Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Diah Indira Putri Atmaja 1605511096
Putu Venita Wirastutu 1605511105
Ni Kadek Sri Sentana Dewi 1605511114
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
pembangunan rumah biasa menggunakan aturan Asta Kosala Kosali.
Beberapa konsep perhitungan dan sains ditemukan dalam penerapan Asta
Kosala Kosali itu. Masyarakat biasa menggunakan ukuran tubuh seperti sikut,
depa, tepak dan lainnya untuk mengukur kontruksi rumah. Hal ini telah
menyinggung konsep perhitungan pada ilmu matematika, sedangkan dari segi
sains dapat kita rasakan dari hasil konstruksi bangunan adat Bali yang mana
memiliki tatanan bangunan berupa tangga dan lainnya. Tangga yang dibangun
di setiap pokok bangunan secara tidak langsung melatih kekuatan otot kaki
dan keseimbangan tubuh untuk memijaknya. Namun, memperhatikan
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, desakan globalisasi sangat
memungkinkan menyebabkan terkikisnya pelestarian budaya generasi muda
Bali. Hal itu sejalan dengan pemikiran yang menyatakan bahwa masyarakat
daerah yang biasa menggunakan etnosains merasa tidak percaya diri dengan
warisan nenek moyangnya, karena kurang memahami konsep-konsep sains
yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu selain pendidikan sains
merupakan pendidikan wajib dalam bidang pendidikan sekolah, perlu juga
memperhatikan ilmu sains secara teori dengan kehidupan nyata masyarakat,
agar tuntutan perkembangan zaman selalu diiringi dengan kebudayaan local.
Sehingga, berdasarkan latar belakang ini kami ingin mengkaji kearifan local
budaya Bali dalam kontruksi bangunan Asta Kosala Kosali dalam pendidikan
sains. .
3
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Surat Perjanjian, yang ditanda tangani oleh pengguna jasa dan penyedia
jasa.
2. Dokumen Lelang, yaitu dokumen yang disusun oleh pengguna jasa
pengguna jasa yang merupakan dasar bagi penyedia jasa untuk menyusun
usulan atau penawaran untuk pelaksanaan tugas yang berisi lingkup tugas
dan persyaratannya ( umum dan khusus, teknis dan administratif, kondisi
kontrak ).
3. Penawaran atau usulan, yaitu dokumen yang disusun oleh penyedia jasa
berdasarkan dokumen lelang yang berisi metode, harga penawaran, jadwal
waktu, dan sumber daya.
4. Berita acara, berisi kesepakatan yang terjadi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa selama proses evaluasi usulan atau penawaran oleh
pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-hal yang menimbulkan
keagu-raguan.
5. Surat pernyataan pengguna jasa, menyatakan menerima atau menyetujui
usulan atau penawaran dari penyedia jasa.
6. Surat pernyataan penyedia jasa, menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan.
7. Yang dimaksud dengan cara menyusun kontrak disini adalah cara
menyusun Perjanjian/Kontrak yang dilengkapi dengan cara menyusun
syarat-syarat kontrak. Pola yang diambil dapat mengacu kepada FIDIC
4
dengan tetap berpegang pada ketentuan yang tercantum dalam UU No.
18/1999 dan PP No. 29/2000.
8. Yang dimaksud dengan isi kontrak sebagaimana tercantum dalam PP No.
29/2000 Pasal 23 adalah uraian-uraian yang sekurang-kurangnya harus
termuat dalam suatu kontrak konstruksi. Sedangkan kontrak konstruksi
minimal meliputi hal-hal seperti yang disebutkan dalam PP No. 29/2000
Pasal 22. Jadi yang dimaksud dengan isi kontrak bukanlah uraian yang
harus terdapat dalam perjanjian/kontrak tetapi yang harus terdapat dalam
dokumen kontrak.
9. Dengan demikian akan terdapat beberapa dokumen yang akan
disusun/disiapkan, antara lain:
1. Perjanjian/Kontrak
2. Syarat-syarat ( Umum )
3. Syarat-syarat ( Khusus )
4. Spesifikasi Teknis
5. Lampiran-lampiran
6. Gambar-gambar ( Kontrak ).
5
a) UU No. 18/1999 Pasal 44 ayat 1:
1. Ketentuan yang termuat dalam KUHP Per Pasal 1320 yang berbunyi:
Yang dimaksud dengan syarat 1: adalah para pihak yang mengikatkan diri
dalam suatu perjanjian ( dalam hal ini kontrak konstruksi ) adalah kesepakatan
mereka tanpa ada tekanan atau ancaman dari pihak lain.
Yang dimaksud dengan syarat 2 : para pihak adalah orang-orang yang sudah
dewasa ( bukan anak-anak ) dan sehat akal pikirannya/waras ( bukan orang gila ).
6
Yang dimaksud dengan syarat 3 : tentang suatu hal tertentu, ada obyek
tertentu yang akan diperjanjikan. Dalam kontrak konstruksi yang dimaksudkan
adalah lingkup pekerjaan.
Yang dimaksudkan dengan syarat 4 : suatu sebab yang halal adalah halal
menurut hukum. Misalnya, kontrak konstruksi untuk membangun pabrik narkoba
adalah tidak halal.
Harus dijelaskan nama dan alamat perusahaan yang merupakan para pihak
dalam perjanjian. Siapa yang diberi kuasa untuk bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tersebut. Sebutkan akta pendirian perusahaan dan tunjukkan orang
yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tersebut memang berhak sesuai
akta pendirian perusahaan.
2.2.4 Konsiderasi
Yang dimaksud disini adalah lingkup pekerjaan secara garis besar ( global ).
Misalnya, membangun sebuah hotel mulai dari seluruh struktur fondasi sampai
seluruh superstruktur disertai pekerjaan mekanikal, elektrikal, lingkungan serta
pekerjaan penyelesaian hingga siap beroperasi. Lingkup pekerjaan secara rinci
akan dijelaskan dalam dokumen kontrak lain seperti spesifikasi teknis dan
gambar-gambar kontrak.
Dicantumkan besarnya nilai kontrak dalam angka dan huruf dan dalam mata
uang tertentu ( Rp/US$ ). Dapat saja nilai kontrak dalam 2 ( dua ) atau lebih mata
uang. Jelaskan pula nilai kontrak tersebut apa sudah termasuk Jasa Kontraktor
dan atau pajak-pajak dan ditetapkan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah.
Dijelaskan apakah Fixed Lump Sum atau Unit Price sekalian diberikan
arti/batasannya untuk menghindarkan sengketa dikemudian hari.
Sebutkan dalam angka dan huruf dan arti hari ( hari kerja atau hari kalender )
dan sebutkan waktu tersebut sejak kejadian apa ( penerbitan Surat Perintah
Kerja/penandatnganan Kontrak, penyerahan lahan, penyampaian Jaminan
Pelaksana, dan sebagainya ).
8
2.2.10 Isi Syarat-syarat Umum Kontrak
Nama Wakil/Kuasa badan usaha sesuai akta atau sertifikat keahlian kerja dan
sertifikat keterampilan kerja bagi usaha perseorangan harus dicantumkan.
Masing-masing pihak dapat disebut Pihak Kesatu dan Pihak Kedua atau
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa atau nama perusahaan masing-masing pihak.
9
2.2.13 Rumusan Pekerjaan
Ditulis dalam angka dan huruf dan sebaiknya ditebalkan. Dijelaskan pula apa
saja yang sudah termasuk dalam besaran tersebut ( keuntungan Pengguna Jasa,
Pajak-pajak, dan sebagainya ). Sebutkan pula sekiranya ada akibat fluktuasi harga
( akibat tindakan moneter Pemerintah ). Kemungkinan nilai pekerjaan ditetapkan
dalam lebih dari satu mata uang misalnya Rupiah dan US Dollar/Japanese Yen.
Disebut dalam “hari” ( angka dan huruf ). Yang penting disebut disini
terhitung sejak kapan ( penandatanganan kontrak, tanggal Surat Perintah Kerja,
tanggal penyerahan lahan, penyerahan jaminan, dan sebagainya ). Apabila ada
perpanjangan waktu pelaksanaan, Syarat-syarat yang harus dipenuhi harus jelas.
Yang dimaksud disini adalah jenis-jenis asuransi seperti Contractor’s All Risk
( CAR ). Third Party Liability ( TPL ), ASKES, dan ASTEK Kegagalan Bangunan.
Harus dijelaskan siapa penerima manfaat ( Beneficiary ). Siapa yang membayar
premi dan ketentuan-ketentuan lain.
2.2.17 Jaminan
10
Disebutkan persyaratan kualifikasi, prosedur penerimaan/pemberhentian, dan
jumlahnya.
Disini diuraikan hak dan kewajiban Penyedia Jasa serta hak dan kewajiban
Pengguna Jasa. Usahakan agar terdapat keadilan dan kesetaraan sebagaimana
diuraikan dalam UU No. 18/1999 Pasal 2 dan Pasal 3.
11
Dalam pasal ini diuraikan lamanya ( rentang waktu ) masa tersebut, pekerjaan
yang harus dilakukan selama masa tersebut beserta sanksi apabila pekerjaan
tersebut lalai dilaksanakan ( Pekerjaan diserahkan ke pihak ketiga atas
tanggungan Penyedia Jasa ).
Pasal ini menguraikan tentang kewajiban Penyedia Jasa membayar ganti rugi
kepada Pengguna Jasa akibat keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang
menyebabkan kerugian pada Pengguna Jasa.
Dalam pasal ini disebutkan besarnya ganti rugi per hari dalam persentase dan
nilai maksimum. Tentu saja pengenaan ganti rugi ini ada syarat-syaratnya
termasuk tata cara pemotongan dari pembayaran.
Pertama-tama harus dijelaskan dulu apa arti Pekerjaan Tambah dan Pekerjaan
Kurang. Setelah itu, tetapkan tata cara pelaksanaannya, misalnya setelah ada
perintah tertulis/pengesahan tertulis setelah ada perintah bisa dalam waktu
tertentu.
12
persyaratan. Diatur pula tata cara pembayaran Pekerjaan Tambah atau
pengurangan pembayaran atas Pekerjaan Kurang.
Selain itu diatur pula ketentuan mengenai suatu Pekerjaan Tambah yang
jenisnya sama dengan yang tercantum dalam kontrak namun tidak dapat
dilaksanakan dengan cara dan kondisi yang sama, misalnya pekerjaan tambah
untuk beton dimana Concrete Batching Plant beserta Tower Crane sudah
dibongkar sehingga harus dilakukan remobilisasi alat-alat tersebut atau
menggunakan metode lain ( Ready Mix concrete )yang mungkin harganya tidak
sesuai lagi dengan harga yang terdapat dalam kontrak.
Disebutkan pula kompensasi yang akan diperoleh pihak yang dirugikan akibat
terjadi cedera janji.
Cedera Janji
13
memenuhi mutu, kuantitas, tidak menyerahkan hasil pekerjaan, menunda
pelaksanaan, tidak melaksanakan instruksi Pemberi Tugas.
Disebutkan pula kompensasi yang akan diperoleh pihak yang dirugikan akibat
terjadi cedera janji ini.
Pelimpahan Pekerjaan
Hal yang perlu juga disebut disini adalah bahwa pelimpahan bagian pekerjaan
yang diserahkan kepada pihak ketiga tidak membebaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilimpahkan tersebut.
Disini yang perlu diatur adalah kesediaan Penyedia Jasa untuk bekerja sama.
Bahkan biasanya Penyedia Jasalah yang diminta Pengguna Jasa menjadi
Koordinator. Disyaratkan pula bahwa Penyedia Jasa lain tersebut tidak boleh
sampai mengganggu kelancaran pekerjaan Penyedia Jasa.
14
Pengawas, Pelaksana Pekerjaan
Dalam pasal ini diatur pula penunjukan “pengawas” sebagai kuasa dari
Pengguna Jasa. Arti Pengawas sudah didefenisikan dan penunjukan itu
diberitahukan tertulis kepada Penyedia Jasa menempatkan seorang Pelaksana
yang berkuasa penuh untuk menerima instruksi pengawas disertai kualifikasi dan
Hak Pengguna Jasa untuk mengganti Pelaksana bila terbukti tidak cakap.
Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus menjamin kemudahan Pengguna Jasa untuk setiap saat
memasuki lapangan pekerjaan, bengkel ( workshop ), tempat penyimpanan bahan
untuk Penyedia Jasa dan para Sub Penyedia Jasa.
Laporan/Dokumentasi
15
Perlindungan Kerja
Dalam pasal ini ditetapkan apa saja yang dapat disebut/digolongkan force
majeur dan risiko lain yang dapat disamakan dengan force majeur. Apa yang
menjadi hak para pihak apabila hal ini terjadi. Bagaimana tata cara
pemberitahuan serta konsekuensi terhadap kelangsungan pekerjaan.
Kegagalan Bangunan
16
Kemudian diatur hak Pengguna Jasa atau Penyedia Jasa untuk memutuskan
kontrak secara sepihak berdasarkan hal-hal yang ditetapkan beserta akibat dari
pemutusan kontrak ini.
Insentif
Diatur tata cara pengajuan Sub Penyedia Jasa dan Pemasok beserta
peranannya. Juga diatur tanggung jawab Penyedia Jasa sehubungan penggunaan
Sub Penyedia Jasa/Pemasok dan hak intervensi Pengguna Jasa dalam hal
pembayaran dan penampilan mutu pekerjaan/bahan.
Bahasa Kontrak
Ditetapkan hanya satu bahasa yang berlaku sesuai ketentuan tercantum dalam
PP No. 29 ayat 5 walaupun kemungkinan kontrak menggunakan 2.
- Apabila menyebut salah satu ayat dalam pasal yang sama sebaiknya disebut :
Sesuai ketentuan ayat … Pasal ini ( tidak perlu menyebut “Perjanjian” ).
18
Construction Contracts” mengenai “Language Consideration” pada
halaman 80-82 yang telah diterjemahkan sebagai berikut :
19
di beberapa tempat di antara dokumen-dokumen, di samping mengganggu
pembaca, mengganti permintaan tersebut, memastikan anda menemukan
rujukannya dan masing-masing mengundang resiko dan usaha yang tidak
perlu.
4. Gunakan setiap dokumen untuk tujuan yang dimaksud. Jangan
menempatkan ketentuan-ketentuan teknis dalam Syarat-syarat Umum atau
istilah-istilah dagang dalam Spesifikasi Teknis atau dalam Gambar-
gambar.
5. Tinjau dan perbarui standar dan atau pasal-pasal rujukan dan dokumen-
dokumen secara berkala untuk mencerminkan kebutuhan perubahan,
penafsiran hukum, keperluan pemerintah, praktek industri dan pilihan
organisasi. Jangan gunakan dokumen yang telah berumur 20 tahun
walaupun “kelihatannya berjalan baik waktu yang lalu”.
6. Antisipasi permasalahan-permasalahan, salah pengertian-pengertian, dan
perubahan lingkup pekerjaan dan lengkapi hal-hal ini dalam dokumen
kontrak.
7. Masukkan ke dalam kontrak! Para Penyedia Jasa tidak dapat diharapkan
untuk membaca pikiran atau mengantisipasi dan menyediakan permintaan
khusus Pengguna Jasa. Jika anda ingin sesuatu nyatakanlah dalam
Dokumen Penawaran dan dokumen kontrak.
8. Pertimbangkan penggunaan kata “shall” untuk menyatakan tindakan
yang diminta atau dihasilkan Penyedia Jasa. Gunakan kata “will” bila
menerangkan kegiatan Pengguna Jasa atau pihak lain. Hal ini membantu
menjelaskan lingkup pekerjaan dan tanggung jawab yang ditugaskan.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masyarakat bali tradisional menggunakan konsep pembangunan
Asta Kosala Kosali sebagai tata bangunan rumahnya. Bangunan rumah
tinggal tradisional Bali difungsikan untuk menampung kegiatan-kegiatan
tradisi dalam agama Hindu, seperti kegiatan upacara dalam Panca Yadnya
maupun aktivitas sehari-harinya. Kegiatan upacara panca yadnya
membutuhkan ruang-ruang untuk melakukan aktivitas, seperti bale meten;
bale adat; pawon (dapur); merajan (tempat suci); jineng maupun bale-bale
lainnya sesuai dengan kebutuhan penghuni dan tingkatan sosial ekonomi
maupun sosial masyarakat. Selain itu, pada konsep asta kosala kosali
terkandung etika yang menghubungkan antara Tuhan dengan manusia,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan, yang dalam
ajaran hindu disebut Tri Hita Karana. Secara tata nilai Pekarangan rumah
umat hindu secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian (Tri Mandala)
yaitu Utama Mandala, Madhyama Mandala, dan Kanista Mandala.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dalam makalah ini
mengenai konsep pembangunan Asta Kosala Kosali tata bangunan
masyarakat bali yaitu:
1. Pada jaman modern ini, tata bangunan dengan konsep Asta Kosala
Kosali hanya ada di daerah pendesaan yang ada di Bali. Masyarakat
hindu khsusnya di Bali daerah perkotaan sudah beralih dalam mentata
bangunan rumahnya.
2. Tata bangunan Asta Kosala Kosali tidaklah mudah, pembangunan
tersebut hanya bisa dilakukan oleh para ahli bangunan (arsitektur)
tertentu.
21
3. Masyarakat bali diharapkan mampu mempertahankan kesenian dalam
menata bangunan dengan konsep Asta Kosala Kosali.
DAFTAR PUSTAKA
22
0