Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KAPALOLENG
Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian tugas Mata Pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017
1. LATAR BELAKANG
Keripik tempe merupakan kuliner khas Banyumas yang sangat familiar di kalangan
masyarakat tua maupun muda. Rasa keripik tempe yang gurih dan tekstur yang crispy
membuat keripik tempe sangat digemari oleh masyarakat. Ditambah dengan harga yang
relatif terjangkau membuat keripik tempe dapat dinikmati oleh setiap kalangan.
Proses pengolahan keripik tempe yang mudah dan tidak memerlukan banyak
peralatan, memudahkan semua orang untuk dapat membuatnya. Begitupula bahan baku
untuk membuat keripik tempe sangat mudah diperoleh, karena tempe yang digunakan
untuk membuat keripik tempe banyak diproduksi oleh masyarakat sekitar. Hal ini
menjadikan keripik tempe menjadi pilihan masyarakat untuk membangun usaha.
Pada dasarnya keripik tempe bukan merupakan produk baru di dalam masyarakat,
melainkan sudah menjadi makanan pendamping yang biasa dihidangkan di berbagai
kegiatan sehari-hari. Namun, dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal cita rasa,
bentuk, dan kemasan, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat keripik tempe
tersebut. Dengan proses pengolahan yang baik dan benar akan meningkatkan daya
simpan atau keawetan dari produk keripik tempe ini. Pengemasan yang baik dan benar
akan membuat keripik tempe tetap gurih dan terjaga rasanya, serta dengan
pengemasan yang sederhana namun menarik akan membuat konsumen tertarik untuk
membeli dan juga memudahkan konsumen dalam membawa produk ini sebagai buah
tangan untuk keluarga tercinta di rumah.
2. NAMA PERUSAHAAN
Perusahaan Kapaloleng
3. LOKASI PERUSAHAAN
Jl. Letkol Isdiman no.9 Purwokerto Timur
5. ASPEK PRODUKSI
Tabel. Peralatan yang dibutuhkan untuk produksi keripik tempe.
Tabel. Bahan baku dan kemasan yang dibutuhkan untuk membuat keripik tempe
No Bahan Spesifikasi
1 Tempe Segar dan tidak busuk
2 Tepung terigu Bersih dan tidak berkutu
3 Garam Bersih
4 Minyak goreng Baru dan jernih
5 Tepung Beras Bersih dan tidak berkutu
6 Bumbu Segar dan tidak busuk
7 Plastik Terbuat dari plastic food grade
kemasan
8 Lilin batang
9 Korek api Batang atau korek api gas
6. ASPEK KEUANGAN
a. Investasi Alat dan Mesin
No. Jenis Alat Jumlah @(dalam Jumlah (dalam ribu)
(unit) ribu)
1. Panci kecil 1 16 16
2. Talenan 3 10 30
3. Baskom plastik 4 7 28
4. Sorok 2 12 24
5. Wajan 1 30 30
6. Sendok 4 1,5 6
7. Ciri mutu 1 15 15
8. Pisau 3 18 16
9. Kompor 1 350 300
10. Piring 4 5 20
11. Timbangan 1 200 200
12. Soled 2 8 16
13. Alat lainnya 3 20 60
Jumlah 811
Biaya
penyusutan/bulan =
total infestasi
811/60 bulan
c. Biaya Tetap
Barang Jumlah (dalam ribuan)
Listrik / air 10
Tenaga kerja -
Penyusutan alat 13,5
gas 18
Total biaya perbulan 4,5
Total biaya perhari 13,3
d. Total Biaya
Total biaya = biaya varibel + biaya tetap
= 43 + 13,3
= 56,3
= Rp 56.300
e. Harga Biaya
Total biaya / jumlah produksi = Rp 56.300 : 4 = 14.075
f. Harga jual
No. Satuan Harga satuan
(dalamribuan)
1. 100gr 5
g. Penerimaan kotor
No. Jenis kemasan Jumlah (dalam Satuan (dalam Total (dalam
ribuan) ribuan) ribuan)
1. Plastik 20 5 100
h. Pendapatan Laba
Pada produksi ini, jumlah penerimaan bersih = Penerimaan kotor – total biaya
= 100.000 – 56.300
= 43.700
Pendapatan 1 kali produksi dengan 20 bungkus = Rp 43.700
7. ASPEK PEMASARAN
Pemasaran tahap pertama akan dilakukan di area sekolah, seperti siswa, guru,
dan karyawan. Semoga mereka bisa menerima jajanan yang akan kami produksi.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman terang, sehingga oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan proposal usaha ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam proses penyusunan proposal ini kami menjumpai banyak hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya proposal
ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan. Harapan
kami semoga proposal ini disetujui.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
ASPEK DISTRIBUSI
BAB IV
ASPEK KEUANGAN
3.1. Modal persiapan
Modal usaha untuk biaya pembuatan kripik tempe ini di peroleh dari beberapa suber modal
antara lain :
a. Modal sendiri Rp. 10.000.000
b. Modal bantuan yang di harapkan Rp. 5.000.000 +
Jumlah Rp. 15.000.000
Melihat kondisi pasar dan kebutuhan terhadap tempe dan keuntungan yang lumayan besar
maka rencana usaha ini sangat layak di contoh dan di kembangkan.
91% orang Asia senang mengkonsumsi cemilan di mana 24% mengkonsumsinya setiap hari
(penggila cemilan), dan sebagian besar dari penggila cemilan tersebut adalah wanita (57%).
Dua negara dengan jumlah penggila cemilan paling banyak adalah Indonesia (24%) dan
Australia (17%).
https://id.yougov.com/id/news/2015/04/28/kebiasaan-konsumsi-cemilan-asia/
Produk camilan masih memiliki peluang peluang besar di pasar Indonesia. Mondelez
menemukan, satu dari tiga populasi konsumen Indonesia mengonsumsi lebih dari
tiga camilan per hari. Produsen pun dituntut memahami kebiasaan konsumen guna
merancang strategi pemasaran yang tepat. Lalu, seperti apa kebiasaan konsumen
Indonesia dalam mengonsumsi produk camilan?
Hasil penelitian Mondelez terhadap 1.500 konsumen dewasa di Indonesia, dan 500
orang ibu rumah tangga dengan usia anak antara 3-12 menunjukkan, 72%
responden mengkonsumsi makanan sebanyak tiga kali sehari. 85% diantaranya
mengaku tidak pernah melewatkan makan pokok tiga kali dalam sehari.
“Satu dari tiga orang Indonesia ngemil sebanyak tiga kali sehari di luar makan besar
atau jika ditotal mencapai enam kali konsumsi makanan dalam sehari,” kata Head of
Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari di Jakarta,
Kamis (14/12/2017). Berangkat dari penelitian ini, peluang terhadap produk camilan
pun terlihat masih potensial di Indonesia.
Produk camilan masih memiliki peluang peluang besar di pasar Indonesia. Mondelez
menemukan, satu dari tiga populasi konsumen Indonesia mengonsumsi lebih dari
tiga camilan per hari. Produsen pun dituntut memahami kebiasaan konsumen guna
merancang strategi pemasaran yang tepat. Lalu, seperti apa kebiasaan konsumen
Indonesia dalam mengonsumsi produk camilan?
Hasil penelitian Mondelez terhadap 1.500 konsumen dewasa di Indonesia, dan 500
orang ibu rumah tangga dengan usia anak antara 3-12 menunjukkan, 72%
responden mengkonsumsi makanan sebanyak tiga kali sehari. 85% diantaranya
mengaku tidak pernah melewatkan makan pokok tiga kali dalam sehari.
“Satu dari tiga orang Indonesia ngemil sebanyak tiga kali sehari di luar makan besar
atau jika ditotal mencapai enam kali konsumsi makanan dalam sehari,” kata Head of
Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari di Jakarta,
Kamis (14/12/2017). Berangkat dari penelitian ini, peluang terhadap produk camilan
pun terlihat masih potensial di Indonesia.
Kaum Muda Paling Hobi Ngemil
Terkait usia, Mondelez menemukan mayoritas konsumen Indonesia yang memiliki
hobi ngemil didominasi oleh kaum muda.
http://marketeers.com
Kebutuhan investasi dan modal Kerja
a. Kebutuahan Investasi
Bangunan Gedung Rp 35.000.000
Kendaraan Pengiriman Rp 15.000.000
Gas /Kompor Rp 2.000.000
Rak Rp 500.000
Meja Peralatan Rp 800.000
Kursi Peralatan Rp 500.000
Alat Pelengkapan lainnya Rp 3.000.000
Jumlah Rp 56.800.000
b. Modal Kerja Rp 18.000.000
Jumlah (a+b) Rp 74.800.000
2. Sumber Modal
Sumber modal yang digunakan untuk memdanai kegiatan industri keripik Tempe
manis ini direncanakan sekitar 73,26% merupakan modal sendiri dan sisanya, sekitar 26,74%
atau sebesar 20 juta rupiah, merupakan dana yang diambil dari kredit bank dengan tingkat
bunga sebesar 12% pertahun dan dimajemukkan setiap tahun selama 10 tahun.
4. Biaya operasi dan pemeliharaan
1. Biaya tidak berubah
a. Jumlah karyawan tetap direncanakan sebanyak 8 orang, 1 orang sebagai pimpinan dan 7
bagian produksinya. Industri ini mampu membayar gaji pimpinan sebulan sebesar Rp
1.700.000,- dan untuk karyawan dibawah pimpinan produksinya sebesar Rp 1.000.000,-
perbulan.
b. Jumlah biaya penyusutan setelah perhitungan dari berbagai aset yang mempunyai umur
ekonomis yang berbeda, ditetapkan rata- rata pertahun sebesar Rp 1.466.000,-
c. Jumlah investasi dan modal kerja sebesar Rp 74.800.000,-; dan Rp 20.000.000,- diusahakan
melalui pinjaman bank.
d. Biaya umum setiap bulan diperkirakan sebesar Rp 1.400.000,-
e. Sewa tanah untuk lokasi usaha pertahun sebesar Rp 4.300.000,-
2. Biaya variabel
a. Upah buruh pada tahun pertama dalam kegiatan produksi diperhitungkan sebesar Rp
5.600.000,- dan tahun berikutnya naik rata-rata sebesar 5% pertahun sesuai dengan kenaikan
rencana produksi.
b. Biaya gas/bahan bakar pada tahun pertama sebesar Rp 5.500.000,- tahun berikutnya naik 5%
pertahun.
c. Biaya transportasi tahun pertama Rp 4.500.000,- dan tahun berikutnya naik 5% pertahun
sesuai dengan kenaikan produksi.
d. Pajak penghasilan diperhitungkan 15%.
e. Biaya variabel lainnya diperkirakan Rp 2.500.000,-, juga mengalami kenaikan rata – rata 5%
pertahun.
5. Rencana Produksi
Kapasitas produksi adalah sebesar 65.000 bungkus pertahun. Rencana produksi pada
tahun pertama sebesar 85% dan untuk tahun – tahun berikutnya naik rata- rata pertahun
sebesar 5 %.
6. Perkiraan Benefit
Benefit dapat diperkirakan dari hasil penjualan setiap hari dengan harga jual
sebesar Rp 3.000,- perbungkus dan industri keripik tempe ini mampu memproduksi 100
bungkus perhari kegiatan dengan efektif.
Dengan demikian penerimaan industri Keripik Tempe Manis dari hasil proses produksi
sebesar Rp 165.500.000,- pada tahun pertama. Untuk tahun –tahun berikutnya diperkirakan
akan naik rata – rata pertahun sebesar 5 % sesuai dengan rencana produksinya.
7. Penyelesaian
a. Rekapitulasi biaya tetap dan biaya variabel industri tempe.
Tabel 7-1
Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Keripik Tempe Manis T.a 2012
(Rp000)
Tahun
No. Jenis Biaya
1 2 3 4
A. Biaya Tetap
Gaji Karyawan 104.400,00 104.400,00 104.400,00 104.400,00
Biaya umum 1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00
Sewa Tanah 4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00
B. Biaya Variabel
upah kerja 6.500,00 6.825,00 7.166,25 7.524,56
bahan bakar/Gas 5.500,00 5.775,00 6.063,75 6.366,94
biaya transportasi 4.500,00 4.725,00 4.961,25 5.209,31
biaya lainnya 2.500,00 2.625,00 2.756,25 2.894,06
Jumlah (A+B) 129.100,00 130.050,00 131.047,50 132.094,88
Lanjutan
Tahun
5 6 7 8 9 10
104.400,00
104.400,00 104.400,00 104.400,00 104.400,00
104.400,00
1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00
4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00
pengembalian Jumlah
Thn Cicilan Bunga 12% Sisa Kredit
Pinjaman Pengembalian
(RP 000) (RP 000) (RP 000) (RP 000) (RP 000)
0 20.000
1 3.539,68 2.400,00 1.139,68 1.139,68 18.860,32
2 3.539,68 2.263,24 1.276,45 2.416,13 17.583,87
3 3.539,68 2.110,06 1.429,62 3.845,75 16.154,25
4 3.539,68 1.938,51 1.601,17 5.446,92 14.553,08
5 3.539,68 1.746,37 1.793,31 7.240,23 12.759,77
6 3.539,68 1.531,17 2.008,51 9.248,75 10.751,25
7 3.539,68 1.290,15 2.249,53 11.498,28 8.501,72
8 3.539,68 1.020,21 2.519,48 14.017,75 5.982,25
Lanjutan
Tahun
5 6 7 8 9 10
Tabel 7-4
Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio
Keripik Tempe Manis keumala T.a 2012
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi diatas dimana NPV = Rp
245.374.730,00(lebih besar dari nol), IRR = 62,68% lebih besar dari SOCC (D.F = 12%), dan
Net B/C Ratio = (lebih besar dari 1) maka usaha ini feasible untuk dikerjakan.
Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, analisis pasar, dan beragam aspek
produksi yang pernah dilakukan ternyata usaha keripik Tempe Manis dari analisis diatas
sangat layak untuk dikembangkan.