Vous êtes sur la page 1sur 7

Jurnal Florea Volume 4 No.

1, April 2017

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN MEDIA ORGANIK EKSTRAK UBI JALAR


(Ipomoea batatas L) PADA PERTUMBUHAN SUBKULTUR
ANGGREK Cattleya sp.

Shinta Nurdika Meilani1), Septarini Dian Anitasari 2), Fatimatuz Zuhro 3)


1) 2) 3)
Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Jember
email: septarinidian@yahoo.co.id

Diterima 12 Januari 2017, Disetujui 28 Maret 12017

ABSTRACT
Orchids (Chattleya sp) is popular plant which is favorted by peoples and has high economic
value. It’s price Rp. 562,000/plant. Tissue culture technique is needed to produce this flower
quickly than conventional technique. This study have aims to determine the effect of some
medium concentration of organic sweet potato (Ipomoea batatas L) on growing Cattleya sp and
for knowing the best of concentration on the growth of Chattleya sp. The method used was
Completely Random Design with four of factors, that is: 0 g /L, 75 g/L, 150 g/L, and 300 g/L.
The results were analyzed with Anova test and Duncan test multiple ranger test at the level of
5%. Each treatment was repeated six times. Parameters were observed are the number of new
shoots, long leaf, number of leaves, leaf width, long roots, and height of the plant for 5 weeks.
Based on the results of analysis showed that the sweet potato extract on 150 g/L concentration
give the best results in long root parameter, the concentration of 75 g/L gived the best results to
long leaf parameter and concentration of 300 g/L gived the best effect against leaf width. Same
concentrations of sweet potato did not give significantly effect to number of new shoots, plantlets
height, and number of leaves.

Keywords: Extract Of Sweet Potato (Ipomoea Batatas L), Orchids Chattleya sp, Tissue Culture

PENDAHULUAN Menurut Departemen Pertanian


Tanaman anggrek Cattleya sp (2015), sekitar 20 % masyarakat indonesia
merupakan famili Orchidaceae yang menyukai anggrek potong jenis Cattleya
menjadi salah satu tanaman hias yang sp.. Permintaan pasar akan anggek Cattleya
populer di seluruh dunia. Tanaman ini sp. Semakin meningkat. Berkaitan dengan
memiliki jenis, variasi bentuk, warna, dan banyaknya permintaan untuk memenuhi
karakter bunga yang sangat indah dan unik kebutuhan tersebut, anggrek Cattleya sp.
(Qosim, 2012). Jumlah tanaman anggrek memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan
yang ada di dunia yaitu sekitar 25.000 – potensial untuk dikembangkan secara
30.000 spesies, salah satu di antaranya adalah komersial (Andri dan Tumbuan, 2015).
jenis anggrek Cattleya sp. Keindahan dan Upaya pemenuhan permintaan
kecantikan bunganya membuat tanaman pasar akan anggrek Cattleya sp. selama
ini disebut queen of flower. Di Indonesia ini menggunakan teknik konvensional
anggrek Cattleya sp merupakan tanaman dan teknik kultur jaringan. Kelemahan
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, menggunakan teknik konvensional adalah
baik untuk bunga pot maupun untuk bunga memerlukan waktu yang cukup lama,
potong (Kasutjianingati dan Irawan, 2013). tidak praktis, dan tidak menguntungkan
Anggrek ini banyak dimanfaatkan sebagai secara komersial karena jumlah anakan
hiasan pada acara pernikahan, lebaran, yang diperoleh sangat terbatas (Ning,
natal, tahun baru, dan ulang tahun. Selain 2013). Teknik konvensional biasanya
itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapat berupa stek batang, pembelahan
karangan bunga, ucapan selamat, rangkaian rumpun, atau pemisahan anakan (split)
bunga meja hotel, restoran, perkantoran (Gunawan, 2007). Teknik kultur jaringan
dan bank (AMARTA, 2007). memiliki keuntungan yaitu menghasilkan

5
Efektifitas Penambahan Media Organik Ekstrak Ubi Jalar pada Pertumbuhan Anggrek

tanaman baru dengan jumlah yang banyak hingga bersih menggunakan sunlight lalu
dan dalam waktu yang singkat (Ning, dikeringkan. Setelah kering, dibungkus
2013). Optimasi teknik kultur jaringan dengan kertas koran (kecuali botol kultur),
terus dilakukan dalam upaya mempercepat kemudian dimasukkan ke dalam autoclave
perbanyakan anggrek Cattleya sp. Teknik dengan tekanan 15-17,5 psi pada suhu
ini hanya membutuhkan sebagian kecil 1200 C selama ± 20 menit. Sedangkan,
dari tanaman yang digunakan untuk penstrerilan bahan organik ubi jalar
memperoleh bibit yang banyak, homogen menggunakan sunlight dan air.
serta memiliki sifat yang sama dengan
induknya (BALITHUT, 2013). Teknik Pembuatan Medium
kultur jaringan dapat dilakukan dengan Pembuatan medium diawali dengan
memodifikasi media dengan penambahan menimbang ubi jalar sesuai dengan
persenyawaan organik komplek (Untari perlakuan 75 g/L, 150 g/l dan 300 g/L, ubi
dan Puspitaningtyias, 2006). Media jalar dipotong-potong, menambahkan air
organik berupa Buah atau sayuran dapat aquadest dan diblender. Setelah itu jus ubi
dijadikan media kultur dengan syarat jalar disaring untuk diambil ekstraknya.
tidak mengandung zat berbahaya ataupun Memasukkan 20 gram gula ke dalam
menghambat pertumbuhan tanaman larutan medium sambil diaduk dengan
(Silviasari, 2010). Penambahan media magnetic stirer. Setelah gula tercampur, pH
organik tersebut dapat mengoptimalkan diukur sampai pada angka 5,8. Kemudian
pertumbuhan anggrek Cattleya sp. (Untari ditambahkan 8 gram agar-agar ke dalam
dan Puspitaningtyias, 2006). larutan medium diaduk dengan kecepatan
Salah satu media organik yang 400 – 600 rpm dan dipanaskan dengan
dapat dimanfaatkan adalah jenis ubi jalar 550 ˚C selama ±5 menit menggunakan
putih (Ipomoea batatas L). Ubi jalar maghnetic stirer. Pembuatan larutan
merupakan sumber karbohidrat, protein medium ini digunakan untuk 24 botol
serta mengandung beberapa macam kultur, yang masing-masing botol diisi
vitamin seperti vitamin B, niacin, vitamin dengan sekitar 30 ml kemudian botol kultur
A, riboflavin, terutama kandungan ditutup dengan plastik atau alumunium
tiamin sebanyak 0,1 mg/100 g. Tiamin foil. Botol -botol kultur yang telah diisi
termasuk vitamin B1 yang berfungsi untuk dengan medium tersebut dimasukkan ke
mempercepat pembelahan sel meristem dalam autoklaf untuk disterilisasi pada
akar (Untari dan Puspitaningtyas, 2006). tekanan tekanan 15 – 17,5 psi pada suhu
Penambahan ekstrak ubi jalar (Ipomoea 120°C selama 40 menit. Selanjutnya botol
batatas L) sebagai media organik subkultur - botol tersebut disimpan pada rak - rak
anggrek Cattleya sp. dalam penelitian kultur. Selama satu hingga dua hari botol-
ini diharapkan dapat mempercepat botol medium kultur tersebut diamati.
pertumbuhan anggrek Cattleya sp. Penanaman Eksplan
Penelitian ini menggunakan optimasi Penanaman eksplan dilakukan di
variasi dengan konsentasi 0 g/L, 75 g/L, dalam Laminar Air Flow Cabinet. Botol
150 g/L dan 130 g/L yang bertujuan untuk kultur terlebih dahulu dipanasi di bagian
mengetahui efektifitas penambahan media mulut dan dalam botol untuk mencegah
organik pada pertumbuhan subkultur kontaminasi. Selama penanaman mulut
anggrek Cattleya sp. botol selalu didekatkan dengan api bunsen.
Selanjutnya eksplan diambil menggunakan
METODE pinset steril yang setiap digunakan terlebih
Sterilisasi Alat dan Bahan dahulu dicelupkan kedalam alkohol dan
dipanaskan di atas api bunsen. Kemudian
Alat - alat yang disterilkan adalah eksplan dibersihkan atau distrerilkan dengan
botol kultur (sudah direndam bayclin aquades, setelah itu planlet dimasukkan ke
± 2 menit). Alat-alat tersebut dicuci dalam botol kultur dan mulut botol kembali

6
Meilani, dkk

dipanasi kemudian botol kultur ditutup HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan kertas alumunium foil dan plastik Hasil analisis menggunakan uji
wrap. Pemeliharaan botol-botol kultur Anova dan Duncan pada taraf signifikan
dilakukan dengan cara diletakkan pada 5% dengan SPSS 17.0. menunjukkan
rak-rak kultur sesuai dengan perlakuannya bahwa pemberian variasi konsentrasi ubi
yang kondisi ruangannya diatur pada suhu jalar (Ipomoea batatas L) memberikan
18-20°C menggunakan pendingin ruangan. pengaruh berbeda nyata pada beberapa
Botol-botol tersebut setiap dua hari sekali parameter antara lain : panjang akar,
disemprot dengan spirtus atau alkohol lebar daun, dan panjang daun, tetapi tidak
untuk mencegah kontaminasi. berbeda nyata pada pertumbuhan jumlah
daun, tinggi planlet, dan tunas baru.
Tabel 1. Hasil Pengamatan terhadap Planlet Anggrek Chattleya sp
Ujii Duncan 5%
No Parameter Anova 0 g/L 75 g/L 150 g/L 300 g/L
(A) (B) (C) (D)
1 Panjang akar .000* .00000a .05033ab .28750c .10833b
2 Lebar daun .016* .18167ab .11583a .16417ab .23333b
3 Panjang daun .030* .14167a .34300b .17250a .12583a
4 Jumlah daun .574ns - - - -
5 Jumlah tunas baru .618ns - - - -
6 Tinggi planlet .384ns - - - -
Catatan : - *: berbeda signifikan
- ns : berbeda tidak signifikan
- Notasi a, b, ab, dan c menunjukkan hasil uji Duncan dengan taraf signifikan 5%

Kehadiran akar sangat dibutuhkan mampu merangsang pembelahan sel


tanaman, karena berfungsi sebagai sebagai pada meristem akar, selanjutnya diikuti
penyerap nutrisi dari media, akar juga oleh proses pemanjangan dan pembesaran
berperan sebagai tumbuh tegaknya tanaman sel (Widiastoety et.al , 2009), serta
(Agriani, 2010). Berdasarkan hasil statistik berfungsi sebagai koenzim dalam reaksi
anova dan uji Duncan, pemberian ekstrak menghasilkan energi (Agriani, 2010).
ubi jalar dengan beberapa konsentrasi Pertumbuhan akar yang baik hanya terjadi
menghasilkan tingkat pertumbuhan jika media tumbuhnya dapat mendukung
yang berbeda. Pada parameter panjang keperluan akar (Garvita dan Elizabeth,
akar pemberian ekstrak ubi jalar dengan 2011).
konsntrasi 150 g/L mempunyai pengaruh Pemberian ubi jalar dengan
yang terbaik dibandingkan dengan konsentrasi 300 g/L memberikan pengaruh
konsentrasi yang lainnya. terbaik terhadap lebar daun, tetapi hasilnya
Hasil penelitian ini sejalan dengan tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 0
dengan penelitian yang telah dilakukan g/L dan 150 g/L. Menurut Agriani (2010)
oleh Untari dan Puspitaningtyas lebar daun sangat berpengaruh untuk
(2006), yang menunjukkan hasil bahwa melakukan fotosintesis, semakin lebar
penambahan ekstrak ubi jalar 150 g/L daun maka fotosintesis yang dilakukan
memberikan peningkatan rata–rata panjang akan semakin baik. Salah satu kandungan
akar yang lebih tinggi daripada konsentrasi yang terdapat pada ubi jalar adalah unsur
lainnya. Hal ini dikarenakan pada ubi jalar K (260 mg/100 g) dan Mg (26 mg/100
mengandung Fe, Ca, niacin, Vitamin A, g) (Garvita dan Elizabeth, 2011) yang
Riboflavin dan terutama Tiamin termasuk berperan memperlancar proses fotosintetis,
vitamin B1 sebanyak 0,01 mg/100g yang pembentukan klorofil dan enzim proses

7
Efektifitas Penambahan Media Organik Ekstrak Ubi Jalar pada Pertumbuhan Anggrek

sintesis protein (Taufik, 2014). phalaenopsis pinlong Cinderella ×


Ekstrak ubi jalar juga memberikan Vanda tricolor, yang menunjukkan
sumbangan karbohidrat sebagai sumber bahwa pada perlakuan ekstrak ubi jalar
energi untuk pertumbuhan daun planlet dengan konsentrasi 300 g/L memberikan
(Silviasari, 2010), dan juga mengandung hasil optimal terhadap jumlah daun dan
gula 2,38%, dan mineral 71,1% yang didukung oleh kandungan unsur makro dan
dapat menstimulir proliferasi jaringan, mikro yang terdapat pada ubi jalar sehingga
memperlancar metabolisme dan respirasi, memeberikan pengaruh pada pertumbuhan
sehingga memberikan hasil yang baik planlet anggrek Chattleya sp (Garvita dan
terhadap pertumbuhan tinggi planlet, Elizabeth, 2011).
jumlah dan luas daun anggrek (Garvita dan Pada parameter jumlah tunas
Elizabeth, 2011). pemberian beberapa konsentrasi ekstrak
Bertambahnya jumlah daun, ukuran ubi juga tidak menunjukkan hasil yang
panjang serta lebar daun maka semakin berbeda nyata. Pengaruh penambahan
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan konsentrasi ekstrak ubi jalar juga memiliki
tanaman (Sylvia, 2009). Kandungan nutrisi kecenderungan, dimana semakin tinggi
yang terkandung dalam senyawa organik konsentrasi ubi, maka jumlah tunas baru
ubi jalar, terutama kandungan karbohidrat yang terbentuk semakin banyak. Tunas baru
(20,1%) yang merupakan bahan dasar paling banyak diperoleh pada konsentrasi
untuk menghasilkan energi dalam proses ekstrak ubi jalar 300 g/L .
respirasi dan bahan pembentuk sel-sel baru, Bermacam-macam kandungan bahan
juga berperan dalam proses metabolisme organik terdapat pada ubi jalar, seperti
dan biosintesis hormon secara endogen yang dikatakan Kong et.al (2007) bahwa
seperti auksin, sitokinin dan giberelin pemberian bahan organik pada kultur in
akar (Garvita dan Elizabeth, 2011). vitro dapat meningkatkan perkembangan
Salah satu fungsi auksin yang lain adalah tunas. Pertumbuhan dan perkembangan
mempengaruhi pertambahan panjang dan tunas dipengaruhi juga oleh kandungan
pertumbuhan batang (Dewi, 2008). auksin dan sitokinin, bila sitokinin lebih
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak tinggi dibandingkan auksin maka akan
ubi jalar (300 g/L), panjang daun justru merangsang tunas (Garvita dan Elizabeth,
semakin menurun. Menurut Agriani 2011).
(2010), terjadinya penurunan panjang Pada parameter tinggi planlet
daun pada taraf konsentrasi lebih dari penambahan konsentrasi ekstrak ubi jalar
150 g/l disebabkan oleh terganggunya juga menunjukkan hasil yang berbeda tidak
metabolisme yang diakibatkan oleh kadar nyata. Tinggi planlet terbesar dihasilkan
gula yang lebih tinggi pada ubi, sehingga pada media dengan pemberian ekstrak ubi
dapat menghambat pertumbuhan sel-sel jalar 75 g/L. Namun hasil ini tidak berbeda
somatik. nyata dengan konsentrasi 0 g/L, 150 g/L,
Penambahan ekstrak ubi jalar terhadap dan 300 g/L. Respon eksplan tergantung
parameter jumlah daun menunjukkan hasil dari tingkat konsentrasi penambahan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji anova senyawa organik, spesies dan jenis eksplan
pada tabel 1. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan (Garvita dan Elizabeth,
ekstrak ubi yang diberikan menunjukkan 2011). Kandungan bahan organik yang
kecenderungan semakin meningkatnya terdapat pada ubi jalar diduga memberikan
pada rata – rata jumlah daun. Penambahan pengaruh yang baik terhadap tinggi plantlet
ekstrak ubi jalar dengan konsentrasi 300 (Kong et.al , 2007).
g/L memberikan hasil yg terbaik di antara Hasil yang tidak berbeda nyata
perlakuan yang lainnya. pada parameter jumlah daun dan jumlah
Hasil Penelitian ini sejalan dengan tunas baru, kemungkinan karena planlet
penelitian yang telah dilakukan oleh Agriani memerlukan waktu yang lebih lama untuk
(2010), pada planlet anggrek persilangan membentuk tunas baru dan jumlah daun.

8
Meilani, dkk

Sebagaimana pendapat Rupawan et.al , Sebelas Maret Surakarta.


(2014) yang menyatakan bahwa untuk Astuti, Winda Dwi. (2014). Bioteknologi
pengamatan tinggi planlet, jumlah tunas, (Subkultur). Fakultas Pertanian.
dan jumlah daun membutuhkan waktu Universitas Jember.
pengamatan minimal 9 MSP (minggu
setelah penanaman) atau selama 3 bulan. Balai Besar Litbang Bioteknologi Dan
Sumber Daya Genetik Pertanian.
SIMPULAN (2015). Dasar – Dasar Teknik
Kultur Jaringan Tanaman. Artikel.
Pemberian beberapa konsentrasi ubi Balitbangtan. Bogor. (Online)
jalar memberikan pengaruh berbeda nyata tersedia: http://biogen.litbang.
terhadap parameter panjang akar, lebar pertani an.go.id/index. php/2014/07/
daun, dan panjang daun. Sedangkan, pada ringkasan -kuliah-prof-r-dr-ika-
parameter jumlah daun, jumlah tunas baru, mariska-s-1-dasar-dasar-teknik (15
dan tinggi planlet menunjukkan hasil yang Desember 2015).
tidak berbeda nyata. Penambahan ekstrak
ubi pada konsentrasi 150 g/L memberikan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP).
hasil terbaik pada parameter panjang akar, (2014). Diklat Teknis Kultur Jaringan
konsentrasi 75 g/L memberikan hasil 2013. Artikel. Kementrian Pertanian.
terbaik terhadap parameter panjang daun Lembang.(15 Desember 2015).
dan konsentrasi 300 g/L memberikan BALITHUT (Balai Litbang Lingkungan
pengaruh terbaik terhadap lebar daun. Hidup Dan Kehutanan). (2013).
Perbanyakan Tanaman Melalui
DAFTAR PUSTAKA Kultur Jaringan. Makassar. (Online)
AMARTA (Agribusiness Market And tersedia: http://balithutmakassar.org.
Support Activity). (2007). Penilaian (09 Mei 2016).
Rantai Nilai Sektor Florikultur Tropis Departemen Pertanian. (2015). Prospek
di Indonesia. United States Agency dan Arah Pengembangan Agribisnis
for International Development Anggrek. Badan Litbang Pertanian.
(USAID). (Online) tersedia: http://www.
Andri, Kuntoro, B., dan Tumbuan, Alfa, W. litbang.pertanian.go.id/special/
J. F. (2015). Potensi Pengembangan komoditas/ (18 Maret 2016).
Agribisnis Bunga Anggrek di Kota Dewi, I.R. (2008). Peranan dan Fungsi
Batu Jawa Timur. Jurnal LPPM Fitohormon bagi Pertumbuhan
Bidang EkoSosBudkum. 2 (1). Tanaman. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Anonim. 2016. Harga bunga anggrek. Universitas Padjajaran. Bandung
(Online) tersedia : http://www. Garvita, R., V dan Elizabeth, H. (2011).
priceza.co.id (25 juli 2016). Pengaruh Penambahan Berbagai
Anonim. (2016). Budidaya Pertanian Ubi Kadar Pisang dan Ubi Jalar Pada
Jalar/Ketela Rambat Ipomoea batatas Pertumbuhan Kultur Tiga Jenis
L. Bantul. (Online) tersedia : http:// Phalaenopsis. Buletin Kebun Raya.
warintek.bantulkab.go.id (5 April 14 (2).
2016). Gunawan, L. W. (2007). Budidaya Anggrek.
Agriani, S.M. (2010). Pengaruh Edisi Revisi. Penebar Swadaya.
Konsentrasi Ekstrak Ubi Jalar Dan Jakarta.
Emulsi Ikan Terhadap Pertumbuhan Hanifa, Hanna. (2013). Inisiasi Kultur
Plb Anggrek Persilangan Dan Subkultur. (Online) tersedia
Phalaenopsis Pinlong Cinderella X : http://hannahanipeh.blogspot.
Vanda Tricolor Pada Media Knudson co.id/2013/10/laporan-praktikum-
C. Fakultas Pertanian. Universitas kultur-jaringan.html (07 Maret

9
Efektifitas Penambahan Media Organik Ekstrak Ubi Jalar pada Pertumbuhan Anggrek

2016). bhataramedia.com/forum/a (12 Mei


Hendaryono, Daisy., P., S dan Wijayani, 2016).
Ari. (2012). Teknik Kultur Jaringan Ning. (2013). Kultur In Vitro Dan
(Pengenalan dan Petunjuk Konvensional Anggrek. (Online)
Perbanyakan Tanaman Secara tersedia : http://neechatree16.com/
Vegetatif - Modern). Yogyakarta. index.php/2015/10/17/kult(09 Mei
Kasinius. 2016).
Henuhili, Victoria. (2013). Kultur Jaringan Nurlaiala. (2011). Subkultur Anggrek Pada
Tanaman. FMIPA. UNY. Yogyakarta. Media MS0. FP MIPA. Universitas
ITIS.gov. (2016). Integrated taxonomic Negeri Jakarta.
information system. (Online) tersedia Prasetyo, Cahyo., H. (2009). Teknik Kultur
: http://www.itis.gov/servlet/ Jaringan Anggrek Dendrobium
SingleRpt (12 Maret 2016). Sp. Di Pembudiyaan Anggrek
ITIS.gov. (2016). Integrated taxonomic Widorokandang Yogyakarta. Fakultas
information system. (Online) tersedia Pertanian. Universitas Sebelas Maret
:(12 Maret 2016). Surakarta.
Julian. (2011). Inokulasi dan subkultur Purwanto, A., W dan Semiarti, E. (2009).
anggrek. (Online) tersedia : http:// Pesona Kecantikan Anggrek Vanda.
julianzun3. (12 Mei 2016). Yogyakarta. Kasinius.
Kasutjianingati, dan R. Irawan. (2013). Purwono, dan Purnamawati., H. (2014).
Media Alternative Perbanyakan In Mengenal Ubi Jalar. Dinas
Vitro Anggrek Bulan Pertanian Tanaman Pangan
(Phalaenopsis amabilis). Jurnal Dan Holtikultura. Provinsi
Agroteknos. 3 (3) : 184 - 189. Kalimantan Selatan. (Online)
tersedia : http://distantph.kalselprov.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. go.id/2014/02/24/mengen (18 Maret
Direktorat budidaya tanaman hias 2016).
dan direktorat jendral holtiultura.
(2010). Informasi Teknis Tanaman Putra, V. Hasmana. (2009). Budidaya Dan
Hias Pot. (Online) tersedia : http:// Prospek Pemasaran Anggrek Bulan
florikultura.hortikultura.pertanian. Lokal (Phalaenopsis Amabilis) Di
go.id/ (12 Maret 2016) Kebun Anggrek Widorokandang
Yogyakarta. Fakultas Pertanian
Kurniasih, S dan Munarti. (2015). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Perbandingan Kandungan Mineral
dan Vitamin B1 Beberapa Jenis Ubi Qosim, et al. (2012). Pengaruh mutagen
Jalar (Ipomoea Batatas L.). JURNAL etil metan sulfonat terhadap kapasitas
: Prosiding Semirata 2015 bidang regenerasi tunas hibrida phalaenopsis
MIPA BKS-PTN Barat. Universitas in vitro. J. Hort. 22 (4) : 360 - 365.
Tanjungpura Pontianak. (200 – 206). Rupawan,I,M., Z., Basri dan Mirni B.
Kong, Q., Yuan, S. Y, Vegvari, Gy. 2007. (2014). Pertumbuhan anggrek vanda
Micropopagation of an Orchid sp pada berbagai berbagai komposisi
Dendrobium strongylathum Rchb.f. media secara in vitro. Jurnal :
International Journal of Horticultural Agrotekbis 2 (5) : 488 – 494
Science. 13 (1): 61-64. Santoso, W., E., Arif dan Estiasih, T.
Maiden, Rylai T., C. 2016. Forum tanya (2014). Jurnal review : Kopigmentasi
jawab biologi “Apa pengertan Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas
Subkultur pada kultur jaringan?”. var. Ayamurasaki) dengan Kopigmen
(Online) tersedia : http://www. NA-Kaseinat dan Protein Whey serta

10
Meilani, dkk

Stabilitasnya Terhadap Pemanasan. Taufik, Dikdik. (2014). Unsur Hara Makro


Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2 dan Mikro yang dibutuhkan oleh
(4) : 121 – 127. Tanaman. (Online) tersedia : https://
organichcs.com/2014/05/03/unsur-
Silviasari, A., D. (2010). Pengaruh makro-d (07 Agustus 2016).
konsentrasi ekstrak ubi jalar dan
emulsi ikan terhadap pertumbuhan Sylvia, I. (2009). Pengaruh IBA dan NAA
planlet anggrek Dendrobium alice terhadap stek Aglonema Var. Donna
noda x Dendrobium tomie dan Carmen dengan perendaman. Skripsi.
Phalaenopsis pinlong Cinderella Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
x Vanda tricolor pada medium Untari, R dan D. Puspitaningtyas. (2006).
vacin dan went. Fakultas pertanian. Pengaruh Bahan Organik dan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. NAA terhadap Pertumbuhan
Sugiayanto, A. 2015. 7 jenis bunga anggrek Anggrek Hitam (Coelogyne
ini bisa kamu temukan di indonesia. pandurata Lindl.) d a l a m
(Online) http://santaisaja.net/jenis- Kultur in Vitro. J. Biodiversitas. 7 (3)
bunga-anggrek. (12 Maret 2016). : 344 - 348.
Supadmi, Sri. 2009. Studi Variasi Ubi Jalar Widiastoety, D., N. Solvia dan S.
(Ipomoea batatas .L) Berdasarkan Kartikaningrum. 2009. Pengaruh
Morfologi, Kandungan Gula Reduksi thiamin terhadap pertumbuhan
dan Pola Pita Isozim. Program Pasca plantlet anggrek Oncidium secara in
Sarjana. Universitas Sebelas Maret. vitro. Jurnal Hortikultura Indonesia
Surakarta. 19(1): 35-39.

11

Vous aimerez peut-être aussi