Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Jam Kerja pada Pegawai Kantor di Rumah Sakit Grandmed
Berdasarkan hasil yang didapat peneliti diketahui bahwa jam kerja pada
pegawai di rumah sakit Grandmed lubuk pakam pegawai jam kerja tidak beresiko
sebesar 20,0% dan pegawai yang jam kerja beresiko sebesar 80,0% (tabel 4.1).
Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilaksanakan siang
perencanaan pekerjaan belum dibuat dengan teliti, tidak ada yang dapat dijadikan
panduan untuk menentukan bahwa usaha yang dijalankan adalah selaras dengan
hendak dibuat, sesorang itu dapat menghemat waktu dan kerjanya (Su’ud, 2012).
panggilan telepon yang dibuat ataupun dijawab, proyek yang penting atau
mendesak yang belum disentuh dan masih banyak lagi pekerjaan-pekerjaan yang
menyiapkannya. Bagi seseorang adalah perlu ada dokumen waktunya dan tahu ke
merancang dan mengawasi waktu adalah dasar pengurukuran waktu yang efektif
47
48
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa hasil yang didapat melalui
pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden bahwasanya pegawai kantor
cenderung memiliki jam kerja beresiko, dan tidak sesuai dengan peraturan jam
kerja yang telah dibuat oleh AOA karena keluhan mata timbul setelah penggunaan
Berdasarkan hasil yang didapat peneliti diketahui bahwa paparan sinar dari
komputer pada pegawai di rumah sakit Grandmed lubuk pakam pegawai yang
memenuhi syarat sebesar 38,0% dan pegawai yang tidak memenuhi syarat sebesar
62,0% (tabel 4.2). Monitor dengan istilah lain sering disebut juga dengan (video
Display Terminal), merupakan sakah satu bagian yang terpenting dari suatu unit
komputer. Monitor merupakan output yang paling sering dipandang saat kita
mengoperasikan komputer.
Adapun fungsi monitor adalah untuk memperagakan data atau proses yang
terjadi di CPU (Central Processing Unit) secara Visual. Proses yang terjadi dalam
CPU dikonfersikan oleh suatu Adapter Video atau Video board dari data
berbentuk digital menjadi sinyal yang akan disalurkan melalui kabel penghubung
ke monitor (Fauzia,2014).
fisik untuk keselamatan kerja. Untuk dapat melihat dengan baik dan teliti
kerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa
upaya-upaya yang tidak perlu (sum’mar 2009). Penerangan yang baik dan diatur
secara baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
sring kita temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu
agar tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang dikerjakan
(Tarwaka, 2011).
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa cahaya yang diterima oleh
pegawai tidak memenuhi syarat diakibatkan cahaya yang diterima pegawai terlalu
melebihi kapasitas, ataupun melebihi dari jumlah yang ditetapkan oleh ILO yaitu
300 lux.
Computer Vision Syndrome pada pegawai di rumah sakit Grandmed lubuk pakam
pegawai yang terjadi Computer Vision Syndrome sebesar 54,0% dan pegawai
yang tidak terjadi Computer Vision Syndrome 46,0 % (tabel 4.3). American
masalah mata majemuk yang berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat yang dialami
pemakaian komputer atau Video Display Terminal (VDT ). Kelainan ini berupa
50
sekumpulan gejala atau sindroma baik yang berhubungan dengan mata atau tidak,
setelah bekerja didepan komputer. Secara awam dapat dikatakan ada 3 mekanisme
penelitian dan studi yang dilakukan didapatkan bahwa penyebab Computer Vision
Syndrome belum ditemukan secara pasti. Menurut Su’ud (2012) Computer Vision
Computer vision syndrome tidak hanya ditegakan satu atau dua keluhan
tegang, mata lelah, mata terasa sakit, mata berair, sakit kepala, sakit pada leher
dan pungggung.
seperti penglihatan menjadi kabur saat melihat jarak jauh. gejala ini akan semakin
penempatan meja kerja yang tidak sesuai dan gangguan refraksi yang tidak
terkoreksi dengan baik dalam Akabinu dan Marshalla (2014) dalam Azkadina
(2012).
yang memiliki gejala yang sama dengan Computer Vision Syndrome harus
51
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa berdasarkan hasil yang didapat
peneliti melalui pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden , dan pegawai
5.4. Hubungan Jam Kerja dengan Computer Vision Syndrome pada Pegawai
Kantor di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2018
Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara jam kerja dengan kejadian
Computer Vision Syndrome pada pegawai kantor di Rumah sakit Grand Medistra
Menurut asumsi peneliti apabila jam kerja lebih dari 4 jam dan tidak sesuai
dengan yang telah ditetapkan oleh AOA, maka semakin besar pula kemungkinan
terjadi kejadian Computer Vision Syndrome. Namun apabila jam kerja sudah
bahwa ada faktor lain yang dapat menyebabkan Computer Vision Syndrome pada
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desy
dengan kejadian kelelahan mata pada Manajemen kantor Rumah Sakit Umum
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amira
Azkadina (2012), diperoleh hasil bahwa adanya hubungan lama bekerja dengan
kontak langsung dengan monitor, dan juga pengaturan jam kerja yang baik pada
pekerja.
Hasil analisis data secara statistik dengan menggunakan uji Chi Square
menunjukkan bahwa ada hubungan antara jam kerja dengan kejadian Computer
Vision Syndrome pada pegawai kantor di Rumah sakit Grandmed Lubuk Pakam,
besar pula terjadi kejadian Computer Vision Syndrome. Namun apabila jam kerja
dipastikan bahwa ada faktor lain yang dapat menyebabkan Computer Vision
Syndrome pada pegawai, seperti Faktor Jam Kerja komputer dan masa kerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amira
Azkadina (2012), diperoleh hasil bahwa adanya hubungan sinar komputer dengan
kontak langsung dengan monitor, dan juga pengaturan jam kerja yang baik pada
pekerja.