Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2621-2870
ABSTRACT
Breastmilk is very useful for babies at the beginning of their lives because it
contains a lot of antibodies for the baby's immunity that can prevent diseases that cause
the death of infants and toddlers. One of the factors that a mother cannot give immediate
is breast milk expenditure that is not smooth in the first days after giving birth. The
delayed release of breast milk can be caused by a lack of stimulation of the hormone
oxytocin and prolactin which are very instrumental in smoothing out breastfeeding
expenditure. This non effortless release of breast milk can be stimulated by a combination
of Oxytocin Massage and Marmet Technique.
The aim of the study was to identify the literature review relating to oxytocin
massage and marmet technique. Methods: This study uses literature (literature review)
about the benefits of applying oxytocin massage and marmet techniques. The source for
conducting this review is in the form of 8 research articles from 2013 to 2017. The
research design was descriptive by analyzing two international journals and six national
journals relating to oxytocin massage and marmet technique. Results: Oxytocin massage
and marmet techniques can be categorized as safe and effective interventions to increase
for the spending of breastmilk in postpartum mothers who experience problems with
breast milk production. Conclusion: Oxytocin massage and marmet techniques can
increase for the spending of breastmilk.
cairan tanpa makanan selain ASI kesulitan bagi bayi dalam menghisap,
(IDAI, 2013). keadaan puting susu ibu yang tidak
UNICEF menyebutkan bahwa menunjang, ibu bekerja dan pengaruh
kematian sekitar 30 ribu anak di promosi pengganti ASI.
Indonesia setiap tahunnya dapat Colin dan Scott (2002) dalam
dicegah melalui pemberian ASI secara penelitiannya yang dilakukan di
eksklusif selama 6 bulan sejak Australia menjelaskan bahwa 29% ibu
kelahiran bayi (Hikmawati, 2008). post partum berhenti menyusui karena
Suraji (2003) juga menjelaskan bahwa produksi ASI berkurang. Sedangkan
ASI memberikan peranan penting penelitian yang dilakukan oleh
dalam menjaga kesehatan dan Ahluwia, Morrow, dan Hasia (2005)
mempertahankan kelangsungan hidup ditemukan bahwa ibu-ibu berhenti
bayi. menyusui bayinya pada bulan pertama
Dalam menanggulangi hal ini, post partum disebabkan karena puting
Pemerintah telah menetapkan lecet, kesulitan dalam melakukan
Peraturan Pemerintah No 33 Tahun perlekatan yang benar serta persepsi
2012 Tentang Pemberian Asi mereka tentang ketidak cukupan
Eksklusif, Peraturan Pemerintah produksi ASI ibu sehingga tidak dapat
tersebut menyatakan bahwa setiap memuaskan bayi. Kenyataan di
bayi harus mendapatkan asi ekskusif lapangan menunjukkan produksi dan
yaitu ASI yang dberikan kepada bayi ejeksi ASI yang sedikit pada hari-hari
sejak dilahirkan selama 6 (enam) pertama setelah melahirkan menjadi
bulan, tanpa menambahkan dan/atau kendala dalam memberikan ASI
mengganti dengan makanan atau secara dini. Menurut Cox (2006) ibu
minuman lain (Kemenkes, 2012). yang tidak dapat menyusui pada hari-
Hasil riset di Eropa membuktikan hari pertama disebabkan oleh
pemberian ASI mendukung anak kecemasan dan ketakutan ibu akan
meraih pendidikan lebih tinggi. Hasil kurangnya produksi ASI serta
senada diperoleh riset yang dilakukan kurangnya pengetahuan ibu tentang
di Denmark pada 3.203 anak. Anak proses menyusui (Mardiyaningsih,
yang menyusu ASI kurang dari satu 2010). Kecemasan dan ketakutan yang
bulan memiliki tingkat IQ lebih dialami ibu tersebut akan
rendah dibanding yang memperoleh menyebabkan penurunan hormon
ASI hingga 7-9 bulan. ASI juga oksitosin, sehingga ASI tidak dapat
meningkatkan daya tahan tubuh anak. keluar segera setelah melahirkan,
Berdasarkan riset yang dimuat dalam sehingga akhirnya ibu memutuskan
buletin Lancet pada tahun 2013 untuk memberikan susu formula pada
diungkapkan, pemberian ASI bisa bayinya
menekan kematian balita hingga 13 Usaha untuk merangsang hormon
persen (Widiani, 2013). prolaktin dan oskitosin pada ibu setelah
Hasil penelitian oleh Siregar (2004) melahirkan selain dengan memeras
yang menunjukkan bahwa pemberian ASI, dapat dilakukan juga dengan
ASI ekslusif dipengaruhi oleh melakukan perawatan atau pemijatan
berbagai faktor antara lain ASI tidak payudara, membersihkan puting,
segera keluar setelah sering-sering menyusui bayi meskipun
melahirkan/produksi ASI kurang, ASI belum keluar, menyusui dini dan
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 2 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870
teratur serta pijat oksitosin (Biancuzzo, dapat membantu ibu melalukan pijat
2003; Indriyani, 2006). oksitosin dan teknik marmet karena
Pijat oksitosin dilakukan untuk teknik pijatan ini cukup mudah
merangsang refleks oksitosin atau dilakukan dan tidak menggunakan alat
refleks let down. Pijat oksitosin ini tertentu. Selain itu memperbanyak
dilakukan dengan cara memijat pada asupan nutrisi yang seimbang dan
daerah punggung sepanjang kedua sisi konsumsi sayuran hijau. Serta
tulang belakang sehingga diharapkan dukungan suami dan keluarga juga
dengan dilakukan pemijatan ini, ibu sangat dibutuhkan untuk
akan merasa rileks dan kelelahan meningkatkan produksi dan
setelah melahirkan akan hilang. Jika pengeluaran Air Susu Ibu (ASI).
ibu rileks dan tidak kelelahan setelah Oleh karenanya penulis tertarik
melahirkan dapat membantu untuk melakukan miniriset dengan
merangsang pengeluaran hormon tujuan untuk mengetahui efektivitas
oksitosin. (Depkes RI, 2007). kombinasi pijat oksitosin dan teknik
Pijat oksitosin merupakan salah satu marmet terhadap pengeluaran ASI
solusi untuk mengatasi ketidak pada ibu post partum di puskesmas 1
lancaran produksi ASI. Pijat oksitosin Wangon.
adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) dan II. Metode Penelitian
merupakan usaha untuk merangsang Jenis studi ini adalah meta data
hormon oksitosin setelah melahirkan analisis dengan menggunakan tinjauan
(Biancuzzo, 2003; Indiyani, 2006; literatur (literature review) yang
Yohmi & Roesli, 2009 dalam mencoba menggali tentang manfaat
Mardiyaningsih, 2010). penerapan kombinasi pijat oksitosin
Selain pijat oksitosin cara dan teknik marmet terhadap
memperlancar pengeluaran ASI salah pengeluaran ASI pada ibu post partum.
satunya dengan teknik marmet yaitu Sumber dalam melakukan tinjauan ini
teknik memerah ASI yang dianjurkan meliputi studi pencarian pada Science
dengan mempergunakan tangan dan Direct dan Google Scholar dalam
jari karena praktis, efektif dan efisien bentuk jurnal penelitian sejumlah 17
dibandingkan dengan menggunakan jurnal yang diteliti pada tahun 2013
pompa. Caranya memerah ASI hingga 2017 yang membahas tentang
menggunakan cara Cloe Marmet yang manfaat penerapan pijat oksitosin dan
disebut dengan Teknik Marmet yang teknik marmet terhadap produksi ASI
merupakan perpaduan antara teknik pada ibu post partum. Dari 17 jurnal
memerah dan memijat. Memerah terbagi menjadi 8 jurnal sebagai telaah
dengan menggunakan tangan dan jari utama yang merupakan 2 jurnal
mempunyai keuntungan selain tekanan internasional terakreditasi dan 6 jurnal
negatif dapat diatur, lebih praktis dan nasional yang terakreditasi, dan 9
ekonomis karena cukup mencuci bersih jurnal sebagai kepustakaan. Keyword
tangan dan jari sebelum memeras ASI yang digunakan adalah “Oxytocin
(Roesli, 2010). Massage/Pijat Oksitosin”, Marmet
Untuk itu petugas kesehatan Techniques /Teknik Marmet”,
mempunyai peranan penting untuk Spending of Breastmilk/Pengeluaran
mengajarkan kepada keluarga agar ASI”. Sampelnya berupa 2 jurnal
JURNAL KEBIDANAN Vol. 8 No. 2 October 2018 p- ISSN.2089-7669 e-ISSN. 2621-2870