Vous êtes sur la page 1sur 11

Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.

1, Januari 2017: 77-87

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI GOGO DI KALIMANTAN BARAT, KABUPATEN


SANGGAU (Studi Kasus di Kecamatan Balai)
TECHNOLOGY OF GOGO RICE CULTURE IN WEST KALIMANTAN, SANGGAU
REGENCY (Case Study in Kecamatan Balai)
Sution1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Barat
Received February 28, 2017 – Accepted July 3, 2017 – Available online August 31, 2017
ABSTRACT
Productivity of upland rice in West Kalimantan is not optimal 1.88 ton ha -1. Upland
rice productivity is still low due to cultivation technology is not maximized. Purpose of study
to obtain upland rice cultivation technology appropriate to produce optimal plant
productivity. Research conducted with survey in village of Bulu Bala, Empirang, and
Makawing, in January up to March 2015. Location determination done by purposive
sampling to select areas gogo rice centra, then randomly selected respondents in each village
20. Results showed that land clearing is done manually, slash and burn. Planting is done by
way of drill, plant spacing is irregular, number of seeds per hole 5-10 seed per hole, used
local varieties, has a long life of five up to six months. Cropping pattern intercropping with
vegetables, other crops and plantation crops. Rotation of upland rice made with rubber and
oil palm. Manually weed control, fertilization and pest control is rarely done. Harvest is
done using crab and sequence, grain is threshed by way of “girik”, grain dried and carried
out storage of rice in the granary.
Key-words: Upland rice, low productivity, cultivation technology.
INTISARI
Produktivitas padi gogo di Kalimantan Barat belum optimal, yaitu 1,88 ton ha-1.
Produktivitas padi gogo masih rendah disebabkan penerapan teknologi budidaya belum
maksimal. Tujuan penelitian untuk mendapatkan teknologi budidaya padi gogo yang tepat
sehingga menghasilkan produktivitas tanaman yang optimal. Penelitian dilaksanakan dengan
survey di desa Bulu Bala, Empirang, dan Makawing, Kecamatan Balai, Kabupaten Sanggau,
bulan Januari hingga Maret 2015. Penentuan lokasi secara purposive sampling dengan
memilih daerah sentra padi gogo, responden dipilih secara acak masing-masing desa 20.
Hasil: pembukaan lahan dilakukan secara manual, yaitu tebas, tebang, dan bakar. Penanaman
dilakukan dengan tugal, jarak tanam tidak teratur, jumlah benih per lobang lima hingga 10
biji per lobang, benih yang digunakan varietas lokal, umur lima hingga enam bulan. Pola
tanam tumpang sari dengan sayuran, palawija lainnya dan tanaman perkebunan. Rotasi padi
gogo dilakukan dengan tanaman karet dan kelapa sawit. Pengendalian gulma secara manual,
pemupukan dan pengendalian hama jarang dilakukan. Panen dilakukan menggunakan ketam
dan urut, gabah dirontok dengan cara girik, gabah dikeringkan dan dilakukan penyimpanan
padi pada lumbung.
Kata kunci: Padi gogo, produktivitas rendah, teknologi budidaya.

1
Alamat penulis untuk korespondensi: Sution. BPTP Kalimantan Barat. Jln. Budi Utomo, No. 45
Siantan Hulu, Pontianakan Utara 78241.E-mail: tionsptk@yahoo.com

e-ISSN 2528-1488, p-ISSN 1411-0172


78 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017: 77-87

PENDAHULUAN tanam, penggunaan varietas unggul,


pemupukan berimbang, pengendaliah hama
Beras berperan peting terhadap dan penyakit, serta penaganan panen dan
sistem ketahanan pangan nasional dan pascapanen dengan baik, sehingga perlu
dijadikan sumber ekonomi bagi sebagian dilakukan perbaikan teknologi budidaya
besar penduduk Indonesia. Kebutuhan beras padi gogo. Perlu dilakukan penelitian
semakin meningkat seiring dengan bagaimana teknologi budidaya yang
peningkatan laju pertumbuhan penduduk, dilakukan oleh petani padi gogo di
terjadinya perubahan pola konsumsi dari Kecamatan Balai. Penelitian ini bertujuan
non beras ke beras serta tingginya tingkat untuk mendapatkan teknologi budidaya padi
konsumsi beras nasional. Peningkatan gogo yang tepat sehingga menghasilkan
produksi padi saat ini terfokus pada padi produktivitas tanaman yang optimal.
sawah irigasi, sehingga inovasi teknologi
padi gogo terpinggirkan. Pengembangan METODE PENELITIAN
padi gogo di Kalimantan Barat mempunyai Penelitian dilaksanakan pada tiga
potensi karena terdapat 2.211.632 ha lahan
desa, yaitu desa Bulu Bala, Empirang, dan
potensial (Wahyunto & Shofiyati 2012).
Makawing, Kecamatan Balai, Kabupaten
Kalimantan Barat terletak pada daerah
Sanggau, pada bulan Januari hingga Maret
lintang khatulistiwa yang mempunyai curah
2015. Peralatan yang digunakan berupa
hujan, radiasi matahari, suhu, dan
kamera digital dan peralatan tulis lainnya.
kelembaban yang tinggi sehingga ideal bagi
Bahan yang digunakan berupa kuesioner
pertumbuhan dan produktivitas padi gogo.
dalam bentuk soft copy sebagai bahan
Jenis tanah didominasi oleh tanah ultisol
komunikasi dengan responden.
atau podsoik merah kuning. Penelitian ini dilakukan dengan
Produktivitas padi gogo di metode survey. Data yang digunakan berasal
Kalimantan Barat belum optimal, yaitu 1,88
dari data primer dan data sekunder. Data
ton ha-1 sedangkan secara nasional 2,5 ton
primer adalah data yang dikumpulkan
ha-1. Kesenjangan produktivitas padi gogo langsung melalui wawancara dan observasi
dengan padi sawah signifikan mencapai 3,35
di lapangan. Penentuan lokasi dilakukan
ton ha-1 atau 78,19 persen (BPS Kalbar
secara sengaja (purposive sampling) pada
2014). Berdasarkan hasil penelitian,
daerah sentra padi gogo. Pemilihan sampel
produktivitas padi gogo 4,0 hingga 7,3 ton
dilakukan secara acak masing-masing desa
ha-1 (Korlina et al. 2011). Luas pertanaman
sebanyak 20 responden.
padi gogo di Kalimantan Barat cenderung
Hasil informasi berupa data dan
pluktuatif, mungkin disebabkan perhatian
observasi lapangan diklasifikasikan,
pemerintah masih kurang terhadap teknologi
dianalisis, dan dinterpretasikan secara
budidaya tanaman padi gogo sehingga
kualitatif dan kuantitatif. Data dianalisis
hasilnya masih rendah dan menyebabkan secara deskriptif dengan menjelaskan
motivasi petani menanam berkurang.
kondisi di lapangan dalam bentuk kalimat,
Faktor pembatas yang menyebabkan
grafik, dan tabel.
rendahnya produktivitas padi gogo adalah
teknologi budidaya belum maksimal
terutama pengolahan lahan, pengaturan jarak
Teknologi Budidaya Padi Gogo (Sution) 79

memuaskan. Padi gogo umumnya ditanam


HASIL DAN PEMBAHASAN pada jenis tanah ultisol yang mempunyai pH
rendah, miskin unsur hara, kandungan bahan
Penggunaan Lahan. Lahan yang digarap organik rendah, unsur Fe dan Mg tinggi, dan
petani untuk budidaya padi gogo merupakan unsur N dan K mudah tercuci (Wahyunto &
lahan milik sendiri. Luas lahan merupakan Shofiyanti 2012). Jenis lahan yang
salah satu ukuran besar kecilnya uasahatani digunakan berasal dari bekas lahan tanaman
yang dilakukan oleh petani. Tantangan yang karet yang sudah tidak produktif, di atas 20
paling berat dan sulit diatasi adalah tahun. Pembukaan lahan dilakukan dengan
permasalahan lahan karena semakin hari menebas rumput, penebagan kayu,
luas lahan makin menyempit, sedangkan kemudian dikeringkan, dan dibakar.
jumlah penduduk meningkat secara Persiapan lahan untuk tanam padi gogo
signifikan (Abdurachman 2008). Luas lahan tahun kedua dan ketiga dilakukan dengan
yang digunakan untuk usahatani padi gogo penebasan lahan, kemudian dikeringkan
di Kecamatan Balai disajikan pada Tabel 1. sekitar dua minggu, lalu dibakar, agar biji
rumput dan sisa-sisa gulma tidak cepat
Pembukaan Lahan. Proses budidaya padi tumbuh maka disemprot dengan herbisida.
gogo diserati dengan acara adat dan budaya Petani di Kabupaten Halmahera Utara,
masyarakat, mulai dari proses pembukaan untuk persiapan lahan dilakukan dengan
lahan, penanaman, pengendalian hama dan cara membersihkan lahan dari gulma
penyakit sampai panen dan pascapanen. kemudian dibakar dan lahan yang digunakan
Pembukaan lahan diawali dengan tradisi merupakan lahan sekuder, sudah diberakan
adat ngawah, tujuannya untuk minta ijin di atas tiga tahun (Kastanja 2011).
pada roh-roh penghuni hutan, tanah untuk
mempergunkan lahan yang akan ditanami
padi agar dapat memberikan hasil yang

Tabel 1. Luas kepemilikan lahan padi gogo (tahun 2015)


Luas Lahan Desa Persentase
Bulu Bala Empirang Makawing Total
(ha) (%)
(petani) (petani) (petani)
0,10 - 0,25 1 1 1 3 5,0
0,26 - 0,50 7 11 6 24 40,0
0,51 - 0,75 2 2 0 4 6,7
0,76 - 1,00 8 5 10 23 38,3
1,10 - 1,50 2 1 3 6 10,0
Total 20 20 20 60 100,0
80 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017: 77-87

Persiapan Benih. Padi gogo yang gogo karena penggunaan benih kultivar
ditanam petani adalah varietas lokal, lokal yang daya hasilnya rendah (Hasfiah et
umurnya lima hingga enam bulan, ditanam al. 2012). Peningkatan produktivitas padi
secara turun temurun. Penanaman dilakukan gogo menggunakan varietas unggul
pada akhir bulan Agustus sampai awal mempunyai pengaruh lebih tinggi
September karena sudah memasuki awal dibandingkan dengan pengelolaan tanaman
musim penghujan. Kemudian panen pada (Toha 2007). Varietas merupakan faktor
bulan Febuari sampai awal bulan Maret. yang sangat menentukan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan peningkatan produktivitas tanaman padi
Balai terdapat 12 jenis varietas lokal yang gogo.
ditanam, namun terdapat tiga varietas yang Perlakuan benih yang dilakukan
dominan, yaitu varietas padi wangi, ribun, oleh petani di Kecamatan Balai meliputi dua
dan padi raya (Gambar 1). cara, yaitu: a) benih disiram menggunakan
Varietas lokal mempunyai daya air bunga selasih dan kulit buah langir,
adaptasi yang sudah sesuai bagi kondisi persiapan benih cara ini dominan dilakukan,
lingkungan tempat tumbuhnya. Keunggulan b) benih direndam dengan air menggunakan
padi gogo variates lokal adalah tahan ember atau baskom, sambil memisahkan
kekeringan, rasa nasinya disukai gabah yang hampa (Gambar 2). Perendaman
masyarakat, harga jual berasnya lebih benih dilakukan satu hari sebelum tanam,
mahal, dan biaya saprodi rendah (Wahdah et kemudian benih dikeringanginkan selama
al. 2012). Rendahnya produktivitas padi satu malam dan benih siap untuk ditanam.
Teknologi Budidaya Padi Gogo (Sution) 81

Gambar 1. Jenis padi varietas lokal ditanam petani


(data primer diolah, 2015)

Gambar 2. Cara perlakuan benih (data primer diolah, 2015)

Penanaman padi gogo dilaksanakan Tanaman jagung dan ubi kayu ditanam satu
secara gotong royong balale, artinya minggu sebelum padi gogo. Pola tanam
kegiatan usahatani yang dilakukan secara petani di Kecamatan Balai mirip dengan
bergilir diri satu petani ke petani yang lain petani di Kabupaten Halmahera Utara, di
dalam satu kampung. Alat yang digunakan sini terdapat 60 hingga 70 persen petani
untuk membuat lobang tanam disebut tugal, yang melakukan pola tanam campuran
yang terbuat dari kayu pada bagian (Kastanja 2011). Tumpangsari padi gogo
ujungnya diruncingkan. Pembuatan lobang dengan jarak pagar hasilnya mencapai 5,16 t
tanam biasanya dilakukan oleh laki-laki, ha-1, dengan nilai nisbah hasil 1,02 dan nilai
sedangkan untuk memasukan benih Nisbah Kesetaraan Lahan 1,42 (Prasetyo et
dilakukan oleh perempuan. Jarak tanam al, 2009).
yang digunakan tidak teratur, jumlah benih Pola rotasi tanaman padi gogo
lima hingga 10 biji per obang dan kebutuhan dilakukan oleh petani dengan pola padi-
benih 30 hingga 40 kg ha-1. padi-(padi-karet) dan padi-(padi-sawit)-padi
(Tabel 2). Pola tanam padi-sawit terdiri dari:
Pola Tanam. Pola tanam padi gogo di a) Penanaman kelapa sawit dan padi gogo
Kecamatan Balai dilakukan secara ditanam bersamaan pada tahun pertama,
tumpangsari dengan tanaman perkebunan, kemudian tahun kedua dan ketiga padi gogo
jagung, ubi kayu, sayuran (terong asam, ditanam diantara kelapa sawit, b) Tahun
labu, perengi, kacang panjang, kundur, pertama ditanami padi gogo kemudian pada
timun dayak, sawi kampung, bayam tahun kedua padi gogo dan kelapa sawit
kampung, dan cabai). Benih sayuran ini ditanam bersamaan, kemudian tahun ketiga
dicampur dengan benih padi pada saat padi gogo ditanam diantara kelapa sawit, c)
persiapan benih, sehingga penanamannya Tahun pertama dan kedua ditanami padi
dilakukan bersamaan pada lobang tanam. gogo kemudian tahun ketiga padi gogo dan
82 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017: 77-87

kelapa sawit ditanam bersamaan. Pola tanam tahun ketiga, sedangkan tahun pertama dan
padi-karet umumnya dilakukan setelah kedua hanya ditanami padi.

Tabel 2. Pola rotasi tanaman (data primer diolah, 2015)

Desa
Pola Rotasi Persentase
Bulu Total
Tanaman Empirang Makawing (%)
Bala
padi-padi-(padi-karet) 17 9 6 32 53,33
padi-padi-(padi-
sawit) 0 0 3 3 5,00
padi-(padi-sawit)-
padi 3 5 6 8 23,33
(padi-sawit)-padi-
padi 0 5 5 10 16,67
padi-padi 0 1 0 1 1,67
Total 20 20 20 60 100,00

Gambar 3. Jumlah petani melakukan pemupukan (data


primer diolah, 2015).

Pemeliharaan Tanaman. Pemeliharaan Pengendalian gulma dilakukan agar tidak


tanaman padi gogo terdiri dari pengendalian terjadi persaingan padi gogo menyerap
gulma, pemupukan serta pengendalian hama unsur hara dan persaingan dalam
dan penyakit. Pengendalian gulma dilakukan penerimaan radiasi matahari, gulma dapat
secara manual dengan mencabut rumput, menjadi sumber inang bagi penyakit dan
mulai dilakukan pada umur 90 hst hingga gulma dapat dijadikan sebagai sarang hama
tanaman memasuki fase generatif. tikus.
Teknologi Budidaya Padi Gogo (Sution) 83

Pemupukan merupakan salah satu dianggap mampu mengusir hama.


faktor yang sangat menentukan keberhasilan Pengendalian hama dan penyakit di
tanaman. Petani padi gogo di Kecamatan Kabupaten Halmahera Utara dilakukan
Balai masih jarang melakukan pemupukan dengan cara menaburkan abu sisa
baru sekitar 25,68 persen (Gambar 3). Jenis pembakaran dan pasir (Kastanja 2011).
pupuk yang sering digunakan adalah NPK Pengendalian walang sangit efektif
phonska dosisnya 10 hingga 60 kg ha-1, dilakukan dengan menggunakan perangkap
pemupukan dilakukan pada umur 60 hst karena lebih tertarik dengan bau yang
dengan cara disebar. Peningkatan membusuk. Berdasarkan penelitian Solikhin
produktivitas padi gogo dapat dicapai (2000), walang sangit menyukai bau busuk
dengan pemupukan organik dan anorganik darah sapi dibandingkan keong mas,
secara berimbang (Toha 2012). Padi gogo kepiting, bekicot, dan daging iga sapi.
untuk pertumbuhan dan produktivitas
tanamannya memerlukan pupuk urea 200 kg Pelaksanaan Panen dan Pascapanen.
ha-1, SP-36 100 kg ha-1 , dan KCl 100 kg ha- Pelaksanaan panen dilakukan pada saat
1
(Toha et al. 2009). tanaman sudah mencapai masak penuh,
Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan dengan cara gotong royong atau
produktivitas padi gogo rendah disebabkan balabe. Pelaksanaan panen padi gogo
oleh serangan hama walang sangit, namun dilakukan dengan cara ketam dan cara urut.
baru 25 persen patani yang melakukan Panen dengan cara ketam adalah padi
pengendalian (Gambar 4). Petani masih dipotong menggunakan ani-ani yang terbuat
sedikit melakukan pengendalian hama dari kaleng atau besi, sedangkan panen
secara kimiawi karena dapat mengakibatkan dengan cara urut adalah malai padi ditarik
tingkat serangan makin parah. Pengendalian menggunakan tangan hingga bulirnya
hama umumnya dilakukan menggunakan rontok. Berdasarkan hasil penelitian
kearifan local, yaitu dengan cara membakar produktivitas padi gogo rendah 800 hingga
tanaman serai wangi pada sore hari karena 1500 kg ha-1.
mempunyai bau menyengat sehingga
84 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017: 77-87

Gambar 4. Jumlah petani melakukan pengendalian hama.

Kegiatan pascapanen dimulai sehingga menghasilkan unsur hara lengkap


dengan pengangkutan gabah dari ladang ke makro seperti N, P, K, Ca, Mg, dan S serta
rumah, kemudian gabah dirontok dengan unsur hara mikro bagi tanaman dengan
cara digirik, yaitu menginjak-injak gabah jumlah relatif kecil (Admoji 2003).
padi menggunakan kaki untuk memisahkan Penggunaan benih berkualitas
bulir gabah dari tangkai. Pembesihan gabah rendah merupakan salah satu penyebab
dengan cara ditampi untuk memdapatkan rendahnya produktivitas padi gogo di
gabah yang bernas, kemudian gabah bernas Indonesia (Dahamarudin & Rivaie 2013).
dijemur, jika padi dianggap sudah kering Produktivitas padi gogo yang belum optimal
gabah tersebut disimpan pada lumbung padi disebabkan oleh masih terbatasnya varietas
atau bahasa daerahnya dio pade, artinya unggul baru yang ditanam di tingkat petani
rumah padi. Tahap akhir dari proses (Warda 2011). Introduksi varietas unggul
budidaya padi gogo adalah pelaksanaan merupakan salah satu cara untuk
pesta padi (gawai pade), yaitu merupakan meningkatkan produktivitas padi gogo.
ucapan syukur atas keberhasilan panen yang Varietas unggul yang mempunyai potensi
diperoleh selama satu musim tanam, serta produksi tinggi 3,5 hingga tujuh ton ha-1,
ucapan syukur atas keselamatan selama seperti varietas Situ Bagendit, Situ
pelaksanaan proses budidaya. Patenggang, Limboto, Towuti, Inpago 4-9
(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Perbaikan Teknologi Budidaya Padi 2013). Penggunaan benih berkualitas tinggi
Gogo. Lahan kering umumnya mempunyai dapat meningkatkan efisiensi produksi
tingkat kesuburan tanah rendah, terutama (Nokkoul & Wichitparp 2009).
pada daerah curah hujan tinggi, lapisan top Jarak tanam padi gogo yang
soil tanah mudah tercuci oleh alira dilakukan petani tidak teratur, oleh sebab itu
permukaan. Lahan kering mempunyai daya perlu dilakukan pengaturan jarak tanam agar
serap dan menahan kelembaban relatif populasi tanaman lebih optimum. Jarak
rendah serta kandungan bahan kimia yang tanam yang optimal untuk padi gogo 25 cm
diperlukan oleh tanaman juga rendah x 25 cm. Penggunaan jumlah benih cukup
(Kasryno & Soeparno 2012). Pengolahan tinggi lima hingga 10 biji lobang-1 sehingga
lahan perlu dilakukan agar tanah tidak padat, keperluan benih per ha mencapai 40 kg ha -1,
sehingga akar tanaman dapat berkembang jumlah benih optimum tiga hingga lima biji
dengan sempurna. Peningkatan kesuburan lobang-1, sehingga dapat menghemat
lahan dapat dilakukan dengan penambahan penggunaan benih dan biaya sarana produksi
bahan organik. Bahan organik dapat dapat dikurangi.
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi Potensi pengembangan padi gogo di
tanah (Abdurachman et al 2008). Bahan antara tanaman kelapa sawit dan karet muda
organik berperan dalam menyediakan unsur terbuka lebar. Luas tanaman perkebunan
hara dalam tanah melalui proses mineralisasi setiap tahun mengalami peningkatan. Padi
Teknologi Budidaya Padi Gogo (Sution) 85

gogo mempunyai potensi untuk Terimakasih juga disampaikan kepada Dinas


dikembangkan secara tumpangsari dengan Pertanian, Perikanan, dan Peternakan
tanaman perkebunan dan hutan tanaman Kabupaten Sanggau, Badan Pelaksana
industri (Toha et al. 2009). Keuntungan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan
penanaman padi gogo di antara tanaman Kehutanan Kabupaten Sanggau, dan Balai
perkebunan untuk mengurangi biaya tenaga Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan
kerja dan sebagian unsur hara yang tidak Kehutanan Kecamatan Balai atas dukungan
terserap oleh tanaman perkebunan dapat pelaksanaan penelitian dan saran lokasi
dimanfaatkan oleh tanaman padi. penelitian.
Rendahnya produktivitas padi gogo
disebabkan petani masih jarang melakukan KESIMPULAN
pemupukan. Peningkatan produktivitas padi 1. Produktivitas padi gogo di Kecamatan
gogo memerlukan pupuk urea 200 kg ha-1,
Balai masih rendah karena teknologi
SP-36 100 kg ha-1 , dan KCl 100 kg ha-1
budidaya yang diterapkan belum
(Toha et al. 2009). Ditambahkan oleh optimal, seperti persiapan lahan
Suwarno et al. (2005), penggunaan pupuk dilakukan dengan tebas, tebang dan
nitrogen tidak melebihi 90 kg ha-1 karena
bakar, penggunaan benih varietas lokal,
dapat menyebabkan penyakit blast dan P2O5
jarak tanam tidak teratur, penggunaan
cukup 60 kg ha-1.
benih tinggi 40 kg ha-1, dosis
Berdasarkan hasil penelitian
pemupukan rendah 10 hingga 60 kg ha-1
penyebab rendahnya produksi padi gogo
NPK, dan pengendalian hama jarang
adalah adanya serangan hama walang sangit.
dilakukan, yaitu baru 25 persen.
Pengendalian hama walang sangit dapat
2. Potensi pengembangan padi gogo di
dilakukan menggunakan perangkap, namun
Kecamatan Balai terbuka lebar karena
apabila tingkat serangan tinggi maka dapat lahan yang digunakan diatas 0,5 ha,
dilakukan penyemprotan menggunakan terdapat 12 varietas lokal yang dapat
insektisida. Menurut Solikhin (2000) hama
ditanam, pola tanam tumpangsari
walang sangit menyukai bau busuk darah
dengan tanaman perkebunan efektif
sapi dibandingkan keong mas, kepiting, dalam pemanfaatan lahan.
bekicot, dan daging iga sapi. Penyakit blast
3. Upaya peningkatan produktivitas padi
merupakan penyakit utama pada tanaman
gogo dapat dilakukan dengan
padi gogo oleh sebab itu perlu dilakukan
pengolahan lahan sempurna atau
pengaturan jarak tanam yang optimum dan
serdehana, penggunaan pupuk organik,
penggunaan pupuk nitrogen yang tidak
pengaturan jarak tanam 25 cm x 25 cm,
belebihan.
jumlah benih per lobang tiga hingga
lima biji, pemupukan urea 200 kg ha-1,
UCAPAN TERIMAKASIH
SP-36 100 kg ha-1, dan KCl 100 kg ha-1,
Ucapan terimakasih disampaikan pengendalian hama walang sangit
kepada Badan Litbang Pertanian dan Balai menggunakan perangkap serta
Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan pengendalian penyakit blast dengan
Barat atas dukungan dana penelitian. pemupukan nitrogen tidak berlebihan.
86 Jurnal Pertanian Agros Vol.19 No.1, Januari 2017: 77-87

DAFTAR PUSTAKA Masa Depan. Badan Litbang Pertanian.


Kementerian Pertanian. 11-33.
Abdurachman A., A. Dariah, & A. Mulyani.
2008. Strategi dan Teknologi Pengelolaan Korlina, E., Sugiono dan Handoko. 2011.
Lahan Kering Mendukung Pengadaan Kesesuaian Varietas Unggul Baru Padi
Pangan Nasional. J. Litbang Pertanian. 27 Gogo Dengan Pendekatan PTT di
(2) : 43-49. Kabupaten Lamongan. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Timur.
Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan
http://jatim.litbang.deptan.
Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan
go.id/ind/index.php/penas/category/14-
Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan
semnas-2011 diakses tanggal 14 September
Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas
2014.
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Surakarta. p.5-13. Nokkoul, R., and T. Wichitparp. 2009.
Quality of Local Upland Rice Seeds
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2013.
Produced Under Organic Farming System.
Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Balai
As. J. Food Ag-Ind. Special Issue, S343-
Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan
S348.
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementerian Pertanian. Sukamandi. P.51. Solikhin. 2000. Ketertarikan Walang Sangit
(leptocorisa oratorius F.) Terhadap Beberapa
Badan Pusat Stastistik Kalimantan Barat.
Bahan Organik Yang Membusuk. Berkala
2014. Kalimantan Barat Dalam Angka.
Penelitian Agronomi. 1(1) : 16-24
Badan Pusat Stastistik Kalimantan Barat.
Pontianak. Suwarno, H.M. Toha & B.P. Ismail. 2005.
Ketersediaan Teknologi dan Peluang
Dahamarudin, L., & A. A. Rivaie. 2013.
Pengembangan Padi Gogo dalam Inovasi
Germination capacity, growth and yield of
Teknologi Padi, Menuju Swasembada Beras
three upland rice varieties increased
Berkelanjutan. Buku Satu. Pusat Penelitian
following seed invigoration treatments.
dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Journal of Agricultural Science and Soil
Bogor. 129-143.
Science 3 (2) : 43-50.
Prasetyo, E.I. Sukardjo & H. Pujiwati. 2009.
Hasfiah., M. Taufik & T. Wijayanto. 2012.
Produktivitas Lahan dan NKL pada
Uji Daya Hasil Dan Ketahanan Padi Gogo
Tumpang Sari Jarak Pagar dengan Tanaman
Lokal Terhadap Penyakit Blas (Pyricularia
Pangan. J. Akta Agrosia 12(1) : 51-55.
oryzae) Pada Berbagai Dosis Pemupukan.
Berkala Penelitian Agronomi. 1(1) : 26-36. Toha, H.M. 2007. Peningkatan Produktivitas
Padi Gogo Melalui Penerapan Pengelolaan
Kastanja, A.Y. 2011. Kajian Penerapan
Tanaman Terpadu Dengan Introduksi
Teknologi Budidaya Padi Gogo Varietas
Varietas Unggul. J. Penelitian Pertanian
Lokal (Studi Kasus pada 4 Kecamatan di
Tanaman Pangan. 26 (3) : 180-187.
Kabupaten Halmahera Utara). J.
Agroforestri. 6 (2) : 121-128. Toha, H.M., K. Pirngadi, K. Permadi, &
A.M. Fagi. 2009. Meningkatkan dan
Kasryno, F., dan H. Soeparno. 2012.
Memantapkan Produktivitas dan Produksi
Pertanian Lahan Kering Sebagai Solusi
Padi Gogo. Padi Inovasi Teknologi
Untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan
Teknologi Budidaya Padi Gogo (Sution) 87

Produksi Buku 2. Balai Besar Penelitian


Tanaman Padi. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Sukamandi. 167-
199.
Toha, H.M. 2012. Pengembangan Padi
Gogo Mengatasi Rawan Pangan Wilayah
Marginal. Badan Litbang Pertanian.
Kementerian Pertanian. 143-163.
Wahdah, R., T. Susanto & M. Sodiq. 2012.
Observasi Beberapa Karakter Padi Gogo
Lokal Varietas Buyung di Hulu Sungai
Tengah Kalimantan Selatan. J.
Agroseientiae. 19 (2) : 100-106.
Wahyunto & R. Shofiyati. 2012. Wilayah
Potensial Lahan Kering Untuk Mendukung
Pemenuhan Kebutuhan Pangan di
Indonesia. Badan Litbang Pertanian.
Kementerian Pertanian. 297-315.
Warda. 2011. Keragaan Beberapa Varietas
Unggul Baru Padi Gogo di Kabupaten
Bantaeng Sulawesi Selatan. Seminar
Nasional Serealia 2011. 305-312.

Vous aimerez peut-être aussi