Vous êtes sur la page 1sur 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SYSTEM ENDOKRIN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Endokrin


Dosen Pengampu: Eka Juwita Handayani, S,Kep.,NS.,M.Kep

DisusunOleh : Kelompok 4
Ayu Wantira
Dian Indrawan
Nova Puspita Dewi
Risna Nelafika
Tia Shafira Ayu Ningsih
Yanti Sapitri
Yasir

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


YAYASAN INDRA HUSADA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
Jl. Wirapati Sindang Indramayu Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) 272558
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirrohim,

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SYSTEM ENDOKRIN”dapat selesai
tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas dari dorongan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. Turmin, B.Sc, selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada


Indramayu.
2. Heri Sugianto, S.KM.,M.Kes selaku Ketua STIKes Indramayu.
3. M. Saefulloh, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu Kesehatan STIkes
Indramayu.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan STIKesIndramayu.
5. Rekan – rekan seperjuangan.

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem
Endokrin semester IV dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca sehingga Insya Allah dapat bermanfaat bagi kita semua..

Indramayu, 14 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Kasus
B. keyword
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KASUS

Seorang wanita berumur 47 tahun datang ke RS dengan keluhan badan lemas


dan tidak dapat beraktifitas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai mual, kepala
pusing, dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan GDS didapatkan 540 g/dl. Berdasarkan
hasil anamnesa diketahui bahwa dua tahun yang lalu pasien banyak makan dan
minum tidak disertai dengan peningkatan berat badan yang sesuai. Pasien mengeluh
buang air kecil sering terutama pada malam hari ± 5 kali. Buang air besar tidak ada
keluhan. Pasien juga mengatakan sering merasakan kesemutan pada kedua kakinya,
yang dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku jarang berolahraga.
Satu tahun yang lalu pasien berobat ke RS dan dinyatakan kencing manis
dengan gula darah 300 g/dl. Oleh karena itu, sebulan sekali sering kontrol le Rumah
Sakit untuk pemeriksaan gula darah. Walaupun demikian pasien sering mencuri-curi
makan-makanan yang di pantang tanpa sepengetahuan keluarga.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data BB 68 kg, TB 157 cm, status gizi overweight.
Tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit,
suhu 36 ºC. Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan Hb 12,5 gr/dl, Ht 31,8 gr/dl,
LED 50 mm/jam, leukosit 8400 mm³, trombosit 137.000/uL.
Terapi : infus RL 20tts/menit, Ranitidin IV 1amp/12jam/iv, Glibenkamid 2x1,
Neurosanbe 1amp/hari, antasid syrup 3xCI.
KEYWORD

1. GDS : Pemeriksaan ini paling sering dilakukan dengan cara pasien datang langsung
di tes, anda juga bisa membeli alatnya sendiri dan anda lakukan dirumah, namun juga
harus melakukan dengan kaidah kebersihan dan peralatan steril untuk menghindari
infeksi. Cara ini begitu penting ketika digunakanuntuk mengetahui penurunan kadar
gula darah dalam waktu yang cepat, namun kurang bisa mengetahui gambaran
pengendalian diabetes untuk jangka panjang (kurang lebih 3 bulan).

2. Status Gizi Overweight : Adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan
normal pada umumnya. Rumus IMT = BB (kg)
TB(m)xTB(m)

3. Ranitidin : Obat yang dapat digunakan untuk menangani gejala/penyakit yang


berkaitan dengan produksi asam berlebih didalam lambung.

4. Glibenkamid : Obat yang digunakan pada pasien diabetes tipe 2 untuk mengendalikan
kadar gula darah yang tinggi. Pada diabetes tipe 2 tubuh tidak dapat menggunakan
dan menyimpan glukosa dengan baik sehingga menumpuk dalam darah. Glibenkamid
berperan untuk merangsang tubuh agar mengeluarkan insulin lebih banyak dari
biasanya untuk mengikat glukosa dalam aliran darah.

5. Neurosanbe : Merupakan nama paten dari gabungan vitamin B1 (tiamin), Bb


(Piridoksin), dan B12 (Kobalamin). Dari namanya dapat diketahui bahwa vitamin ini
juga sering diresepkan untuk penderita pegal-pegal oto, kesemutan (gangguan saraf)
dan pasien anemia.

6. Antasid syrup : Adalah obat maag penetral asam lambung sehingga dapat digunakan
untuk meringankan gejala maag seperti perih di ulu hati, rasa panas pada perut kiri
atas, mulas, mual-mual, dan kembung.

7. LED : Laju endap darah adalah kecepatan mengendapnya sel darah merah pada
tabung khusus pemeriksaan dengan satuan mm/jam. Pada pemeriksaan LED akan
didapatkan hasil LED tinggi normal/rendah. Laju endap darah tinggi berarti kecepatan
mengendapnya sel daah merah berlangsung lebih cepat dibanding normal.
LED normal :
Wanita dibawah 50 tahun : <20 mm/jam
Pria dibawah 50 tahun : <15 mm/jam
Wanita diatas 50 tahun :<30 mm/jam
Pria diatas 50 tahun : <20mm/jam
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Kelompok 4


Tanda Tangan : -
Tanggal Pengkajian : -
Tanggal Masuk RS : -
No. Medical Record : -

I. BIODATA
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama Klien : Ny X
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : wanita
Pendidikan : -
Agama : -
Pekerjaan : -
Suku Bangsa : -
Status Perkawinan : -
Gol. Darah : -
Diagnosa Medis : -
Alamat : -
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : -
Umur : -
Agama : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
Hubungan Keluarga : -

II. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan mual, kepala pusing dan sulit tidur. Hasil pemeriksaan GDS
didapatkan 540 g/dl. Pasien mengeluh buang air kecil sering terutama pada malam
hari kurang lebih 5 kali. Buang air besar tidak ada keluhan. Pasien juga
mengatakan sering merasakan kesemutan pada kedua kakinya, yang dirasakan
hilang timbul.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Satu tahun yang lalu pasien berobat ke RS dan dinyatakan kencing manis dengan
gula darah 300 g/dl.

III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


IV. STRUKTUR KELUARGA
V. RIWAYAT IMUNISASI
VI. RIWAYAT SOSIAL
VII. DATA BIOLOGIS
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Penampilan :-
c. Orientasi :-
d. Tinggi Badan : 157 cm
e. Berat badan
1) Sebelum sakit :-
2) Saat sakit : 68 kg
f. Tanda- tanda vital
1) TD : 120/80 mmHg
2) N : 88x/menit
3) R : 22 x/menit
4) S : 36 ºC
2. System Pernafasan
3. System Kardiovaskuler
4. System Persyarafan
5. System Penglihatan
6. System Pendengaran
7. System Perkemihan dan genetalia : pasien mengeluh buang air kecil sering
terutama pada malam hari ± 5kali.
8. System Pencernaan
9. Sytem Musculoskeletal : pasien mengatakan sering merasakan kesemutan pada
kedua kakinya, dirasakan hilang timbul.
10. System Endokrin
11. System Integument
12. System Abdomen
IX. DATA PSIKOLOGIS

X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
No Jenis Tanggal Hasil Nilai Normal Interprestasi
Pemeriksaan
1 Hb 12,5 g/dl 12-15 g/dl N
2 Ht 31,8 g/dl 36-47 %
3 LED 50 mm/jam < 15 mm/jam
4 Leukosit 8.400/mm³ 5.000-10.000/uL N
5 Trombosit 137.000/uL 150.000- 400.000/uL
6 GDS 540g/dl < 150 g/dl

XI. INFORMASI TAMBAHAN


1. Terapi yang di berikan (Pengobatan)
No Nama Obat Dosis Waktu Cara Ket.
Pemberian
1 Ranitidin 1 amp /12jm IV
2 Glibenkamid - /12jm IV
3 Neurosanbe 1 amp /24jm IV
4 Anatasida syrup - /8jm CI Oral
5 RL - - IV
XII. ANALISA DATA
DATA SENJANG ETIOLOGI/PENYEBAB MASALAH
(DS DAN DO) KEPERAWATAN
DS : - Faktor resiko (genetik, Ketidakseimbangan kadar
DO : sering makan, tidak pernah glukosa darah
- GDS 540g/dl olahraga)
- Klien terlihat
lemas Sel ß pankrean terganggu

Produksi insulin

Glikogen

Hiperglikemi

Tubuh gagal meregulasi


hiperglikemi

Resiko ketidak seimbangan


kadar glukosa darah
DS : Trauma Nyeri akut
- Klien mengatakan
kakinya sering Kerusakan jaringan
kesemutan,
dirasakan hilang Peradangan
timbul
DO : - Penekanan pada syaraf nyeri

Perasaan tidak nyaman


Nyeri akut
DS : Respon hipotalamus Gangguan pola tidur
- Klien mengatakan
sulit tidur Nyeri akut atau kronis
- Klien mengatakan
kepala pusing Perasaan tidak nyaman
DO :
- Klien terlihat Sering terbangun, tidur
lemas kurang

Gangguan pola tidur


DS : Kadar gula darah dalam Gangguan eliminasi urin
- Klien mengeluh tubuh meningkat
sering BAK pada
malam hari dengan Sel tidak dapat menyerap
frekuensi ± 5 kali glukosa sehingga tidak
DO : - dapat dimetabolisme

Glukosa akan ikut terbuang


dengan urin yang
menyebabkan urin kental

Sehingga ginjal menyerap


air dalam tubuh lebih
banyak utuk mengencerkan
urin

Dehidrasi

Orang akan lebih banyak


minum

Gangguan eliminasi urin


DS : Pasien mengetahui makanan Pemeliharaan kesehatan
- Klien mengatakan yang tidak boleh dimakan tidak efektif
sering mencuri-
curi makan- Memakan makanan yang
makanab yang tidak diperbolehkan
dipantang.
- Klien mengaku Glukosa darah dalam tubuh
jarang berolahraga meningkat
DO : -
Pemeliharaan kesehatan
tidak efektif
DS : - Gaya hidup kurang baik Resiko berat badan
DO : berlebihan
- BB : 68kg Sel beta pankreas rusak
- TB : 157
- Umur : 47 Produksi insulin

Glukagon meningkat

Hiperglikemi 60 > 140


mg/dl

Hiperosmolalitas

Kalori keluar

Rasa lapar

Polifagi

Perubahan nutrisi > dari


kebutuhan
XIII. DIAGNOSA MENURUT PRIOTITAS
1. Ketidakseimbangan kadar glukosa dalam darah b.d Hiperglikemia
2. Gangguan eliminasi urin b.d Hiperglikemi
3. Gangguan pola tidur b.d Kecemasan
4. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
5. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b.d Ketidakmampuan mengatasi masalah
6. Resiko berat badan berlebih b.d Pola hidup kurang aktivitas

XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal, No. Perencanaan Keperawatan Tanda


jam Diagnosa Tujuan RencanaTinda Rasional Tangan
keperawat (NOC) kan (NIC) Dan
an NamaJ
elas
Setelah dilakukan 1.Monitor 1. Untuk
tindakan keperawatan kadar glukosa meng
selama 2x24 jam darah sesuai etahui
pasien diharapkan indikasi kadar
resiko 2.Bantu gluko
ketidakseimbangan ambulasi jika sa
kadar glukosa darah terdapat pasien
teratasi. Dengan hipotensi 2. Agar
kriteria hasil : orthostatik tidak
indikator Ir Er 3. insturksikan terjadi
Glukosa 3 5 pada pasien kompl
darah dan keluarga ikasi
mengenai 3. Agar
manajemen pasien
diabetes dan
selama periode keluar
sakit, termasuk ga
penggunaan pasien
insulin dan meng
atau obat oral, erti
monitor 4. Agar
asupan cairan, gluko
penggantian sa
karbohidrat, darah
dan kapan pasien
mencari dalam
bantuan kisara
petugas n
kesehatan, norma
sesuai l
kebutuhan.
4. berikan
insulin, sesuai
resep.
DAFTAR PUSTAKA

SDKI DPP PPNI, Tim Pokja. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Moorhead, Sue. Dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Indonesia. ELSEVIER Inc.

Bulechek, Gloria M. Dkk. 2013. Nursing interventions Classification (NIC). Indonesia. ELSEVIER
Inc.

Vous aimerez peut-être aussi