Vous êtes sur la page 1sur 3

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAN INDONESIA

PERAN KESEHATAN PEREMPUAN DALAM KEMAJUAN BANGSA

Oleh Indah Kurniawati

Berkuliah selama 4 tahun di Jurusan Kebidanan membuka mata dan pemikiran saya terhadap
posisi perempuan. Bidan atau midwife dalam bahasa inggris memiliki makna “ditengah/diantara
istri” yang bila di pahami secara keseluruhan adalah seseorang yang berada ditengah-tengah istri
dalam mendampingi berbagai sesi kehidupannya. Bidan mendampingi seorang wanita sejak dia
lahir didunia. Dulunya saya berpikir bahwa bidan hanya akan mendampingi wanita dari aspek
kesehatan saja, namun ternyata dalam masyarakat multicultural Indonesia ini, aspek kesehatan
utamanya pada perempuan tidak akan pernah lepas dari aspek sosial budaya yang berlaku di
daerah setempat. Hal itu adalah warisan dan kepercayaan turun temurun yang dilestarikan dari
generasi ke generasi. Contoh kecil adalah mitos yang berkaitan dengan kehamilan. Ada mitos
yang berkembang di masyarakat bahwa bila wanita yang hamil harus makan dengan porsi dua
kali lipat dari sebelumnya karena saat ini dia memberi makan untuk “dua orang” (ibu dan janin) Commented [ds1]: Aku rasa ga perlu bicara mitos

tentunya hal sederhana seperti ini harus tetap diluruskan supaya tidak membahayakan ibu dan
janin. Faktanya, asupan nutrisi pada ibu hamil telah memiliki rentang kenaikan berat badan
sesuai IMT (Indeks Masa Tubuh) seorang ibu sebelum hamil. Tidak akan baik bagi ibu dengan Commented [ds2]: Cari kalimat lain

BB sebelum hamil 80 kg untuk makan sebanyak dua kali porsi makan sebelumnya karena itu
akan mempengaruhi metabolism serta proses persalinan ibu nantinya. Ini hanyalah sebagian kecil
contoh keterkaitan social dan kesehatan yang merupakan bagian dari ilmu Kebidanan yang saya
pelajari.

Lantas bagaimana dengan peran kesehatan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan Commented [ds3]: Coba, pembuyka kalimat ada ga
hubungane sama ahir kalimat paragraf sebelume
bernegara? Wanita dan ibu memiliki peran sentral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketika perempuan lahir, dia harus siap untuk dijadikan tolok ukur kesejahteraan suatu bangsa.
Bila ia mampu menjalani siklus reproduksinya dengan baik dan sejahtera, maka bangsa tersebut
adalah bangsa yang mampu merawat warganya. Karena salah satu indeks kemajuan suatu bangsa
adalah angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Angka-angka ini menggambarkan
bagaimana akses kesehatan yang di dapat warga di suatu Negara. Tentunya telah kita ketahui
bersama bahwa menjadi negara yang makmur merupakan salah satu cita-cita Bangsa Indonesia. Commented [ds4]: Dor

Setiap perempuan adalah calon ibu bagi anaknya. Menjadi Ibu adalah kodrat mulia dari Allah
SWT yang dianugerahkan hanya kepada perempuan. Seperti yang kita ketahui, ibu merupakan
madrasah pertama dalam kehidupan anak-anaknya. Kemakmuran anak sejak usia kandungan
didapat melalui nutrisi dari asupan yang dikonsumsi ibu. Bila ingin anak-anak bangsa menjadi
sehat maka tentulah mereka harus lahir dari rahim perempuan yang sehat. Berkaitan dengan
salah satu cita-cita bangsa Indonesia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa menurut suatu
penelitian ternyata kromosom kecerdasan pada seorang anak lebih banyak diturunkan dari
kromosom X di bandingkan Y. Ini berarti, perempuan (sebagai pemilik kromosom XX) lebih
memiliki banyak kesempatan untuk menurunkan kecerdasan pada anak dibanding laki-laki
(pemilik kromosom XY). Bila melihat kembali cita-cita bangsa Indonesia yakni menjadi bangsa
yang makmur, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, selain dari aspek pendidikan maka generasi
yang sehat dan cerdas juga perlu dipersiapkan sedini mungkin dimulai dari membentuk
perempuan-perempuan cerdas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan perempuan yakni rendahnya tingkat pendidikan


dan tingginya angka menikah dini. Rendahnya tingkat pendidikan serta tingginya angka menikah Commented [ds5]: Mending awal paragrafnya di isi
dengan “ salah satu pengaruh terhadap kecerdasan
dini tentunya akan berdampak besar terhadap keunggulan generasi. Dan bidan di didik untuk perempuan”

peka terhadap permasalahan lintas dimensi ini. Masih kentalnya praktik patrilineal di masyarakat
ketika ibu sedang dalam masa kehamilan dan nifas karena masih di percayainya mitos yang
belum tentu kebenarannya menjadi tanggung jawab besar bidan dalam menjalankan tugasnya.
Bidan bertanggung jawab terhadap kesehatan perempuan karena kami adalah tenaga kesehatan
yang memiliki konsentrasi ilmu pada kesehatan perempuan. Kami harus mengelola bayi baru
lahir, melakukan pendampingan terhadap ibu dan keluarga agar mampu melalui fase transisinya
dengan baik, memberikan asuhan bayi dan anak sehat dengan memberikan imunisasi dan
mengajarkan ibu stimulasi pada 1000 hari pertama kehidupan atau disebut golden age untuk
mengasah kecerdasan anak sedari dini, mengawal remaja putri menghadapi pertumbuhan dan
perkembangan seksual serta mengajarkan pendidikan seksual secara dini melalui edukasi dan
komunikasi, memberikan informasi pada perempuan usia pranikah untuk mempersiapkan
kehamilan dan persalinannya, serta mendampingi ibu mulai dari proses kehamilan, persalinan
nifas hingga menopause. Tanggung jawab ini harus dilakukan dengan baik karena unggul
tidaknya generasi suatu bangsa dapat dipersiapkan sejak dini. Persiapan dimulai ketika bayi
perempuan lahir ke dunia.

Lalu bagaimanakah situasi kesehatan perempuan di Indonesia? Perlu diketahui bahwa ancaman
serius bagi perempuan di negara berkembang adalah penyakit kanker serviks. Menurut World
Health Organisation (WHO), 490.000 perempuan didunia setiap tahun didiagnosa terkena
kanker serviks dan 80 % berada di Negara Berkembang termasuk Indonesia. Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 juga menunjukkan kanker tertinggi pada perempuan
adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi Globocan, yaitu sebuah
proyek WHO yang memberikan data estimasi insiden, mortalitas, dan prevalensi dari jenis
kanker yang paling banyak membunuh manusia, International Agency for Research on Cancer
(IARC) tahun 2012, insidensi kanker di Indonesia 134 per 100.000 penduduk dengan insidens
tertinggi dengan kanker leher rahim 17 per 100.000. Penyakit kanker serviks juga merupakan
penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks
sebesar 0,8%. Data-data diatas menunjukkan, bahwa kanker serviks adalah ancaman kesehatan
bagi perempuan di Indonesia. Namun bagi masyarakat awam, mungkin kanker serviks masih
sangat asing bagi mereka sampai kabar meninggalnya aktris Julia Perez pada tahun 2017 lalu
dikarenakan kanker serviks. Baru pada saat itulah mungkin masyarakat mulai “terketuk” untuk
mencari tahu lebih penyakit ini.

Dalam penanganan kanker serviks, Pemerintah Indonesia turut mencanangkan berbagai program
untuk meningkatkan deteksi dini penyakit tidak menular (kanker serviks). Hal tersebut tertuang
dalam Renstra Kemenkes 2015-2019. Dalam Rencana strategis kementerian kesehatan 2015-
2019, salah satu indikator yang menunjukkan penurunan angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit tidak menular yakni terdapatnya 50% perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini
kanker serviks dan payudara. Salah satu program deteksi dini yang dianggap paling efektif,
efisien dan mudah dijangkau masyarakat adalah dengan menggunakan IVA (Inspeksi Visual
Asetat). Disinilah peran bidan dan tenaga kesehatan yang berada di perifer untuk melakukan
sosialisasi dan pendekatan pada masyarakat agar aktif turut serta dalam program deteksi dini ini.
Pendekatan sosial, budaya dan kesehatan memang diharuskan agar optimalisasi deteksi dini
kanker serviks ini dapat tercapai.

Vous aimerez peut-être aussi