Vous êtes sur la page 1sur 30

DAFTAR PUSTAKA

Accreditation Commission for Midwifery Education. (2015). Accreditation


Commission for Midwifery Education. Viewed November 2015.
<http://www.midwife.org/Program-Accreditation>

Agustin M. (2014). How to Learn Effectively in Medical School: Test Yourself,


Learn Actively, and Repeat in Intervals. Yale J Biol Med, v.87 (2).
pp. 207-212

Ament L. (2007). Professional Issues in midwifery. Sudbury: Jones and Bartlett


Publisher

American College of Nurse-Midwives. (2015). Continuing Competency


Assessment. Viewed November 2015.
<http://www.midwife.org/Continuing-Competency-Assessment>

American Midwifery Certification Board. (2015). Information for Candidates of


National Certification Examination in Nurse-Midwifery and
Midwifery. Viewed November 2015.
<http//www.amcbmidwife.org>

Anderson I, Meliala A, Marzoeki P, Pambudi E. (2014). The Production.


Distribution and Performance of Physicians, Nurses and Midwives
in Indonesia: an update. Washington: World Bank Group

Ani K. (2013). Correlation of Accreditation of Diploma III Midwifery Institution


with Result Rating of Try Out Competencies in July 2013 Periode.
Jurnal Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia., vol 2, no
2, pp. 44-49

Azwar. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Tanggerang:


Bina Rupa Aksara

BANPT. (2016). Status Akreditasi Pendidikan Kebidanan di Kota Padang.


Viewed November 2016. <http://ban-pt.kemdiknas.go.id/hasil-
pencarian.php>

BAN-PT. (2018). Direktori Pencarian Prodi. Viewed 17 Juli 2018.


<https://banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi>
BPPSDMK. (2014). Peran Institusi Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas
Lulusan yang Kompeten melalui Uji Kompetensi. Pusat
Standarisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM
Kesehatan

Cooper S, et al. (2010). Managing the deferioratimg patient in a stimulated


environment: nursing student’s knowledge, skill and situation
awarnes. J clin Nurs

Dikti. (2015). Grafik Jumlah Program Studi. Viewed: 20 November 2015.


<http://forlap.dikti.go.id/>

Dikti. (2018). Pengumuman Hasil Uji Kompetensi Nasional Diii Kebidanan


Periode Maret 2018. Viewed Juli 2018.
<http://ukbidan.ristekdikti.go.id/berita/78-PENGUMUMAN-
HASIL-UJI-KOMPETENSI-NASIONAL-DIII-KEBIDANAN-
PERIODE-MARET-2018>

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali


Press

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.


Jakarta: Rajawali Press

Fransisca H. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Nilai Uji


Kompetensi Program Diploma Tiga Kebidanan Tahun 2013.
Thesis. Indonesia University. Indonesia

Gunawan I. (2015). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara
Hayati S. 2003. Analisis hubungan akreditasi dengan mutu lulusan program
diploma iii pendidikan tenaga kesehatan di Propinsi DKI Jakarta
tahun 2002. Jakarta:Universitas Indonesia

HPEQ. (2015). Implementation Completion and Results Report on a Loan to the


Republic of Indonesia for a Health Professional Education Quality
Project (HPEQ). East Asia and Pacific Region: HPEQ

IDI. (2013). Petunjuk Teknis Uji Kompetensi Khusus Retaker. Viewed Juli 2018.
<http://www.idionline.org/berita-lengkap/petunjuk-teknis-uji-
kompetensi-retaker-khusus/>
Indra PP. (2013). Analisis Keterkaitan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kelulusan Uji Kompetensi Dokter Gigi Indonesia. Thesis.
Indonesia University. Indonesia

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. (2016). Lampiran


PeraturanMenteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa Bidang Kesehatan:
Panduan Pelaksanaan Uji Kompetensi bagi Mahasiswa Bidan
Kesehatan.

Kendaripost. (2017). ‘Ribuan Bidan Belum Lulus Uji Kompetensi’.


Kendaripost.com. 18 December

Lambert W, Schuwirth T, Cees P, Van DV. (2011). Programmatic Assessment:


From Assessment of Learning to Assessment for Learning. Medical
Teacher, 33. pp.478-485

Lincoln YS, Guba. (1985). Natural Inquiry. Newbury Park CA. Sage Publication

LAMPTKes. (2016). Status Akreditasi. Viewed November 2016.


<http://dev.lamptkes.org/akreditasi/pencarian>

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia. (2018).


Akreditasi Institusi Pendidikan Kebidanan di Indonesia. Viewed
17 Juli 2018. <http://lamptkes.org/akreditasi/pencarian/all>

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2015.


Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 306/M/Kp/IV/2015 tentang panitia Uji
Kompetensi Nasional Program Diploma III Kebidanan, Program
Diploma III Keperawatan dan Program Profesi NERS Tahun
2015. Dokumentasi dan Informasi Hukum, Bagian Hukum, Biro
Hukum dan Humas

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2015.


Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 307/M/Kp/IV/2015 tentang Satuan
Biaya Penyelenggaraan Uji Kompetensi Nasional Program
Diploma III Kebidanan, Program Diploma III Keperawatan dan
Program Profesi NERS Tahun 2015. Dokumentasi dan Informasi
Hukum, Bagian Hukum, Biro Hukum dan Humas

Midwifery council of New Zealand. National Midwifery Examinations. Viewed


November 2015. <www.midwiferycouncil.health.nz>

Moleong L. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: ROSDA

Nursing and Midwifery Board of Australia. (2010). Eligble midwife registration


standard. Viewed Maret 2016. <www.nursingmidwiferyboard.gov.au>

Nursing and Midwifery Council. (2008). Registering as a nurse or midwife in the


United Kingdom for applicant from countries outside the European
Economic Area. London

Poerwandari EK. (2007). pendekatan Kualitatif untuk Perilaku Manusia. ed 3.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi Bidan di
Indonesia.

Rachmad SB. (2017). Workshop: Prinsip Penanganan Retaker High-Stake Exam.


Bandung: Tim Pengembangan Program Retaker AIPKI

Ristedikti. (2015). Panduan Pelaksanaan Uji Kompetensi bagi Mahasiswa


Program Diploma III Kebidanan, Diploma III Keperawatan dan
Profesi Ners periode September tahun 2015. Panitia Uji
Kompetensi Nasional

Ristedikti. (2016). Implementasi Uji Kompetensi Nasional bidang Kesehatan


sebagai Langkah Konkrit Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
Kesehatan. Viewed Juli 2018.
<https://ristekdikti.go.id/implementasi-uji-kompetensi-nasional-
bidang-kesehatan-sebagai-langkah-konkrit-penjaminan-mutu-
pendidikan-tinggi-kesehatan/>

Ristedikti. (2018). Data Statistis Tingkat Kelulusan Uji Kompetensi Bidan.


Viewed Juli 2018.
<http://ukbidan.ristekdikti.go.id/pages/statistik_lulus>

Riyanti. (2017). Seminar Nasional dan Lokakarya Uji Kompetensi Tenaga


Kesehatan. Bandung: Universitas Padjadjaran
Satori, D dan Komariah, A. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung
:Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta

Tayler R. (1947). Basic Principles of Curriculum and Instruction. America

Tony B. (2014). Buku Pintar Mind Map Untuk Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama

Uganda Nurses And Midwives Examinations Board. (2013). Rules For The
Conduct And Supervision Of Nursing And Midwifery Examinations
In Uganda. Viewed November 2015. <http://unmeb.go.ug>

Van DV, Schuwirth, Driessen EW, Dijkstra J, Tigelaar D, Baartman LKJ et al.
(2012). A Model for Programmatic Assessment fit for Purpose.
Medical Teacher, 34. pp 205-214
LAMPIRAN
Lampiran 1

Karakteristik Informan

Karakteristik informan wawancara mengenai persiapan uji kompetensi

bidan di Indonesia adalah sebagai berikut :

Kode Jabatan Pendidikan


IF Terakhir
IF1 Pemberi Kebijakan dan Pihak Monev (Monitoring
Evaluasi)
IF 1a kasubdit kompetensi lulusan di direktorat S2 Pendidikan
penjaminan Mutu Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia
IF 1b Ketua Divisi Uji Kompetensi MTKI S3 Sains
IF 1c Kepala bidang fasilitasi akreditasi dan S2 Pendidikan
pengendalian mutu pendidikan
IF 1d Staff pusat peningkatan mutu PPSDM S2 Pendidikan
Kementerian Kesehatan
IF 1e Sekretaris AIPKIND Korwil Padang S2 Kebidanan
IF 1f Ketua IBI Provinsi Sumatera Barat S2 Kesehatan
(Perwakilan) Masyarajat
IF 1g Ketua IBI Kota Padang D4 Kebidanan
IF2 Panitia Penyelenggara dan Perwakilan Institusi Pendidikan
IF 2a Dosen, Pengawas Pusat, Administrasi, S1 Kebidanan
Pengawas Lokal
IF 2b Dosen, Pengawas Lokal D4 Kebidanan
IF 2c Dosen, Anggota AIPKIND, Pengawas S2 Kebidanan
Pusat
IF 2d Dosen, Pengawas Lokal S2 Kesehatan
Masyarakat
IF 2e Dosen, Pengawas Lokal, PJL, D4 Kebidanan
Administraasi
IF3 Calon Peserta Ujian
IF 3a Mahasiswa (calon peserta) D3 Kebidanan
IF 3b Mahasiswa (calon peserta) D3 Kebidanan
IF 3c Mahasiswa (calon peserta) D3 Kebidanan
IF 3d Mahasiswa (calon peserta) D3 Kebidanan
IF 3e Mahasiswa (calon peserta) D3 Kebidanan
Lampiran 2

SNOWBALL SAMPLING

Informan

Mahasiswa AIPKIND PPSDM IBI


Padang Padang

M2 M4
M1 M3 M5
Kepala Bidang IBI
Fasilitas Akreditasi Provinsi
dan Pengendalian Sumatera
Mutu PPSDM Barat
Kemenkes

Institusi Pendidikan MTKI


Kebidanan

Pusat Peningkatan
Mutu PPSDM
Kemenkes
Adm PL
PJL PP

KEMENRISTEDIKTI

Keterangan:

= Informan yang dirasa sesuai kriteria penelitian


= Merekomendasikan
= Saling Merekomendasikan
Lampiran 3

Catatan Lapangan : No. 12

Observasi/ Wawancara : Observasi berperanserta

Waktu : Tanggal : 13 Januari 2017

Pukul : 10:00 WIB

Disusun pukul : 19:30 WIB

Tempat : Ruang Briefing Akbid M

Subjek Penelitian : Pengawas Pusat, Pengawas Lokal, PJL dan

Administrasi

Judul : Briefing Try Out Uji Kompetensi

Gambaran diri subjek :

Subjek adalah perempuan berjilbab dan memakai baju seragam AIPKIND

Rekonstruksi dialog :

Sketsa Ruang Briefing

kursi

kursi
kursi
kursi

meja

LCD dan Laptop

Pintu Pengamat Pintu

Layar
Saya tiba dilokasi pukul 07:00 WIB karena sesuai rencana briefing akan dimulai

pukul 08:00 WIB. Briefing tertunda karena ada kendala delayed penerbangan dari

Jakarta ke Lampung sehingga Pengawas Pusat tiba di lokasi pukul 10:00 WIB.

Pukul 10.00 WIB briefing antara PP, PL dan PJL dimulai di ruang briefing.

Briefing segera dimulai dengan diawali salam dan perkenalan oleh pengawas

pusat yang pada saat itu berasal dari Bandung. Pengawas pusat menanyakan

perihal pengalaman menjadi petugas uji kompetensi sebelumnya dan segera

melanjutkan dengan pemaparan isi briefing dalam bentuk power point. PP

kemudian menjelaskan tentang gambaran umum dan petunjuk try out uji

kompetensi yang terdiri dari petunjuk pelaksanaan pembagian kartu peserta ujian,

waktu pelaksanaan ujian, tempat pelaksanaan ujian, tata tertib pelaksana an ujian,

apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama ujian dan pengumuman hasil

ujian.

Briefing di lanjutkan dengan pembagian tugas mengawas pada pengawas lokal

karena ruangan yang dipakai ada dua yaitu satu ruang aula dan satu ruang kelas

dengan kapasitas untuk 20 peserta ujian. PP mengatakan, “kalau disini ada

ruangan satu ya? Jadi Ibu Y di ruangan dan yang lainnya di aula. Bu R ruang 1, bu

N ruang 2, bu F ruang 3, ruang 4 bu Nn dan ruang 5 bu Rt sama ruang 6 bu Y”

sambil membagikan nomor peserta ujian dan atribut kelengkapan lainnya.

Kemudian dilanjutkan ke pengisian daftar hadir peserta briefing dan dilanjutkan

pengisian serta penandatanganan Pakta Integritas Penyelenggaraan.

PP menjelaskan kembali tata cara pembagian kartu peserta ujian kepada peserta,

“Pembagian kartu ujian akan dilaksanakan sekarang. Mekanismenya nanti

mahasiswanya kita bagi menurut ibu-ibu dan nanti mahasiswa yang datang ke Ibu.
Mereka harus menunjukkan KTP, SIM, passport atau Kartu Mahasiswa juga

boleh. Peserta nanti menandatangi kartu peserta dengan ballpoint dan mengenai

foto peserta”.

Briefing selesai dalam 60 menit dan segera berpindah ruangan ke aula untuk

melanjutkan ke pembagian kartu peserta ke peserta ujian.

Catatan tentang peristiwa khusus:

Tidak ada

Perilaku Pengamat:

Pengamat berperilaku sebagai pengamat berperan serta secara penuh. Pengamat

berusaha mencatat dan melaporkan apa adanya sesuai dengan apa yang pengamat

lihat dan pengamat dengar dan rasakan. Pengamat berusaha membuang sejauh

mungkin segala penilaian yang bersifat subjektif dari diri pengamat.

Refleksi mengenai analisis:

(Lihat: Analisis di Lapangan untuk Catatan Lapangan 12)

Refleksi mengenai metode:

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan/ observasi

berperan serta secara penuh. Triangulasi belum dilakukan.

Refleksi mengenai dilema etik dan konflik:

Dalam pengamatan ini pengamat harus membuat catatan apa adanya, sehingga ada

potensi konflik atau dilema etik antara peneliti dengan pihak tertentu.
Refleksi mengenai kerangka berfikir peneliti:

Meskipun seorang peneliti kualitatif tidak boleh membawa pemikirannya ke

dalam penelitian, namun itu tidak mungkin pengamat kesampingkan sepenuhnya.

Asumsi pengamat semula bahwa adanya persiapan yang baik dan komunikasi

serta kerja sama yang baik dan terarah antar panitia akan menghasilkan sebuah

persiapan yang baik, nampaknya ada benarnya meskipun pengamat tahu bahwa

simpulan sementara ini mungkin dipengaruhi asumsi yang telah ada sebelumnya.

Klarifikasi:

Dalam pengamatan ini peneliti memberikan refleksi analisis bahwa pengawas

pusat yang mampu memberikan arahan dan briefing yang terarah dan membentuk

komunikasi yang baik baik kepada pengawas lokal maupun pihak institusi yaitu

administrasi dan PJL akan menghasilkan suatu persiapan yang terarah dan sesuai

tujuan yang ada. Temuan ini harus dicek lagi secara triangulasi sehingga dapat

diketahui apakah hal tersebut benar menjadi suatu permasalahan. Dari hasil

wawancara diharapkan hal ini bisa terungkap.


Lampiran 4

Analisis di Lapangan untuk Catatan Lapangan 12

A. Unitizing, Coding, dan Categorizing


No Unit/ Incident (x) Kode Kategori (y) Memo (rule) &
& No Keterkaitannya
1 Pukul 10.00 WIB briefing O/IFO1/U Teknik 1- X cara Y
antara PP, PL dan PJL dimulai CL12
di ruang briefing. Briefing
segera dimulai dengan diawali
salam dan perkenalan oleh
pengawas pusat yang pada saat
itu berasal dari Bandung
2 Pengawas pusat menanyakan O/IFO1/U SDM 2 – X karakter Y
perihal pengalaman menjadi CL12
petugas uji kompetensi
sebelumnya.
3 dan segera melanjutkan dengan O/IFO1/U Teknik 1 – X bagian Y
pemaparan isi briefing dalam CL12
bentuk power point
4 PP kemudian menjelaskan O/IFO1/U Materi 3 – X bagian Y
tentang gambaran umum dan CL12
petunjuk try out uji kompetensi
5 yang terdiri dari petunjuk O/IFO1/U Tahap 4 – X bagian Y
pelaksanaan pembagian kartu CL12
peserta ujian, waktu
pelaksanaan ujian, tempat
pelaksanaan ujian, tata tertib
pelaksana an ujian, apa yang
boleh dan tidak boleh
dilakukan selama ujian dan
pengumuman hasil ujian.
6 Briefing di lanjutkan dengan O/IFO1/U Teknik 1- X cara Y terkait
pembagian tugas mengawas CL12 dengan Kategori1
pada pengawas lokal karena dan 4 -CL12
ruangan yang dipakai ada dua
yaitu satu ruang aula dan satu
ruang kelas dengan kapasitas
untuk 20 peserta ujian
7 PP mengatakan, “kalau disini O/IFO1/U Atribut X bagian Y
ada ruangan satu ya? Jadi Ibu Syarat 5 –
Y di ruangan dan yang lainnya CL12
di aula. Bu R ruang 1, bu N
ruang 2, bu F ruang 3, ruang 4
bu Nn dan ruang 5 bu Rt sama
ruang 6 bu Y”
8 sambil membagikan nomor O/IFO1/U kartu ujian6– X bagian Y
peserta ujian dan atribut CL 12
kelengkapan lainnya.
9 Kemudian dilanjutkan ke O/IFO1/U Teknik 1 – X cara Y
pengisian daftar hadir peserta CL 12
briefing dan dilanjutkan
pengisian serta
penandatanganan Pakta
Integritas Penyelenggaraan
10 PP menjelaskan kembali tata O/IFO1/U Teknik 1- X cara Y terkait
cara pembagian kartu peserta CL12 dengan Kategori1
ujian kepada peserta, dan 4-CL12
“Pembagian kartu ujian akan
dilaksanakan sekarang.
Mekanismenya nanti
mahasiswanya kita bagi
menurut ibu-ibu dan nanti
mahasiswa yang datang ke Ibu.
11 Mereka harus menunjukkan O/IFO1/U kartu ujian 6 X cara Y
KTP, SIM, passport atau Kartu – CL 12
Mahasiswa juga boleh. Peserta
nanti menandatangi kartu
peserta dengan ballpoint dan
mengenai foto peserta”.

B. Developmental History
Dari unitizing, coding, dan categorizing terhadap Catatan Lapangan 2 .
Terungkap bahwa :
1. Prosedur cara persiapan satu hari sebelum pelaksanaan uji coba (try
out) nasional uji kompetensi bidan adalah pelaksanaan briefing antara
Pengawas Pusat, Pengawas Lokal dan Panitia Lokal (unit 1). Tahapan
briefing adalah pembukaan dan salam oleh Pengawas Pusat (unit 1),
memaparkan isi briefing (unit 3), pembagian tugas untuk Pengawas
Lokal (unit 6), mengisi daftar hadir dan penandatangan pakta integritas
penyelenggaraan oleh Pengawas Pusat, Pengawas Lokal dan Panitia
Lokal (unit 9)
2. Materi Briefing yang disampaikan berupa gambaran umum dan
petunjuk try out uji kompetensi bidan (unit 4) yang terdiri dari
petunjuk pelaksanaan pembagian kartu peserta ujian, waktu
pelaksanaan ujian, tempat pelaksanaan ujian, tata tertib pelaksana an
ujian, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama ujian dan
pengumuman hasil ujian (unit 5)
3. Salah satu persyaratan TUK adalah mempunyai ruangan briefing dan
ruang ujian (unit 7)
4. Persyaratan bagi peserta ujian saat pelaksanaan try out adalah mereka
harus menunjukkan kartu identitas, menandatangi kartu peserta ujian
sambil mengenai foto peserta (unit 8) (unit 11)
5. Salah syarat pengawas lokal adalah pengalaman mengawas (unit 2)
atau sudah mendapatkan pengetahuan tentang cara mengawas try out
sebelumnya.
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA

Catatan Lapangan : No.6


Observasi/Wawancara : Wawancara
Kode Partisipan : IF 1e
Waktu : Tanggal : 04 Oktober 2016
Pukul : 10:00 – 10:30 WIB
Disusun pukul : 20:00 WIB
Tempat : R.Dosen Kebidanan
Subjek Penelitian : Sekretaris AIPKIND Korwil Padang

Gambaran diri subjek :


Informan seorang perempuan, tinggi badan sedang dan berjilbab. Informan
memberikan kesan ramah dan tegas
Rekonstruksi dialog :
Satu minggu sebelumnya saya sudah menyerahkan surat penelitian yang ditujukan
kepada ketua AIPKIND Korwil Padang. Kemudian setelah membaca surat
permohonan izin penelitian dan membaca proposal tesis saya serta mendengarkan
penjelasan saya secara langsung tentang tujuan dan latar belakang dari penelitian,
ketua AIPKIND Korwil padang memberikan izin dan mengarahkan saya untuk
menemui sekretaris AIPKIND Padang untuk wawancara.

Setelah mendapat persetujuan dari Sekretari AIPKIND korwin padang untuk


wawancara, kemudian kami mendiskusikan waktu dan tempat wawancara yang
akan dikonfirmasikan lagi via telpon atau sms.

Pada tanggal 4 oktober pukul 09:45 WIB saya datang ke kampus Stikes
mercubaktijaya Padang dan menemui informan di ruang kerjanya bersama teman
saya yang saat itu bertugas sebagai asisten saya untuk wawancara.

Pukul 10:00 WIB wawancara saya mulai

A : Bagaimana peran AIPKIND korwil padang terhadap uji


kompetensi bidan di Indonesia?

B : peran AIPKIND terhadap uji kompetensi, untuk korwil. Bahwa


untuk uji kompetensi kalau di korwil, perannya itu hanya untuk
koordinasi menyiapkan TUK (Tempat Uji Kompetensi),
menyiapkan PJL (Penanggung Jawab Lokasi), pengawas lokal dan
usulan PP.

Jadi korwil itu, dia meminta usulan ini diminta kesediaannya ke


institusi yang bersedia menjadi TUK kemudian langsung dengan
siapa penanggung jawabnya. PL juga diminta kepada institusi
berdasarkan rasio peserta dari institusi itu yaitu 1 banding 25, jadi
kalau ada pesertanya 100 berarti ibu akan minta usulan pengawas
lokalnya 4, itu contohnya. Kemudian masing-masing institusi juga
ibu minta siapa yang diusulkan untuk menjadi pengawas pusat
sesuai dengan kriteria dan syarat-syaratnya. Nah syarat itu harus
pernah mengikuti pelatihan item development, item review. Item
development tuh Teknik pembuatan soal uji kompetensi dan item
review adalah bagaimana kita mereview soal-soal yang telah
diajukan.

A : Pelatihan tersebut harus berbarengan atau pisah bu?

B : bisa pisah, dan syaratnya harus S2 ini

A : S2 apa saja bu?

B : S2 Kesehatan

untuk syarat detilnya bisa dilihat di web aipkind kemudian webnya


ukom bidan. Di web ukom bidan itu ada pendaftaran menjadi calon
pengawas pusat nah ada syaratnya disitu dan untuk syarat calon
penulis soal. untuk yang calon penulis soal itu di web
kemenrestdikti

A : Dimana saja lokasi ujian di kota padang?

B : stikes mercu, alifah, baiturrahma, di akbid sumbar lubuk alung, di


poltekes kemenkes bukittinggi dan padang, prima nusantara dan
fort de kork.

Sebenarnya ada di tempat lain tergantung kapasitas dan jumlah


peserta yang akan diujikan pada saat itu jadi Ibu nanti
menghitungnya berdasarkan kapasitas dari yang dimiliki oleh
institusi. Kapasitasi itu adalah kapasitas berapa yang sanggup
institusi menampung peserta untuk ujian disitu. Kayak kita di
mercu kemaren bisa sanggup 239 yang lain mungkin sanggupnya
150 tergantung ruangan yang mereka punya. Syarat syarat nya ada
di web ukom

A : Bagaimana dengan pengawas lokal ukom?

B : Jumlah 1454 orang di bagi banding 25 jadi 59 pengawas lokas


(sumatera barat)

A : Bagaimana peran Aipkin korwil padang terhadap try out?

B : aipkind melakukan workshop dan mengundang dosen-dosen untuk


membuat soal kemudian untuk mereview soal kemudian itulah
yang di ujikan di try outkan dan di lihat reabilitas dan validitasnya
dan kemudian hasilnya itulah yang ada yang dipakai soal uji
kompetensi bidan.

A : berarti setelah dilakukan reabilitas dan validitas, kemana soal itu


disserahkan?

B : setelah itu masuk Bank Soal

A : Bagaimana dengan kendala dalam melaksanakan peran dari


Aipkind korwil padang?

B : Sepanjang dari korwil bisa berkoordinasi, tidak ada masalah

A : Bagaimana kontribusi aipkind korwil terhadap pembuatan soal?

B : paling kontribusi korwil, kalau ada institusi yang mau


menyumbangkan soalnya dikirim ke jakarta

A : ada waktu tertentunya bu?

B : tidak, tidak ada waktu tertentu “paling ketika aipkind pusat


menginformasikan untuk menyumbangkan soal baru dikumpulkan
A : Bagaimana peran dari pelaksanaan Try Out?

B : untuk mencari kualitas soal yang baik

A : Bagaimana pengorganisasian ukom?

B : kalau untuk ukom, pengorganisasiannya di bentuk di pusat di


bawah kemenrestedikti namanya panitia nasional

A : Bagaimana pendapat ibu tentang kebijakan Uji Kompetensi Bidan


di Indonesia?”

B : Kalau ibu setuju, kalau untuk peningkatan kualitas mutu bidan,


setuju ibu diadakan uji kompetensi bidan itu supaya bisa
distandarkan

A : Bagaimana dampak ukom terhadap institusi pendidikan, adakah


dampaknya bu?

B : Iyalah, dampaknya, sekarang ini penilaian kualitas institusi itu kan


bukan hanya dari akreditasi tapi dilihat juga dari berapa persentasi
jumlah mahasiswa yang lulus. Itu di borang akreditasi juga diminta
itu jadi sebagai institusi sendiri harus siap dia harus back up diri
dengan item development utnuk semua dosennya. Untuk soal item
development itu selalu digunakan didalam pembelajarannya
didalam uts juga uas nya untuk mengenalkan soal-soal itu ke
mahasiswa

A : Bagaimana harapan ibu untuk Uji Kompetensi Bidan?

B : kualitasnya semakin ditingkatkan kualitas soalnya kemudian juga


manajemen soal nya sesuai lah dengan perundang undangan atau
apa yang berlaku. Karena kalau dilihat dari undang-undang kan
memang ada yang senjang bahwa uji kompetensi itu dilaksanakan
oleh institusi yang terakreditasi sementara pelaksanaannya
sekarang itu kan di bawah kemenristedikti dan di laksanakan oleh
panitianya. Mungkin ini bisa Rahma tanyakan nanti ke
kemenristedikti
Setelah dirasa data yang didapatkan cukup dari hasil wawancara, saya memohon
izin pamit dengan sebelumnya meminta maaf sudah menyita waktu informan dan
berterima kasih. Informan dan saya kemudian membuat janji untuk dapat
menghubungi lagi apabila ada data yang dikira kurang atau ada hal yang akan
ditanyakan kembali beserta dokumen yang dijanjikan informan sebelumnya
(informan mengatakan memiliki printan pedoman uji kompetensi bidan dan mau
meminjamkannya kepada saya).

Catatan tentang peristiwa khusus:


Tidak ada
Perilaku Pengamat:
Pengamat berusaha menciptakan suasana yang memungkinkan informan untuk
leluasa menjawab pertanyaan tanpa terbebani dan merasa terpaksa. Pengamat
berusaha memposisikan diri betul-betul menjadi pengamat
Tanggapan Pengamat:
Refleksi mengenai analisis:
(Lihat: Analisis di Lapangan untuk Catatan Lapangan 6)
Refleksi mengenai metode:
Metode yang digunakan adalah wawancara “semi structured” . Hal- hal penting
dicatat dan direkam menggunakan recorder dan kemudian disusun menjadi catatan
lapangan
Refleksi mengenai dilema etik dan konflik:
Tidak ada
Refleksi mengenai kerangka berfikir peneliti:
Asumsi pengamat sebelumnya tentang kebijakan, persiapan dana, persiapan
sarana dan prasarana dan soal ada benarnya, tetapi tentang permasalahan siswa
retaker memang kurang terbayangkan sebelumnya
Klarifikasi
Hal-hal yang hanya terungkap dari wawancara ini baru didapatkan dari satu
sumber, dari satu metode dan satu periode waktu. Untuk keabsahannya, perlu
dilakukan cek lagi melaui sumber lain, metode lain atau periode waktu yang lain.
Analisis di Lapangan untuk Catatan Lapangan 6

A. Unitizing, Coding, dan Categorizing


No Unit/ Incident (x) Kode Kategori (y) Memo (rule) &
& No Keterkaitannya
1 peran AIPKIND terhadap uji W/IF1e/K Tahap1 – X bagian Y
kompetensi, untuk korwil. CL6
Bahwa untuk uji kompetensi
kalau di korwil, perannya itu
hanya untuk koordinasi
menyiapkan TUK (Tempat Uji
Kompetensi), menyiapkan PJL
(Penanggung Jawab Lokasi),
pengawas lokal dan usulan PP
2 Jadi korwil itu, dia meminta W/IF1e/K Teknik X cara Y
usulan ini diminta Persiapan 2 –
kesediaannya ke institusi yang CL6
bersedia menjadi TUK
kemudian langsung dengan
siapa penanggung jawabnya.
PL juga diminta kepada
institusi berdasarkan rasio
peserta dari institusi itu yaitu 1
banding 25, jadi kalau ada
pesertanya 100 berarti ibu akan
minta usulan pengawas
lokalnya 4, itu contohnya.
3 masing-masing institusi juga W/IF1e/K Teknik X cara Y
ibu minta siapa yang diusulkan Persiapan 2 –
untuk menjadi pengawas pusat CL6
sesuai dengan kriteria dan
syarat-syaratnya. Nah syarat itu
harus pernah mengikuti
pelatihan item development,
item review. Item development
tuh Teknik pembuatan soal uji
kompetensi dan item review
adalah bagaimana kita
mereview soal-soal yang telah
diajukan.

4 untuk syarat detilnya bisa W/IF1e/K Teknik X tempat Y


dilihat di web aipkind Persiapan 2 –
kemudian webnya ukom bidan. CL6
Di web ukom bidan itu ada
pendaftaran menjadi calon
pengawas pusat nah ada
syaratnya disitu dan untuk
syarat calon penulis soal
5 Kemudian saya menanyakan W/IF1e/K Sarana dan X tempat Y
tentang lokasi ujian di Prasarana 3-
sumatera barat dan dijawab CL6

stikes mercu, alifah,


baiturrahmah, di akbid sumbar
lubuk alung, di poltekes
kemenkes bukittinggi dan
padang, prima nusantara dan
fort de kork.
Sebenarnya ada di tempat lain
tergantung kapasitas dan
jumlah peserta yang akan
diujikan pada saat itu jadi Ibu
nanti menghitungnya
berdasarkan kapasitas dari
yang dimiliki oleh institusi.
Kapasitasi itu adalah kapasitas
berapa yang sanggup institusi
menampung peserta untuk
ujian disitu. Kayak kita di
mercu kemaren bisa sanggup
239 yang lain mungkin
sanggupnya 150 tergantung
ruangan yang mereka punya.
Syarat syarat nya ada di web
ukom
6 Jumlah 1454 orang di bagi W/IF1e/K Teknik X bagian Y
banding 25 jadi 59 pengawas Persiapan 2 –
lokal (sumatera barat) CL6
7 aipkind melakukan workshop W/IF1e/K Persiapan X cara Y
dan mengundang dosen-dosen Soal 4 –CL6
untuk membuat soal kemudian
untuk mereview soal kemudian
itulah yang di ujikan di try
outkan dan di lihat reabilitas
dan validitasnya dan kemudian
hasilnya itulah yang ada yang
dipakai soal uji kompetensi
bidan
8 Tidak ada kendala berarti W/IF1e/K Teknik X karakter Y
dalam melaksanakan perannya Persiapan 2 –
di uji kompetensi bidan. CL6
Sepanjang dari korwil bisa
berkoordinasi, tidak ada
masalah
9 Kontribusi korwil dalam soal W/IF1e/K Persiapan X karakter Y
adalah kalau ada institusi yang Soal 4 –CL6
mau menyumbangkan soalnya
dikirim ke Jakarta.

Saat ditanya apakah ada waktu


tertentu untuk mengumpulkan
soal, informan menjawab
bahwa tidak, tidak ada waktu
tertentu, paling ketika aipkind
pusat menginformasikan untuk
menyumbangkan soal baru
dikumpulkan
10 Saat ditanyakan tentang peran W/IF1e/K Persiapan X bagian Y
dari Try Out, Informan Soal 4 –CL6
menjawab :
“untuk mencari kualitas soal
yang baik”
11 “Bagaimana pengorganisasian W/IF1e/K Persiapan X bagian Y
ukom?” SDM 5- CL6 Terkait dengan
“kalau untuk ukom, kategori 2-CL6
pengorganisasiannya di bentuk
di pusat di bawah
kemenrestedikti namanya
panitia nasional”
12 “Bagaimana pendapat ibu W/IF1e/K UKOM 4 – X alasan Y
tentang kebijakan Uji CL6
Kompetensi Bidan di
Indonesia?”
“Kalau ibu setuju, kalau untuk
peningkatan kualitas mutu
bidan, setuju ibu diadakan uji
kompetensi bidan itu supaya
bisa distandarkan”
13 “Bagaimana dampak ukom W/IF1e/K UKOM 4 – X sebab Y
terhadap institusi pendidikan, CL6
adakah dampaknya bu?”
“Iyalah, dampaknya, sekarang
ini penilaian kualitas institusi
itu kan bukan hanya dari
akreditasi tapi dilihat juga dari
berapa persentasi jumlah
mahasiswa yang lulus. Itu di
borang akreditasi juga diminta
itu jadi sebagai institusi sendiri
harus siap dia harus back up
diri dengan item development
untuk semua dosennya”
14 “Untuk soal item development W/IF1e/K Pengenalan X cara Y
itu selalu digunakan didalam Soal 4- CL6
pembelajarannya didalam uts
juga uas nya untuk
mengenalkan soal-soal itu ke
mahasiswa”
15 “kualitasnya semakin W/IF1e/K Teknik X karakter Y
ditingkatkan kualitas soalnya Persiapan 4 –
kemudian juga manajemen soal CL6
nya sesuai lah dengan
perundang undangan atau apa
yang berlaku. Karena kalau
dilihat dari undang-undang kan
memang ada yang senjang
bahwa uji kompetensi itu
dilaksanakan oleh institusi
yang terakreditasi sementara
pelaksanaannya sekarang itu
kan di bawah kemenristedikti
dan di laksanakan oleh
panitianya”

B. Developmental History
Dari unitizing, coding, dan categorizing terhadap Catatan Lapangan 6.
Terungkap bahwa :
1. AIPKIND korwil Padang berperan untuk koordinasi dalam
menyiapkan Tempat Uji Kompetensi (TUK), Penanggung Jawab
Lokasi (PJL), pengawas local dan usulan PP (unit 1). Institusi yang
memenuhi syarat diminta kesediaan sebagai TUK berikut Penanggung
Jawabnya. Pengawas Lokal diminta berdasarkan dari rasio peserta
dengan perbandingan 1:25, jadi misal ada 100 peserta makan usulan
pengawas yang diminta adalah sebanyak 4 pengawas lokal (unit 2).
Contoh lainnya adalah seperti pada awal tahun 2016, jumlah peserta
adalah 1454 orang makan dengan perbandingan 1:25 dibutuhkan 59
pengawas lokal (unit 6). Pengawas pusat diusulkan oleh masing-
masing institusi dan criteria pengawas pusat harus sesuai dengan syarat
yang ada diantaranya pernah mengikuti pelatihan item development
(unit 3). Syarat-syarat tersebut dapat dilihat dan diakses secara lengkap
di web uji kompetensi bidan (unit 4).
2. Lokasi Ujian atau Tempat Uji Kompetensi juga harus memenuhi syarat
yang telah ditetapkan yang bisa dilihat pada web uji kompetensi (unit
4) (unit 5)
3. Salah satu bentuk persiapan soal yang dilakukan AIPKIND adalah
melakukan workshop dan mengundang dosen-dosen untuk mereview
soal yang kemudian akan di ujikan pada try out uji kompetensi bidan
untuk di uji nilai reabilitas dan validitasnya dan kemudian hasilnya itu
yang akan masuk Bank Soal yang kemudian di pakai sebagai soal uji
kompetensi bidan (unit 7). Try Out berperan untuk mencari kualitas
soal yang baik (unit 10). AIPKIND korwil akan mengumpulkan soal-
soal yang disetorkan oleh institusi-institusi kebidanan di wilayah itu
yang kemudian akan diserahkan ke AIPKIND pusat (unit 9).
4. Informan mengatakan AIPKIND korwil Padang sampai saat ini tidak
memiliki kendala dalam melaksanakan perannya selama korwil bisa
berkoordinasi dengan baik maka tidak akan timbul masalah (unit 8)
5. Pengorganisasian Uji Kompetensi Bidan di bentuk di pusat yaitu di
bawah kemenristedikti yang kemudian membentuk panitia nasional uji
kompetensi (unit 11)
6. Informan setuju dengan kebijakan dilaksanakannya uji kompetensi
bidan untuk meningkatkan kualitas mutu bidan dan kualitas lulusan
bidan bisa terstandarkan (unit 12)
7. Informan berpendapat bahwa Uji kompetensi bidan berdampak pada
Institusi karena penilaian kualitas institusi tidak hanya dari akreditasi
tapi juga dilihat dari jumlah mahasiswa yang lulus dari institusi
tersebut sehingga Institusi harus meningkatkan kualitas sistem
pendidikannya (unit 13)
8. Informan mengatakan pengenalan soal item development sudah
digunakan dalam pembelajaran, uts maupun uas di institusi tempat
informan bekerja (unit 14)
9. Saran informan terhadap uji kompetensi bidan di Indonesia adalah agar
kualitas semakin ditingkatkan. Salah satunya adalah kualitas soalnya
yang diharapkan manajemen soalnya sesuai dengan perundang-
undangan atau peraturan yang berlaku (unit 15)
Lampiran 5

FORMAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONCENT)

Jadwal Wawancara

1. Hari/ Tanggal :

2. Waktu Mulai dan Selesai :

Saya yang bertandatangan di bawah ini

1. Nama :

2. Usia :

3. Jabatan :

4. Mulai Jabatan :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Telp/ Hp :

Menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai informan penelitian yang

dilakukan oleh Rahmah Fitria, mahasiswa Program Pascasarjana S2 Kebidanan

Fakultus Kedokteran Universitas Andalas dengan judul :Analisis Sistem

Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidan secara Nasional.

---------------------,------------ 201….

( )
Lampiran 6
PENJELASAN WAWANCARA MENDALAM
(INDEPT INTERVIEW)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rahmah Fitria
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang

Dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi


Informan dalam penelitian “Persiapan Uji Kompetensi Bidan sebagai exit exam”
sebagai bagian tugas akhir program Pasca Sarjana Ilmu Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Kegiatan wawancaara ini bertujuan untuk memahami hal-hal yang terkait dengan
sistem uji kompetensi bidan yang berlangsung secara Nasional di Indonesia.
Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan saya jaga kerahasiaannya. Bapak/Ibu
berhak untuk tidak bersedia dalam kegiatan ini, jika selama wawancara ini
Bapak/Ibu merasa tidak nyaman maka Bapak/Ibu diperbolehkan untuk tidak
meneruskan partisipasi dalam wawancara ini.

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas kesediaan Bapak/Ibu, saya


mengucapkan terima kasih.

Padang, ……………201..
Hormat Saya,

Rahmah Fitria
Lampiran 7
PEDOMAN PERTANYAAN WAWANCARA MENDALAM

Persiapan Uji Kompetensi (Input)


1. Apakah Bapak/ Ibu mengetahui tentang kebijakan dalam pelaksanaan
Uji Kompetensi Bidan di Indonesia ?
(Probing: dasar hukum, sosialisasi, keterlibatan)
2. Bagaimana dengan sumber daya manusia yang terkait dalam persiapan
Uji Kompetensi Bidan?
(Probing: Tenaga, harapan, panitia pusat, panitia lokal, pengawas,
hambatan, cara mengatasi)
3. Bagaimana alokasi dana untuk pelaksanaan pelaksanaan Uji Kompetensi
Bidan?
(Probing: Sumber dana, alokasi dana, masalah, cara mengatasi)
4. Bagaimana metode yang digunakan dalam input pelaksanaan Uji
Kompetensi Bidan?
(Probing: metode, masalah, cara mengatasi)
5. Menurut Anda, bagaimana sarana dan prasarana yang ada saat ini untuk
mendukung pelaksanaan Uji Kompetensi Bidan di Indonesia khususnya
di kota Padang?
(Probing : sarana prasarana, masalah, cara mengatasi)
Lampiran 8

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI NASIONAL PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


TINJAUAN 1
NO AREA KOMPETENSI BIDAN SOAL (%)
1

Vous aimerez peut-être aussi