Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
(20183020035)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. atas limpahan rahmat, hidayah dan karunianya kepada kita
semua sehingga sampai saat ini kita masih diberi nikmat sehat, nikmat untuk selalu bersyukur dan
nikmat iman untuk tetap berada di jalan yang diridhainya yaitu agama islam. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari jalan yang
Makalah ini bertemakan aqidah islam, dimana isi dari makalah ini adalah mengenai makna
aqidah islam itu sendiri, lalu hal-hal yang berkaitan erat dalam aqidah islam yang sering dilupakan
Meskipun makalah ini dibuat semaksimal dan sebaik mungkin, tidak menutup
kemungkinan jika beberapa hal yang ada dalam isi laporan ini memiliki banyak kekurangan
sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan
makalah ini. Selanjutnya, saya memohon do’a dari para pembaca agar penyusunan makalah ini
dapat bermanfaat dan saya mohon ma’af jika isi di dalam makalah ini terdapat penyampaian kata
Demikian atas apresiasi para pembaca dan semoga penggunaan makalah ini dalam
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aqidah islam adalah suatu keyakinan yang kuat umat islam khususnya kepada sang
Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, serta takdir baik dan buruk yang sudah ditetapkan-NYA.
Aqidah islam menyangkut banyak hal yang sangat perlu untuk dipahami umat islam
seperti bagaimana kita memaknai iman khususnya kepada 6 rukun iman, islam dan ihsan
Untuk itu, saya menyusun makalah ini dengan harapan agar hal-hal mengenai
aqidah islam yang kurang dipahami umat islam khususnya para pembaca dapat dimengerti
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Aqidah Islam
Aqidah ( )ا َ ْلعَ ِق ْيدَةmenurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu
keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ()اْ ِإلحْ كَام yang artinya mengokohkan
kuat.
5
Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, ‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti
rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus)
dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah
maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah
1. Iman
Rosul-rosul-Nya, hari akhir dan beriman kepada takdir baik dan buruk. Iman
mencakup perbuatan, ucapan hati dan lisan, amal hati dan amal lisan serta amal
kemaksiatan.
6
Kedudukan iman lebih tinggi dari pada islam, iman memiliki cakupan yang
lebih umum dari pada cakupan islam, karena ia mencakup islam, maka seorang
hamba tidaklah mencapai keimanan kecuali jika seorang hamba telah mampu
mewujudkan keislamannya. Iman juga lebih khusus dipandang dari segi pelakunya,
karena pelaku keimanan adalah kelompok dari pelaku keislaman dan tidak semua
pelaku keislaman menjadi pelaku keimanan, jelaslah setiap mukmin adalah muslim
Keimanan tidak terpisah dari amal, karena amal merupakan buah keimanan
dan salah satu indikasi yang terlihat oleh manusia. Karena itu Allah menyebut iman
dan amal soleh secara beriringan dalam QS. al-Anfal ayat 2-4 Allah Subhannahu
wa Ta’ala berfirman:
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal (2) (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan
7
yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka (3) Itulah
beberapa derajat ketinggian di sisi tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat)
Ketika iman telah mencapai taraf yang diinginkan maka akan dirasakan oleh
pemiliknya suatu manisnya Iman, sebagaimana hadits Nabi Muhammad saw. yang
artinya:
“Tiga perkara yang apabila terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan
(HR.Bukhori Muslim).
2. Islam
Islam berasal dari kata, as-salamu, as-salmu, dan as-silmu yang berarti:
menyerahkan diri, pasrah, tunduk, dan patuh. Berasal dari kata as-silmu atau as-
salmu yang berarti damai dan aman. Berasal dari kata as-salmu, as-salamu, dan as-
salamatu yang berarti bersih dan selamat dari kecacatan-kecacatan lahir dan batin.
8
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, demi mencapai
Siapa saja yang menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah, maka ia
seorang muslim, dan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah dan selain
Allah maka ia seorang musyrik, sedangkan seorang yang tidak menyerahkan diri
Dalam pengertian kebahasan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama.
bahwa sikap pasrah kepada Tuhan adalah merupakan hakikat dari pengertian Islam.
Dari pengertian itu, kita memahami Islam dari sisi manusia sejak dalam kandungan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani
9
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”(QS. al-
A’raaf : 172)
Berkaitan dengan Islam sebagai agama, maka tidak dapat terlepas dari
3) Menunaikan zakat
4) Puasa Romadhon
3. Ihsan
Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat ihsan disebut muhsin berarti
orang yang berbuat baik setiap perbuatan yang baik yang nampak pada sikap jiwa
dan prilaku yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah dan syariat Islam disebut
Ihsan. Dengan demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang berada pada
Adapun dalil mengenai ihsan dari hadits adalah potongan hadits Jibril yang
sangat terkenal (dan panjang), seperti yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab,
ketika nabi ditanya mengenai ihsan oleh malaikat Jibril dan nabi menjawab:
10
“…Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau
melihatmu…
rumusnya adalah memposisikan diri saat beribadah kepada Alloh seakan-akan kita
bisa melihatNya, atau jika belum bisa memposisikan seperti itu maka posisikanlah
bahwa kita selalu dilihat oleh-Nya sehingga akan muncul kesadaran dalam diri
untuk tidak melakukan tindakan selain berbuat ihsan atau berbuat baik.
4 perkara:
Ta’ala.
11
4) Mengimani semua nama dan sifat Allah yang Allah telah tetapkan untuk
Allah, serta menjauhi ta’thil, tahrif, takyif, dan tamtsil. Allah Subhannahu
wa Ta’ala berfirman :
Nya dan Hari Akhirat, maka sesungguhnya orang itu sangat jauh tersesat.”
Maksudnya kita wajib membenarkan bahwa para malaikat itu ada wujudnya
dimana Allah Ta’ala menciptakan mereka dari cahaya. Mereka adalah makhluk
12
dan hamba Allah yang selalu patuh dan beribadah kepada-Nya. Allah
angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih (19) Mereka
selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya (20).” (QS. Al-
Anbiya`: 19-20)
Kita wajib mengimani secara rinci setiap malaikat yang kita ketahui
namanya seperti Jibril, Mikail, dan Israfil. Adapun yang kita tidak ketahui
namanya maka kita mengimani mereka secara global. Di antara bentuk beriman
kepada mereka adalah mengimani setiap tugas dan amalan mereka yang
tersebut dalam Al-Qur`an dan hadits yang shahih, seperti mengantar wahyu,
13
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
Yaitu kita mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah kalam-Nya, dan
kalamullah bukanlah makhluk karena kalam merupakan sifat Allah dan sifat
Kita juga wajib mengimani secara terperinci semua kitab yang namanya
disebutkan dalam Al-Qur`an seperti taurat, injil, zabur, suhuf Ibrahim, dan
suhuf Musa. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita mengimani
secara global bahwa Allah Ta’ala mempunyai kitab lain selain daripada yang
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Quran)
Yaitu mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang
Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya.
14
Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali
Wajib mengimani bahwa semua wahyu nabi dan rasul itu adalah benar dan
bersumber dari Allah Ta’ala. Karenanya siapa saja yang mendustakan kenabian
salah seorang di antara mereka maka sama saja dia telah mendustakan seluruh
tatkala tidak beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan Allah
wajib mengimani secara terperinci setiap nabi dan rasul yang kita ketahui
namanya. Sementara yang tidak kita ketahui namanya maka kita wajib
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di
antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
(pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul
membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah
15
datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu
rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (QS. al-Mukmin : 78)
Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada
lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala
mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah
begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati;
kepada akhir itu mencakup 3 perkara, dimana siapa saja yang mengingkari salah
satunya maka hakikatnya dia tidak beriman kepada hari akhir. Ketiga perkara
itu adalah:
16
1) Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh yaitu alam di antara
dunia dan akhirat- berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikmat kubur
bagi yang lulus dari fitnah, dan siksa kubur bagi yang tidak selamat
darinya.
mahsyar, lalu telaga, lalu hisab (tanya jawab dan pembagian kitab),
apakah kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah
mengimani 4 perkara:
17
1) Mengimani bahwa Allah Ta’ala mengimani segala sesuatu kejadian,
kejadian yang telah berlalu, yang sedang terjadi, yang belum terjadi, dan
semua kejadian yang tidak jadi terjadi seandainya terjadi maka Allah
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
bumi.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiallahu anhuma dia berkata:
bersabda:
18
سنَة َ ض بِخ َْمسِينَ أ َ ْل
َ ف َ ت َو ْاْل َ ْر
ِ س َم َاوا ِ ِِير ْالخ َََلئ
َّ ق قَ ْب َل أ َ ْن يَ ْخلقَ ال َ َّللا َمقَاد
َّ َبَ َكت
sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 4797)
langit, di bumi, dan di seluruh alam semesta kecuali semua baru terjadi
seluruh sifat dan perbuatan mereka adalah makhluk ciptaan Allah. Allah
19
c) Sumber Aqidah Islam
1. Al-Qur’an
benderang. Ia adalah sumber pertama bagi hukum-hukum fiqih Islam. Jika kita
menjumpai suatu permasalahan, maka pertamakali kita harus kembali kepada Kitab
terhadap bebatuan dan mengundi nasib, maka jika kita merujuk kepada Al Qur’an
niscaya kita akan mendapatkannya dalam firman Allah subhanahu wa Ta’ala: (QS.
Al maidah: 90)
Bila kita ditanya tentang masalah jual beli dan riba, maka kita dapatkan
20
Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang tidak memungkinkan
2. As-Sunnah
As-Sunnah yaitu semua yang bersumber dari Nabi berupa perkataan, perbuatan
atau persetujuan.
kekufuran.” (Bukhari no. 46, 48, muslim no. 64, 97, Tirmidzi no. 1906,2558, Nasa’i
no. 4036, 4037, Ibnu Majah no. 68, Ahmad no. 3465, 3708)
Contoh perbuatan:
21
Apa yang diriwayatkan oleh Bukhari (Bukhari no. 635, juga diriwayatkan
oleh Tirmidzi no. 3413, dan Ahmad no. 23093, 23800, 34528) bahwa ‘Aisyah
Contoh persetujuan:
Apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (Hadits no. 1267) bahwa Nabi
pernah melihat seseorang shalat dua rakaat setelah sholat subuh, maka Nabi berkata
“sesungguhnya saya belum shalat sunat dua rakaat sebelum subuh, maka saya
mendapatkan hukum dari suatu permasalahn dalam Al Qur’an maka kita merujuk
global dan umum. Seperti perintah shalat; maka bagaimana tatacaranya didapati
22
َ ُمونِي أ
صلِِّي ُ َوصَلُّوا َكمَا َرأَ ْي ُت
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (Bukhari no. 595)
tidak dijelaskan dalam Al Qur’an. Seperti pengharaman memakai cincin emas dan
3. Ijma’
adalah ijma’, dan beramal dengan apa yang telah menjadi suatu ijma’ hukumnya
wajib. Dan dalil akan hal tersebut sebagaimana yang dikabarkan Nabi
dalam kesesatan, dan apa yang telah menjadi kesepakatan adalah hak (benar).
bersabda:
6/396)
Contohnya:
23
Ijma para sahabat ra bahwa kakek mendapatkan bagian 1/6 dari harta
didalam Al Qur’an dan demikian pula sunnah, maka untuk hal yang seperti ini kita
melihat, apakah hal tersebut telah disepakatai oleh para ulama muslimin, apabila
4. Qiyas
syar’i dengan perkara lain yang memiliki nash yang sehukum dengannya,
meruju’ apabila kita tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu
Ijma’.
Rukun Qiyas
1. Dasar (dalil).
24
Contoh:
Jika kita menemukan minuman memabukkan lain dengan nama yang berbeda
selain khamer, maka kita menghukuminya dengan haram, sebagai hasil Qiyas dari
khamer.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang hamba Allah harus memiliki keimanan yang teguh, namun sebelum
mewujudkan hal tersebut perlu mewujudkan keislamannya yang berkaitan dengan unsur-
unsur pembentuknya yaitu rukun islam, sehingga sudah jelas jika pelaku keimanan adalah
menentukan sumber mana yang akan diambil terlebih dahulu, yang pertama adalah al-
Qur’an jika di dalamnya tidak terdapat hukum permasalahan yang dicari, maka kita harus
mengambil as-Sunnah untuk sumber aqidah kedua. Untuk sumber aqidah ketiga yaitu ijma’
para ulama jika pada kedua sumber hukum sebelumnya memiliki penjelasan yang kurang.
Dan untuk qiyas digunakan sebagai sumber hukum keempat jika tidak mendapatkan nash
dalam suatu hukum dari suatu permasalahan, baik di dalam Al Qur’an, sunnah maupun
ijma’.
26
B. Saran
Aqidah adalah fondasi dalam Agama Islam, Oleh karena itu marilah kita perkuat aqidah
kita agar semua rangkain ibadah kita baik itu wajib maupun sunnah diterima oleh Allah.
Karena sebaik apapun ibadah yang kita lakukan jika tidak didasari oleh aqidah maka ibadah
27
DAFTAR PUSTAKA
http://almanhaj.or.id/content/3429/slash/0/pengertian-aqidah-ahlus-sunnah-wal-jamaah/
http://ceritakuaja.wordpress.com/2015/05/25/makalah-hakikat-iman-islam-dan-ihsan/
http://al-atsariyyah.com/penjelasan-rukun-iman.html
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/fiqih-islam.html
28