Vous êtes sur la page 1sur 23

diagnosis endodontik

Ilmu konservasi gigi


http://revias-clinics.blogspot.com/2010/05/diagnosis-penyakit-pulpa.html
http://mydentistdiary.blogspot.com/2011/01/konservasi-gigi.html

Ilmu konservasi gigi meliputi:

1. Operative Dentistry (ilmu konservasi jaringan keras gigi)


Ilmu yang mempelajari teknik restorasi kerusakan / penyakit pada jaringan keras gigi
dengan menggunakan bahan tumpatan plastis dan non plastis
2. Endodontik
Ilmu kedokteran gigi yang meliputi etiologi, diagnosis, pencegahan dan perawatan
penyakit pulpa gigi dan jaringan periapikal yang disebabkan oleh penyakit pulpa

Karies berdasarkan kedalamannya:


a. Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email.
b. Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentin
c. Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan
menembus pulpa.

Diagnosis penyakit pulpa :


- Pulpitis reversibel
- Pulpitis irreversibel
- Pulpitis hiperplatik kronis
- Nekrosis pulpa
- Gangren pulpa
1. Pulpitis Reversible

Definisi
Pulpitis reversibel adalah
- suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius,
- tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah stimuli ditiadakan.
- Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh stimuli termal pada pulpa yang
mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit hilang segera setelah stimuli dihilangkan.

Histopatologi
Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan-sampai-
sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya karies dentin.
Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran
pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, danadanya sel inflamasi kronis yang secara
imunologis kompeten. Meskipun selinflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel
inflamasi akut

Sebab-sebab
Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa. Tegasnya,
penyebabnya dapat salah satu yang tertulis berikut :
- trauma, misalnya suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu;
- syok termal, seperti yang ditimbulkan pada waktu melakukan preparasi kavitas dengan bur
tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi, atau karena panas
yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan;
- dehidrasi kavitas dengan alcohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher
gigi yang dentinnya terbuka;
- penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan suaturestorasi
emas;
- stimulus kimiawi, misalnya dari bahan makanan manis atau masam atau dari iritasi tumpatan
silikat atau akrilik swa-polimerisasi; atau
- bakteri, misalnya dari karies. Setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang
sensitivita sringan terhadap perubahan temperatur, terutama dingin.
- Sensitivitas macam itu dapat berlangsung 2 sampai 3 hari atau seminggu atau bahkan lebih
lama, tetapi berangsur-angsur akan hilang.
- sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversible
Gejala-gejala
- Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.
- Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh udara
dingin.
- Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah ditiadakan.

Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit
pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti
air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa
stimulus yang nyata.

- Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan
menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.

Diagnosis
Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarkan tes klinis.
 Rasa sakitnya tajam,
 berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulus dihilangkan.
 Dingin, manis, atau masam biasanya menyebabkan rasa sakit.
 Rasa sakit dapat menjadi kronis.
Meskipun masing-masing paroksisme (serangan hebat) mungkin berlangsung sebentar,
 paroksisme dapat berlanjut berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
 Pulpa dapat sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat berlangsung lebih lama
dan interval keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya pulpa mati.
 Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin, aplikasi dingin
merupakan suatu cara yang bagus untuk menemukan dan mendiagnosis gigi yang terlibat.
 Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara normal bereaksi terhadap perkusi, palpasi, dan
mobilitas, dan pada pemeriksaan radiografi jaringan periapikal adalah normal.

Anamnesa :
 Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin
 Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus
 Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif :
 Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan
 Intra oral :
o Perkusi (-)
o Karies mengenai dentin/karies profunda
o Pulpa belum terbuka
o Sondase (+)
o Chlor etil (+)
2. Pulpitis irreversibel

Definisi
Pulpitis irreversibel adalah suatu
- kondisi inflamasi pulpa yang persisten,
- dapat simptomatik atau asimptomatik yang disebabkan oleh stimulus noksius.

- Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimulus
panas atau dingin, atau rasa sakit timbul secara spontan.

- Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah
stimulus termal dihilangkan.

Histopatologi
Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akutdi dalam pulpa. Pulpitis
irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus berbahayayang berlangsung lama seperti
misalnya karies. Bila karies menembus dentin dapatmenyebabkan respon inflamasi kronis.
Bila karies tidak diambil, perubahan inflamasidi dalam pulpa akan meningkat keparahannya
jika kerusakan mendekati pulpa.

Sebab-sebab
Sebab paling umum pulpitis irreversibel adalah
- keterlibatan bacterial pulpa melalui karies, meskipun factor klinis, kimiawi, termal, atau
mekanis,yang telah disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga
menyebabkan pulpitis.
- Sebagai yang dinyatakan sebelumnya, pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi
pulpitis irreversibel.

Gejala-gejala
Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat disebabkan oleh hal-
hal berikut :
- perubahan temperatur, terutama dingin;
- bahan makanan manis atau masam;
- tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah
atau pipi;
- sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa.

- Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan


- dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas.

- Pasien dapat melukiskan rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-
nyentak, dan umumnya adalah parah.

- Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan
pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal.
Diagnosis

 Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke pulpa atau
 karies di bawah tumpatan.
 Pulpa mungkin sudah terbuka.
 Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan keabu-abuan
yang menyerupai buih meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya. Probingke dalam daerah
ini tidak menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang lebih dalam.
Pada tingkat ini dapt terjadi sakit dan perdarahan.
 Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika dicapai jalan
masuk ke kamar pulpa.

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang belum
diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal yang secara visual
tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi
dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau suatu
kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis
irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan
stimulus termal. Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal.
Hasil pemeriksaan untuk tesmobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.

Anamnesa :
 Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang telinga·
 Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif :
 Ekstra oral : tidak ada kelainan
 intra oral :
Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan
o Pulpa terbuka bisa juga tidak
o Sondase (+)
o Khlor ethil (+)
o Perkusi bisa (+) bisa (-)
3. Pulpitis hiperplastik kronis

Definisi
Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu
- inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas yang kadang-
kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah
yang berlangsung lama.

Histopatologi
Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium skuamasi yang
bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium skuamasi
yang bertingkat-tingkat/berstrata daripada polip pulpa gigi permanen. Epithelium semacam
itu dapat berasal dari gingival atau dari selepithelial mukosa atau lidah yang baru saja
mengalami deskuamasi.
Jaringan didalam kamar pulpa sering berubah menjadi granulasi, yang menonjol dari
pulpa masuk ke dalam lesi karies.
Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskuler, muda dan berisi neutrofil PMF,
limfosit, dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat
ditemukan pada lapisan epithelial

Sebab-sebab
- Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebabnya.
- Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka,
pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis.
- Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bacterial sering
mengadakan stimulus.

Gejala-gejala
Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecualiselama mastikasi, bila tekanan
bolus makanan menyebabkan rasa tidak menyenangkan

Diagnosis
Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda. Penampilan
jaringan polipoid secara klinis adalah khas :
 suatu massa pulpa yang kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian besar kamar
pulpa atau kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi.
 Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan normal daripada jaringan pulpa normal
dan lebih sensitif daripada jaringan gingival.
 Pemotongan jaringan ini tidak menyebabkan rasa sakit.
 Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman pembuluh darah yang subur.
 Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas atau gigi, maka akan terlihat seolah-
olah jaringan gusi tumbuh di dalam kavitas.
Tidak begitu sukar untuk mendiagnosi pulpitis hiperplastik kronis dengan hanya pemeriksaan
klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau kavitas gigi adalah khas dalam
penampilannya. Radiografi umumnya menunjukkan suatu kavitas besar yang terbuka dengan
pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah atau sama sekali tidak terhadap tes termal,
kecuali jika digunakan dingin yang ekstriem, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak
arus daripada gigi normal untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan tester
pulpa listrik.
4. Neksrosis pulpa

Definisi
- Nekrosis adalah matinya pulpa.
- Dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada apakah sebagian atau seluruhnya terlibat.
Nekrosis, meskipun suatu akibat inflamasi, dapat juga terjadi setelah injuri traumatik yang
pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.

Bakteriologi
Banyak bakteri telah diisolasi dari gigi dengan pulpa nekrotik. Pada persentase tinggi
kasus-kasus ini, saluran akar berisi suatu campuran floramikrobial, aerobik dan anaerobik.

Histopatologi
Jaringan pulpa nekrotik, debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam
kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal, atau menunjukkan sedikit inflamasi yang
dijumpai pada ligament periodontal.
Jenis
Nekrosis ada dua jenis umum :
- koagulan
Pada nekrosis koagulan, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi
bahan solid. caseation adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringan berubah menjadi
massa seperti keju terdiri terutama atas protein yangmengental, lemak dan air.
- Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa
yang melunak, suatu cairan, atau debris amorfus.

Penyebab
Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh injuri yang membahayakan pulpa seperti bakteri,
trauma dan iritasi kimiawi.

Gejala-gejala
Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit.
Sering,
- diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.
- Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkankarena translusensi normal
yang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabua-abuan atau
kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa
dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan hanya secara kebetulan, karena gigi
macam itu adalah asimptomatik, dan radiograf adalah nondiagnotik.
- Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya
serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya.
Diagnosis
Radiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan besar, suatu jalan terbuka ke
saluran akar, dan suatu penebalan ligament periodontal.Beberapa gigi tidak mempunyai
kavitas ataupu tumpatan, dan pulpanya mati sebagaiakibat trauma. Sedikit pasien mempunyai
riwayat rasa sakit parah yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti oleh
penghentian seluruh rasa sakit yangterjadi. Selama waktu ini, ³pulpa sudah hampir tamat
riwayatnya´ dan memberi pasien perasaan seolah-olah aman dan sehat. Pada kasus lain,
pasien tidak sadar bahwa pulpa telah mati secara perlahan-lahan dan diam-diam, tanpa
gejala. Gigidengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap dingin, tes pulpa listrik atau
teskavitas. Namun demikian pada kasus yang jarang terjadi, timbul suatu reaksi minimal
terhadap arus maksimum tester pulpa listrik bila arus listrik dikondusi melalui uaplembab
yang terdapat dalam saluran akar setelah pencairan nekrose ke jaringan vitaltetangganya.
Pada pasien lain, beberapa serabut saraf apical terus bertahan dan bereaksi dengan cara yang
sama. Serabut saraf tahan terhadap perubahan inflamasi.Suatu korelasi tes dingin dan tes
listrik dan suatu riwayat rasa sakit, bersama dengan pemeriksaan klinis yang cermat, harus
menentukan suatu diagnosis yang tepat.
5. Gangren pulpa

Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagaisistem
pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang
rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa
yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-selsebagian besar pulpa yang masih
hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu
penghancuran struktur gigi (email, dentindan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-
organisme) dalam dental plak.
Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat faktor yang salingtumpang
tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan
permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang
mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubangdangkal, tidak lebih dari 1mm.
selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan
rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang
manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut
menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang
lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh
darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies
berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan
terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna
kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk
akibat dari proses pembusukan dari toksin kuman.

Gejala klinik
Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam
keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna kecoklatan
atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga gigi non vital dimana pada gigi
tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau dingin) dan
pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan rasa sakit
apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas
dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih
vital.

Diagnosis dan differential diagnosis


Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan intraoral).
Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :
- Karies profunda (+)-
- Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali ke
dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.-
- Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat,diketuk-ketuk
kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit.-
- Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalusentuhkan pada gigi
yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien.-
- Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga
rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.
PERIODONTITIS

LBM 6 BLOK 13

PERIODONTITIS

Definisi :
Periodontitis adalah seperangkat peradangan penyakit yang mempengaruhi periodontium - yaitu,
jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi . Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari
tulang alveolar di sekitar gigi, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan melonggarnya dan
kemudian kehilangan gigi .

Merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva, ligamen
periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi. Inflamasi berasal dari
gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akan menginvasi struktur di
bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradangan berlanjut dan merusak
tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut.
Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasi gingiva, pembentukan poket
periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau
seluruh gigi.

Periodontitis adalah penyakit atau peradangan pada periodontium (jaringan penyangga gigi /
periodontal), merupakan keradangan berlanjut akibat gingivitis yang tidak dirawat.

Etio :
Periodontitis disebabkan oleh mikroorganisme bahwa mematuhi dan tumbuh pada permukaan gigi,
bersama dengan terlalu agresif kekebalan respon terhadap mikroorganisme tersebut.

Etiologi Periodontitis Secara Umum


→ Terutama disebabkan oleh mikroorganisme dan produk-produknya yaitu: plak supra dan sub
gingiva.
→ Faktor sistemik juga dapat berpengaruh pada terjadinya periodontitis, meskipun tidak didahului
oleh proses imflamasi.
→ Tekanan oklusal yang berlebihan juga dapat memainkan peranan penting pada progresivitas
penyakit periodontitis dan terjadinya kerusakan tulang (contohnya: pada pemakaian alat ortodonsi
dengan tekanan yang berlebihan).

Pato :
Periodontitis dimulai dengan gingivitis dan bila kemungkinan terjadi proses inflamasi, maka pada
kebanyakan pasien tetapi tidak semua pasien inflamasi secara bertahap akan memasuki jaringan
periodontal yang lebih dalam. Bersama dengan proses inflamasi akan timbul potensi untuk
menstimulasi resorpsi jaringan periodontal dan pembentukan poket periodontal.
Dengan terbentuknya poket, penyakit inflamasi periodontal menjadi dengan sendirinya
mengekalkan faktor etiologi prinsipal, yaitu plak, yang pada saat ini terbentuk di dalam lingkungan
poket yang lehih anaerob, yang mendorong pertumbuhan organisme patologis periodontal dan lebih
sulit diakses untuk dibuang sendiri oleh pasien. Bila urutan kejadian ini bertahan dalam waktu yang
lama, infeksi kronis bisa menyebabkan kerusakan periodontium yang parah dan hilangnya gigi-gigi.
Penelitian terbaru menunjukan bahwa kemungkinan ada periode aktif resorpsi tulang dikuti dengan
waktu tidak aktif dimana ada poket periodontal tetapi tidak menyebabkan attachment loss lebih
lanjut.
Fak predispos :
Faktor predisposing atau faktor etiologi sekunder dari periodontitis dapat dihubungkan dengan
→ adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak,
→ kalkulus yang terdapat pada gingiva tepi dan yang over kontur,
→ impaksi makanan yang menyebabkan terjadinya kedalaman poket.

Klasifikasi :
Periodontitis kronis

Periodontitis agresif
Periodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemik
Necrotizing gingivitis ulseratif / periodontitis
Abses dari periodontium

Periodontitis kronis adalah umum penyakit dari rongga mulut yang terdiri dari kronis peradangan
dari jaringan periodontal yang disebabkan oleh akumulasi sebesar-besarnya jumlah plak gigi .
Signs and symptoms
Pada tahap awal, periodontitis kronis memiliki beberapa gejala dan banyak orang penyakit itu telah
berkembang secara signifikan sebelum mereka mencari pengobatan. Gejala dapat mencakup hal
berikut:
Kemerahan atau pendarahan dari gusi saat menyikat gigi , menggunakan benang gigi atau menggigit
makanan keras (apel misalnya) (meskipun hal ini dapat terjadi bahkan di gingivitis , di mana tidak ada
kerugian lampiran)
Gum pembengkakan yang berulang
Halitosis atau bau mulut, dan rasa logam terus-menerus dalam mulut
Resesi gingiva , sehingga gigi tampak memanjang. (Ini juga dapat disebabkan oleh berat atau
menyikat tangan dengan sikat gigi kaku.)
Deep saku antara gigi dan gusi ( saku adalah situs di mana lampiran telah secara bertahap
dihancurkan oleh kolagen-menghancurkan enzim, yang dikenal sebagai collagenases )
Loose gigi, pada tahap selanjutnya (meskipun hal ini mungkin terjadi karena lain alasan juga)
Gingiva peradangan dan kerusakan tulang sering menyakitkan. Kadang-kadang pasien menganggap
bahwa pendarahan tanpa rasa sakit setelah membersihkan gigi tidak signifikan, meskipun ini
mungkin merupakan gejala dari kemajuan periodontitis kronis pada pasien itu.
kalkulus Subgingival adalah menemukan sering.
Ada lambat untuk menilai moderat perkembangan penyakit tetapi pasien mungkin mengalami
periode perkembangan yang cepat ("ledakan kehancuran"). Periodontitis kronis dapat dikaitkan
dengan faktor-faktor predisposisi lokal (misalnya gigi-terkait atau iatrogenik faktor). Penyakit ini
dapat dimodifikasi oleh dan terkait dengan penyakit sistemik (misalnya diabetes mellitus , HIV
infeksi) ini juga dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor lain dari penyakit sistemik seperti merokok dan
emosional stres .
Mayor faktor risiko: bebas, kurangnya kesehatan mulut dengan plakat memadai biofilm kontrol.
Patologi
Periodontitis kronis diinisiasi oleh Gram-negatif -terkait mikroba gigi biofilm yang menimbulkan
suatu host respon, yang menghasilkan tulang dan kerusakan jaringan lunak. In response to
endotoxin derived from periodontal pathogens , several osteoclast -related mediators target the
destruction of alveolar bone and supporting connective tissue such as the periodontal ligament .
Menanggapi endotoksin yang berasal dari patogen periodontal , beberapa osteoclast terkait
mediator-target penghancuran tulang alveolar dan mendukung jaringan ikat seperti ligamentum
periodontal . Major drivers of this aggressive tissue destruction are matrix metalloproteinases
(MMPs), cathepsins , and other osteoclast-derived enzymes . Mayor driver ini kerusakan jaringan
yang agresif adalah matriks metalloproteinases (MMPs), cathepsins , dan lainnya berasal osteoclast-
enzim .
[ edit ] Microbiology [ sunting ] Mikrobiologi
There are two views of the microbiology of periodontitis: the specific plaque hypothesis and the non
specific plaque hypothesis. Ada dua pandangan mikrobiologi periodontitis: plak hipotesis spesifik
dan hipotesis plak non spesifik.
The disease is associated with a variable microbial pattern. [ 3 ] Penyakit ini dikaitkan dengan pola
mikroba variabel. [3]
Anaerobic species of bacteria Porphyromonas gingivalis , Bacteroides forsythus , Treponema
denticola , Prevotella intermedia , Fusobacterium nucleatum , Eubacterium species have all been
implicated in chronic periodontitis. [ 4 ] Anaerobik jenis bakteri Porphyromonas gingivalis , forsythus
Bacteroides , denticola Treponema , intermedia Prevotella , nucleatum Fusobacterium , Eubacterium
spesies semua telah terlibat dalam periodontitis kronis. [4]
Microaerophile bacteria Actinomyces actinomycetemcomitans , Campylobacter rectus , and
Eikenella corrodens also may play a role in chronic periodontitis. [ 5 ] Mikroaerofil bakteri
Actinomyces actinomycetemcomitans , rektus Campylobacter , dan corrodens Eikenella juga
mungkin memainkan peran dalam periodontitis kronis. [5]

Periodontitis agresif
1.Localized aggressive periodontitis (LAP) Localized agresif periodontitis (PAP)
2.Generalized aggressive periodontitis (GAP) Umum agresif periodontitis (GAP)
Periodontitis agresif jauh kurang umum daripada periodontitis kronis dan umumnya mempengaruhi
pasien yang lebih muda daripada bentuk kronis.
Bentuk-bentuk lokal dan umum tidak hanya berbeda dalam hal luas, mereka berbeda dalam etiologi
dan patogenesis.

Karakteristik
Berbeda dengan periodontitis kronis , fitur utama yang sama untuk kedua PAP dan GAP adalah
sebagai berikut: [4]
kecuali adanya penyakit periodontal , pasien dinyatakan sehat
cepat hilangnya lampiran dan tulang kehancuran
keluarga agregasi
Selain itu, periodontitis agresif sering muncul dengan fitur sekunder berikut: [4]
Jumlah deposito mikroba tidak konsisten dengan tingkat keparahan dari jaringan periodontal
kehancuran
proporsi tinggi actinomycetemcomitans Aggregatibacter , dan dalam beberapa kasus, dari
Porphyromonas gingivalis serta
fagosit kelainan
hyperresponsive makrofag fenotipe , termasuk peningkatan kadar prostaglandin E 2 (PGE 2) dan
interleukin 1β
perkembangan patogenesis mungkin membatasi diri
Localized vs bentuk umum periodontitis agresif
Konsensus 1999 Laporan diterbitkan oleh American Academy of Periodonti diizinkan pembagian
penyakit periodontal agresif ke dalam bentuk-bentuk lokal dan umum berdasarkan fitur cukup
spesifik secara individu, sebagai berikut: [4]
Localized aggressive periodontitis Localized periodontitis agresif
circumpubertal onset circumpubertal awal
robust serum antibody response to infective agents : the dominant serotype antibody is IgG2 [ 5 ]
kuat serum antibodi respon terhadap agen infektif : antibodi serotipe yang dominan adalah IgG2 [5]
localized first molar / incisor presentation lokal pertama molar / gigi seri presentasi
Generalized aggressive periodontitis Umum periodontitis agresif
biasanya mempengaruhi pasien di bawah usia 30 tahun
antibodi respon terhadap agen infeksi
episodic diucapkan sifat pemusnah periodontal
presentasi umum yang berdampak pada sedikitnya 3 gigi permanen selain geraham pertama dan gigi
seri
Keparahan kerusakan jaringan periodontal adalah subclassified dengan cara yang sama seperti
periodontitis kronis .
Pengobatan
Perawatan biasanya melibatkan terapi mekanik (non-bedah atau bedah debridemen) dalam
hubungannya dengan antibiotik .Beberapa studi menunjukkan bahwa jenis kasus merespon terbaik
untuk sebuah kombinasi debridement dan antibiotik. Terapi regeneratif dengan prosedur
penyambungan tulang sering dipilih dalam kasus-kasus ini disebabkan oleh morfologi yang
menguntungkan dari tulang yang cacat akibat penyakit tersebut.

Periodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemik a Paling tidak 16 penyakit sistemik telah
dikaitkan dengan periodontitis:
1.Terkait dengan gangguan hematologi :
1.Acquired neutropenia
2.Leukemia
2.Sehubungan dengan kelainan genetik
1.Kekeluargaan dan siklik neutropenia
2.Sindrom Down
3.Adhesi leukosit defisiensi gangguan
4.Sindrom Papillon-LeFevre
5.Chediak-Higashi syndrome
6.Sel Langerhans penyakit ( histiocytosis sindrom)
7.Penyakit penyimpanan glikogen
8.Kronis granulomatosa penyakit
9. Agranulositosis genetik infantil
10.Sindrom Cohen
11.Danlos sindrom Ehlers- (Jenis IV dan VIII)
12.Hypophosphatasia
13.Crohn's penyakit ( penyakit inflamasi usus )
14.indrom Marfan
Penyakit-penyakit sistemik yang berhubungan dengan penyakit periodontal karena mereka
umumnya memberikan kontribusi ke salah satu host penurunan resistensi terhadap infeksi atau
disfungsi dalam jaringan ikat dari gusi , meningkatkan kerentanan pasien terhadap kerusakan yang
disebabkan peradangan. [1]

Abses dari periodontium dilokalisasi akut infeksi bakteri [1] terutama diklasifikasikan berdasarkan
lokasi. [2]

Jenis
Ada empat jenis abses yang terkait dengan jaringan periodontal : [1]
1.gingival abscesses gingiva abses
2.periodontal abscesses periodontal abses
3.pericoronal abscesses pericoronal abses
4.gabungan periodontal / endodontik abses
Jenis keempat akan dibahas dalam artikel sendiri karena yang sering berbeda etiology .
abses Gingiva
Suatu abses dari jaringan periodontal disebut abses gingiva ketika lokal, bernanah infeksi hanya
melibatkan gusi jaringan lunak dekat gingiva marjinal atau papilla interdental . [1]
abses periodontal
Suatu abses dari jaringan periodontal disebut abses periodontal ketika lokal, infeksi bernanah
melibatkan dimensi yang lebih besar dari jaringan gusi, memperpanjang apically dan berdekatan
dengan saku periodontal . [1] semacam lesi dapat berkontribusi pada perusakan ligamentum
periodontal dan tulang alveolar . [2]
abses Pericoronal
Suatu abses dari jaringan periodontal disebut abses pericoronal ketika lokal, infeksi bernanah ada
dalam jaringan gusi yang mengelilingi mahkota dari sebagian atau seluruhnya meletus gigi. [1] ini
juga disebut sebagai pericoronitis.
presentasi Klinis
Ketiga jenis abses akan hadir sebagai merah , bengkak luka yang menyakitkan untuk disentuh . [1]
Mereka mungkin memiliki permukaan mengkilat perwakilan dari peregangan mukosa atas abses.
Nanah mungkin hadir.
Pengobatan
Pengobatan untuk salah satu lesi termasuk insisi dan drainase , dan mungkin inklusi dari antibiotik
rejimen. [1]

Gingivitis ulseratif nekrosis akut (ANUG) adalah sebuah sub-klasifikasi nekrotikans penyakit
periodontal, sebuah infeksi dari jaringan gusi . [1] ini menyajikan sebagai akut infeksi pada gingiva
tanpa keterlibatan jaringan lain yang periodontium . Jika infeksi telah berkembang lebih ke dalam
jaringan periodontal , adalah subclassified sebagai "periodontitis ulseratif nekrosis" (nup). [2] [3]
Etiologi
Necrotizing penyakit periodontal disebabkan oleh infeksi bakteri yang mencakup anaerob seperti P.
intermedia [3] dan Fusobacterium serta spirochetes , seperti Borrelia dan Treponema .
Pada awal 1990-an 1980-an, awalnya berpikir bahwa penyakit periodontal nekrotikans yang ketat
suatu sequela dari HIV , dan bahkan disebut-terkait HIV periodontitis. [5] Ini sekarang dipahami
bahwa kerjasama dengan HIV / AIDS ini disebabkan status kekebalan pasien tersebut, dan itu terjadi
dengan lebih tinggi prevalensi dalam kaitannya dengan penyakit lain di mana sistem kekebalan
tubuh terganggu. Necrotizing penyakit periodontal dikenal menyakiti. [2]
Tanda dan gejala
Klinis dari penyakit periodontal nekrotikans meliputi: [2]
nekrosis dan / atau ulserasi dari papila interdental ("menekan-out papila") [3] atau gingival margin
pseudomembranosa pembentukan
menyakitkan, merah gingiva marjinal yang berdarah pada manipulasi lembut
halitosis
Bersamaan faktor termasuk berat merokok dan gizi buruk , [2] terutama bagi mereka penyajian
dengan periodontitis ulseratif nekrosis. [3]
Pengobatan
Perawatan termasuk irigasi dan debridemen daerah nekrotik (bidang mati dan / atau mati gusi
jaringan), kesehatan mulut instruksi dan penggunaan bilasan mulut dan obat nyeri . Sebagai penyakit
ini sering dikaitkan dengan masalah medis sistemik, pengelolaan yang baik dari gangguan sistemik
yang sesuai. [2]
Prognosis
Diobati, infeksi dapat mengakibatkan kerusakan yang cepat dari periodontium dan dapat menyebar,
sebagai nekrotikans stomatitis atau Noma, ke jaringan tetangga di pipi, bibir atau tulang rahang.
Seperti yang dinyatakan, kondisi dapat terjadi dan sangat berbahaya pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah . ni pengembangan menjadi Noma mungkin pada individu yang rentan
kurang gizi, dengan cacat parah mungkin.

Perawatan :

Perawatan periodontitis dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu:


Fase I : fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang
mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif
dan prostetik. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase I :
1.Memberi pendidikan pada pasien tentang kontrol plak.
2.Scaling dan root planing
3.Perawatan karies dan lesi endodontik
4.Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over hanging
5.Penyesuaian oklusal (occlusal ajustment)
6.Splinting temporer pada gigi yang goyah
7.Perawatan ortodontik
8.Analisis diet dan evaluasinya
9.Reevaluasi status periodontal setelah perawatan tersebut diatas
Fase II : fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap deformitas anatomikal seperti poket
periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang sebagai suatu hasil dari
penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal.
Berikut ini adalah bebertapa prosedur yang dilakukun pada fase ini:
1.Bedah periodontal, untuk mengeliminasi poket dengan cara antara lain: kuretase gingiva,
gingivektomi, prosedur bedah flap periodontal, rekonturing tulang (bedah tulang) dan prosedur
regenerasi periodontal (bone and tissue graft)
2.Penyesuaian oklusi
3.Pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal untuk gigi yang hilang

Fase III: fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit
periodontal. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini:
1.Riwayat medis dan riwayat gigi pasien
2.Reevalusi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan mencatat scor plak, ada tidaknya inflamasi
gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi
3.Melekukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan tulang alveolar tiap 3
atau 4 tahun sekali
4.Scalling dan polishing tiap 6 bulan seksli, tergantung dari evektivitas kontrol plak pasien dan pada
kecenderungan pembentukan kalkulus
5.Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies

Sign & Symptom :

Penampakan luar sangat bervariasi tergantung dari lamanya waktu terjadinya penyakit dan respons
dari jaringan itu sendiri.
→ Warna gingiva bervariasi dari merah sampai merah kebiruan.
→ Konsistensinya dari odem sampai fibrotik.
→ Teksturnya tidak stippling,
→ konturnya pada gingiva tepi membulat dan pada interdental gingiva mendatar.
→ Ukurannya rata-rata membesar, junctional epithelium berjarak 3-4 mm kearah apikal dari CEJ. →
Tendensi perdarahan banyak,
→ pada permukaan gigi biasanya terdapat kalkulus diikuti dengan adanya eksudat purulen dan
terdapat poket periodontal yang lebih dari 2mm, terjadi mobilitas gigi.

Pemeriksaan :
→ Probing
→ Foto Rontgen
→ INspeksi

Pencegahan :

Pencegahan penyakit periodontal antara lain dengan cara :


1.Menyikat gigi setiap habis makan dengan pasta gigi yang mengandung fluoride
2.Membersihkan sela-sela antara gigi dengan dental floss, dental floss ini gunanya untuk
mengangkat sisa makanan yang terdapat di leher gigi dan di bawah gusi
3.Saat ini sudah banyak di produksi "dental water jet" yang terbukti lebih efektif menghilangkan
perdarahan gusi di bandingkan dental floss
4.Makanan bergizi yang seimbang
5.Mengunjungi dokter gigi secara teratur untuk dilakukan pemeriksaan rutin dan cleaning

Prognosis :
Dokter gigi dan gigi mengukur hygienists penyakit periodontal menggunakan perangkat yang disebut
probe periodontal . Ini adalah tongkat "tipis mengukur" yang lembut ditempatkan ke dalam ruang
antara gusi dan gigi, dan menyelipkan di bawah garis-gusi.
Jika ujung dapat slip lebih dari 3 milimeter di bawah garis-gusi, pasien dikatakan memiliki saku
gingiva jika tidak ada migrasi lampiran epitel telah terjadi atau saku periodontal jika migrasi apikal
telah terjadi.
Hal ini agak keliru, karena setiap kedalaman dalam esensi saku, yang pada gilirannya ditentukan oleh
kedalaman, yaitu, saku 2 mm atau saku 6 mm. Namun, secara umum diterima bahwa saku adalah
diri-cleansable (di rumah, oleh pasien, dengan sikat gigi) jika mereka 3 mm atau kurang secara
mendalam. Hal ini penting karena jika ada saku yang lebih dari 3 mm di sekitar gigi, perawatan di
rumah tidak akan cukup untuk membersihkan saku, dan perawatan profesional harus dicari.
Ketika kedalaman saku mencapai 6 dan 7 mm di kedalaman, instrumen tangan dan cavitrons
digunakan oleh profesional gigi tidak dapat mencapai cukup mendalam ke dalam saku untuk
membersihkan plak microbic yang menyebabkan inflamasi gingiva.
Dalam situasi tulang atau gusi sekitar gigi yang harus diubah atau pembedahan akan selalu memiliki
peradangan yang kemungkinan akan menyebabkan hilangnya tulang di sekitar gigi yang lebih
banyak. Cara tambahan untuk menghentikan peradangan akan bagi pasien untuk menerima
antibiotik subgingival (seperti minocycline ) atau mengalami beberapa bentuk operasi gingiva untuk
mengakses kedalaman kantong dan mungkin bahkan mengubah kedalaman saku sehingga mereka
menjadi 3 mm atau kurang secara mendalam dan dapat sekali lagi akan dibersihkan oleh pasien di
rumah dengan sikat gigi nya.
Jika seorang pasien memiliki 7 mm atau lebih dalam saku sekitar gigi mereka, maka mereka
cenderung akan resiko kerugian akhirnya gigi selama bertahun-tahun.Jika kondisi periodontal tidak
diidentifikasi dan pasien tetap tidak menyadari sifat progresif dari penyakit ini kemudian, tahun
kemudian, mereka mungkin akan terkejut bahwa sebagian gigi berangsur-angsur akan menjadi
longgar dan mungkin perlu digali, kadang-kadang karena infeksi yang parah atau bahkan nyeri.
What Is Periodontitis? What Causes Periodontitis?
Wednesday 29 February 2012 - 12am PST

Dentistry

email

Editors' Choice

Add your rating

Current ratings for:


What Is Periodontitis? What Causes Periodontitis?

Health Professionals:

Public / Patient:

Periodontitis means "inflammation around the tooth" - it is a serious gum infection that damages
the soft tissue and bone that supports the tooth. All periodontal diseases, including periodontitis,
are infections which affect the periodontium. The periodontium are the tissues around a tooth,
tissues that support the tooth. With periodontitis, the alveolar bone around the teeth is slowly and
progressively lost. Microorganisms, such as bacteria, stick to the surface of the tooth and multiply -
an overactive immune system reacts with inflammation.

Untreated periodontitis will eventually result in tooth loss, and may increase the risk of stroke, heart
attack and other health problems. Bacterial plaque, a sticky, colorless membrane that develops over
the surface of teeth, is the most common cause of periodontal disease.

In dentistry, periodontics deals with the prevention, diagnosis and treatment of diseases involving
the gums and structures which support teeth. There are eight dental specialties, of which
periodontics is one. If you want dental implants, you see a periodontist.

In most cases, periodontitis is preventable. It is usually caused by poor dental hygiene.

According to Medilexicon's medical dictionary, Periodontitis is:


1. Inflammation of the periodontium.

2. A chronic inflammatory disease of the periodontium occurring in response to bacterial plaque on


the adjacent teeth; characterized by gingivitis, destruction of the alveolar bone and periodontal
ligament, apical migration of the epithelial attachment resulting in the formation of periodontal
pockets, and ultimately loosening and exfoliation of the teeth.

What is the difference between periodontitis and gingivitis?


Gingivitis occurs before periodontitis. Gingivitis usually refers to gum inflammation while
periodontitis refers to gum disease and the destruction of tissue and/or bone. Initially, with
gingivitis, bacteria plaque accumulates on the surface of the tooth, causing the gums to go red and
inflamed; teeth may bleed when brushing them. Even though the gums are irritated and
bothersome, the teeth are not loose. There is no irreversible damage to bone or surrounding tissue.

Untreated gingivitis can progress to periodontitis. With periodontitis, the gum and bone pulls away
from the teeth, forming large pockets. Debris collects in the spaces between the gums and teeth,
and infect the area. The patient's immune system attacks bacteria as the plaque spreads below the
gum line. Bone and connective tissue that hold the tooth start to break down - this is caused by
toxins produced by the bacteria. Teeth become loose and can fall out.

Put simply, Periodontitis involves irreversible changes to the supporting structures of the teeth,
while gingivitis does not.

What are the signs and symptoms of periodontitis


A symptom is something we feel and describe to the doctor, while a sign is something others,
including the doctor can see. For example, pain is a symptom while redness or inflammation is a
sign.

Periodontitis signs and symptoms can include:

 Inflamed (swollen) gums, gum swelling recurs


 Gums are bright red, sometimes purple
 Gums hurt when touched
 Gums recede, making teeth look longer
 Extra spaces appear between the teeth
 Pus may appear between the teeth and gums
 Bleeding when brushing teeth
 Bleeding when flossing
 Metallic taste in the mouth
 Halitosis (bad breath)
 Loose teeth
 The patient's "bite" feels different because the teeth do not fit the same

What are the causes of periodontitis?

 Dental plaque forms on teeth - this is a pale-yellow biofilm that develops naturally on teeth.
If is formed by bacteria that try to attach themselves to the tooth's smooth surface.
 Brushing teeth gets rid of plaque, but it soon builds up; within a day or so.
 If it is not removed, within two or three days it hardens into tartar. Tartar is much harder to
remove than plaque. Another name for tartar is calculus. Getting rid of tartar requires a
professional - you cannot do it yourself.
 Plaque can gradually and progressively damage teeth and surrounding tissue. At first, the
patient may develop gingivitis - inflammation of the gum around the base of the teeth.
 Persistent gingivitis can result in pockets developing between the teeth and gums. These
pockets fill up with bacteria.
 Bacterial toxins and our immune system's response to infection start destroying the bone
and connective tissue that hold teeth in place. Eventually the teeth start becoming loose,
and can even fall out.

What are the risk factors for periodontitis?


A risk factor is something that increases the risk of developing a condition or disease. For example,
obesity is a risk factor for diabetes type 2 - this means that obese people have a higher chance of
developing diabetes. The following risk factors are linked to a higher risk of periodontitis:

 Smoking - regular smokers are much more likely to develop gum problems. Smoking also
undermines the efficacy of treatments.
 Hormonal changes in females - puberty, pregnancy, and the menopause are moments in life
when a female's hormones undergo changes. Such changes raise the risk of developing gum
diseases.
 Diabetes - patients who live with diabetes have a much higher incidence of gum disease
than other individuals of the same age
 AIDS - people with AIDS have more gum diseases
 Cancer - cancer, and some cancer treatments can make gum diseases more of a problem
 Some drugs - some medications that reduce saliva are linked to gum disease risk.
 Genetics - some people are more genetically susceptible to gum diseases

Diagnosing periodontitis
A qualified dentist should find it fairly straightforward to diagnose periodontitis. The dentist will ask
the patient questions regarding symptoms and carry out an examination of his/her mouth.

The dentist will examine the patient's mouth using a periodontal probe - a thin, silver stick-like
object with a bend at one end. The probe is inserted next to the tooth, under the gum line. If the
tooth is healthy, the probe should not slide far below the gum line. In cases of periodontitis, the
probe will reach deeper under the gum line.
Two types of periodontal probes. 1. Michigan O Probe (left). 2. Naber's Probe (right)

The dentist may order an X-ray to see what condition the jaw bone and teeth are in.

What are the treatment options for periodontitis?


The main aim of the periodontist, dentist or dental hygienist, when treating periodontitis, is to clean
out bacteria from the pockets around the teeth and prevent further destruction of bone and tissue.

For best treatment results, the patient must maintain good oral hygiene and care. This involves
brushing teeth at least twice a day and flossing once per day. If there is enough space between the
teeth, an interdental brush (Proxi-brush) is recommended. Soft-picks can be used when the space
between the teeth is smaller. Patients with arthritis, and others with dexterity problems may find
that using an electric toothbrush is better for a thorough clean.

It is important that the patient understands that periodontitis is a chronic (long-term) inflammatory
disease - this means oral hygiene must be maintained for life. This will also involve regular visits to a
dentist or dental hygienist.

Initial treatment

It is important to remove plaque and calculus (tartar) to restore periodontal health.

The healthcare professional will use clean (non-surgically) below the gumline. This procedure is
called scaling and debridement. Sometimes an ultrasonic device may be used. In the past Root
Planing was used (the cemental layer was removed, as well as calculus).
Medications

 Prescription antimicrobial mouthrinse - for example chlorhexidine. It controls bacteria when


treating gum disease, as well as after surgery. Patients use it like they would a regular
mouthwash.
 Antiseptic "chip" - this is a small piece of gelatin which is filled with chlorhexidine. It controls
bacteria and reduces periodontal pocket size. This medication is placed in the pockets after
root planing. The medication is slowly resealed over time.
 Antibiotic gel - a gel that contains doxycycline, an antibiotic. This medication controls
bacteria and shrinks periodontal pockets. It is placed in the pockets after scaling and root
planing. It is a slow-release medication.
 Antibiotic microspheres - miniscule particles containing minocycline, an antibiotic. Also used
to control bacteria and reduce periodontal pocket size. They are placed into pockets after
scaling and root planing. A slow-release medication.
 Enzyme suppressant - keeps destructive enzymes in check with a low-dose of doxycycline.
Some enzymes can break down gum tissue, this medication holds back the body's enzyme
response. Taken orally as a pill, and is used with scaling and root planing.
 Oral antibiotics - either in capsule or tablet form and are taken orally. They are used short-
term for the treatment of acute or locally persistent periodontal infection.

Advanced periodontitis

If good oral hygiene and non-surgical treatments are not enough, the following surgical
interventions may be required:

 Flap surgery - the healthcare professional performs flap surgery to remove calculus in deep
pockets, or to reduce the pocket so that keeping it clean is easier. The gums are lifted back
and the tarter is removed. The gums are then sutured back into place so they fit closely to
the tooth. After surgery, the gums will heal and high tightly around the tooth. In some cases
the teeth may eventually seem longer than they used to.
 Bone and tissue grafts - this procedure helps regenerate bone or gum tissue that has been
destroyed. With bone grafting, new natural or synthetic bone is placed where bone was lost,
promoting bone growth.

In a procedure called guided tissue regeneration, a small piece of mesh-like material is


inseted between the gum tissue and bone. This stops the gum from growing into bone
space, giving the bone and connective tissue a chance to regrow.

The dentist may also use special proteins (growth factors) that help the body regrow bone
naturally.

The dental professional may suggest a soft tissue graft - tissue taken from another part of
the mouth, or synthetic material is used to cover exposed tooth roots.

Experts say it is not possible to predict how successful these procedures are - each case is different.
Treatment results also depend on how advanced the disease is, how well the patient adheres to a
good oral hygiene program, as well as other factors, such as smoking status.
What are the complications of periodontitis?
The most common complication from periodontitis is the loss of teeth. However, patients with
periodontitis are also at a higher risk of having respiratory problems, stroke, coronary artery disease,
and low birth weight babies.

Pregnant women with bacterial infections that cause moderate-to-severe periodontal disease have a
higher risk of having a premature baby.

Periodontitis can make it harder for patients with diabetes to control blood sugar.

Vous aimerez peut-être aussi