Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
Karena dampak Pre-klamsia ringan sangat signifikan untuk itu ibu harus
mampu mengenali dan mengobati Pre-eklamsia ringan agar tidak berlanjut pada
Pre-eklamsi berat lalu ke eklamsi, pemeriksaan antenatal yang teratur dan
bermutu serta teliti, serta melakukan diet makanan tinggi protein, karbohidrat,
cukup vitamin dan rendah lemak. Untuk itu dalam mengurangi kejadian dan
menurunkan angka kejadian pre-eklamsiringan dapat menyebabkan kematian.
Mengingat kejadian komplikasi pada ibu dan BBL sebagian besar terjadi pada
masa sekitar persalinan, pemeriksaan kesehatan saat hamil dan kehadiran
tenaga kesehatan yang terampil pada masa kehamilan menjadi sangat penting.
Pengetahuan masyarakat tentang gejala komplikasi dan tindakan cepat untuk
segera meminta pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat menjadi kunci
utama dalam menurunkan AKI dan AKB.
Secara umum tingginya kematian ibu dan bayi berkaitan erat dengan 3
terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat sampai ke fasilitas kesehatan serta terlambat mendpatkan pelayanan
yang optimal (Depkes : 2004 : 24). Untuk mengetahui permasalahan tersebut di
perlukan upaya bagi seluruh pihak yang mau bersama-sama menyelamatkan ibu
dan bayi. (http://www.mediaindo.go.id). Sedangkan menurut Sri Astuti upaya
percepatan penurunan AKI dan AKB di antaranya adanya kebijakan Making
Pregnancy Safer (MPS).
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Sismiarti bahwa jumlah
kunjungan ibu hamil secara keseluruhan yang datang ke pelayanan tersebut
selama bulan Januari sampai dengan November 2007 sejumlah 182 ibu hamil
dan terdiri dari ibu hamil yang RISTI berjumlah 30 ibu hamil (16,5%) dengan
PER sebanyak 15 ibu hamil (50%), ditemukan anemi sebanyak 10 ibu hamil
(33%), dan Hiperemesis sebanyak 5 ibu hamil (16,7%). Tingginya angka
kejadian PER pada BPS Sismiarti mendorong penulis menyusun karya tulis
ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “S” G IV P30022 Umur
Kehamilan 40 Minggu T/H/I Dengan PER DI BPS Sismiarti Amd Keb Kec.
Banjarmlati Kabupaten Kediri” dengan menggunakan Manajemen Kebidanan
Helen Varney.
Memberikan asuhan kebidanan kepada Ny. “S” pada ibu hamil dengan
PER menggunakan pendekatan Managemen Kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. “S”
Grandemulti dengan PER adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengkajian terhadp keadaan Ny “S”
2. Mengidentifikasi masalah Ny. “S” dengan melakukan diagnosa.
3. Mengantisipasi masalah potensial yang terjadi pada Ny. “S”.
4. Menidentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan Ny. “S”
5. Merumuskan rencana Asuhan Komprehensif pada Ny. “S”.
6. Melaksanakan Rencana Asuhan Kebidanan kepada Ny. “S”.
7. Melaksanakan evaluasi terhadap Asuhan Kebidanan yang telah
dilaksanakan kepada Ny. “S”.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Dapat digunajkan sebagai bahan acuan didalam melaksanakan Asuhan
Kebidanan.
1.3.2 Manfaat praktis
1.3.2.1 Bagi lahan praktik
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih
meningkatkan ketrampilan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan khususnya Grandemulti dengan PER.
1.3.2.2 Bagi Institusi
Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan
di bidang kebidanan khususnya masalah-masalah yang terjadi
pada Grandemulti dengan PER.
1.3.2.3 Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman nyata serta dapat menerapkan apa
yang telah didapat dalam perkuliahan dengan kasus nyata
dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan.
1.3.2.4 Bagi Pasien
Memberikan petunjuk tentang perawatan pada grandemulti
dengan kehamilan PER secara jelas.
1.4 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data
1.4.1 Metode
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7) lelah (fatigue)
8) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan
pengaruh ekstrogen dan progesteronyang merangsang duktus
dan alveoli payudara. Kelenjar Mentgomery terlihat lebih
membesar.
9) Miksi sering
10) konstipasi / obstipasi karena tonus otot-otot menuriun oleh
pengaruh hormone steroid.
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone
kortiskosteroidplasenta, dijumpai dimuka (cloasmagravidaru),
areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra = grisie)
12) Epulsi : hipertrofi dari papil gusi
13) pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pad kaki, betis,dan
vulva biasanya dijumpai pad triwulan terakhir.
( Rustam M, 1998 : 43 )
19) Anoreksa
Terjadi pada bulan-bulan pertama, tapi setelah itu nafsu makan
timbul lagi.
20) Obstipasi
Karena tonus otot menurun yang disebabkan pengaruh hormone
steroid.
21) Epulis
Suatu hypertropi papilla ginggivae, sering terjadi pada triwulan
pertama
22) Varises
Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Kadang-kadang
timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
(Sarwono, 2002 : 125 – 126)
23) Gambaran fisik janin
24) Hasil uji endokrin
(Williams, 1995 : 17)
2.1.3.3 Tanda-Tanda Pasti hamil
1). Gerakan janin dalam rahim dapat dilihat atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
2).. Denyut jantung janin :
a. Didengar dengan stetoskop monoral laennec.
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler.
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram.
d. Dilihat pada USG
3). Terlihat tulang-tulang janin pada foto roentgen
(Mochtar, 1998 : 45).
2.1.4 Fisiologi Kehamilan
2.1.4.1 Perubahan-Perubahan Fisiologik (Mochtar, 1998 : 35 – 40)
1). Perubahan pada system reproduksi
a. Perubahan – perubahan Fisiologik
Uterus akan membesar karena pengaruh hormone estrogen
dan progesterone. Rahim yang semula besarnya sejempol
atau besarnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan
10
c. Sistem respirasi
Pada kehamilan 32 minggu tidak jarang wanita hamil
mengeluh rasa sesak dan pendek napas. Hal ini terjadi akibat
usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kea rah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat ± 20%. Maka
seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.
d. Traktus digestivus
bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek
(nausea) karena hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-
otot tractus digestifus menurun, sehingga motilitas seluruh
tractus digestifus juga berkurang. Biasanya terjadi pada pagi
hari (morning sickness). Bila terlampau sering dan terlalu
banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum (patologi)
e. Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama ehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering
kencing. Makin tuanya kehamilan keadaan ini hilang karena
uterus gravidarus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah PAP,
keluhan sering kencing akan timbul kembali karena kandung
kencing mulai tertekan kembali.
f. Kulit
Terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu,
oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang
meningkat. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah
retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-
biruan (striae livdae), setelah partus berubah menjadi putih
(striae albican).
3). Metobolisme
Basal metabolisme rate (BMR) meninggi, system endokrin
meninggi dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula
12
4). Lingkungan
Bahaya polusi udara, air dan makanan terhadap ibu hamil
dan anak seperti halnya merokok
5). Gerak badan
Gunanya sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan
bertambah, pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak
6). Kerja
Boleh bekerja seperti biasa, cukup istirahat dan makan
teratur, pemeriksaan hamil yang teratur.
7). Bepergian
Jangan terlalu lama dan melelahkan, duduk lama
menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak. Bepergian
dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia,
dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat.
8). Pakaian
Harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada
daerah perut. Kutang yang menyokong payudara, sepetu
dengan tumit tidak terlalu tinggi.
9). Istirahat dan rekreasi
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang
mengutungkan dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan
yang terlalu ramai, sesak, dan panas lebih baik dihindari.
10). Mandi
Untuk kebersihan utamanya perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Tidak dianjurkan
berendam
11). Coitus
Tidak dihalangi kecuali ada sejarah : sering
abortus/premature, perdarahan pervaginam, minggu
18
Dari hal - hal diatas, jelas bahwa bukan hanya satu faktor, melainkan
banyak faktor yang menyebabkan preeklmsi dan eklamsia. ( Rustam M,
1998 : 199 )
2.2.3. Patologi
Pada Pre-eklamsi terjadi spasmus pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasmus, maka tekanan
darah dengan sendirinya akan naik. Sebagai usaha untuk mengatasi
kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema disebabkan retensi air dan
garam ruang intersial. Proteinuria disebabkan oleh spasmus arteiola
sehingga terjadi perubahan di glomerus.
( Rustam M, 1998 : 199 )
Dengan teori di atas dapat disimpulkan dengan skema sebagai berikut:
Pre-eklamsi
e.Gangguan kesadaran
5). Pemeriksaan :
a. Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
b. Perdarahan pada retina
c. Trombosit kurang dari 100.000/mm
(Rustam M. 1998. 201)
2.2.7 Tahapan Kejang
2.2.7.1 Stadium invasi (awal atau aurora) / premoniatory
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan
tangan bergetar, kepala dipalingkan kanan dan kiri,
berlangsung ± 10-20 detik, mata membelalak, otot tangan dan
wajah berkedut, kesadaran menurun.
2.2.7.2 Stadium kejang tonik
Otot badan, wajah, kaku, tangan menggenggam dan kaki
membengkok ke dalam, nafas berhenti, muka sianosis, lidah
tergigit, gigi mengatup, diafragma mengatup, lamanya ± 10-20
detik.
2.2.7.3 Stadium kejang klonik
Otot terkontraksi dalam waktu cepat. Mulut terbuka dan
menutup, keluar ludah berbusa, lidah tergigit, mata melotot,
muka kongesti dan sianosis. Berlangsung selama 1-2 menit
kejang berhenti, tidak sadar, menarik nafas seperti
mendengkur (pernafasan dalam), gigitan kuat pada rahang.
2.2.7.4 Stadium Koma
Koma berlangsung beberapa menit sampai berjam-jam.
Selama serangan TD meninggi, nadi cepat, suhu sampai 40 0C.
hilang kesadaran lamanya dalam hitungan menit bahkan jam,
dapat terjadi kejang ulang.
(Rustam M. 1998 204)
2.2.8 Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-
tanda dini pre-eklamsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan
semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya pre-eklamsia
dengan adanya faktor-faktor predisposisi seperti telah diuraikan di atas.
Walaupun timbulnya pre-eklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya,
25
f. Personal Hygiene
Sebelum hamil : berapa kali mandi dalam sehari, berapa
kali mencuci rambut dalam seminggu,
berapa kali ganti baju dalam sehari.
Selama hamil : berapa kali mandi dalam sehari, berapa
kali mencuci rambut dalam seminggu,
berapa kali ganti baju dalam sehari.
2.4.1.2 Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik atau cukup atau lemah
Kesadaran : composmentis atau apatis
atausamnolen
Tekanan darah : ≥ 140/90 mmHg
Nadi : normal (78-88 x/menit)
Temperature : normal (36,5 – 375 0C)
Pernafasan : normal (18-24 x/menit)
Peningkatan BB : 1 kg atau lebih/minggu
TB : ≥ 145 cm
LILA : ≥ 23,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : kering atau lembab, kotor atau tidak, rapuh
atau tidak
Mata : pandangan masih normal, sclera tidak kuning,
konjungtiva tidak pucat
Muka : edema positif, cloasmagravidarum atau tidak
Telinga : ada secret atau tidak, simetris atau tidak
Hidung : ada pernapasan cuping hidung atau tidak
Mulut : kering atau tidak, luka atau tidak, caries,
Leher : pembesaran kelenjar tyroid, bandungan vena
jugularis
Dada : ada refraksi otot dada simetris atau tidak,
payudara membesar, putting menonjol
hiperpigmentasi areola, mamae tegang
35
3. Anjurkan pada klien istirahat cukup 7-8 jam sehari dan berbaring
miring ke kiri
R/ dengan istirahat cukup dan berbaring miring ke kiri sehingga aliran
darah ke plasenta meningkat dan tekanan vena pada ekstremitas
menurun.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi
R/ dengan melakukan kolaborasi bidan melakukan fungsi dependen
untuk membantu mempertahankan kondisi klien.
5. Anjurkan pada klien untuk control satu minggu sekali atau bila ada
keluhan (mual, muntah, pusing yang hebat, penglihatan kabur).
R/ dengan melakukan control secara rutin untuk mengantisipasi
adanya kegawardaruratan
6. Beri penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya terhadap kehamilan dan
persiapan persalinan
R/ dengan penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan klien dapat
mengidentifikasi masalah yang terjadi.
7. Jelaskan pada klien penyebab nyeri epigastrik
R/ dengan penyuluhan tentang nyeri epigastrik pada ibu tahu bahwa
terjadi komplikasi pada kehamilannya
Masalah : Sering kencing (BAK)
Tujuan : Setelah diberi penjelasan ibu bisa mengerti tentang
penyebab nyeri saat kencing (BAK)
Kriteria Hasil : Ibu bisa mengerti dengan keadaannya
Intervensi :
1. Jelaskan kepada ibu penyebab dari sering kencing yang dialami
R/ Ibu tidak lagi khawatir tentang keadaannya
2. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan daerh genetalia
R/ Dengan menjaga kebersihan daerah genetalia daoat mencegah
timbulnya bakteri
3. Anjurankan ibu untuk memaka pakaian dalam dari bahan katun
R/ Menjaga genetalia ibu tetap kering sehingga bakteri tidak mudah
masuk dalam genetalia
4. Anjurankan inu untuk menghindari minuman yang mengandung
caffein
39
BAB 3
TINJAUAN KASUS
40
BAB 4
PEMBAHASAN
52
4.6 Implementasi
Pada tahap ini implementasi penulis dapat melaksanakan sesuai dengan
tinjauan yang telah ditentukan dan intervensi yang telah disusun, didukung oleh
hubungan kooperatf antara penulis sebagai petugas, klien, sarana dan prasarana
yang tesedia. Jadi tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan
kasus.
4.7 Evaluasi
Dari hasil evaluasi didapatkan diagnosa Ibu GVI P30022 usia kehamilan 40
minggu janin tunggal, hidup,intra uterin, letak kepala, jalan lahir normal,
keadaan umum ibu baik dengan PER. Serta planning yang dilakukan yaitu
rencana dilanjutkan dengan menganjuran istirahat cukup, diet rendah
karbohidrat, lemak dan garam serta tinggi protein, obat diteruskan. Kontrol
satu minggu atau bila ada keluhan pusing yang hebat, mata kabur, mual,
muntah, nyeri epigastrum. Untuk itu intervensi dilanjutkan dirumah diharapkan
keadaan ibu dengan pre-eklamsi ringan dapat segera diatasi dan tidak menjadi
pre-eklamsi berat atau sampai eklamsi.
BAB 5
PENUTUP
55
impulan
Setelah penulis melakukan pembahasan, maka dari hasil pembahasan
antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus pada Ny, “ S” GVI P30022 usia
kehamilan 40 minggu janin tunggal, hidup,intra uterin, letak kepala, jalan lahir
normal, keadaan umum ibu baik denga PER di BPS Ny. Sismiarti Amd Keb
diperoleh kesimpulan sebagai berikut
5.1.1 Pada tahap pengkajian didapatkan diagnosa pada Ny. “ S “ GVIP30022 usia
kehamilan 40 minggu dengan Pre-eklamsi Ringan di BPS Sismiarti Amd
Keb. Pengkajian data subyektif maupun obyektif dapat dilaksanakan
secara cermat dengan adanya komunikasi yang baik antara klien,
petugas dan tim kesehatan lainnya serta didukung sarana dan prasarana
yang ada. Dalam kajian data obyektif didapatkan adanya keadaan umum
ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu
36,5 0C, TFU : 3 jari bawah px (35 cm), oedem ekstremitas kanan dan
kiri positif.
5.1.2 Diagnosa yang muncul adalah Nyonya “S” GVIP30022, usia kehamilan 40
minggu T/H/I letak kepala, jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik
dengan Pre-eklamsi Ringan.
5.1.3 Berdasarkan data subyektif dan obyektif ditemukan masalah potensial
seperti Pre-Eklamsi berat, eklamsi,IUGR.
5.1.4 Pada kasus identifikasi kebutuhan segeranya adalah kolaborasi dengan
dokter karena untuk menghindari adanya kegawatdaruratan yang tiba-
tiba dan langsung bisa segera diatasi.
5.1.5 Pada intervensi dilakukan sesuai dengan keadaan klien berdasarkan
diagnosa yang ditegakkan dan masalah yang ditemukan. Disusun
dengan tujuan kriteria hasil dan waktu yang telah ditentukan.
5.1.6 Dalam memberikan asuhan kebidanan pada langkah Implementasi pada
ibu Grandemulti trimester III mengacu pada kriteri hasil dari intervensi,
sehingga masalah kebidanan yang dihadapi dapat diatasi sesuai standart
pelayanan kebidanan.
5.1.7 Pada tahap evaluasi dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan tujuan
dan parameter kriteria yang ditetapkan dalam perencanaan untuk
menilai hasil yang optimal.Pada kasus ini semua tujuan dan kriteria
dapat dicapai sesuai dengan apa yang ditetapkan.
56
5.2 Saran
5.2.1 Bagi klien dan keluarga
Dengan asuhan kebidanan pada ibu dengan kehamilan pre-eklamsi
ringan maka klien dan keluarga bisa mengerti keadaan yang terjadi.
5.2.2 Bagi institusi pendidikan
Dari kasus yang diambil pada ibu grandamulti dengan pre ekamsi ringan
institusi bisa lebih melengkapi buku-buku yang berhubungan dengan
kasus yang diambil dari karya tulis ilmiah
5.2.3 Bagi lahan praktek
Diharapkan agar lahan praktek lebih meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan.
5.2.4 Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dalam membuat asuhan kebidanan terutama
pada ibu dengan komplikasi seperti pada pre-eklamsi ringan.
DAFTAR PUSTAKA
57
Akademi Kebidanan, 2007, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, STIKES Husada
Jombang, Jombang
Cunningham Bary, Mac Donald Paul, Gant Norman, 1995, Obstetri Williams, edisi
18, EGC, Jakarta
Cunningham Gary, Garet Norman, Leveno Kenneth, 2002, Obstetri Williams, edisi
21, EGC, Jakarta
Hidayat Alimul Aziz,2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data,
Salemba Medika, Jakarta.
Manuaba IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Mansjoer Arif, Trjayanti Kuspuji, 2002. Kapita Selekta Kedokteran, jilid 1, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Media Aesculapsus, Jakarta
Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, jilid I Edisi 2, EGC, Jakarta.
Saifudin Abdul Bari DKK, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Yayasan Bina Pustakan Sarwono Prawirohardjo
Sarwono Prawirohardjo, 2002, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Sastrawinata, Sulaiman, 1983, Obstetri Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, Bandung.
Varney, Hellen, 2002, Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.
Depkes RI, 2002, Pedoman Teknis Audit Maternal Perinatal di tingkat
Kabupaten/Kota, Jakarta.
Dep Kes RI, 2006, Materi Ajar Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir,
Jakarta.
http://www.mediaindo.co.id.berita
http://www.pikiran-rakyat.com./cetak/007
http://www.surkesnas.litbang.depkes.go.id
http://www.info.depkominfo.go.id
http://www.jatim.go.id/news.php?id=11223
http://www.kompas.com9/11/200709.35
http://www.medicastore.com
http://www.balita-anda.indoglobal.com/balita_360ibu_hamil_resiko_tinggi_htm