Vous êtes sur la page 1sur 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, dengan
menggunakan alat atau obat – obatan.
Dengan maju dan berkembangnya zaman serta tekhnologi,
mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi pula. Sehingga
timbul berbagai masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia.
Untuk itu pemerintah mencanangkan program keluarga berencana nasional.
Tujuan dari keluarga berencana nasional ini adalah mewujudkan keluarga
kecil bahagia, sejahtera, yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia.
Salah satu dari program keluarga berencana nasionl yang di canangkan
oleh pemerintah yaitu kontrasepsi. Dengan adanya kontraspsi dapat terjadi
pembatasan kelahiran dan menurunkan angka kematian ibu dan anak, Saat ini
sudah banyak metode kontrasepsi yang sudah dikenal oleh masyarakat.
1.2. Tujuan Umum
Untuk melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada keluarga
berencana.
1.3. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidan, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mampu melaksanakan pengkajian pada akseptor KB baru.
2. Mampu membuat diagnosa dari data yang telah diperoleh.
3. Mampu membuat masalah yang potensial terjadi dari penggunaan KB suntik
3 bulan.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera dari masalah yang terjadi saat ini.
5. Mampu merencanakan asuhan lanjutan dari tindakan yang sebelumnya sudah
dilakukan.
6. Mampu memberikan asuhan yang tepat pada akseptor jika terjadi masalah.
7. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi


Pengertian
 Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, dengan
menggunakan alat atau obat – obatan.
( Mochtar : R . 1998 : 255 )
 Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya itu dapat
bersifat sementara dapat pula bersifat permanent.
( Sarwono Prawirohardjo : 1999 : 905 )
 Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan,
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.
( Keluarga Berencana : 35 )
2.1.1 Cara Kerja Kontrasepsi
Menurut Prawirohardjo. S tentang cara kerja kontrasepsi
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2. Melumpuhkan sperma.
3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
2.1.2 Pembagian Cara Kontrasepsi
Pada umumnya cara / metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi :
1. Metode Sederhana.
a. Tanpa alat / obat.
Misalnya : Senggama terputus, pantang berkala, system suhu
basal, perpanjangan masa laktasi dan pembilasan masa senggama.
b. Dengan alat / obat.
Misalnya : Kondom, diafragma / cap. Spermatisid, crem, jelly dan
cairan berbusa dan tablet berbusa ( Vaginal tablet ).

2
2. Metode Efektif
a. Suntikan KB :
 Depoprovera yang mengandung medroxy progesterone acetate
150 mgr.
 Cyclofem yang mengandung medroxy progesterone acetate 50
mgr dan komponen estrogen.
b. Susuk KB (implant): Setiap kapsul susuk KB mengandung 36
mgr levonorgestrel.
c. Pil KB : Progesteron only pil, Pil KB kombinasi mengandung
hormone estrogen dan progesterone.
d. IUD / AKDR ( copper T , Medusa, Seven copper)
3. .Metode Kontrasepsi Mantap :
a. Tubektomi pada Wanita.
b. Vasektomi pada Pria.

3
2.2 KONSEP DASAR KONTRASEPSI SUNTIK
A. Pengertian
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya
kehamilan dengan menyuntikkan secara berkala hormone estrogen dan
progesterone ke dalam tubuh wanita. KB suntik di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya efektif, pemakaian praktis, harganya
relatif murah dan aman. ( Moctar. R, 1998: 277)
B. Jenis atau macam kontrasepsi suntik
a. Kontrasepsi suntik progestin
1. Depoprovera yang mengandung Depo Medroxy progesterone Asetat
( DMPA ) 150 mg / 3 cc → untuk 3 bulan.
2. Noristerat yang mengandung 50 mg Noritendron enantot ( Net- En )
200mg / 1 cc → untuk 1 bulan.
b. Kontrasepsi suntik kombinasi
1. Cyclofem yang mengandung 50 mg Noretendron Enantat (Net – En)
dan 50 mg Estrandial, valerat → 1 bulan sekali
2. 25 mg, DMPA dan 5 mg Estradial Valerat.
( Manuaba ,1998 : 444 )
C. Kontraindikasi KB suntik
 Hamil atau diperkirakan hamil ( resiko cacat pada janin 7/100.000 KH )
 Perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya .
 Tumor atau keganasan
 Terdapat penyakit berat seperti jantung, paru – paru, kelainan pada hati,
tekanan darahb tinggi, obesitas, diabetes dll.
 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

4
D. Keuntungan dan kerugian suntikan KB
 Keuntungan :
1. Pemberiannya sederhana setiap dan sampai 12 minggu
2. Tingkat efektifitasnya tinggi
3. Hubungan seks dengan suntikan KB bebas.
4. Pengawasan medis ringan .
5. Dapat diberikan pasca persalinan , pasca keguguran
6. Angka keguguran < 1 %
7. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh
kembang bayi.
 Kerugian :
1. Perdarahan yang tidak menentu.
2. Terjadi amenorhe berkepanjangan
3. Masih terjadi kemungkinan hamil.
E. Pemberian Suntikan KB
1. Pasca persalinan, jika menyusui :
 Bisa mulai 6 mg setelah melahirkan.
 Jika lebih dari 6 minggu dan kurang dari 6 bulan, menyusui penuh
dan masih belum haid (amenorhe), klien boleh mendapat suntikan
kapan saja .
 Jika menyusui tidak penuh, sebaiknya mulai 6 minggu setelah
melahirkan, menunggu lebih lama beresiko hamil.
2. Setelah melahirkan, jika tidak menyusui :
 Bisa mulai segera setelah melahirkan, tidak perlu perlindungan
tambahan.
 6 minggu setelah melahirkan, Klien bisa mulai jika dipastikan tidak
hamil. Jika dia masih belum mendapatkan haid (amenore) dia harus
menghindari senggama atau memakai kondom selama 7 hari sejak
mendapat suntikan pertama.
3. Setelah keguguran
 Jika terjadi sampai 7 hari lalu, bisa mulai sekarang tanpa perlu
perlindungan tambahan.

5
 Jika lebih dari 7 hari, klien boleh memulai selama dipastikan dia
tidak hamil, klien harus menghindari senggama / memakai kondom
selama 7 hari sejak suntikan pertama.
F. Jika ganti dari metode lain
 JIka klien sudah memakai metode secara benar, boleh mulai saat ini
juga kecuali:
 Jika ganti dari suntik bulanan, harus mulai jadwal suntikan berikut.
 Jika ganti dari AKDR, dan mendapat haid lebih dari 5 hari lalu cabut
AKDR pada haid berikutnya.
 Interval
 Interval dengan anak hidup
minimal satu, sebelum hari kelima mensturasi.
 Jadwal waktu diperhitungkan.
G. Jadwal waktu suntikan
1) Depo Provera :
Interval 12 minggu
2) Norigest : Interval
8 minggu
3) Cycloferm :
Interval 4 minggu.
2.2.1 DEPO PROVERA ( Depo Gestin )
Adalah : Depo medraksi, progesterone Asetat 150 mgr/ 3cc yang
diproduksi oleh Up John, AmerikaSerikat.
1) Cara Kerja
 Mencegah ovulasi.
 Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
 Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
 Menghambat transportasi garnet oleh tuba.

6
2) Cara Pemberian
Depo provera disuntikan secara IM pada otot bokong (musculus
gluteus) agak kedalam. Sebelum diberikan, botol obat dikocok agak
lama dulu sampai seluruh obat kelihatan betul – betul larut dan
tercampur baik, suntikan diberikan sekali setiap 3 bulan.
3) Efektifitas
Kedua Kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang
tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan – tahun, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
4) Efek Samping
 Amenorhe
 Spooting ( Bercak darah )
 Pusing
 Jerawat
 Mual
 Kadang Libido
 Menoragia
 Sakit kepala
 Leucorhoe
 BB bertambah.
5) Penanganan
 Perubahan pola haid ( Menoraghia )
Berikan informasi sehingga tidak perlu pengobatan khusus.
Bila perlu pengobatan, pertama-tama berikan obat–obatan anti
perdarahan, seperti tablet daflon, Aclona, ACL, Metergin dll.
Selanjutnya dapat diberikan tablet Ignoral 0,05 – 0,1 mg sehari
selama 7 – 10 hari atau pil kontrasepsi kombinasi sampai 6
minggu sesudah suntikan terdahulu atau tablet primalut IV 5 mg
3 x I sekali selama 3 hari. Perdarahan yang banyak dan tidak
sembuh oleh pengobatan harus dilakukan kuretase.
(Mochtar . R. 1998 : 277 – 278)

7
 Amenorea
Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu, jelaskan, bahwa
darah haid tidak terkumpul dalam rahim, nasehati untuk kembali
ke klinik.
Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan
jelaskan bahwa hormon progestin tidak akan menimbulkan
kelainan pada janin.
Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila
tidak terjadi perdarahan juga, Rujuk ke klinik.
 Perdarahan bercak ( Spoting)
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering di jumpai, tetapi
hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan
pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima pedarahan tersebut
dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan
pengobatan.
Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30 – 35 m-getinilestradiol),
ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/ hari untuk 5 hari), obat sejenis
lain. Jelaskan selesai pemberian pil kombinasi dapat terjadi
perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian
suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi / hari selama 3 – 7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil
kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 mg etinilestradial atau 1,25
mg estrogen equin konjugasi untuk 14 – 21 hari.

8
 BB Bertambah
o Informasikan bahwa kenaikan / penurunan BB sebanyak 1 – 2
kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat
badan terlalu mencolok, bila BB bertambah berlebihan,
hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
 Mual / Pusing/ Muntah
o Pastikan tidak ada kehamilan, bila hamil segera rujuk. Bila
tidak hamil informasikan bahwa hal ini adalah hal yang biasa
dan akan hilang dalam waktu dekat
6) Keuntungan KB Progestin
 Sangat efektif.
 Pencegahan kehamilan jangka panjang.
 Tidak terpengaruh pada hubungan suami – istri.
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
 Sedikit efek samping.
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
 Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause.
 Membantu mencegah kanker endimetrium dan kehamilan ektopik
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul .
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit (Sickle cell).
7) Keterbatasan KB Progestin
 Siklus haid yang memendek dan memanjang
 Perdarahan yang banyak atau sedikit.
 Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( Spotting )
 Tidak haid sama sekali.
 Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
(harus kebali untuk suntikan).
 Tidak dapat dihentikan sewaktu–waktu sebelum suntikan berikut.

9
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
 Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan / kelainan pada organ genitalia, melainkan karena
belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya ( tempat
suntikan ).
 Terjadi perubahan pada lipit serum pada pengunaan jangka
panjang.
 Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang ( densitas ).
 Pada penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan kekeringan
pada vagina menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit
kepala, nervositas, jerawat.
8) Indikasi
 Usia reproduksi .
 Nullipara dan yang telah memiliki anak.
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi.
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Setelah abortus atau keguguran.
 Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
 Perokok
 Tekanan darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah gangguan
pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
 Menggunakan obat untuk epilepsi ( fenitoin dan barbiturat atau
obat tuberkolosis rifampisin ).
 Tidak dapat memakai alat kontrasepsi yang mengandung
estrogen.
 Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

10
 Anemia defisiensi besi.
 Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi.
9) Kontra Indikasi
 Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelahiran)
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorhea.
 Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Diabetes Mellitus disertai komplikasi.
10) Waktunya
 Selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
 Mulai hari pertama sampai hari ke- 7 siklus haid.
 Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
 Ibu menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan
kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut
tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu
menunggu sampai haid berikutnya datang.
 Bila ibu sedang menggunakan alat kontrasepsi jenis lain dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin
menggantinya dengan jenis kontrasepsi hormonal, suntikan
pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera
diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya
tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik

11
setelah hari ke-7 haid, Ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan seksual.
 Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal,
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari
ke – 7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
 Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak
hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.

12
2.3 Konsep Dasar Dokumentasi Helent Varney
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. BIODATA
a. Nama
Untuk dapat mengenal atau memanggil penderita dan tidak keliru
dengan penderita lain.
b. Umur
Untuk mengetahui apakah klien termasuk usia produktif / tidak
c. Agama
Untuk dapat mengetahui kepercayaan yang dianut oleh klien.
d. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya karena dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang.
e. Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi klien.
f. Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila
ada nama yang sama dengan klien yang lain
(Ibrahim C “Perawatan kebidanan”1987 : 84 )
2. Alasan Kunjungan
Alasan kunjungan apakah Ingin menunda kehamilan
(menjarangkan kehamilan), ingin membatasi jumlah kelahiran, ibu
belum ingin punya anak lagi.
3. Riwayat Menstruasi
Merupakan hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui
apakah siklus teratur/tidak, lamanya haid, four albus dan HPHT.

13
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu
Ditanyakan tentang kehamilannya berapa, jenis partus termasuk
penolong. Berat badan bayi, jenis kelamin dan masih hidup atau mati
serta apakah terdapat penyulit selama hamil, proses persalinan, jumlah
perdarahan, menyusui / tidak. Umur anak terkecil saat ini, proses
laktasi sampai usia berapa.
5. Riwayat Kesehatan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah dialami ibu penyakit
menular, penyakit kronis, penyakit keturunan.
(Ilmu kandungan Hanafi W: 133)
6. Data Psikososial
Apakah ibu mendapatkan motifasi untuk mengikuti KB dan
dukungan mental dari pihak keluarga. Apakah pandangan masyarakat
dan agama menolak / menerima terhadap program KB.
7. Riwayat KB
Untuk mengetahui jenis KB yang sudah pernah digunakan
sebelumnya, keluhan dan alasan.
(Dep. Kes RI 1994:16-17)
8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Makan berapa x / hari dengan porsi banyak / cukup suka makan–
makanan kecil / ngemil.
b. Eliminasi
BAB, BAK berapa kali, konsistensi, ada gangguan atau tidak.
c. Aktifitas
Apa yang dikerjakan, sesuai dengan pekerjaan, dilihat dari
peningkatan berat badan → karena progesterone bisa merubah
seseorang malas bekerja.

14
d. Istirahat
Untuk mengetahui waktu istirahat ibu.
(perawatan kebidanan:167-168)

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik / cukup / lemah
b. Kesadaran : Composmentis / somnolen / apatis / koma
c. TTV : TD : Batas normal 110/70 – 130 / 90 mmHg
N : Batas normal 80 – 100 x / menit
S : Batas normal 36o – 37oC
Rr : Batas normal 16 – 24 x / menit
d. Antropometri : untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu.
2. Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu.
Informasi dari hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diramu dan
diolah untuk membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai
dengan kondisi ibu.
a. Inspeksi
a) Rambut : untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan rambut, mudah rontok atau tidak, kusam atau tidak.
b) Muka : untuk mengetahui apakah ibu anemi hal ini dapat
dilihat dari wajah ibu yang pucat, serta adakah cloasma
gravidarum yang menandakan terjadinya hiperpigmentasi karena
peningkatan hormone/ketidak seimbangan hormone akibat dari
obat KB.
c) Mata : conjungtiva dilihat apakah anemi, dan sklera
apakah berwarna kuning yang menandakan bahwa ibu
mengalami penyakit kuning (hepatitis).
d) Mulut/Gigi : apakah ada stomatitis, gusi berdarah berarti ibu
kekurangan vit.C, caries gigi.

15
e) Leher : apakah terjadi pembesaran pada kelenjar getah
bening, terjadi struma, atau ada bendungan pada vena jugularis.
(I.B.G.Manuaba, 1998)
f) Mammae : diperhatikan bentuk payudara, areola, putting susu,
apakah ada pengeuaran ASI, dan apakah ada striae pada
payudara. (H. Winkjosastro, 2007)
g) Abdomen : apakah terdapat striae, terdapat linea, ada tidaknya
bekas SC, dan apakah ada pembesaran abnormal pada perut.
h) Vulva : dilihat warna dari vulva, adakah luka parut,
adakah fluor albus, varises, atau odema.
i) Anus : adakah haemorhoid dan varises.
j) Ekstremitas atas dan bawah : adakah odeme, varises, dan reflek
pada patella.
b. Palpasi adalah memeriksakan dengan meraba atau menyentuh tubuh
pasien.
c. Perkusi adalah tindakan mengetok suatu permukaan.
- Reflek patella :normalnya tungkai bawah akan bergerak sekali
ketika tendon diketuk.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


a. Dx : hasil analisa data sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
pemberian HE dan terapi atau tindakan yang akan dilakukan.
DS : Data yang berasal dari ibu.
DO : Data yang berasal dari hasil pemeriksaan petugas.
b. Masalah : Masalah yang timbul yang berhubungan dengan kontrasepsi
yang membutuhkan penyelesaian
c. Kebutuhan : Pemecahan atas masalah yang dihadapi sehingga ibu merasa
nyaman.

16
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan
rangkaian diagnosa dan masalah yang sudah teridentifikasi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Langkah ini digunakan untuk mengidentifikasi perlunya tindakan segera
atas masalah yang dihadapi dengan cara dikonsulkan maupun kolaborasi
dengan tim medis lainnya.
( Manajement Kebidanan : 4 )
V. INTERVENSI
Langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya dan juga
mencerminkan rasional yang benar.
Pengetahuan teori yang salah /tidak memadai akan suatu dasar yang tidak
lengkap bisa dianggap tidak valid dan akan menghasilkan asuhan yang
berbahaya bagi pasien.
( manajemen kebidanan : 4 )
VI. IMPLEMENTASI
Merupakan tahap – tahap pemberian tindakan sesuai dengan intervensi dan
kondisi pasien.
VII. EVALUASI
Merupakan langkah terakhir dalam manejemen dalam manajemen kebidanan
yang merupakan tindakan pengukuran dari keberhasilan rencana. Tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang
dilakukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan lebih lanjut
bila diperlukan atau sebagai bahan peninjauan terhadap langkah–langkah
dalam proses manajemen kebidanan sebelumnya yang disebabkan pleh
tindakan yang kurang berhasil dengan menggunakan SOAP.

17
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
Pada Ny. “S” Akeptor Baru dengan KB Suntik 3 Bulanan
Di BPS Siti Hatijah,Amd keb kecamatan Saronggi
Kabupaten Sumenep

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Anamnesa tanggal : 22 Juli 2009, jam : 18.30 WIB
1. Identitas
Nama Ibu : Ny “S“ Nama Suami : Tn “ M “
Umur : 23 Th Umur : 27 Th
Bangsa/suku : Indonesia/Madura Bangsa/suku : Indonesia/madura
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Tanah merah Alamat : Tanah merah

2. Keluhan utama / alasan kunjungan saat ini


Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
3. Riwayat kebidanan
3.1. Riwayat menstruasi
Siklus menstruasi : ± 28 hari Menarche : 13 tahun
Lama : 8 hari HPHT :-
Bau : khas TP :-
Flour albus : kadang-kadang

18
3.2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
N Hamil Suami UK Jenis Penolong Penyulit BB/PB Jenis Hidup/ Meneteki Riwayat
o Ke ke Persalinan Kelamin Mati KB
1. 1 1 40 Spontan Bidan - 3000/ P H Hingga -
mg 46 (1th) saat ini

3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita
 Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah / sedang menderita penyakit
kronis, seperti jantung, hipertensi, TBC.
 Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah / sedang menderita penyakit
menular, seperti hepatitis, HIV / AIDS
 Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan, seperti
DM, hipertensi, asma.
b. Riwayat penyakit keluarga/keturunan
 Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah / sedang menderita
penyakit kronis seprti jantung, hipertensi, TBC.
 Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah / sedang menderita
penyakit menular seperti hepatitis, HIV / AIDS
 Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah / sedang menderita
penyakit keturunan seperti hipertensi, asma, jantung, DM
c. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan bahwa kalau ibu sakit atau pusing ibu langsung berobat
ke puskesmas.
4. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan suami mendukung ibu untuk menggunakan KB suntik 3
bulan.
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah mengikuti KB lain

19
6. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu makan 3 x sehari dengan porsi sedang yang terdiri dari ( nasi, lauk,
sayuran ), minum air putih ± 4 – 6 gelas/hari.
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAK + 4–5/hari, warna jernih dan tidak ada keluhan.
BAB +1x/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning dan bau khas.
c. Pola aktivitas
Aktifitas sebagai ibu rumah tangga, mengerjakan pekerjaan rumah,
seperti menyapu, memasak, mencuci.
d. Pola istirahat/tidur
Siang hari ± 1 jam ( dari jam 13 : 00 – 14 :00 WIB ) dan malam ±7- 8
jam ( dari jam 21 : 00 – 05 : 00 WIB )
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB/BB : 155cm / 51 kg
d. Tanda – tanda vital :
TD : 120 / 80 mmHg
N : 82 x / menit
S : 36,5° C
Rr : 20 x / menit
e. Lingkar lengan atas : 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Rambut : hitam, bersih, lurus, tidak rontok, tidak berketombe.
Muka
 Cloasmagravidarum : Tidak ada
 Ikterus : Tidak ada

20
Mata
 Conjungtiva : tidak anemis
 Sklera : tidak ikterus
Mulut
 Stomatitis : tidak ada
 Gigi : jumlah gigi lengkap, tidak ada caries, tidak ada
gigi palsu.
Leher
 Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
 Struma : tidak ada
 Pembesaran vena jugularis : tidak ada
Dada : normal, berbentuk silindris
Payudara
 Bentuk : simetris
 Areola : berwarna coklat
 Puting susu : normal, menonjol
 Keluaran : ASI
 Striae : tidak ada
Perut
 Striae : terdapat striae albican
 Linea : terdapat linea nigra
 Pembesaran : normal, tidak ada benjolan
 Bekas luka : tidak ada
Vulva
 Warna : merah muda
 Luka parut : tidak ada
 Keluaran : tidak ada flour albus
 Varices : tidak ada
 Oedema : tidak ada

21
Anus
 Hemoroid : tidak ada
 Varices : tidak ada
Extremitas atas/bawah
 Varices : tidak ada
 Oedema : tidak ada
 Reflek patella : positif/positif
II. INTERPRETASI DATA DASAR
DX : Ny “S“ Akseptor baru dengan KB suntik 3 bulanan ( Depo progestin ).
S : - Ibu ingin ikut KB yang 3 bulan karena ingin menunda kehamilan.
- Ibu belum pernah ikut KB lain.
- Ibu mengatakan masih menyusui bayinya.
- Ibu mengatakan baru melahirkan 7 bulan yang lalu.
DO : - Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Ibu menyusui bayinya dengan baik.
- TTV : TD : 120 / 80 mmHg
N : 82 x / menit
Rr : 20 x / menit
S : 36,5°C
- Antropometri :
BB : 51 kg
TB : 155Cm
Masalah :-
Kebutuhan : -

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-

22
V. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi terapeutik.
R/ Akan menumbuhkan rasa percaya ibu terhadap petugas, sehingga ibu lebih
kooperatif dan petugas lebih mudah dalam memberikan asuhan.
2. Lakukan konseling tentang semua jenis, keuntungan dan kerugian KB.
R/ Agar ibu dapat memilih dengan tepat KB yang akan di gunakan.
3. Jelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari penggunaan KB suntik 3
bulanan.
R/ Agar ibu dapat mengetahui manfaat dan kerugian menggunakan KB suntik
3 bulanan, sehingga ibu dapat segera berkonsultasi jika ibu mengalami
keluhan.
4. Lakukan pemeriksaan pada ibu terutama TB, BB, dan LILA.
R/ Untuk mengetahui status gizi dan kondisi ibu saat ini.
5. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
R/ Agar ibu mengetahui kondisinya saat ini.
6. Lakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan.
R/ Agar ibu tidak hamil.
7. Anjurkan ibu untuk kembali 3 bulan lagi, yaitu tanggal 11-10-2010
R/ Untuk melanjutkan memakai KB suntik/agar tidak terjadi kehamilan yang
tidak di inginkan
VII. IMPLEMENTASI
1. Jam 18.30 WIB.
Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi terapeutik, baik secara
verbal maupun nonverbal, menyapa ibu dengan sopan dan menjawab semua
pertanyaan ibu.
2. Jam 18.33 WIB.
Melakukan pemeriksaan pada ibu:
TD : 120 / 80 mmHg S : 36,5°C
N : 82 x / menit TB/BB : 155cm/51 kg
Rr : 20 x / menit

23
3. Jam 18.35 WIB.
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, memberitahukan pada ibu bahwa
keadaan ibu saat ini baik.
4. Jam 18.36 WIB.
Menjelaskan pada ibu tentang berbagai jenis alat-alat kontrasepsi serta
keuntungan dan kerugiannya.
 KONDOM
 Keuntungan :
- Efektif bila digunakan dengan benar.
- Tidak mengganggu produksi ASI.
- Murah dan dapat di beli secara umum.
- Tidak perlu dilakukan pemeriksaan khusus.
 Kerugian :
- Efektifitas tidak terlalu tinggi.
- Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
- Agak menggangu hubungan sexual (mengurangi sentuhan langsung).
- Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan sexual.
- Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum.
- Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam
hal limbah.
 PIL
 Keuntungan :
- Memiliki efektifitas yang tinggi bila digunakan tiap hari.
- Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
- Tidak mengganggu hubungan sexual.
- Siklus haid menjadi teratur.
- Dapat digunakan jangka panjang, selama ibu masih ingin
menggunakannya.
- Mudah di hentikan setiap saat.
- Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

24
 Kerugian :
- Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari.
- Mual, perdarahan bercak, terutama pada 3 bulan pertama.
- Pusing.
- Berat badan naik sedikit.
- Tidak boleh diberikan pada perempuan yang sedang menyusui.
- Tidak mencegah terhadap IMS.
 SUNTIK 1 BULAN.
 Keuntungan :
- Resiko terhadap kesehatan kecil.
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
- Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
- Dapat digunakan dalam jangka panjang.
- Efek samping sangat kecil.
 Kerugian :
- Terjadi perubahan pola haid, seperti : tidak teratur, spotting.
- Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, tetapi akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga.
- Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.
- Efektifitasnya berkurang bila digunakan dengan obat-obatan epilepsi
atau obat tuberkulosis.
- Tidak melindungi dari IMS, atau HIV/AIDS.
- Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
 SUNTIK 3 BULAN.
 Keuntungan :
- Sangat efektif.
- Dapa digunakan sebagai alat kontrasepsi jangka panjang.
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

25
 Kerugian :
- Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid yang
memendek/ memanjang, perdarahan yang banyak/sedikit, spotting,
amenorhe.
- Klien sangat tergantung pada sarana kesehatan.
- Terjadi pertambahan berat badan.
- Tidak melindungi dari IMS, atau HIV/AIDS.
- Kembalinya kesuburan relatif lama.
 IMPLANT (SUSUK)
 Keuntungan :
- Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
- Pengembalian kesuburan cepat setelah pencabutan.
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
- Tidak mengganggu hubungan sexual.
- Tidak mengganggu ASI.
- Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan.
- Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
 Kerugian :
- Dapat terjadi penurunan/peningkatan berat badan.
- Perasaan mual, pusing.
- Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan kapsul.
- Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS, termasuk
HIV/AIDS.
- Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini.
- Efektivitasnya menurun bila digunakan bersama obat-obat TBC atau
obat epilepsi.
 AKDR
 Keuntungan :
- Sebagai kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi.
- AKDR dapat segera efektif setelah pemasangan.
- Metode jangka panjang, perlindungan 10 tahun.
- Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat.
- Tidak mempengaruhi hubungan sexual.
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus.
 Kerugian :
- Efek samping yang umum terjadi: perubahan siklus haid, haid lebih
lama dan banyak, spotting, saat haid lebih sakit.
- Komplikasi lain: merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat saat saat haid.
- Tidak mencegah IMS, termasuk HIV/AIDS.

26
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
berganti-ganti pasangan.
- Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri.
- Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu,
dengan cara memasukkan jari ke dalam vagina.
 TUBEKTOMI.
 Keuntungan :
- Sangat efektif.
- Tidak mempengaruhi proses menyusui.
- Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan
yang serius.
- Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
- Tidak ada efek samping jangka panjang.
- Tidak ada perubahan dalam fungsi sexual.
 Kerugian :
- Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak
dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi.
- Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
- Dilakukan oleh dokter yang terlatih.
- Tidak melindungi dari IMS, termasuk HIV/AIDS.

27
 VASEKTOMI.
 Keuntungan :
- Tidak ada efek samping jangka panjang.
- Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan.
- Sangat efektif.
 Kerugian :
- Dapat terjadi infeksi pada luka operasi jika perawatan luka operasi
tidak benar.
- Terasa sakit pada daerah bekas operasi.

5. Jam 18.50 WIB.


Menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari penggunaan KB suntik 3
bulanan.
 Keuntungan :
- Sangat efektif.
- Dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi jangka panjang.
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

 Kerugian :
- Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid yang memendek/
memanjang, perdarahan yang banyak/sedikit, spotting, amenorhoe.
- Klien sangat tergantung pada sarana kesehatan.
- Terjadi pertambahan berat badan.
- Tidak melindungi dari IMS, atau HIV/AIDS.
- Kembalinya kesuburan relatif lama.

6. Jam 18.55 WIB.


Melakukan penyuntikan KB secara IM di bokong ibu.
7. Jam 18.57 WIB.
Menganjurkan ibu untuk kembali 3 bulan lagi, yaitu tanggal 11-10-2010 / bila
ada keluhan untuk melanjutkan memakai KB suntik.

28
VII. EVALUASI

S : Ibu mengatakan sudah mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan


O : Setelah ibu diberikan penjelasan oleh bidan, ibu dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh bidan
A : P10001 Akseptor Baru KB Suntik Depogeston
P : Ibu bersedia kembali suntik ulang 3 bulan lagi ( Tanggal : 11-10-2010)
atau jika ada keluhan

29
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang banyak di minati oleh
masyarakat, karena efeknya yang sangat efektif dan resiko terhadap kesehatan
terutama organ reproduksi lebih kecil.
Dengan banyaknya peminat terhadap KB suntik maka dapat
membantu terlaksananya program KB nasional yang di canangkan oleh
pemerintah dengan penurunan angka kematian ibu dan janin, yang merupakan
tonggak dari pelayanan kesehatan yang bermutu dan menyeluruh.

4.2. SARAN
Diharapkan kepada seluruh bidan terutama di desa, agar lebih
mensosialisasikan KB Nasional dengan cara melakukan penyuluhan dan
pendekatan terhadap masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan mengerti
metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan bimbingan
dan penyuluhan yang dilakukan bidan.

30

Vous aimerez peut-être aussi