kedua. PT Pustaka LP3ES
Halaman 93-100. Indonesia:Jakarta.
Kartono, Kartini. 2013. Pemimpin dan Sobirin, Achmad. (2007). Budaya Organisasi
Kepemimpina , Apakah Kepemimpinan Pengertian, Makna dan Aplikasinya
Abnormal itu?. Cetakan Kesembilanbelas. Dalam Kehidupan Organisasi. IBPP STIM
PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta YKPN:Yogyakarta.
Kohler, Jerry dan Applabaum, Ronald L Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis.
(1981). Organizational Communicatin : Cetakan Keempat. Alfabeta:Bandung.
Behavioral Perspective. New York: Holt Sutrisno, Eddy. (2010). Manajemen Sumber
Rinehart and Winstons. Daya Manusia. Edisi Kesatu Kencana
Muhammad, Arni. (2014). Komunikasi Prenada Media Group:Jakarta.
Organisasi. Cetakan Ketigabelas. PT. Tambunan,E. (2005). Pengaruh Motivasi Dan
Bumi Aksara:Jakarta. Disiplin KerjaTerhadap Kinerja
Nurjanah.2008. Pengaruh Gaya Karyawan:Medan.
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Tampubolon, Biatna Dulbert. (2007) Analisis
terhadap Komitmen Organisasi dalam Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor
Meningkatkan Kinerja Karyawan “.Tesis Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Pasca Sarjana Univesitas pada Organisasi yang telah Menetapkan
Diponogoro:Semarang SNI 19-9001-2001. Jurnal Standarisasi
Pace, R. Wayne, Don F. Faules. (2010). Vol. 9 No 3:Medan
Komunikasi Organisasi. PT. Remaja Tika, Moh. Pabundu. (2006), Budaya
Rosdakarya:Bandung Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Prasetyo,Lis.2008. Pengaruh Gaya Perusahaan. PT. Bumi Aksara. :Jakarta.
Kepemimpinan Terhadap Kinerja, Jurnal Thoha, Miftah. (2006). Kepemimpinan dalam
Neo-Bisnis,Vol 2,No.2, Manajemen. PT. Raja Grafindo
Desember:Surabaya. Persada:Jakarta.
Robbins, Stephen P.(2003). Perilaku Veyow, Miranda (2010). Pengaruh Kualitas
Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Komunikasi Interpersonal Terhadap
Alih Bahasa: Hadyana Pujaatmaka dan Budaya Organisasi Pada Karyawan PT.
Benyamin Molan. Prenhallindo:Jakarta. Summarecon Agung. Tbk. Kantor Pusat.
Schein, Edgar H, (1991). Organizational Skripsi Universitas Bina Nusantara:Jakarta
Culture and Leadership, Oxford Jossey Wibowo. (2013). Budaya Organisasi Sebuah
Bass Publisher:San Fransisco Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja
Syafe’i, Darman. (2009). Organisasi dan Jangka Panjang. Cetakan ketiga. Rajawali
Kepemimpinan dalam Islam Upaya Pers:Jakarta
Menciptakan Lingkungan Kerja yang
Kondusif dalam Dinamika Kepemimpinan.
Jurnal Ekonomika. Vol. 2, No. 2. Halaman
37-45.

337
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.3 Juli - September 2015

338
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

339
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.3 Juli - September 2015

340
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

341
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 4 No.3 Juli - September 2015

342
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol.4 No.3 Juli - September 2015

343

Vous aimerez peut-être aussi