Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SAP 13
OLEH KELOMPOK 3:
PENDAHULUAN
1
Menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara
lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan kecuali dengan memahami hakekat
perubahan itu sendiri danmenyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya.
Sekolah (sebagai bagian dari organisasi sosial) tidak luput dari kondisi sebagaimana
dikemukakan di atas, yang berarti jika sekolah ingin survive apalagi berkembang
dituntut untuk tanggap terhadap berbagai perubahan yang terjadi dan mampu
merespon dengan benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan selalu terjadi dimana saja, bahkan dapat dikatakan tak ada yang abadi
kecuali perubahan tersebut. Perubahan bersifat universal (dimana saja, kapan saja, serta
dihadapi oleh siapa saja). Kekuatan-keuatan yang memicu perubahan dapat berupa eksternal
seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar dan yang lainnya, ataupun internal seperti
visi, misi, tujuan, kebijakan manajemen dan teknologi baru serta sikap dan perilaku para
pegawai. Kekuatan baik eksternal maupun internal tersebut saling berhubungan.
Reaksi menghadapi perubahan berbeda-beda dan sering mengundang pro dan kontra
bila tidak dikelola dengan tepat akan memicu konflik, yang ujung-ujungnya dapat
mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan kesehatan organisasi.
Karena itu pemahaman mengenai proses perubahan, hal-hal yang harus diperhatikan
dalam suatu proses perubahan, reaksi terhadap perubahan, dan cara memanajemen reaksi
tersebut secara efektif perlu dicermati, terutam aoleh pimpinan puncak organisasi.
Kegamangan dalam mengantisipasi serta mengelola perubahan memiliki implikasi manajerial
yang cukup signifikan.
Menurut Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997) ada dua yaitu :
1. Dari dalam
3
c. Masalah proses organisasi. Terjadinya kelompok antar pribadi maupun antar
departemen dapat menimbulakan kemacetan dalam komunikasi dan proses
pengambilan keputusan, mendesak organisasi untuk melakukan perubahan.
2. Dari luar :
e. Sosial politik. Perubahan sosial politik yang terjadi diluar kendali manajer,
akan tetapi perubahan pada bidang tersebut mengharuskan organisasi untuk
melakukan perubahan.
Menurut Wilson (1994), Heifetz (1995) yang dikutip oleh Wustari Mangunjaya dalam
SDM dari Persefektif PIO tahun 2001, juga ada dua, yakni :
1. Dari dalam :
b. Strategi baru
e. Kondisi SDM
4
2. Dari luar :
a. Kondisi ekonomi
b.Nilai-nilai politik
d. Teknologi baru
e. Peraturan baru
b. Ketidakmampuan beradaptasi
d. Biaya besar
Reaksi dan perilaku penolakan menurut Waurer (1996) yang dikutip oleh Wustari
5
terbuka. Lebih mudah dipecahkan daripada yang tertutup
c. Tidak disadari, penolakan ini terjadi biasanya karena informasi yang salah,
kurangnya pelatihan atau rutinitas kerja yang telah tertanam dengan kuat
d. Disadari, penolakan yang termotivasi secara sadar, karena pandangan mereka yang
negative terhadap perubahan
Bentuk- bentuk penolakan terhadap perubahan menurut Galpin (1996) yan dikutip oleh
j. Berpura-pura tidak punya waktu, marah, kesal dan mencari kambing hitam
Dalam mengatasi penolakan atas perubahan, Coch dan French Jr. (L, et al., 1948)
mengusulkan ada enam taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan, yaitu
sebagai berikut:
6
b. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya
bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang
mengambil keputusan.
c. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan
konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu,
namun akan mengurangi tingkat penolakan.
d. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan
pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang
mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan
alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka.
e. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya.
Misalnya memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan
hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan
cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam
mengambil keputusan.
f. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman
bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.
Agen perubahan adalah orang-orang yang membawa gagasan baru dan pendapat/
solusi yang membantu anggota organisasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
organisasi sehingga organisasi dapat berubah menjadi efisien, efektif dan sehat.
7
Keunggulan agen perubahan internal:
1. Memahami organisasi secra mendalam
2. Dapat melakukan hubungan dan kepercayaan yang diperlukan dalam perubahan.
Kelemahannya:
Sering dianggap sebagai agen yang hanya melihat permasalahan dari sisi manajemen
saja.
b. Agen perubahan eksternal
Agen perubahan eksternal adalah individu dari luar organisasi yang diminta atau
ditugaskan untuk memberikan usulan tentang perubahan.
Keuntungan agen perubahan eksternal:
1. Dapat memandang permasalahan lebih obyektif.
2. Dapat membawa gagasan baru.
3. Pekerja lebih terbuka mengemukakan permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
4. Pekerja lebih percaya pada kemampuan orang luar daripada orang dalam.
Kelemahannya:
1. Sulit menanamkan rasa kepercayaan.
2. Kurang pemahamannya terhadap organisasi sehingga kurang mampu melihat
permasalahan secara proporsional.
3. Cenderung memberikan rekomendasi perubahan yang drastis.
c. Agen perubahan eksternal-internal
Agen perubahan eksternal-internal adalah berusaha memadukan orang-orang dari
dalam dan dari luar organisasi dengan mengambil manfaat atau kelebihan dan
mengurangi kelemahan dari agen perubahan internal dan eksternal.
8
5. Pengukuran dan evaluasi.
Asumsi dan Kepercayaan PO (Pengembangan Organisasi)
Penerapan pengembangn organisasi didasari oleh sejumlah asumsi dan kepercayaan yang
meliputi:
1. Asumsi tentang orang/individu
Berkaitan dengan kemampuan fisik dan intelektual orang dan individu dalam
penerapan pengembangan organisasi.
2. Asumsi tentang kelompok
Berkaitan dengan kekuatan dan pengaruh kelompom terhadap penerapan
pengembangan organisasi.
3. Asumsi tentang organisasi
Berkaitan dengan kemampuan organisasi untuk menangani proses penerapan
pengembangan organisasi.
4. Asumsi pasar/konsumen
Berkaitan dengan pasar/konsumen yang akan menggunakan produk atau jasa yang
dihasilkan dari proses pengembangan organisasi.
9
a. Survei umpan balik
b. Sistem 4 likert, mirip dengan survei umpan balik
c. Perubahan struktur
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perubahan selalu terjadi dimana saja, bahkan dapat dikatakan tak ada yang abadi
kecuali perubahan tersebut. Perubahan bersifat universal (dimana saja, kapan saja, serta
dihadapi oleh siapa saja). Kekuatan-keuatan yang memicu perubahan dapat berupa eksternal
seperti system politik, ekonomi, teknologi, pasar dan yang lainnya, ataupun internal seperti
visi, misi, tujuan, kebijakan manajemen dan teknologi baru serta sikap dan perilaku para
pegawai. Kekuatan baik eksternal maupun internal tersebut saling berhubungan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12