Vous êtes sur la page 1sur 22

Spinal Cord injury

IGD RSSA
2018
Spinal Column

Spinal Trauma - 2
Spinal Cord

Spinal Trauma - 3
Perhatian
Curiga Spinal cord injury ;
– Pasien trauma yang tidak sadar
– Korban selamat dari kecelakaan dengan kecepatan tinggi
– Adanya trauma lain yang terkait:
a. trauma kepala atau wajah: 4-20% nya terkait dengan
trauma cervical
b. kontusio scapula : menunjukkan flexion-rotation thoracic
spine
c. seat belt injuries : terkait dengan thoracic dan lumbar
injury
d. trauma pada kaki/pergelangan kaki akibat jatuh dari
ketinggian: terkait dengan kompresi pada lumbar spine.
Tanda spinal cord injury
• Tanda vital : syok neurogenik (hipotensi dengan
bradikardi)
• Pada inspeksi;
a. pernafasan diafragma.
b. flexi lengan atas menunjukkan adanya kecurigaan
cervical cord injury.
c. fasikulasi otot spontan.
d. priapismus.
Pada pemeriksaan:
• pola miotomik pada hilangnya kekuatan .
• pola dermatom pada hilangnya sensorik.
• lesi total spinal cord : hilangnya kekuatan
motorik dan sensasi secara total distal dari lesi
Sacral sparing :
 Sensasi perianal yang utuh
 Tonus Sphincter rectal yang utuh
 Gerakan fleksi ringan dari jari kaki
 Adanya refleks bulbocavernosus .
Lesi parsial spinal cord diklasifikasikan ;
1. Central Cord Syndrome
• Hilangnya kekuatan motorik yang lebih besar dari upper
limb dibandingkan dengan lower limb.
• Terdapat beberapa derajat hilangnya sensor
• Jaras yang mengkontrol fungsi BAB serta fungsi kemih
terletak sentral dan sering terpengaruh, walaupun
biasanya terdapat ‘sacral sparing’
• Mekanisme : hiperekstensi, contoh : secara khas pada
keadaan jatuh kedepan pada bagian muka yang terjadi
pada lansia
2. Brown Sequard syndrome
• Paralisis motorik ipsilateral.
• Hilangnya positioning sensation dan vibrasi ipsilateral.
• Hilangnya sensasi nyeri dan temperatur kontralateral .
• Mekanisme : trauma tajam/penetrasi atau fraktur lateral
dari vertebra yang berakibat pada hemiseksi spinal cord
3. Anterior Cord Syndrome
 Paraplegi
 Hilangnya sensori disosiatif : hilangnya sensasi
nyeri dan temperature, namun tetap terdapat
sensasi posisi/vibrasi (kolumna posterior).
 Mekanisme : cervical flexion injury yang
menyebabkan kontusio korda atau gangguan
arteri spinalis anterior, contoh pada komplikasi
injury pada aorta descenden
• Penderita dengan nyeri leher atau wajah, sakit kepala
dan gangguan neurologi lain setelah trauma secara tiba
– tiba  Pertimbangkan diagnosis traumatic carotid atau
vertebral artery dissection.
• Misal : setelah terjadi flexi-extension injury typical dari
KLL.
• Kelainan neurologi dapat ditemukan pada pemeriksaan
awal, atau berkembang beberapa jam kemudian.
PENILAIAN AWAL KRITERIA KLINIS CEDERA TULANG BELAKANG

NEGATIF
Mekanisme POSITIF
Trauma

Mekanisme yang Positif:


· Tabrakan kendaraan bermotor
TIDAK TENTU
dengan kecepatan tinggi
· Jatuh dari ketinggian > 3x tinggi
penderita
· Beban sumbu
· Kecelakaan menyelam
Lakukan Stabilisasi · Luka tembus di dekat atau pada
Manual sampai tulang belakang
Pemeriksaan · Cedera olah raga pada kepala
selesai atau leher
· Penderita Trauma yang tidak
sadar

Nyeri Tulang Belakang? Ya

Tidak

Penderita yang dapat


dipercaya: Pemeriksaan Sensoris dan Motoris Abnormal
· Tenang
· Kooperatif
· Tidak mabuk
· Sadar Normal
· Tanpa cedera lain

Ya Penderita dapat dipercaya? Tidak

Penderita yang tak dapat


dipercaya:
· Reaksi Stres Akut
Cedera Tulang Belakang y · Cedera Kepala/Otak
Cedera Tulang Belakang Å
BUKAN INDIKASI SMR · Perubahan Status
Kesadaran
· Intoksikasi Obat/Alkohol
· Ada cedera lain

Pembatas Gerak Tulang


Catatan: Bila ada keraguan Belakang
 Bila CT scan kepala normal. Diagnosa membutuhkan
Doppler ultrasonography dan MRI-A
Mekanisme Cedera
 Penetrating injury
 Trauma tumpul
 Kerusakan primer vascular
pada spinal cord, contoh
kompresi oleh hematoma
ekstradural.
Tatalaksana
• Tujuan : mencegah secondary Insult.
• Airway + C spine control.
• Breathing ; beri O2 + Cari tanda respiratory failure.
• Circulation ;
– hindari pemberian cairan berlebihan karena dapat
menyebabkan edema paru
– pasang kateter urin untuk monitor output urin.
– untuk syok neurogenik, pertimbangkan vasopressor jika tensi
tidak meningkat setelah fluid challenge
• Catat adanya defisit neurologik
Neutral Alignment
 Always monitor airway and breathing

16 Spinal Trauma -
Pertimbangkan Metilprednisolon :
– Indikasi :
• injury spinal cord non-penetrating
• dalam 8 jam post injury
– Dosis : 30 mg/kg selama 15 menit diikuti dengan 5,4
mg/kg/jam. Untuk pasien dlm 3 jam post injury lanjut via
infus 24 jam, 3 – 8 jam lanjut sampai 48 jam.
– Kontraindikasi :
• Anak < 13 tahun
• Kehamilan
• Trauma ringan terbatas pada cauda equina/nerve roots
• Adanya trauma abdomen
• Kondisi lain yang mengancam nyawa
Pemeriksaan Radiologi
• C-spine X ray
• X ray thorakal dan lumbal : posisi AP/lateral
• CT scan diindikasikan jika,
– gambaran C-spine bagian bawah tidak
didapatkan pada X ray
– kecurigaan abnormalitas yang terlihat pada X
ray
• MRI :memberikan data yang paling akurat adanya
defisit neurologi
Disposisi
 Bedah Orthopedi atau
 Bedah Saraf.

Vous aimerez peut-être aussi