Vous êtes sur la page 1sur 50

KONSEP

POST PARTUM

YUANITA SYAIFUL, S.Kep.Ns.M.Kep.


Tiga Proses Penting
Masa Post Partum

• Pengecilan Rahim
• Kekentalan darah
(hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil Hb cenderung turun
• Proses laktasi atau menyusui
Tujuan Masa Post Partum

• Menjaga kesehatan ibu dan bayi


• Mendeteksi masalah, mengobati dan
merujuk jika terjadi komplikasi
• Memberi pend. Kes ttg perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, manfaat
menyusui, imunisasi, perawatan bayi
sehari2
• Memberi pelayanan KB
DEFINISI
Masa di mana tubuh menyesuaikan, baik
fisik maupun psikososial terhadap proses
melahirkan.

Dimulai segera setelah bersalin sampai


tubuh menyesuaikan secara sempurna &
kembali mendekati keadaan sebelum hamil
(±6 minggu), kembalinya organ reproduksi,
seperti keadaan sebelum hamil dan
penyesuaian terhadap keluarga baru.
Selama masa itu organ reproduksi
meliputi serviks, vagina dan
perineum akan berubah seperti
keadaan sebelum hamil. Dan
perubahan tersebut dikatakan
sebagai proses involusio.
KLASIFIKASI MASA POST PARTUM

1. Immediate post partum (24 jam


pertama setelah plasenta lahir).
2. Early post partum period (minggu
pertama).
3. Late post partum period (minggu
kedua sampai minggu keenam).

1 & 2 potensial bahaya, sedangkan 3


perubahan secara bertahap.
1. 6 – 8 JAM POST PARTUM
– Mencegah perdarahan
– Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan & memberi rujukan bila terjadi
perdarahan berlanjut
– Memberi konseling tentang pencegahan
perdarahan
– ASI
– Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan
bayi baru lahir
– Mencegah bayi agar tidak hipotermia
2. 6 HARI POST PARTUM
– Memastikan involusi uterus normal
– Menilai tanda2 demam, infeksi
– Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat
– Memastikan ibu menyusui
– Memberikan konseling ttg asuhan pada
bayi, cara merawat tali pusat dan
menjaga bayi rtetap hangat
3. 2 MINGGU POST PARTUM
sama dengan 6 hari post partum
4. 6 MINGGU POST PARTUM
– Menanyakan tentang penyulit yang
dialami
– Memberikan konseling KB dini
ADAPTASI FISIOLOGI &
PSIKOLOGI POST PARTUM
• Perubahan tanda-tanda vital
• Perubahan sistem reproduksi
• Perubahan sistem hematologi
• Perubahan sistem kardiovaskular
• Perubahan sistem perkemihan
• Perubahan sistem endokrin
• Perubahan sistem gastrointestinal
• Perubahan sistem muskuloskeletal
 Suhu oral 24 jam pertama setelah
melahirkan : ≤38°C.
 Jika setelah 1 hari suhu >38°C
selama 2 hari, dalam 10 hari
pertama post partum

Sepsis puerpuralis, infeksi saluran


kemih, endometritis, mastitis /
infeksi lain.
PERUBAHAN CARDIOVASKULAR

• Tekanan darah
 Penurunan tekanan systolic ≥20 mmHg 
orthostatic.
 Kenaikan tek systolic 30 mmHg / diastolik
15 mmHg terutama disertai sakit kepala
atau perubahan penglihatan

Di curigai preeklampsi
PERUBAHAN HEMATOLOGI
Komponen darah
 Hb, Ht, eritrosit mendekati keadaan
sebelum melahirkan.
 Leukositosis : 15.000-30.000/mm3 tidak
menetap, biasanya menurun.
 Mekanisme pembekuan darah menjadi
aktif pada immediate post partum &
menetap sampai beberapa saat
melahirkan.
PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
• Melahirkan  trauma  edema,
menghilangkan sensitivitas terhadap
tekanan cairan.
• Tekanan berlebihan dan pengosongan
tidak sempurna dari kandung kemih.
• Gangguan BAB dlm 2 hari pertama post
partum.
• Penimbunan cairan dalam jaringan
selama kehamilan mll diuresis, dimulai
12 jam post partum.
Lanjutan….

• Hematuri pd early post partum


menandakan trauma kandung kemih
waktu persalinan  infeksi kandung
kemih.
• Acetonuria  dehidrasi post partum.
• Aliran darah ke ginjal, GFR dan ureter
waktu sebulan secara bertahap akan
kembali ke keadaan sebelum hamil.
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
• Estrogen dan progesteron menurun dengan
cepat.
• Kadar prolaktin pada wanita meneteki akan
meningkat karena rangsangan dari isapan bayi.
• Estrogen pada wanita tidak meneteki akan
meningkat secara bertahap, terjadi fase
foliculan dalam 3 minggu post partum.
• Menstruasi terjadi pada minggu ke-36 post
partum, sedangkan pada yang tidak meneteki
pada minggu ke-12 post partum.
LAKTASI
Terjadi perubahan pada mammae yang
merupakan persiapan menghadapi masa
laktasi :
1. Proliferasi jaringan (kelenjar dan alveolus
mammae dan lemak).
2. Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang
kadang2 dpt dikeluarkan berwarna kuning
(kolostrum).
3. Hipervaskularisasi pada permukaan / pada
bagian mammae.
PERUBAHAN SISTEM
GASTROINTESTINAL
• Penurunan motilitas usus dan g3 kenyamanan
perineum.

• Pengembalian defekasi secara normal terjadi


lambat (1 minggu).
• Pemberian huknah pada kala 1 & penurunan
kekenyalan otot abdomen juga merupakan
predisposisi terjadinya konstipasi.
PERUBAHAN SISTEM
MUSCULOSKELETAL
• Hilangnya kekenyalan otot terlihat post
partum.
• Dinding perut terasa lembek dan kendor.
• Bila menggunakan regional anestesi,
perasaan anggota bawah akan menurun
selama 24 jam pertama.
• Tidak perlu exercise berat sampai keadaan
kembali seperti semula.
PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI

• Involutio uteri terjadi segera setelah


melahirkan dan berlangsung cepat, dalam 2
minggu kembali lagi ke rongga panggul, dalam
6 minggu sedikit lebih besar daripada ukuran
nulipara.
• Involutio uteri
Dalam 12 jam setelah melahirkan fundus
uteri teraba 1 jari (1 cm) di bawah pusat, 5-6
minggu kembali dalam ukuran tidak hamil.
Penurunan tersebut tergantung dari besarnya
sel bukan dari banyaknya sel.
TINGKAT INVOLUTIO UTERI
Waktu Posisi Berat Lochia
sejak fundus uterus
melahirkan uteri
1-2 jam Pertengahan 1000 g Rubra
pusat -
symphisis
12 jam 1 cm bawah Rubra
pusat

3 hari 3 cm bawah Serosa


pusat, terus
menurun 1
cm/ hari.
TINGKAT INVOLUTIO UTERI
Waktu Posisi Berat Lochia
sejak fundus uterus
melahirkan uteri
9 hari Tidak 500 g Alba
teraba
dibawah
symphisis
5–6 Sedikit Tidak
minggu lebih besar ada
dari
nullipara
LOCHIA
• Setelah melahirkan, uterus membersihkan dirinya
sendiri dari debris dengan pengeluaran pervaginam
(lochia).
• Lochia rubra : pengeluaran pervaginam pada 3 hari
pertama setelah melahirkan berupa darah & sedikit
bekuan darah.
• Lochia serosa berwarna lebih pink atau coklat.
• Lochia alba pada hari ke-10, lochia menjadi kuning
keputihan & mengandung banyak leucocyt dan sel
debris.
• Lochia sedikit berbau seperti darah menstruasi.
• Pengeluaran per vaginam yang terus berlangsung
setelah 2 – 3 minggu mungkin disebabkan
endometritis.
KARAKTERISTIK LOCHIA
Nama Batas Pengeluaran Pengeluaran
waktu Normal Tidak
sejak normal
melahirkan
Lochia Hari 1-3 Darah, berbau, Lebih
rubra pengeluaran banyak,
sedikit berbau
meningkat waktu busuk. Doek
meneteki, senam. penuh
darah.
Lochia Hari 4-9 Pink atau coklat Berbau
serosa konsistensi busuk. Doek
serosanguinus, penuh
sedikit berbau lochia.
Lanjutan…
Nama Batas waktu Pengeluaran Pengeluaran
sejak normal tidak
melahirkan normal
Lochia Hari ke-10 Kuning Berbau busuk,
alba keputihan, tetap lochia
sedikit serosa,
berbau. pengeluaran
kembali pink
atau merah,
terus ada
pengeluaran
lebih dari 2-3
minggu.
PERUBAHAN PADA VAGINA

• Congesti pada dinding vagina


berakibat sampai beberapa hari.
• Rugae vagina mulai kembali dalam 3
minggu.
• Labia minor dan mayor tampak sedikit
teregang dan tidak dengan episiotomi,
perinium dapat menjadi edematus dan
kelihatan sedikit memar pada early
post partum.
PERUBAHAN PADA PERINIUM

• Adanya episiotomi pada perinium akan


menyebabkan rasa tidak nyaman
(sakit), yang pada awalnya terlihat
edema dan luka membiru.
• Penyembuhan luka episiotomi biasanya
pada minggu ke 5-6 dimana proses
penyembuhan tergantung pada bentuk
insisi, lama kala II dan efektif nya
penanganan, tingkat paritas
(multi/primi).
ADAPTASI PSIKOLOGIS
POST PARTUM
• Menjadi orang tua mrpkn krisis dan melewati
transisi. Masa transisi post partum yang harus
diperhatikan : phase honeymoon.
• Phase honeymoon : fase setelah anak lahir di
mana terjadi intimasi dan kontak lama antara
ibu-ayah-anak.
• Psikis-honeymoon  slg memperhatikan anak
dan menciptakan hub baru.
• Ikatan kasih (bonding & attachment)
terjadi pada kala IV (kontak ibu-ayah-anak).
FASE2 ADAPTASI PSIKOLOGIS
POST PARTUM
1. Fase “taking in”
– Ibu pasif dan tergantung
– Berlangsng 1-2 hari
– Ibu tidak menginginkan bayinya, tetapi
memperhatikan.
– Ibu mencari informasi tentang bayinya,
bukan cara merawat bayi.
– Ibu mengenang pengalaman melahirkan
– Perawatan : tidur dan nutrisi yang
adekuat.
2. Fase “taking hold”
– Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif
– Perhatian terhadap kemampuan
mengatasi fungsi tubuhnya.
– Timbul rasa kurang percaya diri
sehingga mudah mengatakan “tidak
mampu melakukan perawatan….”
– Berlangsung kira2 10 hari
3. Fase “Letting go”
– Ibu merasakan bayinya adalah terpisah
dari dirinya.
– Mendapat peran dan tanggung jawab
baru.
– Peningkatan kemandirian dalam
perawatan diri sendiri dan bayinya.
– Penyesuaian hubungan dengan suami dan
bayinya.
ASUHAN KEPERAWATAN

• Pengkajian keperawatan
• Diagnosa keperawatan
• Perencanaan keperawatan
• Implementasi keperawatan
• Evaluasi keperawatan
PENGKAJIAN
1. Pengkajian fisiologik
– TTV
– Kekenyalan uterus, posisi, tinggi fundus
uteri
– Tipe dan jumlah lochia
– Perubahan buah dada (mammae)
– Keadaan perineum dan rectum
– Fungsi kandung kemih
– Anggota badan bawah
– Istirahat dan kenyamanan ibu
2. Pengkajian psikologis
– Respon ibu terhadap kelahiran
– Persepsi ibu terhadap respon
keluarga
– Pengkajian terus menerus keadaan
psikologik ibu
– Pengalaman melahirkan
– Pertemuan ayah-bayi
– Kekecewaan dan adaptasi bayi
PETUNJUK PENGKAJIAN, PERAWATAN,
& TEACHING POST PARTUM
A. Observasi post partum
– TTV
– Keadaan fundus
– Lochia (karakteristik, jumlah & tipe)
– Perinium (jahitan, edema & nyeri)
– Sistem urinaria (BAK pertama, jumlah,
warna & karakteristik)
– BAB (hemoroid, jahitan perinium, pelunak
faeces atau laxative)
B. Perawatan diri dan kenyamanan
– Ambulasi
– Mandi
– Perineum
– Penunjang buah dada dan kenyamanan
(pengeluaran ASI, kompres)
– Istirahat & senam (senam post partum)
– Nutrisi
– Penyesuaian emosi
C. Hubungan dalam keluarga
– Pengunjung (ayah, teman, dsb)
– Anak-anak di rumah
– Seksual dan KB
– Penyesuaian keluarga terhadap
bayi
– Tambahan kebiasaan keluarga
D. Perawatan bayi
– Feeding (ASI)
– Positioning & handling
– Mandi
– Pakaian dan mengganti popok
– Perawatan tali pusat & sirkumsisi
bila ada
Lanjutan…
– Perilaku bayi (menangis, gerakan
mata, rewel dll)
– Mengenal tanda2 penyakit
– Keamanan bayi (racun, lingkungan
fisik, tempat tidur)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume
cairan b.d pengeluaran yang berlebihan
melalui perdarahan hebat, keringat &
diuresis
2. Perubahan pola eliminasi BAK : dysuria b.d
ketidaknyamanan perinium, trauma saluran
kemih
3. Perubahan pola eliminasi BAB : konstipasi b.d
berkurangnya mobilisasi, diet yang tidak
seimbang, trauma persalinan
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d peregangan
perinium, luka episiotomi, involusio uteri,
hemoroid & pembengkakan payudara
Lanjutan…

5. Resiko infeksi b.d trauma jalan lahir


6. Harga diri rendah b.d belum pengalaman
dalam persalinan dan merawat bayi
7. Resiko perubahan proses parenting
(menjadi orangtua) b.d kurangnya
pengetahuan tentang cara merawat bayi
8. Ketidakefektifan proses laktasi b.d kurang
pengetahuan tentang perawatan payudara,
cara menyusui
INTERVENSI
1. Nyeri (akut)b.d trauma mekanis,
edema jaringan
Tujuan : nyeri (akut) tidak terjadi /
berkurang
Kriteria Hasil: klien akan
– Mengidentifikasi dan menggunakan
intervensi untuk mengatasi
ketidaknyamanan dengan tepat
– Mengungkapkan berkurangnya
ketidaknyamanan
Intervensi :
1. Tentukan adanya lokasi dan sifat
ketidaknyamanan
2. Inspeksi perbaikan perinium dan
episiotomi
3. Berikan posisi yang nyaman
4. Monitor nyeri tekan uterus, tentukan
adanya dan frekuensi / intensitas
afterpain
Lanjutan…

5. Inspeksi payudara dan jaringan


putting
6. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
7. Anjurkan klien memulai menyusui
pada putting yang tidak nyeri tekan
8. Kolaborasi pemberian analgesik
2. Ketidakefektifan proses laktasi b.d
kurang pengetahuan tentang
perawatan payudara, cara menyusui
Tujuan : proses laktasi efektif
Kriteria Hasil : klien akan
– Mengungkapkan pemahaman
tentang proses laktasi
– Mendemonstrasikan teknik efektif
dari laktasi
Intervensi :
1. Monitor tingkat pengeahuan & pengalaman
klien tentang menyusui sebelumnya
2. Tentukan sistem pendukung yang tersedia
pada klien tentang menyusui sebelumnya
3. Berikan informasi verbal, dan tertulis
mengenai fisiologi dan keuntungan
menyusui, perawatan payudara
4. Demonstrasikan dan tinjau ulang teknik2
menyusui
5. Rujuk klien pada kelompok pendukung, misal
posyandu
3. Resiko tinggi infeksi b.d trauma jalan
lahir
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil : klien akan
– Mendemonstrasikan teknik2 untuk
menurunkan resiko/ meningkatkan
kesembuhan.
– Menunjukkan luka yang bebas dari
drainase purulenta.
– Bebas dari infeksi, tidak febris dan
mempunyai aliran lokhia dengan normal.
Intervensi :
1. Kaji catatan prenatal dan intranatal,
frekuensi pemeriksaan vagina dan
komplikasi KPD, persalinan lama, laserasi,
perdarahan.
2. Pantau nadi, dan suhu dengan rutin.
3. Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus.
4. Catat jumlah dan bau lochia atau
perubahan pada kemajuan normal dari
rubra menjadi serosa.
5. Evaluasi kondisi putting, perhatikan
adanya pecah2 kemerahan dan nyeri
tekan.
Lanjutan…

6. Inspeksi sisi perbaikan episiotomi setiap 8


jam.
7. Perhatikan frekuensi / jumlah berkemih.
8. Kaji terhadap tanda2 infeksi saluran kemih.
9. Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan
dengan cermat.
10. Berikan informasi tentang makanan yang
bergizi. Anjurkan klien untuk meningkatkan
masukan cairan sampai 2000ml.
11. Tingkatkan tidur dan istirahat.
12. Monitor laboratorium : leukosit, Hb.
13. Kolaborasi antipiretik, antibiotika.

Vous aimerez peut-être aussi