Vous êtes sur la page 1sur 1

Puasa

Puasa (Bahasa arab : shaum) yang merupakan salah satu rukun islam adalah menaha diri dari
makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar
hingga terbenam matahari. Secara bahasa saum artinya menahan atau mencegah. (Wikipedia)

Puasa memiliki banyak macamnya seperti puasa Ramadhan yang sekarang sedang kita
laksanakan, puasa senin kamis, puasa nazar, dan yang lainnya. Dalam menjalankan puasa tersebut
kita dilarang untuk melakukan sesuatu yang membatalkan puasa seperti muntah dengan sengaja,
merokok, emosi yang berlebihan, makan dan minum dengan disengaja. Lalu bagaimana hukum
seseorang (biasanya ibu-ibu) yang memasak saat sedang berpuasa mencicipi masakannya?

Beberapa hari yang lalu saya menonton series di youtube, episode tentang “Icip Makanan
Saat Puasa”, pada episode itu katanya boleh saja mencicipi makanan saat puasa tapi hanya diujung
lidah. Kemudian saya mencari tahu dibeberapa artikel ternyata masih berbeda-beda pendapatnya.
Pendapat pertama bahwa dilarang mencicipi masakan karena sama saja membatalkan puasa,
pendapat kedua ada juga yang berpendapat tidak apa-apa karena orang tersebut memiliki tanggung
jawab menghidangkan masakan untuk orang lain maka harus memberikan yang terbaik, dan hanya
mencicipi di ujung lidah saja. Menurut saya, saya setuju dengan pendapat yang kedua karena kalau
kita masak itu kan kadang tidak tahu rasanya sudah pas atau belum, nah pada saat mencicipi
makanan tersebut niatkan hanya untuk mencicipi bukan segaja ingin makan. Jika niat kita mencicipi
karena sekalian ingin makan maka batal lah puasa kita. Mencicipi makanan tersebut cukup di ujung
lidah saja kemudian kita bisa berkumur untuk membuang bekasnya dilidah. Jadi balik lagi ke
keyakian kita masing-masing, jika ragu maka tidak usah mencicipi.

Vous aimerez peut-être aussi