Vous êtes sur la page 1sur 5

1.

1 Pengertian

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non
current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.

Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia,
biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat
berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment atau marketable securities
yang merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga
bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang marketable.

Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan tujuan
sebagai berikut :
 Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau
sama dengan 50 % dari saham yang beredar).
 Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari pembelian
obligasi.
 Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian
bahan baku.

Menurut PSAK No. 1 (IAI, 2002 : 1.10), surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar
apabila surat berharga tersebut diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan
dari tanggal neraca dan jika lebih dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak
lancar.

Akuntansi untuk Investasi menurut PSAK No. 13 (IAI, 2002 :13.1-13.2 dan 13.4-13.6),
investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, dividen, dan uang
sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi
seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki
selama setahun atau kurang.
Jumlah saham yang dimiliki perusahaan, akan menentukan metode pencatatan yang harus
digunakan. APB Opinion Nomor 18 (dalam Baridwan, 1992 : 232-233), menyatakan bahwa
metode yang digunakan tergantung dari persentase pemilikan saham. Yang dimaksud dengan
persentase pemilikan saham adalah persentase jumlah lembar saham yang dimiliki oleh seorang
investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Persentase pemilikan dan metode pencatatannya adalah sebagai berikut :


Persentase pemilikan Metode pencatatan
o Kurang dari 20 % Cost method
o 20 % - 50 % Equity method
o Lebih dari 50 % Equity method dan dibuat laporan keuangan yang
konsolidasikan untuk kedua perusahaan itu.

Ketentuan-ketentuan diatas adalah sebagai pedoman dalam memilih metode pencatatan yang
sesuai. Tetapi dalam situasi khusus, ketentuan tersebut bisa berubah. Misalnya sebuah
perusahaan memiliki saham perusahaan lain kurang dari 20 %, tetapi perusahaan pertama dapat
mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki. Dalam keadaan seperti ini, FASB
menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki saham kurang dari 20 % diatas harus
menggunakan metode equity, untuk pencatatan investasi dalam saham.

Perusahaan yang memiliki saham perusahaan lain, lebih dari 50 % dari jumlah saham yang
beredar disebut induk perusahaan (parent company), dan perusahaan yang sahamnya dimiliki
disebut anak perusahaan (subsidiary company). Laporan keuangan kedua perusahaan ini (induk
dan anak) disusun menjadi satu dalam laporan keuangan yang dikonsolidasikan.

1.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Surat Berharga dan investasi

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas temporary dan
long term investment.
2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di neraca, betul-betul ada,
dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) pertanggal neraca.
3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal dari surat
berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Kuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

Penyajian di neraca menurut PSAK No. 13 (IAI, 2002 : 13.5-13.8) :


Investasi Lancar, dicatat berdasarkan (a) mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan
nilai bersih yang direalisasi, (b) nilai pasar.

Investasi Jangka Panjang, dicatat berdasarkan harga perolehan. Jika terdapat penurunan yang
tidak bersifat sementara dalam penilaian investasi jangka panjang tersebut, bisa digunakan nilai
pasar. Penurunan selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang
dibebankan pada laporan laba rugi.

Pemindahan Investasi, untuk investasi jangka panjang yang direklasifikasikan sebagai


investasi lancar, pemindahan harus dilakukan berdasarkan nilai tercatat.
Investasi yang direklasifikasikan dari lancar kejangka panjang masing-masing harus
dipindahkan pada metode terendah antara biaya dan nilai pasar, atau pada nilai pasar jika
investasi tersebut sebelumnya dinyatakan pada nilai tersebut.

Metode Harga Pokok (Cost Method)


Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20 % dan tidak dapat
mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat dengan metode harga pokok. Dalam
metode ini penanaman modal dalam saham akan dicantumkan dalam neraca, sebesar harga
pokoknya. Perubahan-perubahan harga pasar tidak dicatat dan rugi atau laba baru diakui pada
saat saham-saham tersebut dijual.

FASB Statement No. 12 (dalam Baridwan, 1992 : 233), menyatakan bila penanaman modal
tersebut dilakukan pada saham-saham yang memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai
marketable securities, maka perusahaan dapat menggunakan metode harga pokok yang paling
rendah, seperti dalam hal investasi jangka pendek. Perhitungan harga pokok atau harga pasar
yang yang lebih rendah diterapkan pada jumlah keseluruhan saham-saham tersebut. Perbedaan
dengan investasi jangka pendek adalah pada perlakuan terhadap rekening rugi penurunan nilai
surat berharga. Dalam investasi jangka pendek, rekening rugi ini diperhitungkan dalam laporan
rugi-laba. Sedangkan dalam investasi jangka panjang, rekening rugi ini dikelompokkan dalam
kelompok modal.

Metode Pemilikan (Equity Method)


Yang dimaksud dengan equity method adalah suatu metode untuk mencatat penanaman modal
dalam saham. Apabila digunakan metode ini, penanaman modal dalam saham dicatat sebesar
harga pokoknya. Setiap periode akhir akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian
laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki. Dividen yang diterima dari
saham-saham ini dicatat mengurangi saldo rekening penanaman modal dalam saham. Bagian
laba atau rugi oleh investor dicatat sebagai laba atau rugi untuk tahun buku yang bersangkutan.

Metode ini harus digunakan oleh investor yang memiliki saham perusahaan lain, yang
jumlahnya 20 % sampai 50 % dari saham yang beredar. Investor yang bisa mempengaruhi
perusahaan yang sahamnya dimiliki walaupun jumlah pmilikan kurang dari 20 %, juga
diwajibkan menggunakan equity method.

1.3 Prosedur Pemeriksaan Surat Berharga dan investasi

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term investment. Model
Internal Control Questionnaires untuk Surat Berharga bisa dilihat pada peragaan 3-1.

2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan dan
pengurangan serta saldo akhirnya.

3. Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya (apakah atas
nama perusahaan).

4. Biasanya pemeriksaan phisik dilakukan bersamaan dengan kas opname. Seandainya


surat-surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga, harus dikirimkan konfirmasi.

5. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan phisik surat berharga
tersebut.

6. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.

7. Cocokkan saldo akhir dari rincian tersebut dengan buku besar.

8. Lakukan Vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama perhatikan
otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.

9. Periksa perhitungan bunga dan dividennya dan perhatikan segi perpajakannya. Periksa
apakah bunga/dividen yang diterima telah dibukukan semuanya.
10. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. Untuk temporary investment,
valuationnya adalah mana yang lebih rendah antara harga bell dan harga pasar. Untuk
long term investment, valuationnya adalah berdasarkan harga beli kecuali jika terdapat
tendensi menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk masa yang cukup
panjang.

11. Lakukan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada perubahan tujuan dari
pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari surat berharga
tersebut.

12. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah tanggal
neraca yang akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure dari surat-surat berharga
tersebut, misalnya penjualan long term investment dalam subsequent period.

13. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia/SAK.

Vous aimerez peut-être aussi