Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Arinda Dwi Nur Cahyani
1620009
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1. Lapisan-Lapisan Kulit ............................................................................. 6
3.2. Fungsi Kulit ............................................................................................ 7
3.3. Jenis-Jenis Luka ...................................................................................... 8
3.4. Macam-macam luka ................................................................................ 8
3.5. Tahap proses penyembuhan luka ............................................................ 9
3.6. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka .................................. 9
3.7. Tanda dan Gejala .................................................................................... 9
3.8. Penyebab Arterial Ulcers ........................................................................ 10
3.9. Pengkajian Arterial Ulcers ..................................................................... 10
3.10. Management Arterial Ulcers ................................................................... 10
3.11. Manifestasi Klinis ulkus vena ................................................................. 11
3.12. Factor resiko utama terjadinya luka vena
(COLLINS and SERAJ,2010): ............................................................... 11
3.13. Manajemen Vena Ulcers ........................................................................ 12
3.14. Tanda dan Gejala Arterial Ulcer ............................................................. 13
3.15. Penyebab Arterial Ulcers ........................................................................ 13
3.16. Pengkajian Arterial Ulcers ..................................................................... 13
3.17. Management Arterial Ulcers .................................................................. 14
3.18. Etiologi Diabetes Melitus ....................................................................... 15
3.19. Patofisiologi Diabetes Melitus ................................................................ 16
3.20. Manifestasi Klinis Diabetes Melitus ....................................................... 18
iii
3.21. Tanda dan Gejala Diabates Melitus ........................................................ 18
3.22. Perawatan Kaki Diabetic......................................................................... 19
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan ............................................................................................... 21
4.2. Saran .......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui lapisan-lapisan kulit.
2. Agar mahasiswa mengetahuifungsi kulit.
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis kulit.
4. Agar mahasiswa mengetahuimacam-macam luka.
5. Agar mahasiswa mengetahuitahap proses penyembuhan luka
6. Agar mahasiswa mengetahuifaktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar
yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia
danmerupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kirakira
15% dari berat tubuh dan luas kulit orang dewasa 1,5 m2. Kulitsangat
kompleks, elastis dan sensitif, serta sangat bervariasi padakeadaan iklim, umur,
seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuhserta memiliki variasi
mengenai lembut, tipis, dan tebalnya. Rata-ratatebal kulit 1-2m. Paling tebal (6
mm) terdapat di telapak tangan dankaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di
penis. Kulit merupakanorgan yang vital dan esensial serta merupakan cermin
kesehatan dankehidupan (Djuanda, 2007). Kulit terbagi atas dua lapisan utama,
yaitu epidermis (kulit ari) sebagai lapisan yang paling luar dan dermis
(korium,kulit,kulit jangat). Sedangkan subkutis atau jaringan lemak terletak di
bawah dermis.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang
paling tebal beruukuran 1 milimeter, misalnya pada telapak kaki dan telapak
tangan, dan lapisan yang tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak
mata,pipi,dahi dan perut. Karena ukurannya yang tipis, jika kita terluka bisanya
mengenai bagian setelah epidermis yaitu dermis. Dermis terutama terdiri dari
bahan dasar serabut kolagen dan elastis. Serabut kolagen dapat mencapai 72
persen dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak.
Pada bagian dalam dermis terdapat adneksa-adneksakulit. Adneksa kulit
merupakan struktur yang berasal dari epidermis tetapi bderbah bentuk dan
fungsinya, terdiri dari folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran
keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rabut, ujung pembuluh darah dan
serabut saraf, juga sabagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak
bawah kulit (subkutis/hipodermis).
4
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Lapisan – Lapisan Kulit
Lapisan kulit dan bagian-bagian pelengkapnya kulit terbagi menjadi 3
lapisan yaitu :
1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan
epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal
berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan
yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata,
pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh
zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui
dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis
dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :
Lapisan tanduk (stratum corneum) Merupakan lapisan epidermis yang
paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke dalam.
Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat
sedikit mengandung air
Lapisan bening (stratum lucidum) Disebut juga lapisan barrier,
terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai
penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening
terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis dan
bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya).
Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.
Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening.
Lapisan berbutir (stratum granulosum) Tersusun oleh sel-sel
keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di
dalam protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan
ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
Lapisan bertaju (stratum spinosum) Disebut juga lapisan malphigi,
terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan
jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus.
Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) Merupakan
lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak
(silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.
2. Dermis( Korium)
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit
(Sebacea) atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah
7
.
3.8 Penyebab Arterial Ulcers
Penyebab yang sering terjadi pada Arterial Ulcers antara lain :
1. Pembatasan pembuluh darah karena penyakit pembuluh darah perifer
2. Insufisiensi vaskular kronis
3. Vasculitis (kerusakan radang pembuluh darah)
4. Diabetes mellitus
5. Gagal ginjal
6. Tekanan darah tinggi
7. Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
8. Aterosklerosis (penebalan arteri, karena penumpukan bahan lemak)
9. Trauma
10. Mobilitas sendi terbatas
3.12 Factor resiko utama terjadinya luka vena (COLLINS and SERAJ,
2010):
Usia yang lebih tua
Obesitas
Posisi statis (berdiri lama, duduk lama)
12
claudication. Nyeri juga bisa terjadi di malam hari ketika pasien berbaring
dan hilang bila kaki ditinggikan. Riwayat kesehatan masa lalu perlu dikaji
adanya peripheral vascular disease atau arterial surgery. Riwayat merokok
juga perlu untuk diperhatikan.
Kaki mungkin teraba dingin saat palpasi, dan nampak mengkilap serta
bulu-bulu kaki mungkin berkurang sampai menghilang. Kaki nampak pucat
bila ditinggikan dan kemerahan/kebiruan bila direndahkan. Nadi dorsal pedis
mungkin menurun bahkan menghilang.
terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II. Namun
masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah
pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu
ketoasidosis diabetic tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian
diabetes tipe II yang tidak terkontrol menimbulkan masalah misalnya diabetic
foot.(suprajitno,2004)
3.20 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
Seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Melitus apabila menderita
dua dari tiga gejala yaitu:
1. Keluhan TRIAS: Kencing yang berlebihan ( Poliuri ), Rasa haus yang
berlebihan ( Polidipsi ), Rasa lapar berlebihan ( Polifagia ) dan
Penurunan berat badan..
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl.
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl.
Keluhan yang sering terjadi pada penderita Diabetes Mellitus adalah:
Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat Badan menurun, Lemah, Kesemutan,
Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan (Waspadji, 1996). Penyakit
pada penderita diabetes bagian kaki dengan gejala dan tanda sebagai berikut
:
1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).
2. Adanya kalus ditelapak kaki
3. Nyeri saat istirahat
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).
Cara lain dalam melakukan perawatan kaki, antara lain sebagai berikut :
1) Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah.
2) Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu
gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu dengan
bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau stocking setiap
hari.
3) Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu sempit)
dan periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan tidak ada
kerikil atau benda kecil lain di dalam sepatu yang dapat melukai kaki.
4) Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau
mengompres kaki dengan panas, dan jangan gunakan botol panas atau
peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa panas sudah berkurang
sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh.
5) Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan.
6) Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk
menghilangkan mata ikan.
7) Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan
periksakan kedokter.
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau
pembedahan. Luka merupakan rusaknya kesatun/komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ada faktor tertentu yang mempengaruhi
proses penyembuhan luka. Dn dibutuhkan keahlian khusus dalam melakukan perawatan luka,
agar luka dapat segera disembuhkan.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan
standart prosedur operasional. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa dipertanggung
jawabkan. Agar luka tidak bertambah parah dan cepat disembuhkan. Untuk pemerintah
daerah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat awam tentang pentingnya
merawat luka agar meminimalisir terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh luka
yang tidak dirawat dengan baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetic Association. (2007). How to Keep Your Feet.diakses 25 September 2015,
dari www.diabetesforecast.org/2008/feb/how-to-keep-your-feet.html#sthash.YqGPnXlw.dpuf.
Adib. 2011. Pengetahuan Praktis Ragam Penyakit Mematikan yang Paling Sering Menyerang
Kita. Jogjakarta: Buku Biru.
Arisanty, Irma P. (2014). Manajemen Perawatan Luka: Konsep Dasar. Jakarta: EGC.
A, Sharp, & J, Clark. (2011). Diabetes and Its Effects on Wound Healing. Nursing Standard. 25,
45, 41-47.
Braun, Liza R., Fisk, Whitney A., Lev-Tov, Hadar., Kirsner, Robert s., & Isseroff, Roslyn. 2014.
Diabetic Foot Ulcer: An Evidence-Based Treatment Update. Vol 15. Page: 267-281.
Bryant, Ruth, & Nix, Denise. (2006). Acute & Chronic Wounds Current Management Concepts
Third Edition. Minnesota: Elsevier.
Dunning, Trisha. 2009. Care of People with Diabetes: A Manual of Nursing Pratice 3rd Edition.
Willey Blacwell.
Ekaputra, Erfandi. 2013. Evolusi Manajemen Luka. Jakarta: TIM. Fahrurrozi, & Purba, Teddy.
(2014). Perawatan Luka Home Care di Deli Serdang. alphawoundcare88.com.
Gayatri, Dewi., Kristianto, Heri., & Nurachmah, Elly. (2011). Aspek Kenyamanan Pasien Luka
Kronik Ditinjau dari Transforming Growth Factor β1 dan Kadar Kortisol. Makara, Kesehatan.
Vol. 15, No: 2, Desember 2011: 73- 80
Hardiman, H., Sutedjo, I, dan Salim. 2013. Tumbuh: Diabetes dan Komplikasi. Surakarta:
Pustaka Pelajar.