Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
NAMA : SITI ANGGRAINI SYELSEGA
NIM : 06091381823044
DOSEN PENGAMPU :
KHOIRON NAZIP, Drs. M.Si. Ph.D
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hukum Thermodinamika I, yang sangat
fundamental dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi
dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah
oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses
metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
Hembusan angin dimanfaatkan energi geraknya (energi kinetik) untuk
mendorong kincir pembangkit listrik sehingga mampu menggerakkan turbin
generator/dinamo. Dinamo adalah suatu alat yang mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik akibat perpaduan 2 buah gaya yang terjadi yaitu gaya medan
magnet dengan gaya gerak gulung kabel pada strator yang dihubungkan dengan
cincin tembaga pada ujungya sehingga terbentuklah energi istrik. Energi listrik ini
kemudian dimanfaatkan lebih lanjut oleh manusia untuk diubah seterusnya
menjadi berbagai macam bentuk energi lain seperti energi panas, cahaya, suara,
dan sebagainya.
ASAS 2
ASAS 3
ASAS 4
ASAS 5
Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya
rangsang penggunaan lebih lanjut.
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.
Contoh :
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut
akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut.
Dengan demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan
pendayagunaan.
ASAS 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup
terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor
lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya
sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan
kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif
akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Contoh :
Ikan belut memiliki permukaan kulit luar yang halus dan mengandung
lendir untuk mempertahankan diri dari tangkapan pemangsanya dan memudahkan
dia menggali lubang dalam tanah sebagai tempat tinggal (berlindung). Untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya ikan belut dilengkapi mekanisme
pertahanan dirinya dengan permukaan kulit yang halus dan berlendir. Adaptasi
terhadap lingkungannya ini yang membuat ikan belut mampu berkembangbiak
dibandingkan dengan hewan lainnya dikomunitas air sungai. Dengan kulitnya ini
pula ikan belut mudah menggali tanah pada tepian sungai sebagai tempatnya
berlindung.
ASAS 7
Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan sukar-
mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada
setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya.
Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi
perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas yang
membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara
fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan
mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (1969) sebagai pengaruh
lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan
lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman
spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi.
Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama,
tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan
menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.
Contoh :
Populasi yang hidup pada suatu habitat dalam lingkungan, dapat
memenuhi kebutuhannya karena lingkungan mempunyai kemampuan untuk
mendukung kelangsungan hidupnya. Kemampuan lingkungan untuk mendukung
kehidupan populasi disebut daya dukung (carrying capacity). Daya dukung
lingkungan tersebut merupakan sumber daya alam lingkungan. Kemampuan
lingkungan mempunyai batas, sehingga apabila keadaan lingkungan berubah
maka daya dukung lingkungan juga berubah. Hal ini karena daya dukung
lingkungan dipengaruhi oleh faktor pembatas, seperti: cuaca, iklim, pembakaran,
banjir, gempa, dan kegiatan manusia. Seperti pada daerah yang kondisi alamnya
stabil cenderung memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan
daerah yang kondisi alamnya tidak stabil. Kondisi yang tidak stabil akan secara
tidak langsung memaksa organisme untuk bertahan hidup pada kondisi yang
berbeda-beda, hal ini menyebabkan semakin sedikitnya jumlah organisme yang
dapat bertahan pada daerah tersebut karena tingkat atau kemampuan adaptasi tiap
organisme yang satu dengan yang lain berbeda. Makin beranekaragam komponen
biotik (biodiversitas), maka makin tinggi Keanekaragaman. Daerah yang
mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika
jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis).
ASAS 8
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan
lingkungannya yang khas (niche), Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies
mempunyai niche tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan
satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan
dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang
terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan
yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya
akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
T = K x (B/P) ; D ≈ T
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem
biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem
biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa adanya hubungan
antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa).
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah
yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman
mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih
kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke
subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
Contoh :
Populasi kera mengeksploitasi tanaman di perladangan. Kera yang biasa
hidup di hutan (ekosistem yang sudah mantap) memanfaatkan ekosistem yang
belum mantap disekitar hutan itu. Apabila areal sekitar hutan terdapat perladangan
baru yang ditanami misalnya dengan jagung, padi, ubi, singkong, dan buah-
buahan (minim keanekaragaman) maka perladangan tu menjadi sumber makanan
yang mudah terhadap populasi kera.
ASAS 12
ASAS 13
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga
apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan
mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi
keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung
kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap
mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu.