Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wayang kulit merupakan salah satu wujud kesenian tradisional Indonesia yang
umurnya telah beratus-ratus tahun dan telah mengalami berbagai bentuk
perkembangan. Dapat dikatakan bahwa wayang kulit telah membuktikan
eksistensinya lintas zaman dan lintas benua, karena yang menikmati bukan hanya
bangsa kita, melainkan juga para bangsa asing. Wayang kulit adalah wayang yang
bonekanya terbuat dari kulit binatang, umumnya kulit kerbau.

Jajang Suryana mengatakan bahwa ayang adalah perumpaan orang-orangan yang


terbuat dari kulit atau kayu yang diibaratkan atau diceritakan dari kisah
Mahabarata dan lain sebagainya; yang berupa tontonan seperti sandiwara boneka.
Wayang kulit adalah wayang yang bonekanya terbuat dari kulit binatang,
umumnya kulit kerbau. Salah satu contoh wayang kulit adalah Wayang Purwa,
yaitu pementasan ceritanya bersumber dari kitab Mahabarata dan Ramayana.

Dalam suatu pertunjukan, wayang tidak hanya memiliki peran sebagai bentuk
hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, media berdakwah, dan sebagainya.
Sebagai bagian dari kesenian, Pertunjukan wayang, tentu tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan dipengaruhi oleh berbagai unsur seni lain, yang salah satunya
ialah seni rupa.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Seni Rupa dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa

Seni rupa adalah cabang seni yang perwujudan karya seninya berupa media yang
dapat ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa juga diartikan
sebagai hasil ciptaan, ekspresi,alam keindahan atau segala yang dilahirkan
menjadi suatu struktur sehingga dapat dinikmati menggunakan indera mata dan
peraba. Seni rupa sendiri memiliki beberapa unsur dasar, yang meliputi: titik,
garis, bidang, bentuk, ruang, warna, gelap terang, dan keseimbangan.

Wayang Purwa adalah salah satu jenis wayang, dimana purwa dipakai untuk
membedakan wayang jenis ini dengan wayang kulit lainya. Wayang purwa berarti
awal (pertama), karena diperkirakan wayang jenis ini mempunyai umur yang
paling tua diantara yang lainya. Cerita Wayang Purwa diangkat dari kitab
Mahabarata dan Ramayana. Wayang kulit purwa terbuat dari bahan kulit kerbau
yang ditatah, diberi warna sesuai dengan kaidah pulasan wayang pedalangan,
diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule, yang diolah sedemikian rupa dengan
nama cempurit, yang terdiri dari tuding dan gapit.

Pertunjukan Wayang Kulit Purwa memiliki beberapa elemen-elemen yang


dibangun menjadi suatu kesatuan. Apabila mengamati sebuah pertunjukan seni
wayang secara keseluruhan, akan tampak bahwa elemen-elemen tersebut
dibangun melalui sentuhan unsur-unsur dasar seni rupa. Baik elemen yang dapat
dilihat secara kasat mata (garis, warna, bentuk, dan sebagainya), maupun bentuk
pengulangan dari elemen-elemen yang ada (keseimbangan, klimaks, dan
sebagainya). Hal tersebut meliputi gerakan-gerakan wayang yang dilakukan oleh
dalang, wujud boneka wayang, penempatan segala perangkat, tata cahaya, serta
perpaduan semua hal itu yang dikemas dalam komposisi keseimbangan.

Hal tersebut di atas sejalan dengan yang dikemukakan oleh Halilintar Latief,
bahwa semua unsur seni rupa baik yang teraga maupun yang tidak teraga, terdapat
dalam pertunjukan wayang yang baik.

2
Sumber: http://simbahpunya.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-dan-macam-jenis-
wayang.html

2.2 Unsur-unsur Seni Rupa dalam Pertunjukan Wayang

a. Unsur Garis
Garis adalah unsur dasar seni rupa yang memiliki dimensi memanjang dan
cenderung memiliki arah tertentu. Dalam pertunjukan wayang, unsur ini
dapat disaksikan pada motif-motif hias yang digunakan tokoh wayang, dan
tampak pada keseluruhan boneka wayang.

b. Unsur Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat dalam suatu cahaya
sempurna. Dalam wayang, unsur ini dapat dilihat secara menyeluruh, baik
dalam boneka wayang yang di cat dengan berbagai warna, busana, setting,
hingga tata panggungnya. Perpaduan warna juga dapat berfungsi untuk
mewakili suatu perasaan ataupun suasana. Contohnya, warna pada fisik
tokoh dapat memberikan kesan seperti apa watak tokoh tersebut.

c. Unsur Wanda

3
Wanda adalah unsur yang memiliki peran dalam hal “rasa” dari suatu
tokoh. Unsur ini dapat ditonjolkan melalui suasana dalam adegan dengan
penggambaran watak tokoh. Watak tokoh kemudian dapat digambarkan
melalui bentuk fisik serta suara yang dikeluarkan. Dalam hal ini, dalang
berperan penting untuk mewujudkan rasa melalui gerakan-gerakan dan
menciptakan suasana tertentu.

d. Unsur Ruang
Ruang adalah media tiga dimensi yang mewadahi pertunjukan wayang.
Unsur ini tampak melalui elemen dasar dan elemen estetis seperti
keselarasan dari gerak dan musik dalam pertunjukan.

e. Unsur Keseimbangan
Dalam pertunjukan seni wayang, unsur keseimbangan ini dapat
diwujudkan oleh segala perangkat perangkat secara keseluruhan. Dengan
kata lain, unsur ini merupakan perpaduan dari gerak, musik, alur cerita,
suasana, karakter, dan sebagainya.

f. Unsur Klimaks
Unsur klimaks merupakan bagian yang menjadi puncak dari suatu
pertunjukan. Klimaks dapat dilihat melalui alur yang dramatis dari awal
hingga mencapai puncak konflik. Ketika titik klimaks ini terjadi, unsur-
unsur lain dalam pertunjukan pun turut mendukung, melalui berbagai
variasi yang ditampilkan.

g. Unsur Tata Cahaya dan Dekorasi


Dalam pertunjukan seni wayang, unsur ini sangatlah penting, karena
cahaya adalah perangkat yang menghidupkan pertunjukan wayang.
Dimana unsur ini berguna dalam menampilkan bayangan-bayangan dari
tokoh wayang, juga mendukung penggambaran suasana yang terjadi dalam
cerita wayang. Dekorasi pun menjadi unur penting yang berkaitan dengan

4
tata letak baik properti, maupun posisi para tokoh wayang, agar tampak
selaras secara visual.

h. Unsur Tatahan
Tatahan merupakan unsur yang berkaitan dengan dalam pembuatan
boneka wayang kulit Purwa. Dalam prosesnya, tatahan pun juga
menggunakan unsur-unsur seni rupa yang lain, seperti unsur titik, garis,
bentuk, dan sebagainya. Tatahan secara utuh digunakan pada seluruh
boneka wayang kulit Purwa dengan memakai alat yang bernama tatah
kuku dan tata lantas.

5
BAB III

KESIMPULAN
Seni rupa dan seni wayang adalah dua jenis seni yang selalu berjalan
beriringan. Hal ini tampak dari beberapa pemaparan yang telah
disampaikan tentang keterkaitan antara kedua hal tersebut. Ditinjau dari
bagaimana berbagai elemen dalam pertunjukan wayang, mulai dari yang
sederhana hingga yang vital, dipengaruhi oleh seni rupa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa seni rupa adalah unsur yang telah menyatu dan tidak
dapat dilepaskan dari seni pertunjukan wayang, dimana keduanya saling
mendukung dan mengisi satu sama lain.

6
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/8978/6/bab%202.pdf, diakses pada 7 April 2017,
13.46
http://www.artikelsiana.com/2015/08/seni-rupa-pengertian-seni-rupa-
unsur.html, diakses pada 7 April 2017, 12.20
Rif’an Ali. (2010). Buku Pintar Wayang. Yogyakarta: Gara Ilmu
Setyo Budi. (2002). Wayang-wayang Katolik Surakarta; Spesifikasi dan
Karakteristiknya. Bandung: Proyek Penelitian Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Nasional
Tokoh Punkawan Wayang Kulit http://a-
research.upi.edu/operator/upload/s_sdt_033561_chapter2(1).pdf , diakses
pada 23 Oktober 13.55
Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Dasar Seni Rupa
http://file.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131
999031-BANDI_SOBANDI/1-
BBM_Seni_Rupa_Dasar/Modul_2/KB_1_Unsur2_dan_Prinsip2_Dasar_S
en_Rup.pdf, diakses pada 7 April 2017, 12.28
Wayang Kulit, Mahakarya Seni Pertunjukan Jawa.
www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/wayang-
kulit- show.html Diakses pada 7 April 2017, 20.22

Vous aimerez peut-être aussi