Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan kegiatan dibantu dengan berbagai organ yang
berkumpul menjadi suatu sistem organ yang bertugas menopang fungsi
aktivitas manusia seperti, sistem pernafasan manusia untuk proses bernafas,
sistem kardiovaskuler untuk membantu proses pemomompaan darah dan
proses aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya maupun dari
jantung ke paru-paru dan sebaliknya dan masih banyak sistem organ lain yang
membantu aktivitas tubuh manusia.
Salah satunya adalah sistem pengindraan yang sangat penting fungsinya
sebagai penerima rangsangan tertentu, di sini akan kami akan membahas
tentang masalah sistem penginderaan mulai dari anatomi maupun fisiologi
serta kelainan-kelainan yang terjadi pada organ-organ dalam sistem indera
yang dapat mempengaruhi fungsinya bagi tubuh manusia.
B. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu sistem pengindraan
2. Untuk mengetahui macam-macam sistem indra yang dimiliki oleh
manusia
3. Untuk mengetahui secara anatomis dan fisioligis tentang indra.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem Pengindraan
Sistem pengindraan adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima
jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat
perantara yang membawa kesan rasa (sensory infersion) dari organ indra
menuju ke otak dimana perasaan ini di tafsirkan.
Serabut saraf dilengapai dengan ujung akhir yang khusus mengumpulkan
rangsangan yang khas dimana setiap orang berhubungan. Sistem indra
memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indra dengan
sistem saraf pusat. Organ indra merupakan sel-sel tertentu yang dapat
menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri, untuk
diteruskan sebagai impuls saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf.
Setiap organ indra menerima stimulus tertentu hanya kesan yang sesuai
dengan organ indra yang mampu menerima stimulus, menghasilkan, dan
mengirim impuls saraf. Interprestasi dari semua organ indra dapat
diklasifikasikan menjadi organ indra umum seperti reseptor peraba yang
tersebar diseluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting pengecap yang
terbatas pada lidah.
Reseptor sensorik merupakan bagian dari neuron atau sel yang membentuk
potensial aksi dalam neuron. Reseptor ini sering disertai dengan sel bukan saraf
yang mengelilinginya dan membentuk organ indra. Bentuk tenaga diubah oleh
reseptor mencakup tenaga mekanik (raba atau tekan), suhu (derajat
kehangatan), elektromagnetik (cahaya), dan kimiawi (bau dan pengecapan).
Reseptor dalam tiap organ indra beradaptasi untuk berespon terhadap suatu
bentuk khusus, tenaga pada ambang jauh lebih rendah dibandingkan reseptor
lain yang berespon terhadap bentuk tenaga lain.
B. Macam-Macam Indra yang Dimiliki Manusia
1. Indera Penglihatan
a. Anatomi Indera Penglihatan
Mata adalah organ indera yang kompleks yang berkembang dari bercak-
bercak primitif yang peka cahaya pada permukaan invertebrata. Dalam
wadah pelindungnya, tiap mata mempunyai suatu lapisan reseptor, suatu
sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor, dan sistem saraf
untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.
a. Sklera
Lapisan pelindung luar bola mata disebut sklera, yang disebelah depan
berubah menjadi kornea yang transparan, fungsinya untuk
membiarkan berkas cahaya untuk masuk ke dalam mata.
b. Badan koroid
Di sebelah dalam sklera adalah badan koroid, yaitu suatu lapisan
berpigmen yang mengandung banyak dari pembuluh-pembuluh darah
yang memberi makan bentukan-bentukan dalam bola mata.Dua
pertiga posterior dari badan koroid dilapisi oleh retina, di sini terdapat
jaringan syaraf yang mengandung reseptor.
c. Lensa
Lensa kristalina adalah struktur transparan yang dipertahankan
tempatnya oleh ligamentum ciliaris atau biasa disebut zonula
ziini.Zonula ini melekat pada bagian anterior badan koroid yang
menebal. Corpus cliare mengandung serabut-serabut otot sirkuler dan
serabut-serabut membujur yang melekat dekat perbatasan kornea dan
sklera. Fungsi lensa ialah untuk memfokuskan cahaya yang berasal
dari benda agar jatug tepat di retina mata.
d. Iris
Di depan lensa terdapat iris yang memberi warna pada mata. Iris
mengandung serabut-serabut otot siruler yang berfungsi untuk
menyempitkan dan serabut-serabut radial yang berfungsi melebarkan
pupil.Perubahan-perubahan pada diameter pupil dapat menimbulkan
sampai 5 kali perubahan pada jumlah cahaya yang mencapai retina.
Fungsi utama iris adalah untuk meningkatkan jumlah cahaya masuk
kedalam mata pada waktu gelap dan untuk mengurangi jumlah cahaya
yang masuk kedalam mata pada waktu terang.
e. Retina
Tersusun dalam 10 lapisan dan mengandung sel-sel batang dan sel-sel
kerucut yang berfungsi sebagai reseptor bagi indera penglihatan,
ditambah dengan 4 jenis neuron:
1) Sel bipolar
2) Sel ganglion
3) Sel horisontal
b. Fisiologi Indera penglihatan
1. Sel amakrin
Sel kerucut yang dekat dengan badan koroid bersinaps dengan sel
ganglion. Akson sel ganglion berkumpul dan meninggalkan bola mata
sebagai nervus opticus.Sel horisontal menghubungkan sel reseptor
satu dengan sel reseptor lainnya. Dan sel amakrin menghubungkan sel
ganglion satu sama lainnya di dalam lapisan pleksiform luar.
Karena lapisan reseptor retina merapat dengan badan koroid, sehingga
berkas cahaya harus melalui lapisan sel ganglion dan sel bipolar agar
bisa mencapai sel batang dan sel kerucut.Lapisan pigmen koroid
disebelah luar retina menyerap berkas cahaya, dan mencegah pantulan
kembali melalui retina. Pantulan seperti ini akan menimbulkan
kekaburan pada bayangan penglihatan.
Unsur-unsur saraf retina terikat bersama-sama oleh sel-sel glia yang
disebut sel-sel muller.Nervus opticus meninggalkan bola mata dan
pembuluh darah retina masuk ke dalam bola mata pada sebuah tempat
3 mm medial dan sedikit ke atas dari katup belakang dari bola mata.
Daerah ini telihat melalui oftalmoskop sebagai papila nervi optici.
Disini tidak terdapat reseptor penglihatan dan akibatnya bercak ini
buta atau biasa disebut bercak buta. Pada katup belakang bola mata
terdapat bercak yang berwarna kuning yang merupakan tempat dari
fovea centralis yaitu bagian retina yang menipis dan tidak mengadung
sel-sel batang diman kerucut berdesak-desakkan sangat padat dan
dimana sangat sedikit sel dan tidak ada pembuluh darah yang
menutupi reseptor. Fovea adalah dimana titik penglihatan paling
besar. Apabila perhatian orang ditujukan pada sebuah benda, mata
normal akan bergerak sehingga berkas cahaya yang datang dari benda
itu jatuh pada fovea.
Suplai darah bernutrisi pada lapisan dalam retina berasal dari arteria
retina sentralis yang memasuki bola mata melalui pusat saraf optik
dan selanjutnya mempercabangkan diri untuk menyuplai seluruh
permukaan dalam retina.Lapisan terluar retina yang melekat pada
badan koroid yang juga merupakan jaringan kaya pembuluh darah di
antara retina dan sklera.
2. Lintasan saraf
Akson sel-sel ganglion berjalan ke caudal dalam nervus poticus dan
tractus opticus dan berakhir pada corpus genicalatum laterale (suau
bagian dari talamus). Serabut serabut dari masing-masing hemiretina
nasal mengadakan persilangan (decussatio) pada chiasma opticum.
Cabang-cabang akson sel ganglion melintas dari tractus opticus ke
daerah prakektal dari otak tengah dan colliculus superior inilah
dimana terbentuk hubungan yang mengawali refleks penglihatan.
3. Reseptor
Tiap-tiap sel batang dan sel kerucut dibagi dalam segmen dalam dan
luar, daerah inti dan daerah sinaps.Segmen luar berubah menjadi cilia
dan terdiri dari tumpukan yang teratur berupa kantong-kantong
gepeng yang terbentuk dari membran.Kantong-kantong inilah yang
mengandung pigmen yang peka cahaya. Segmen luar sel batang
secara terus menerus diperbaharui dengan pembentukan kantong-
kantong yang baru pada ujung dalam segmen dan fagositosis kantong-
kantong-kantong yang lama dari ujung luar oleh sel epitel pigmen.
Fovea tidak mengandung batang, dan tiap-tiap sel kerucut fovea
dihubungkan oleh satu hipoler kerdil dengan satu sel ganglion,
sehingga tiap-tiap sel kerucut fovea dihubungkan dengan satu serabut
dalam nervus opticus. Dalam mata Manusia memiliki kira-kira 6 juta
sel kerucut dan 120 juta sel batang. Akan tetapi hanya 1,2 juta serabut
saraf dalam tiap nervus opticus. Sel batang sangat peka terhadap
cahaya dan merupakan reseptor untuk penglihatan malam
(penglihatan skotopik). Indra penglihatan skotopik ini tidak mampu
mengurai detail dan batas-batas benda atau menentukan warna. Sel
kerucut mempunyai ketajaman lebih besar dan merupakan sistem
untuk penglihatan pada cahaya yang terang (penglihatan fotofik) dan
untuk penglihatan warna. Jadi ada 2 jenis input ini, masing-masing
berfungsi secara maksimum pada keadaan penerangan yang
berbeda yang dinamakan “teori penglihatan rangkap”.
4. Mekanisme fotoreseptor
Perubahan potensial yang menimbulkan potensial aksi pada retina
dibangkitkan oleh kerja cahaya pada senyawa peka cahaya pada sel
batang dan sel kerucut. Apabila cahaya diserap oleh zat ini, bangunnya
akan berubah dan perubahan ini bertanggung jawab untuk
pembentukan aktivitas saraf. Senyawa peka cahaya (fotosensitif) pada
mata manusia dan kebanyakan mamalia lainnya tersusun dari protein
yang dinamakan opsin, dan retinen1, aldehida dari vitamin A1.Istilah
retinen1 dipakai untuk membedakan senyawa ini dengan retinen2
yang ditemukan pada mata beberapa jenis binatang. Karena retinen
adalah aldehiada maka biasa disebut juga dengan retinal. Vitamin A
sendiri adalah alkohol dan karena itu dinamakan sebagai Retinol.
Rodopsin adalah pigmen peka cahaya pada sel batang.Biasanya
disebut sebagai ungu penglihatan (visual purple).Opsinnya disebut
scotopsin. Jumlah rodopsin dalam reseptor berbanding terbalik
dengan cahaya yang masuk ke mata. Rodopsin dan Iodopsin
disintesis oleh vitamin A, sehingga ketika terjadi Avitaminosis
vitamin A akan menimbulkan gangguan penglihatan. Diantara
gangguan ini yang paling dini adalah buta malam atau niktalopia.
Keadaan ini pertama kali menarik perhatian terhadap peran vitamin A
dalam fungsi sel batang, defisiansi vitamin A berkembang apabila
pendapatan sehari-hari akan vitamin iniyang larut dalam lemak
berkuran atau penyerapan vitamin A oleh usus terganggu. Defisiensi
yang bertahan mempunyai hubungan dengan perubahan anatomik
pada sel batang dan sel kerucut yang diikuti dengan degenerasi lapisan
saraf retina.
5. Mekanisme pembentukan bayangan
Mata mengubah energi dalam spektrum cahaya yang terlihat menjadi
potensial aksi dalam nervus opticus.Panjang gelombang cahaya
terlihat adalah kira-kira 397-723 nm. Bayangan dari benda
disekitarnya akan difokuskan pada retina. Berkas cahaya yang
mengenai retina akan menimbulkan potensial pada sel batang dan sel
kerucut. Impuls yang dibentuk dalam retina akan dihatarkan ke
korteks serebri, dimana akan di timbulkan kesan penglihatan.
6. Akomodasi
Proses dimana kecembungan lensa diperbesar dinamakan Akomodasi.
Pada saat diam, lensa dipertahankan tegang oleh keregangan
ligamentum ciliaris. Karena bahan lensa liat dan kapsula lensa sangat
kenyal, lensa akan ditarik menjadi bentuk yang gepeng. Bila
pandangan diarahkan pada benda yang dekat M. ciliaris akan
berkontraksi. Ini akan menurunkan jarak antara tepi-tepi corpus ciliare
dan melemaskan ligamentum ciliaris, sehingga lensa melentur dan
menjadi lebih konveks. Perubahan dalam bentuk ini dapat menambah
sebanayak 12 Dioptri pada daya bias mata.
7. Gerakan mata
Pergerakan mata di pengaruhi enam otot yang berdempet ke sklera
yang mengendalikan pergerakan mata dalam orbit.Enam otot ini
diatur oleh saraf kranial III (okulomotor), IV (trochlear) dan VI
(abducens).
8. Sistem cairan mata – Cairan intraokular
Mata diisi dengan ciran intraokular yang mempertahankan tekanan
yang cukup pada bola matauntuk menjaga distensinya. Cairan
intraokular dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Humor aquosus, yang berada di antara permukaan posterior lensa
dan retina.
b. Humor aquosus adalah cairan yang mengalir bebas.Humor aquosus
secara terus menerus dibentuk dan direabsorbsi. Keseimbangan
antara pembentukan dan reabsorpsi mengatur volume total dan
tekanan cairan intraokular.
c. Humor viterus atau badan viterus, adalah sebuah massa dari gelatin
yang diletakkan oleh sebuah jaringan fibriler halus yang terutama
tersusun dari molekul proteoglikan yang sangat panjang.
2. Indera Pendengaran
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan
kompleks.Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada
kemampuan mendengar.
a. Anatomi Telinga
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis
auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh struktur
seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang
telinga).Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi
mata.Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun
terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada
lobus telinga.Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara
dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di
depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular.
Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di
meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut.
Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter.
Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di
mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang
dilapisi kulit tipis.Kanalis auditorius eksternus berakhir pada
membrana timpani.Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus,
glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang
disebut serumen.Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel
kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya
mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di
sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah
terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran
kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran
ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara
dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara
merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan
dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel
berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Telinga tengah
mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus
stapes.Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara.Ada dua jendela kecil
(jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan
telinga tengah dengan telinga dalam.Bagian dataran kaki menjejak
pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah.Jendela bulat
memberikan jalan ke getaran suara.Jendela bulat ditutupi oleh
membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak
tipis, atau struktur berbentuk cincin.anulus jendela bulat maupun
jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari
dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini
dinamakan fistula perilimfe. Tuba eustachii yang lebarnya sekitar
1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke
nasofaring.Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka
akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva
atau menguap atau menelan.Tuba berfungsi sebagai drainase untuk
sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan
tekanan atmosfer. Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang
temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan
(kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan
VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari
komplek anatomi.Koklea dan kanalis semisirkularis bersama
menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior
dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan
mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ
ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah
gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5
cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir
untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin,
namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam
dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung
dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis.
Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis
semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti.Labirin
membranosa memegang cairan yang dina¬makan endolimfe.Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam
telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila
keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan
gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang
sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas
elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis
VIII ke otak.Perubahan posisi kepala dan percepatan linear
merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas
elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di
dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang
muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang
muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi
nervus koklearis (nervus kranialis VIII).Yang bergabung dengan
nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis
(nervus kranialis VII).Kanalis auditorius internus membawa nervus
tersebut dan asupan darah ke batang otak.
b. Keseimbangan dan Pusing
Kelainan sistem keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari
30juta orang Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan
mengakibatkan lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada populasi
lansia setiap tahun. Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja
sama otot dan sendi tubuh (sistem proprioseptif), mata (sistem visual),
dan labirin (sistem vestibuler). Ketiganya membawa informasi
mengenai keseimbangan, ke otak (sistem serebelar) untuk koordinasi
dan persepsi korteks serebelar.Otak, tentu saja, mendapatkan asupan
darah dari jantung dan sistem arteri.Satu gangguan pada salah satu
dari daerah ini seperti arteriosklerosis atau gangguan penglihatan,
dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan. Aparatus vestibularis
telinga tengah memberi unipan balik mengenai gerakan dan posisi
kepala, mengkoordinasikan semua otot tubuh, dan posisi mata selama
gerakan cepat gerakan kepala.
c. Fisiologi fungsional jendela oval dan bulat
Memegang peran yang penting. Jendela oval dibatasi olehj anulare
fieksibel dari stapes dan membran yang sangat lentur, memungkinkan
gerakan penting,dan berlawanan selama stimulasi bunyi, getaran
stapes menerima impuls dari membrana timpani bulat yang membuka
pada sisi berlawanan duktus koklearis dilindungi dari gelombang
bunyi oleh menbran timpani yang utuh, jadi memungkinkan gerakan
cairan telinga dalam oleh stimulasi gelombang suara. pada membran
timpani utuh yang normal, suara merangsang jendela oval dulu, dan
terjadi jedai sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela bulat.
namun waktu jeda akan berubah bila ada perforasi pada membran
timpani yang cukup besar yang memungkinkan gelombang bunyi
merangsang kedua jendela oval dan bulat bersamaan. Ini
mengakibatkan hilangnya jeda dan menghambat gerakan maksimal
motilitas cairan telinga dalam dan rangsangan terhadap sel-sel rambut
pada organ Corti.Akibatnya terjadi penurunan kemampuan
pendengaran. Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrana timpani
ke osikuius telinga tengah yang akan dipindahkan ke koklea, organ
pendengaran, yang terletak dalam labirin di telinga dalam. Osikel
yang penting, stapes, yang menggo dan memulai getaran (gelombang)
dalam cairan yang berada dalam telinga dalam. Gelombang cairan ini,
pada gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan mem¬brana
basilaris yang akan merangsang sel-sel rambut organ Corti, dalam
koklea, bergerak seperti gelombang. Gerakan membrana akan
menimbulkan arus listrik yang akan merangsang berbagai daerah
koklea. Sel rambut akan memulai impuls saraf yang telah dikode dan
kemudian dihantarkan ke korteks auditorius dalam otak, dan
kernudian didekode menjadi pesan bunyi. Pendengaran dapat terjadi
dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan melalui telinga luar dan
tengah yang terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang
dihantararkan melalui tulang secara langsung ke telinga dalam dengan
cara konduksi tulang. Normalnya, konduksi udara merupakan jalur
yang lebih efisien; namun adanya defek pada membrana timpani atau
terputusnya rantai osikulus akan memutuskan konduksi udara normal
dan mengaki¬batkan hilangnya rasio tekanan-suara dan kehilangan
pendengaran konduktif.
3. Indera Penciuman
Penciuman dan pengecapan umumnya digolongkan sebagai perasaan
viseral karena hubungannya yang erat dengan fungsi pencernaan. Secara
fisiologis fungsi ini berhubungan satu sama lainnya. Cita rasa dari berbagai
makanan sebagian besar merupakan gabungan dari rasa kecap dan baunya.
Akibatnya cita rasa makanan dapat terasa berbeda apabila seseorang
menderita pilek yang menekan indra penciumannya. Reseptor pencium
dan pengecap keduanya adalah kemoreseptor yang dirangsang oleh
molekul-molekul dalam larutan dalam cairan hidung dan mulut. Akan
tetapi, kedua indra ini secara anatomis sangat berbeda reseptor pencium
adalah reseptor jauh (teleseptor) lintasan penciuman tidak mempunyai
sambungan dalam talamus dan tidak terdapat daerah proyeksi dalam
neokorteks untuk penciuman.
A. Kesimpulan
Sistem indra pada tubuh manusia sangat penting bagi proses
aktivitas/kegiatan pada manusia. Indra adalah orkan akhir yang dikhususkan
fungsinya untuk meneriam reseptor baik dari luar tubuh mupun dalam tubuh.
Manusia memiliki beberapa macam alat indra pada tubuhnya yang
membantu menopang aktivitas sehari-harinya. Adapun indra yang dimiliki
oleh manusia beserta fungsinya, yaitu :
1. Indera penglihatan (untuk melihat)
2. Indera pendengaran (untuk proses pendengaran pada manusia)
3. Indera penciuman (untuk proses pembauan)
4. Indera perasa (untuk proses perasa/sensasi rasa pada makanan yang
masuk)
5. Indera peraba (untuk sensasi rabaan yang terjadi pada kulit manusia).
Semua indera mempunyai peran dan fungsi masing-masing dalam tubuh
manusia. Dan apabila terjadi gangguan pada salah satu sistem indra di atas,
maka akan terjadi ketidakseimbangan dan ketidakmampuan pada aktivitas
yang dilakukan manusia sehubungan dengan fungsi sistem indra di atas.
B. Saran
Di harapkan untuk lebih mejaga kesehatan indra yang kita miliki agar bisa kita
gunakan dengan baik Agar lebih mengetahui apa yang bisa menyebabkan
disfungsi pada sisitem indra kita agar kita bisa menghindari kerusakan pada
sistem indar yang kita miliki.