Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan bila
dibandingkan dengan infeksi jaringan lunak, karena terbatasnya asupan darah,
respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan
involukrum (smeltzer, 2002). Mengutip pendapat Reeves (2001), osteomielitis
adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau korteks
tulang, dapat berupa eksogenus (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hematogenus
(infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Sementara menurut Noer S (1996),
osteomielitis adalah infeksi pada tulang yang biasanya menyerang metafisia
tulang panjang dan banyak terdapat pada anak anak.
B. Etiologi
Infeksi ini dapat disebabkan oleh penyebaran hematogen, dari fokus infeksi
ditempat lain ( misal tonsil yang terinfeksi, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas
atas) osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi di tempat trauma
yang terdapat resistensi rendah. Infeksi dapat juga berhubungan Dengan infeksi
jaringan lunak, misal ulkus dekubitus atau ulkus vascular, atau kntaminasi
langsung pada tulang (misal fraktur terbuka, luka ttembak, dan pembedahan
tulang.
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Periksaan darah. Sel darah darah puti meningkat sampai 30.000 gr\dl
disertai peningkatan laju endapan darah.
2. Periksaan titer antibody-antibosyplhylococcus.
Pemeriksaan kultur darah untuk menuntukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas
3. Pemeriksaan kultur feses dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi
oleh salmonella.
4. Pemeriksaan biopsy tulang.
5. Pemeriksaan ultrasound.
Pemeriksaan ini untuk memperlihatkan adanya efusi pada sendi.
6. pemeriksaan radologis.
Pemeriksaan fot polos dalam 10 hari pertama biasanya tidak ditemukan
kelainan radiologik, setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulag
yang bersifat difuse.
G. Penatalaksanaan
Pemberian antibiotic sesuai dosis, waktu dan order sangat penting untuk
mencapai kadar antibiotik dalam darah yang adekuat. Antibiotik parenteral
harus diberikan sesuai dosis yaitu selama enam minggu (revers, 2001).
Sebelum pemberian antibiotik, sebaiknya dilakukan kultur darah dan kultur
abses untuk mengetahui organisme penyebab. Bila infeksi tampak terkontrol,
antibiotic dapat diberikan peroral dan diberikan selama tiga bulan. Untuk
meningkatkan absorpsi antibiotic oral, jangan diminum bersama makanan.
J. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan
keterbatasan beban berat badan
3. Risiko tinggi penyebaran infeksi: pembentukan abses tulang
4. Risiko cedera berhubungan dengan rapuhnya tulang, kekuatan tulang yang
berkurang
5. Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan
K. Rencana Keperawatan
Diagnosis keperawatan: nyeri berhubungan dengan inflamasi dan
pembekakan
Tindakan
1. imobilisasi daerah cedera dengan bidai, untuk mengurangi spasme otot dan
nyeri
2. letakan sendi di bagian atas dan bawah yang sakit sedemikian rupa ,dan
anjurkan klien untuk menggerakkan sesuai rentang gerak yang dapat
ditoleransi
3. menangani luka dengan perlahan dan hati-hati
4. tinggikan area yang sakit
5. pantau status neurovaskuker
6. ajarkan teknik relaksasi seperti napas dalam
7. berikan analgesik sesuai order
Kriteria evaluasi
Nyeri reda/berkurang ditandai:
1. klien melaporkan nyeri berkurang
2. tidak mengalami nyeri tekan di area infeksi
3. merasa nyaman bila bergerak
Tindakan
Tindakan
Kriteria Hasil
Tindakan