Vous êtes sur la page 1sur 16

PROPOSAL USAHA KRIPIK TEMPE

KAPALOLENG

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian tugas Mata Pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

KELAS XII MIPA 1


SMA NEGERI 4 PURWOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1. LATAR BELAKANG
Keripik tempe merupakan kuliner khas Banyumas yang sangat familiar di kalangan
masyarakat tua maupun muda. Rasa keripik tempe yang gurih dan tekstur yang crispy
membuat keripik tempe sangat digemari oleh masyarakat. Ditambah dengan harga yang
relatif terjangkau membuat keripik tempe dapat dinikmati oleh setiap kalangan.
Proses pengolahan keripik tempe yang mudah dan tidak memerlukan banyak
peralatan, memudahkan semua orang untuk dapat membuatnya. Begitupula bahan baku
untuk membuat keripik tempe sangat mudah diperoleh, karena tempe yang digunakan
untuk membuat keripik tempe banyak diproduksi oleh masyarakat sekitar. Hal ini
menjadikan keripik tempe menjadi pilihan masyarakat untuk membangun usaha.

Pada dasarnya keripik tempe bukan merupakan produk baru di dalam masyarakat,
melainkan sudah menjadi makanan pendamping yang biasa dihidangkan di berbagai
kegiatan sehari-hari. Namun, dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal cita rasa,
bentuk, dan kemasan, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi penikmat keripik tempe
tersebut. Dengan proses pengolahan yang baik dan benar akan meningkatkan daya
simpan atau keawetan dari produk keripik tempe ini. Pengemasan yang baik dan benar
akan membuat keripik tempe tetap gurih dan terjaga rasanya, serta dengan
pengemasan yang sederhana namun menarik akan membuat konsumen tertarik untuk
membeli dan juga memudahkan konsumen dalam membawa produk ini sebagai buah
tangan untuk keluarga tercinta di rumah.

2. NAMA PERUSAHAAN
Perusahaan Kapaloleng

3. LOKASI PERUSAHAAN
Jl. Letkol Isdiman no.9 Purwokerto Timur

4. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


a. Penanggung Jawab Produksi
1. Sekar Rahmadhilla
2. Alvin Ryandika
b. Penanggung Jawab Pemasaran
1. Hendy Dwi Alamsyah
2. Shaskiya Julya Dwi Handoyo
c. Penanggung Jawab Administrasi dan Keuangan
1. Agustina Elisabeth Siahaan
2. Isnaeni Yusril
3. Ajunda Luthfiadina

5. ASPEK PRODUKSI
Tabel. Peralatan yang dibutuhkan untuk produksi keripik tempe.

No Jenis Alat Spesifikasi Jumlah(unit)


1 Pisau Terbuat dari stainless steel 3
2 Talenan Terbuat dari teflon 3
3 Kompor Dilengkapi dengan regulator 1
bertekanan
4 Wajan Terbuat dari stainless steel 1
5 Baskom plastik Terbuat dari bahan food grade 4
6 Soled Terbuat dari stainless steel dengan 2
gagang kayu
7 Sorok Terbuat dari stainless steel dengan 2
gagang kayu
8 Ciri mutu Terbuat dari batu 1
9 Timbangan Digital 1
10 Piring Terbuat dari beling 4
11 Panci kecil Terbuat dari stainless steel 1
12 Alat lainnya Plastik kemasan, sendok pengaduk, 1 set
lilin, korek api dan alat bantu lainnya

Tabel. Bahan baku dan kemasan yang dibutuhkan untuk membuat keripik tempe

No Bahan Spesifikasi
1 Tempe Segar dan tidak busuk
2 Tepung terigu Bersih dan tidak berkutu
3 Garam Bersih
4 Minyak goreng Baru dan jernih
5 Tepung Beras Bersih dan tidak berkutu
6 Bumbu Segar dan tidak busuk
7 Plastik Terbuat dari plastic food grade
kemasan
8 Lilin batang
9 Korek api Batang atau korek api gas

Tabel. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha

Jumlah Tenaga Kerja


Produksi Pemasaran dan administrasi
Pria Wanita Pria Wanita
1 1 2 3

Pada produk keripik tempe, tahap pengolahannya sebagai berikut:


 Lapisan : Campur tepung beras, tepung tapioka, telur ayam, bumbu halus hingga rata.
Tuang air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata, sisihkan.
 Potong/iris tempe dengan ketebalan kira-kira 0,5 mm – 1 mm.
 Panaskan minyak di atas api sedang.
 Celup tiap lembaran tempe dalam adonan lapisan, angkat, tiriskan. Goreng hingga
kering dan berwarna kuning kecokelatan. Angkat, tiriskan dan dinginkan

6. ASPEK KEUANGAN
a. Investasi Alat dan Mesin
No. Jenis Alat Jumlah @(dalam Jumlah (dalam ribu)
(unit) ribu)
1. Panci kecil 1 16 16
2. Talenan 3 10 30
3. Baskom plastik 4 7 28
4. Sorok 2 12 24
5. Wajan 1 30 30
6. Sendok 4 1,5 6
7. Ciri mutu 1 15 15
8. Pisau 3 18 16
9. Kompor 1 350 300
10. Piring 4 5 20
11. Timbangan 1 200 200
12. Soled 2 8 16
13. Alat lainnya 3 20 60
Jumlah 811
Biaya
penyusutan/bulan =
total infestasi
811/60 bulan

b. Biaya Tidak tetap (Variabel)


No. Bahan Baku Jumlah @perbuah Harga (dalam
ribuan)
1. Tempe 2,5
2. Tepung terigu 8
3. Garam 2
4. Minyak 18
5. Plastik 2
6. Lilin 1
7. Korek api 0,5
8. Bumbu 3
9. Tepung beras 6
Jumlah persatu kali produksi (Rp) 43
Jumlah perbulan (Rp) 172

c. Biaya Tetap
Barang Jumlah (dalam ribuan)
Listrik / air 10
Tenaga kerja -
Penyusutan alat 13,5
gas 18
Total biaya perbulan 4,5
Total biaya perhari 13,3

d. Total Biaya
Total biaya = biaya varibel + biaya tetap
= 43 + 13,3
= 56,3
= Rp 56.300
e. Harga Biaya
Total biaya / jumlah produksi = Rp 56.300 : 4 = 14.075
f. Harga jual
No. Satuan Harga satuan
(dalamribuan)
1. 100gr 5
g. Penerimaan kotor
No. Jenis kemasan Jumlah (dalam Satuan (dalam Total (dalam
ribuan) ribuan) ribuan)
1. Plastik 20 5 100
h. Pendapatan Laba
Pada produksi ini, jumlah penerimaan bersih = Penerimaan kotor – total biaya
= 100.000 – 56.300
= 43.700
Pendapatan 1 kali produksi dengan 20 bungkus = Rp 43.700

7. ASPEK PEMASARAN
Pemasaran tahap pertama akan dilakukan di area sekolah, seperti siswa, guru,
dan karyawan. Semoga mereka bisa menerima jajanan yang akan kami produksi.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami
sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman terang, sehingga oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan proposal usaha ini dengan baik dan tepat waktu.

Dalam proses penyusunan proposal ini kami menjumpai banyak hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan proposal ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya proposal
ini.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan. Harapan
kami semoga proposal ini disetujui.

Pangandaran, Mei 2017


TTD

Tim Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dengan melihat perkembangan zaman yang semakin maju sekarang ini kebutuhan manusia
akan gizi semakin meningkat setiap manusia membutuhkan makanan yang bergizi untuk
menjamin , kesehatanya
Kesempatan bagi saya untuk membuat usaha makanan kecil ( ringan ) dengan banyak orang
yang suka makanan tempe,saya yakin usaha saya akan berhasil dan menguntungkan.

1.2. Riwayat usaha


Pemilik Usaha : Ir. Drs. Ahmad Zaelani, S.Pd, M.Pd
Nama Usaha : Tempe
Usaha Di Dirikan : 23 Januari 2012
Bergerak Di Bidang : Makanan
Alamat : Ds. Batoh Lueng Bata Kota Banda Aceh

1.3. Visi dan misi


Dengan usaha ini saya berharap menambah penghasilan saya dan para kariyawan yang lain.

1.4. Tujuan usaha


Tujuan usaha ini supaya dapat memenuhi peminat makanan ringan di desa saya maupun di
tempat lain dan dengan tepenuhinya permintaan masyarakat terhadap makanan ringan dapat
meningkatkan kesukaan orang terhadap makanan ringan / kecil

1.5. Jenis usaha yang di lakukan


Usaha yang di lakukan adalah usaha makanan kecil. Usaha ini untuk memenuhi permintaan
makanan ringan di masyarakat , toko-toko dan warung di sekitar desa saya
BAB II
ASPEK PEMASARAN
2.1. Lingkungan usaha
a. Lokasi usaha terdapat di tempat yang setrategis sehingga memudahkan konsumen untuk
membeli
b. Lokasi usaha terdapat di dekat jalan sehingga mudah untuk memsarkanya
c. Tingkat konsumsi yang tinggi sehingga harga menjadi meningkat

2.2. Kondisi pasar


Dengan masih jarangnya usaha makanan kecil ,ini pasti tidak ,memiliki pesaing dan dapat
berjalan sukses.

2.3. Saluran distribusi


Penaluran / pemasaran kripik tempe di lakukan secara langsung ke warung-warung dan toko
yang terdapat di desa saya , dan kepada masyarakat yang ingin membeli kripik tempe secara
langsung kripik ini akan di jual perbungkus.

BAB III
ASPEK DISTRIBUSI

3.1. Lokasi produksi


Lokasi produksi sangat menguntungkan karena terdapat di dekat jalan raya serta sangat
strategis.
3.2. Sarana & prasarana produksi
- Tanah
- Bangunan / tempat produksi
- Alat hitung / kalkulator
- Meja dan kursi
- Kantor dan tempat penyimpanan makanan ringan / kecil

3.3. Bahan baku dan produksi


- Tempe
- Ragi Tempe
- Kacang Kedelai
- Daun Pisang / Plastik

3.4. Tenaga kerja


Tenaga kerja yang di butuhkan untuk mengoreng kripik tempe hanya 3 orang saja dan gaji per
orang Rp. 100.000 per hari

3.5. Biaya proses produksi


Biaya yang di butuhkan dalam sekali proses produksi untuk pembelian tempe ,tepung , bawang
merah , bawang putih , minyak goreng dan bumbu penyedap mengeluarkan biaya sekitar Rp.
5.000,000

BAB IV
ASPEK KEUANGAN
3.1. Modal persiapan
Modal usaha untuk biaya pembuatan kripik tempe ini di peroleh dari beberapa suber modal
antara lain :
a. Modal sendiri Rp. 10.000.000
b. Modal bantuan yang di harapkan Rp. 5.000.000 +
Jumlah Rp. 15.000.000

3.2. Biaya investasi atau oprasional


Biaya investasi atau jumlah uang yang di butuhkan dalam sekali produksi
a. Gaji Rp. 3.100.000
b. Transportasi Rp. 500.000
c. Listrik Rp. 300.000
d. Lain-lain Rp. 600.000 +
Jumlah Rp. 4.500.000

3.3. Proyeksi keuntungan yang di peroleh

 Penjualan Tempe Rp. 15.000.000


 Pembelian Rp. 5. 000.00
Rp. 10.000.000
 Biaya oprasional Rp. 4.500.000
Rp. 5.500.000
 Pengambilan modal usaha
Angsuran Rp. 500.000
Laba bersih Rp. 5.000.000
BAB V.
KESIMPULAN

Melihat kondisi pasar dan kebutuhan terhadap tempe dan keuntungan yang lumayan besar
maka rencana usaha ini sangat layak di contoh dan di kembangkan.
91% orang Asia senang mengkonsumsi cemilan di mana 24% mengkonsumsinya setiap hari
(penggila cemilan), dan sebagian besar dari penggila cemilan tersebut adalah wanita (57%).
Dua negara dengan jumlah penggila cemilan paling banyak adalah Indonesia (24%) dan
Australia (17%).

https://id.yougov.com/id/news/2015/04/28/kebiasaan-konsumsi-cemilan-asia/

Produk camilan masih memiliki peluang peluang besar di pasar Indonesia. Mondelez
menemukan, satu dari tiga populasi konsumen Indonesia mengonsumsi lebih dari
tiga camilan per hari. Produsen pun dituntut memahami kebiasaan konsumen guna
merancang strategi pemasaran yang tepat. Lalu, seperti apa kebiasaan konsumen
Indonesia dalam mengonsumsi produk camilan?

Hasil penelitian Mondelez terhadap 1.500 konsumen dewasa di Indonesia, dan 500
orang ibu rumah tangga dengan usia anak antara 3-12 menunjukkan, 72%
responden mengkonsumsi makanan sebanyak tiga kali sehari. 85% diantaranya
mengaku tidak pernah melewatkan makan pokok tiga kali dalam sehari.

“Satu dari tiga orang Indonesia ngemil sebanyak tiga kali sehari di luar makan besar
atau jika ditotal mencapai enam kali konsumsi makanan dalam sehari,” kata Head of
Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari di Jakarta,
Kamis (14/12/2017). Berangkat dari penelitian ini, peluang terhadap produk camilan
pun terlihat masih potensial di Indonesia.

Produk camilan masih memiliki peluang peluang besar di pasar Indonesia. Mondelez
menemukan, satu dari tiga populasi konsumen Indonesia mengonsumsi lebih dari
tiga camilan per hari. Produsen pun dituntut memahami kebiasaan konsumen guna
merancang strategi pemasaran yang tepat. Lalu, seperti apa kebiasaan konsumen
Indonesia dalam mengonsumsi produk camilan?

Hasil penelitian Mondelez terhadap 1.500 konsumen dewasa di Indonesia, dan 500
orang ibu rumah tangga dengan usia anak antara 3-12 menunjukkan, 72%
responden mengkonsumsi makanan sebanyak tiga kali sehari. 85% diantaranya
mengaku tidak pernah melewatkan makan pokok tiga kali dalam sehari.

“Satu dari tiga orang Indonesia ngemil sebanyak tiga kali sehari di luar makan besar
atau jika ditotal mencapai enam kali konsumsi makanan dalam sehari,” kata Head of
Corporate and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari di Jakarta,
Kamis (14/12/2017). Berangkat dari penelitian ini, peluang terhadap produk camilan
pun terlihat masih potensial di Indonesia.
Kaum Muda Paling Hobi Ngemil
Terkait usia, Mondelez menemukan mayoritas konsumen Indonesia yang memiliki
hobi ngemil didominasi oleh kaum muda.

Sumber: Mondelez, 2017


“Semakin muda ternyata ngemil-nya semakin banyak. Data yang kami temukan
menunjukkan, jika ditotal antara jumlah heavy snackers dan light snackers tertinggi
maka kategori usia 16-20 tahun merupakan kategori konsumen dengan hobi
mengemil tertinggi. Persentase heavy snackers di usia ini mencapai 37%, dan
63% light snackers. Sementara usia 61+ merupakan snackers terendah dengan
persentase heavy snackers 27%, dan light snackers 73%,” ungkap Khrisma.

http://marketeers.com
Kebutuhan investasi dan modal Kerja
a. Kebutuahan Investasi
Bangunan Gedung Rp 35.000.000
Kendaraan Pengiriman Rp 15.000.000
Gas /Kompor Rp 2.000.000
Rak Rp 500.000
Meja Peralatan Rp 800.000
Kursi Peralatan Rp 500.000
Alat Pelengkapan lainnya Rp 3.000.000
Jumlah Rp 56.800.000
b. Modal Kerja Rp 18.000.000
Jumlah (a+b) Rp 74.800.000

2. Sumber Modal
Sumber modal yang digunakan untuk memdanai kegiatan industri keripik Tempe
manis ini direncanakan sekitar 73,26% merupakan modal sendiri dan sisanya, sekitar 26,74%
atau sebesar 20 juta rupiah, merupakan dana yang diambil dari kredit bank dengan tingkat
bunga sebesar 12% pertahun dan dimajemukkan setiap tahun selama 10 tahun.
4. Biaya operasi dan pemeliharaan
1. Biaya tidak berubah
a. Jumlah karyawan tetap direncanakan sebanyak 8 orang, 1 orang sebagai pimpinan dan 7
bagian produksinya. Industri ini mampu membayar gaji pimpinan sebulan sebesar Rp
1.700.000,- dan untuk karyawan dibawah pimpinan produksinya sebesar Rp 1.000.000,-
perbulan.
b. Jumlah biaya penyusutan setelah perhitungan dari berbagai aset yang mempunyai umur
ekonomis yang berbeda, ditetapkan rata- rata pertahun sebesar Rp 1.466.000,-
c. Jumlah investasi dan modal kerja sebesar Rp 74.800.000,-; dan Rp 20.000.000,- diusahakan
melalui pinjaman bank.
d. Biaya umum setiap bulan diperkirakan sebesar Rp 1.400.000,-
e. Sewa tanah untuk lokasi usaha pertahun sebesar Rp 4.300.000,-

2. Biaya variabel
a. Upah buruh pada tahun pertama dalam kegiatan produksi diperhitungkan sebesar Rp
5.600.000,- dan tahun berikutnya naik rata-rata sebesar 5% pertahun sesuai dengan kenaikan
rencana produksi.
b. Biaya gas/bahan bakar pada tahun pertama sebesar Rp 5.500.000,- tahun berikutnya naik 5%
pertahun.
c. Biaya transportasi tahun pertama Rp 4.500.000,- dan tahun berikutnya naik 5% pertahun
sesuai dengan kenaikan produksi.
d. Pajak penghasilan diperhitungkan 15%.
e. Biaya variabel lainnya diperkirakan Rp 2.500.000,-, juga mengalami kenaikan rata – rata 5%
pertahun.

5. Rencana Produksi
Kapasitas produksi adalah sebesar 65.000 bungkus pertahun. Rencana produksi pada
tahun pertama sebesar 85% dan untuk tahun – tahun berikutnya naik rata- rata pertahun
sebesar 5 %.

6. Perkiraan Benefit
Benefit dapat diperkirakan dari hasil penjualan setiap hari dengan harga jual
sebesar Rp 3.000,- perbungkus dan industri keripik tempe ini mampu memproduksi 100
bungkus perhari kegiatan dengan efektif.

Dengan demikian penerimaan industri Keripik Tempe Manis dari hasil proses produksi
sebesar Rp 165.500.000,- pada tahun pertama. Untuk tahun –tahun berikutnya diperkirakan
akan naik rata – rata pertahun sebesar 5 % sesuai dengan rencana produksinya.

7. Penyelesaian
a. Rekapitulasi biaya tetap dan biaya variabel industri tempe.
Tabel 7-1
Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Keripik Tempe Manis T.a 2012
(Rp000)
Tahun
No. Jenis Biaya
1 2 3 4
A. Biaya Tetap
Gaji Karyawan 104.400,00 104.400,00 104.400,00 104.400,00
Biaya umum 1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00
Sewa Tanah 4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00

B. Biaya Variabel
upah kerja 6.500,00 6.825,00 7.166,25 7.524,56
bahan bakar/Gas 5.500,00 5.775,00 6.063,75 6.366,94
biaya transportasi 4.500,00 4.725,00 4.961,25 5.209,31
biaya lainnya 2.500,00 2.625,00 2.756,25 2.894,06
Jumlah (A+B) 129.100,00 130.050,00 131.047,50 132.094,88

Lanjutan
Tahun
5 6 7 8 9 10

104.400,00
104.400,00 104.400,00 104.400,00 104.400,00
104.400,00
1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00 1.400,00
4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00 4.300,00

7.900,79 8.295,83 8.710,62 9.146,15 9.603,46 10.083,63


6.685,28 7.019,55 7.370,53 7.739,05 8.126,00 8.532,31
5.469,78 5.743,27 6.030,43 6.331,95 6.648,55 6.980,98
3.038,77 3.190,70 3.350,24 3.517,75 3.693,64 3.878,32
133.194,62 134.349,35 135.561,82 136.834,91 138.171,65 139.575,24

1. Jumlah Pengambilan Pokok Pinjaman dan Bunga Pinjaman


Tabel 7-2
Jumlah Pinjaman Pokok Pinjaman dan
Bunga Pinjaman Keripik Tempe Manis keumala

pengembalian Jumlah
Thn Cicilan Bunga 12% Sisa Kredit
Pinjaman Pengembalian

(RP 000) (RP 000) (RP 000) (RP 000) (RP 000)
0 20.000
1 3.539,68 2.400,00 1.139,68 1.139,68 18.860,32
2 3.539,68 2.263,24 1.276,45 2.416,13 17.583,87
3 3.539,68 2.110,06 1.429,62 3.845,75 16.154,25
4 3.539,68 1.938,51 1.601,17 5.446,92 14.553,08
5 3.539,68 1.746,37 1.793,31 7.240,23 12.759,77
6 3.539,68 1.531,17 2.008,51 9.248,75 10.751,25
7 3.539,68 1.290,15 2.249,53 11.498,28 8.501,72
8 3.539,68 1.020,21 2.519,48 14.017,75 5.982,25

9 3.539,68 717,87 2.821,81 16.839,57 3.160,43


10 3.539,68 379,25 3.160,43 20.000,00 0,00

2. Perhitungan Net Present Value industri tempe


Tabel 7-3
Perhitungan Net Present Value
Keripik Tempe Manis Keumala T.a 2012
(Rp000)
Tahun
NO. U r a i a n
0 1 2 3 4
1. Pendapatan
a. Hasil Produksi 165.500,00 173.775,00 182.463,75 191.586,94
b. Scrap Value
Gross Benefit 165.500,00 173.775,00 182.463,75 191.586,94
2. Investasi Awal 54.800,00
3. Operating cost 129.100,00 130.050,00 131.047,50 132.094,88
Kredit Bank
a. Pokok Pinjaman 1.139,68 1.276,45 1.429,62 1.601,17
b. Bunga Bank 2.400,00 2.263,24 2.110,06 1.938,51
Total cost 132.639,68 133.589,68 134.587,18 135.634,56
4. Benefit 54.800,00 32.860,32 40.185,32 47.876,57 55.952,38
5. Pajak 15% 4.929,05 6.027,80 7.181,49 8.392,86
6. Net Benefit 54.800,00 27.931,27 34.157,52 40.695,08 47.559,52
7. D.F. 12% 1,0000 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355
8. Present Value 54.800,00 24.938,63 27.230,17 28.965,96 30.224,94

Lanjutan
Tahun
5 6 7 8 9 10

201.166,28 211.224,60 221.785,83 232.875,12 244.518,88 256.744,82

201.166,28 211.224,60 221.785,83 232.875,12 244.518,88 256.744,82

133.194,62 134.349,35 135.561,82 136.834,91 138.171,65 139.575,24

1.793,31 2.008,51 2.249,53 2.519,48 2.821,81 3.160,43


1.746,37 1.531,17 1.290,15 1.020,21 717,87 379,25
136.734,30 137.889,03 139.101,50 140.374,59 141.711,34 143.114,92
64.431,98 73.335,57 82.684,33 92.500,53 102.807,54 113.629,90
9.664,80 11.000,33 12.402,65 13.875,08 15.421,13 17.044,49
54.767,18 62.335,23 70.281,68 78.625,45 87.386,41 96.585,42
0,5674 0,5066 0,4523 0,4039 0,3606 0,3220
31.076,37 31.580,97 31.791,86 31.755,50 31.512,41 31.097,92

NPV = (-54.800,00+24.938,63+27.230,17+28.965,96+ 30.224,94+31.076,37+


31.580,97+31.791,86+ 31.755,50+31.512,41+31.097,92) = 245.374,73
NPV = Rp 245.374.730,00

Tabel 7-4
Perhitungan IRR dan Net B/C Ratio
Keripik Tempe Manis keumala T.a 2012

Net Benefit D.F Present Value D.F . Present Value


Thn
(Rp000) 12% (Rp000) 68% (Rp000)
0 (54.800,00) 1,0000 (54.800,00) 1,0000 (54.800,00)
1 27.931,27 0,8929 24.938,63 0,5952 16.625,76
2 34.157,52 0,7972 27.230,17 0,3543 12.102,30
3 40.695,08 0,7118 28.965,96 0,2109 8.582,51
4 47.559,52 0,6355 30.224,94 0,1255 5.970,36
5 54.767,18 0,5674 31.076,37 0,0747 4.092,36
6 62.335,23 0,5066 31.580,97 0,0445 2.772,54
7 70.281,68 0,4523 31.791,86 0,0265 1.860,70
8 78.625,45 0,4039 31.755,50 0,0158 1.239,05
9 87.386,41 0,3606 31.512,41 0,0094 819,71
10 96.585,42 0,3220 31.097,92 0,0056 539,29
NPV1 245.374,73 NPV2 (195,43)

IRR = 0,12 + ( . (0,68 – 0,12)


IRR = 0,626754= 62,68%
Net B/C =
Net B/C =

8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi diatas dimana NPV = Rp
245.374.730,00(lebih besar dari nol), IRR = 62,68% lebih besar dari SOCC (D.F = 12%), dan
Net B/C Ratio = (lebih besar dari 1) maka usaha ini feasible untuk dikerjakan.
Berdasarkan pada hasil perhitungan kriteria investasi, analisis pasar, dan beragam aspek
produksi yang pernah dilakukan ternyata usaha keripik Tempe Manis dari analisis diatas
sangat layak untuk dikembangkan.

Vous aimerez peut-être aussi