Vous êtes sur la page 1sur 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

Y DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA NYERI KRONIS PADA PASIEN KANKER
SERVIKS STADIUM IV DI BANGSAL BUNGA RS CIPTO
MANGUNKUSUMO JAKARTA PUSAT

Disusun Oleh :

1. Verren Dita Puspitasari (A11601391)


2. Wahyu Adi Setyawan (A11601392)
3. Wahyu Rizki Amalia (A11601393)
4. Wening Luthfiani Yuwana (A11601394)
5. Wibi Krisbianto (A11601395)
6. Yeriani (A11601396)
7. Yetty Bayuana (A11601397)
8. Yuliawati (A11601398)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019
MODUL 1
MANAJEMEN KASUS Ca SERVIKS

SKENARIO KASUS
Ny. Y umur 40 tahun Klien mengaku sakit di daerah perut kadang sampai
pingsan. Dari daerah vagina keluar keputihan. Jika melakukan hubungan dengan
suami akan merasa sakit dan keluar darah. Klien mengatakan suaminya tidak
pernah memaksakan jika ingin berhubungan intim kerena sudah tahu kondisi
dirinya.
Klien mengatakan penyakit ini dimualai dari tahun 2002 dia merasakan Rahim
atau daerah perut sakit sampai pingsan di bawa ke RS Fatmawati disana pasien
harus dilakukan kuret tetapi klien tidak melakukan kuret karena alasan biaya.
Setelah itu ditahun yang sama pada tahun 2002 klien mngatakan keluar nanah dari
daerah kemaluan terus kebidan katanya kanker dan harus di rujuk. Karena tidak
punya uang klien berobat ke alternative, klien minum ramuan dan megatakan sudah
agak mendingan dan waktu itu biaya yang dikeluarkan sampai 6 juta. Karena agak
mendingan, klien berhenti berobat dengan alasan tidak punya uang. Pada tahun
2004 klien merasakan lagi dan ke Klinik Sapu Lele disana dilakukan pemeriksaan
dalam da dinyatakan kanker serviks dan harus dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo
tetapi karena tidak ada biaya klien tidak berobat. Untuk menghilangkan rasa
nyerinya pasien hanya mengkonsumsi obat anti nyeri.
DISKUSI DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

1. Point-poin penting pengkajian klien Ca Servik berdasarkan pengkajian


fungsional Gordon
Pola Fungsional menurut Gordon:
a. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Kaji tentang persepsi klien tentang kesehatan dan kesejahteraannya dan
bagaimana memanajemen kesehatannya: kepatuhan terhadap pengobatan,
latihan fisik secara teratur, check up kesehatan.
b. Pola Nurtisi –Metabolik
Kaji pola makan dan intake cairan untuk memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh: penurunan nafsu makan/minum, adakah rasa mual/muntah, kondisi
kulit, mulut, kuku, membran mukosa, TB, adakah penurunan BB,
keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Pola Eliminasi
Kaji pola fungsi eksresi (bowel, bladder, skin) : frekuensi dan pergerakan
usus, adakah nyeri/keluar darah saat BAB/BAK, gambaran fisik urine dan
feses
d. Pola Latihan-Aktivitas
Kaji latihan (termasuk status respirasi dan kardiovaskuler), mobilitas serta
aktivitas sehari-hari
e. Pola Kognitif Perseptual
Kaji persepsi dan manajemen penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan,
penciuman, dan nyeri. Kaji fungsi kognitif seperti bahasa, memory dan
kemampuan untuk mengambil keputusan
f. Pola Istirahat-Tidur
Kaji persepsi klien tentang kualitas dan kuantitas tidur dan energi,
penggunaan bantuan tidur
g. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Kaji kenyamanan, gambaran diri, gambaran perasaan, sikap, data objektif
(postur tubuh, kontak mata dan tekanan suara)
h. Pola Peran dan Hubungan
Kaji persepsi klien tentang peran umum dan tanggung jawab, hubungan
dengan keluarga, tempat kerja dan sosial
i. Pola Reproduksi/Seksual
Kaji riwayat kehamilan dan persalinan, kesulitan terhadap fungsi seksual
klien, hubungan seksual
j. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Kaji kebiasaan memanajamen stress, dukungan yang digunakan,
kemampuan dalam mengontrol situasi
k. Pola Keyakinan Dan Nilai
Kaji aktivitas religius, persepsi klien tentang pentingnya hidup, hubungan
nilai dan kepercayaan terkait dengan kesehatan.

2. SPO anamnesa dan pemeriksaan fisik klien dengan Ca serviks


a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku, pendidikan,
pekerjaan
b. Identitas penanggung jawab
Nama, umur, pekerjaan, dan hubungan dengan klien
c. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien biasanya datang dengan keluhan perdarahan intra servikal dan
disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu,
baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti:
perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, keputihan yang berbau
busuk, rasa nyeri disekitar vagina dan panggul.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Data yang perlu dikaji adalah riwayat abortus, infeksi pasca abortus,
infeksi masa nifas, riwayat operasi kandungan, riwayat adanya tumor,
riwayat keputihan, dan riwayat penyakit HIV/AIDS.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
Keluarga yang memiliki riwayat kanker lebih beresiko tinggi terkena
kanker daripada keluarga yang tidak ada riwayat di dalam keluarganya
d. Riwayat ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Adakah keluhan mengenai Menarce kurang dari 12 tahun, Siklus dan
lama haid yang tidak teratur, jumlah darah haid yang terlalu banyak atau
sedikit, dan keluhan nyeri saat dismenore
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak
pada wanita yang sering partus, semakin sering partus semakin besar
kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma serviks
e. Riwayat psikososial
Kaji tentang penerimaan klien terhadap penyakitnya serta harapan terhadap
pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan suami/keluarga terhadap
klien dari sumber keuangan. Konsep diri klien meliputi gambaran diri, peran
dan identitas. Kaji juga ekspresi wajah klien yang murung atau sedih serta
keluhan klien yang merasa tidak berguna atau menyusahkan orang lain
f. Pemeriksaan fisik
Kaji klien meliputi :
1) Status obstetrik
2) Keadaan umum : apakah lemas, komposmetis
3) BB / TB : apakah BB menurun/ kurang dari IMT normal
4) Tanda vital : Tekanan darah, Nadi, Suhu dan Pernafasan
5) Head To Toe :
a) Kepala
Kaji rambut dan kulit kepala klien bersih/kotor, rambut rontok/tidak,
rambut mudah tercabut/tidak
b) Mata
Kaji konjungtiva anemis/ananemis, sklera ikterik/anikterik
c) Hidung
Kaji ada pembesaran polip/tidak
d) Mulut
Kaji mukosa bibir lembab/ kering
e) Telinga
Kaji kedua fungsi telinga klien masih baik/tidak , tampak bersih/ada
penumpukan serumen
f) Leher
Kaji ada tidaknya pembesaran kelenjar tyroid
g) Dada
i. Paru-paru : tidak ada kelainan
ii. Jantung : tidak ada kelainan
iii. Payudara : tidak ada kelainan
h) Abdomen
Kaji adakah nyeri tekan area abdomen, peristaltik usus
i) Genetalia
Kaji apakah ada sekret yang berlebihan, keputihan, peradangan,
perdarahan dan lesi
j) Ekstremitas
Kaji adakah edema, nyeri pada ektremitas atas dan bawah

3. Identifikasi pemeriksaan laboratorium dan diagnostik pada ca servik


a. Pemeriksaan darah rutin atau darah lengkap
b. Pemeriksaan patologi anatomi (PA)
c. Sitology atau pap smear
d. Schillenttest
e. Koloskopi (Memeriksa dengan menggunakan alat dan dibesarkan 10-40
kali).
f. Kolpomikroskopi (melihat hapusan vagina/ papsmear dengan pembesaran
sampai 200 kali).
g. Biopsi (dengan biopsy dapat ditemukan atau ditentukan jenis
karsinomanya).
h. Konisasi (konisasi dilakukan bila hasil sitology meragukan)
i. Pemeriksaan foto paru dan CT-scan hanya dilakukan atas indikasi dari
pemeriksaan klinis atau gejala yang timbul.

4. Identifikasi Perilaku Islami pada ibu dengan ca servik


a. Memotifasi klien bahwa sakit yang dialami adalah ujian dari Allah SWT,
dan sebagai penggugur dosa
b. Mengajarkan cara bertayamum dan sholat dengan tirah baring.
c. Menyediakan kebutuhan klien untuk membaca Al-Qur’an.
d. Melakukan manajemen nyeri dengan mendengarkan murotal.
e. Kolaborasi dengan bimbingan rohani untuk mendoakan klien.

5. Identifikasi tindakan pasien safety pada ibu dengan Ca servik


Pasien akan merasa lebih lemah secara fisik setelah tindakan pengobatan yang
dilakukan. Cara untuk meningkatkan pemulihan dan memperkuat sistem
kekebalan tubuh antara lain:

a. Aktif berolahraga sesegera mungkin


b. Istirahat dan olahraga yang cukup: misalnya berjalan, senam, tai chi,
qigong, dll.
c. Berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol
d. Untuk pola makan, pasien harus:
- Menghindari makanan yang pedas, diawetkan, atau yang tinggi
kandungan lemak
- Mengadopsi pola makan kaya protein dan kaya vitamin. Mengonsumsi
asupan buah-buahan segar dan sayuran untuk memfasilitasi gerakan
usus
e. Kehidupan seksual: pasien harus menahan diri untuk tidak melakukan
hubungan seksual selama 6 minggu pertama setelah tindakan operasi untuk
memberikan waktu terhadap penyembuhan luka. Kegiatan seksual bisa
dilanjutkan setelah pemulihan kondisi tubuh secara menyeluruh
6. Patofisiologi/ Pathway
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi
yangtinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu
(KIS) berkisarantara 1-7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari
karsinoma insitu menjadiinvasif adalah 3-20 tahun. Proses perkembangan
kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya perubahan displasia yang
perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul bila ada aktivitas
regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik ataukimiawi,
infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam
jangkawaktu 7-10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif
berkembangmenjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses
keganasan. Perluasan lesi diserviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan
yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke
forniks, jaringan pada serviks, parametria danakhirnya dapat menginvasi ke
rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA inimenyerang epitel permukaan
serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu olehfaktor risiko lain
mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapatdiperbaiki,
menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal
sehinggaterjadi keganasan (Brunner & Sudart, 2010)Kanker serviks biasa
timbul di daerah yang disebut squamo - columnar junction(SCJ), yaitu batas
antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoservikskanalis serviks,
dimana secara histologik terjadi perubahan dari epitel ektoserviks yaitu epitel
skuamosa berlapis dengan epitel endoserviks yaitu epitel kuboid atau kolumnar
pendek selapis bersilia. Letak SCJ dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas
seksual dan paritas. Pada wanita muda SCJ berada di luar ostium uteri
eksternum, sedangkan padawanita berusia di atas 35 tahun SCJ berada di dalam
kanalis serviks, Oleh karena itu padawanita muda, SCJ yang berada di luar
ostium uteri eksternum ini rentan terhadap faktorluar berupa mutagen yang akan
displasia dari SCJ tersebut. Pada wanita dengan aktivitasseksual tinggi, SCJ
terletak di ostium eksternum karena trauma atau retraksi otot oleh
prostaglandin.Pada masa kehidupan wanita terjadi perubahan fisiologis pada
epitel serviks, epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel skuamosa yang
diduga berasal dari cadanganepitel kolumnar. Proses pergantian epitel kolumnar
menjadi epitel skuamosa disebut proses metaplasia dan terjadi akibat pengaruh
pH vagina yang rendah. Aktivitasmetaplasia yang tinggi sering dijumpai pada
masa pubertas. Akibat proses metaplasia inimaka secara morfogenetik terdapat
2 SCJ, yaitu SCJ asli dan SCJ baru yang menjaditempat pertemuan antara epitel
skuamosa baru dengan epitel kolumnar. Daerah di antarakedua SCJ ini disebut
daerah transformasi.Penelitian akhir-akhir ini lebih memfokuskan virus sebagai
salah satu factor penyebab yang penting, terutama virus DNA. Pada proses
karsinogenesis asam nukleatvirus tersebut dapat bersatu ke dalam gen dan DNA
sel tuan rumah sehinggamenyebabkan terjadinya mutasi sel, sel yang
mengalami mutasi tersebut dapat berkembang menjadi sel displastik sehingga
terjadi kelainan epitel yang disebutdisplasia. Dimulai dari displasia ringan,
displasia sedang, displasia berat dan karsinomain-situ dan kemudian
berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dankarsinoma in-situ
dikenal juga sebagai tingkat pra-kanker. (Sjamsuhidajat, 1997 dalam
Prawirohardjo, 2010).
ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2019


Nama Pengkaji : Yetty Bayuana, Yeriani
Ruang : Ruang Bunga RS Cipto Mangunkusumo Jakarta
Waktu Pengkajian : 08.00 WIB

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. Y
Umur : 40 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk RS : 07.45 WIB
No RM : 12345
Diagnosa Medik : Ca Servik Stadium IV

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. S
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Laki- Laki
Alamat : Kebumen
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
C. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri di daerah perut kadang sampai pingsan

D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengatakan merasa nyeri di daerah perut kadang sampai pingsan,
nyeri bertambah ketika ketika keluar darah dari vagina, nyeri berkurang saat
istirahat, skala nyeri 8 nyeri seperti tersayat, nyeri muncul hilang timbul. Klien
mengatakan dari daerah vagina keluar keputihan. Jika melakukan hubungan
dengan suami akan merasa sakit dan keluar darah. Hasil TTV klien TD : 90/70
mmHg, N : 97 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37,5 0C.

E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien mengatakan penyakit ini dimulai dari tahun 2002, klien mengatakan
merasakan Rahim atau daerah perut sakit sampai pingsan di bawa ke RS
Fatmawati, disana klien harus dilakukan tindakan kuret tetapi klien tidak
melakukan kuret karena alasan biaya. Setelah itu ditahun 2012 klien
mengatakan keluar nanah dari daerah kemaluan terus ke bidan katanya kanker
dan harus dirujuk, karena tidak punya uang klien berobat ke alternatif. Klien
minum ramuan dan mengatakan sudah agak mending dan waktu itu biaya yang
dikeluarkan sampai 6 juta. Karena agak mendingan klien berhenti berobat
dengan alasan tidak punya uang. Pada tahun 2014 klien merasakan lagi dan ke
klinik Sapu Lete disana dilakukan pemeriksaan dalam dan dinyatakan kanker
servik dan harus dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo tetapi karena tidak ada
biaya klien tidak berobat. Untuk menghilangkan rasa nyerinya klien hanya
mengkonsumsi obat anti nyeri

F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kanker servik atau penyakit menular/menurun lainnya
G. GENOGRAM

Keterangan:

:Laki-laki : Klien

:Perempuan

: Perempuan meninggal

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

H. RIWAYAT GINEKOLOGI
1. Riwayat menstruasi
Menarce : 11 tahun
Siklus : 28 hari dan sering keputihan dan haid tidak teratur kadang
3 bulan 1x, kadang 1 bulan 2x
Lama : 7 hari, saat haid tidak teratur kadang lama haid sampai 2
minggu
Jumlah : 3x ganti pembalut, saat haid tidak teratur kadang ganti
pembalut sampai 5x
Dismenore : ada keluhan nyeri saat haid di bagian perut
2. Riwayat kehamilan
Klien mengatakan pernah hamil 3 kali, kehamilah kedua dan ketiga
mengalami abortus saat usia kehamilan 3 bulan, jarak antara kehamilan
kedua ke kehamilan ketiga berjarak 1 tahun, dan jarak ke kehamilan ke
empat berjarak 3 tahun. Pasien mengatakan mengalami keguguran karena
kelelahan.
I. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
Keadaan Bayi Masalah
No Tahun Jenis Persalinan Penolong JK
Waktu Lahir Kehamilan
1. 1997 Spontan Bidan P normal -
2. 2001 - - - - Abortus
3. 2001 - - - - Abortus

Pengalaman menyusui : iya Berapa lama : 2 tahun

J. RIWAYAT KB
Klien mengatakan pernah KB suntik selama 3 tahun terakhir pada waktu
kehamilan anak ke 1 pada tahun 1997 sampai tahun 2000.

K. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan selalu berdoa dan berharap untuk kesembuhan, tetapi klien
cemas/takut dengan penyakitnya tidak kunjung sembuh. Klien mengatakan
hubungan dengan suami/keluarga terhadap klien sangat baik, selalu mendukung
klien tetapi klien tidak ingin membebani suami/keluarga mengenai biaya
pengobatannya. Klien mengatakan dirinya sudah tidak bisa berguna sebagai ibu,
klien merasa dirinya menyusahkan orang lain. Klien tampak cemas dan sedih.

L. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


l. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit hanya minum obat analgesik yang dibeli
dari warung untuk menghilangkan rasa nyerinya. Klien patuh minum obat
secara teratur.
m. Pola Nurtisi –Metabolik
Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual, makan sedikit 2x sehari
dengan porsi sedikit, makan nasi dengan sayuran hijau dan buat-buahan.
Klien minum hanya 4 gelas sehari, kondisi kulit pucat, mulut pucat, kuku
pucat, membran mukosa kering, BB turun 3 kg selama sebulan terakhir
n. Pola Eliminasi
Klien mengatakan nyeri saat BAB, keluar darah vagina saat BAB, BAK 3 x
sehari, BAB 1 x sehari.
o. Pola Latihan-Aktivitas
Klien mengatakan hanya tidur terbaring di tempat tidur
p. Pola Kognitif Perseptual
Penglihatan klien normal, pendengaran normal, rasa normal, sentuhan
normal, penciuman normal, dan nyeri di bagian perut. Bahasa klien
menggunakan bahasa Indonesia, memory klien baik dan kemampuan untuk
mengambil keputusan baik
q. Pola Istirahat-Tidur
Klien mengatakan kualitas tidur terganggu apabila nyeri timbul dan
kuantitas tidur hanya 5 jam/hari. Klien tampak lemas mengantuk dan
berkantung mata saat pagi hari.
r. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Klien mengatakan cemas/takut dengan penyakitnya yang tidak kunjung
sembuh dan takut jika umurnya tidak lama lagi, klien merasa dirinya
menyusahkan orang lain. Kontak mata klien tampak kurang, muka tampak
murung/sedih.
s. Pola Peran dan Hubungan
Klien mengatakan sudah tidak berguna sebagai ibu di keluargany, hubungan
dengan keluarga, tempat kerja dan sosial baik
t. Pola Reproduksi/Seksual
Klien mengatakan setelah berhubungan seksual dengan suami akan merasa
sakit dan keluar darah. Klien mengatkan suaminya tidak pernah
memaksakan jika ingin berhubungan intim karena sudah tahu kondisi
dirinya.
u. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)
Klien mengatakan apabila stress atau ada masalah klien hanya berdoa dan
beristighfar.
v. Pola Keyakinan Dan Nilai
Klien mengatakan rajin mengaji dan solat apabila tidak haid/ tidak keluar
darah, klien mengatakan selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya,
klien mengatakan penyakitnya merupakan cobaan dari Tuhan.

M. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : lemas Kesadaran : Composmetis
2. BB / TB : 40 kg / 160 cm
3. Tanda vital
TD : 90/70 mmHg. Nadi : 97x / menit
Suhu : 38 o C Pernafasan : 20x / menit
4. Head To Toe :
a. Kepala
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, rambut rontok, rambut mudah
tercabut.
b. Mata
Dapat melihat dengan jelas, konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil
isokor dengan diameter 3 mm
c. Hidung
Tidak ada luka, tidak ada pembesaran polip.
d. Mulut
Tidak ada luka di mulut, mukosa bibir kering, mulut pucat, gigi dan
mulut tampak bersih
e. Telinga
Kedua fungsi telinga klien masih baik, tampak bersih tidak ada
penumpukan serumen
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, dan tidak ada nyeri tekan
g. Dada
 Paru-paru
Inspeksi : Tidak ada lesi dan tidak ada tarikan dinding dada
Palpasi : Pengembangan dada simetris, vokal fremitus teraba
seimbang
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
 Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ics 4/5
Perkusi : redup
Auskultasi : S1-S2 Reguler (lup-dup)
h. Payudara : bentuk simetris tidak ada benjolan, puting susu,
menonjol
i. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, bentuk datar
Auskultasi : bising usus 13x/menit
Palpasi : tidak ada massa, tidak ada benjolan, terdapat nyeri tekan di
bagian hypogastric
Perkusi : tympani
j. Perineum dan Genital
Perineum : tidak terdapat ruptur jaringan, tidak terdapat jahitan
Vagina : varises : tidak
Kebutuhan :-
Keputihan : ya
Jenis/warna : putih kehijauan
Konsistensi : purulent
Bau : berbau khas
Hemorrhoid :-
k. Ekstremitas
 Ekstremitas atas
Kekuatan otot : kanan 5, kiri 5
Edema : tidak
Varises : tidak
 Ekstremitas bawah
Kekuatan otot : kanan 5, kiri 5
Edema : tidak
Varises : tidak tetapi kadang kesemutan
5. Status Nutrisi
A : Antropometri
TB : 160 cm
BB : 40 kg
IMT = 40 kg : 1,62
= 15,6 kg/m2
(Sangat kurus )
B : Bio-Chemical
Hb : 9 gr/dL
Leukosit : 8000 gr/dL
Trombosit : 130.000 mcL
C : Clinical Sign
TD : 90/70 mmHg
RR : 22 x/menit
Suhu : 38 oC
Nadi : 97 x/mnt
D : Diet
Nasi dengan sayuran hijau dan buah-buahan.
Porsi Makan : Sedikit
Frekuensi : 2 x/hari

N. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium Patologi Anatomi
Tanggal pemeriksaan : 3 Maret 2019
Diagnosa Patologik :
Sediaan dari serviks uteri jaringan ukuran 4x3x2 dan 2x2x2,5 cm
menunjukkan gambaran serupa terdiri dari proliferasi dan hiperplasi kelenjar
berkelok-kelok yang saling berdekatan dengan epitel hiperkrematik disertai
mitosis patologik sebagian sel ganas tampak ke dalam stoma sesuai dengan
adenokarsinoma serviks dengan diferensiasi sedang.
2) Pemeriksaan Foto Thorax PA
Tanggal Pemeriksaan : 3 Maret 2019
Cor : CRT < 50 %, bentuk dan letak normal
Pulmo : corakan bronkovasikuler kanan normal, tak tampak kesuraman
maupun coin lesien pada kedua lapang paru.
Diafragma kanan setinggi kosta posterior, sinus kostophrenikus kanan lancip,
tak tampak metastase pada pulmo dan tulang.

3) Pemeriksaan USG Abdomen


Tanggal pemeriksaan : 3 Maret 2019
Hepar ukuran normal, permukaan rata, tepi tajam, parenkim klegenesitas
normal, tak tampak nodel porta danu, hepatica tidak melebar.
Vesika Urinaria dinding tidak menebal, tampak rata, tak tampak massa
maupun batu.
Uterus ukuran normal, tak tampak massa.
Ginjal Kanan bentuk dan ukuran normal, parenkim ginjal normal, batas
kortikomeduler jelas, tak tampak penipisan korteks, uterus tak melebar
Ginjal kiri bentuk ukuran normal, parenkim ginjal normal, batas
kortikomeduler jelas, tak tampak penipisan korteks, tampak batu pada pola
bawah dengan ukuran 0,7cm, Pislokaliks tampak melebar, ureter tak melebar.
Kesan Hidronefrosis, dan nefrolitiasis sinistra. Tak tampak
kelainan/metastase pada organ-organ intra abdomen lainnya diatas secara
sonografi.

4) Papsmear
Tanggal Pemeriksaan : 3 Maret 2019
Didapatkan hasil abnormal smear,

5) Biopsi
Tanggal Pemeriksaan : 3 Maret 2019
Carcinoma invasive NST (grade IV)
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9 gr/dL
Leukosit : 8000 gr/ dL
Trombosit : 130. 000 mcL

O. Terapi Farmakologi
No Nama Obat Dosis Indikasi
1 IVFD RL 20 tpm Mengembalikan
keseimbangan elektrolit
pada keadaan dehidrasi dan
syok hipovolemik.
2 Analgesik (Morfin) 2x15mg Diindikasikan untuk
meredakan atau
menghilangkan nyeri hebat
yang tidak dapat diobati
dengan obat analgesic non
opioid.
3 Ceftriaxone 2x250 mg Untuk mencegah infeksi
yang disebabkan oleh
bakteri.
4 Tranfusi darah 500 ml Untuk meningkatkan Hb

P. ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny. Y
No. RM : 12345
Bangsal : Bangsal Bunga

No. Data Fokus Etiologi Problem


1. DS: Agen Pencedera Nyeri kronis
- Pasien mengatakan (Ca Servik) (00133)
nyeri didaerah perut
bagian bawah.
- Pasien mengatakan
selalu mengkonsumsi
obat analgesik untuk
mengatasi nyeri yang di
alami.
Pengkajian PQRST:

P: Pasien mengatakan nyeri


bertambah saat keluar darah
dari vagina dan berkurang
saat istirahat.

Q: Pasien mengatakan nyeri


seperti tersayat benda
tajam.

R: Pasien mengatakan nyeri


pada daerah perut bagian
bawah.

S: Pasien mengatakan skala


nyeri 8 menggunakan
sekala nyeri numerik 1- 10.

T : Pasien mengatakan nyeri


terasa saat beraktivitas
dan hilang timbul serta
nyeri berlangsung 10
menit.

DO:

- Pemeriksaan Patologi
anatomi : + Ca Servik
- Pasien terlihat
melindungi area nyeri.
- Pasien telihat berfokus
pada area nyeri.
- Pasien terlihat
meringis kesakitan.
2. DS : Kehilangan cairan Kekurangan
- Pasien mengatakan aktif (Perdarahan) volume cairan
lemas. (00027)
DO:
- Membran mukosa
kering.
- Perdarahan vagina
- Konjungtiva anemis
- Hb : 9 gr/dL
- CRT < 3 detik
- TTV
Suhu : 38 oC
Nadi : 97 oC
TD : 90/70 mmHg

3. DS : Faktor biologis Ketidakseimbangan


- Pasien mengatakan (Peningkatan nutrisi kurang dari
lemas. aktifitas metabolik kebutuhan tubuh
- Pasien mengatakan terhadap kanker) (00002)
kurang nafsu makan.
- Pasien mengatakan
mual.
DO :
- Membran mukosa
pucat.
- BB turun 3 Kg salama
sebulan terakhir.
- Antropometri
TB : 160 cm
BB : 40 kg
IMT = 40 kg : 1,62
= 15,6 kg/m2
(Sangat kurus )
- Bio-Chemical
Hb : 9 gr/dL
- Clinical Sign
TD : 90/70 mmHg
RR : 22 x/menit
Suhu : 38 oC
Nadi : 97 x/mnt
- Diet
Nasi dengan sayuran
hijau dan buah-buahan.
Porsi Makan : Sedikit
Frekuensi : 2
x/hari
4. DS : Penyakit kronis Risiko infeksi
- Pasien mengatakan (metastase sel (00004)
takut membersihkan kanker)
area kemaluan karena
terasa nyeri dan keluar
darah dari vagina.
DO :
- Terdapat Ca servik
- Terdapat luka pada
servik.
5. DS : Ancaman Ansietas (00146)
- Pasien mengatakan Kematian
cemas/ takut dengan
penyakitnya yang tidak
kunjung sembuh.
- Pasien mengatakan
takut jika umurnya
tidak lama lagi.
DO :
- Pasien tampak murung/
sedih.
- Kontak mata kurang.
6. DS : Kurang informasi Defisiensi
- Pasien mengatakan (Proses penyakit pengetahuan
belum faham tentang dan terapi yang (00126)
penyakit yang akan dijalani)
dialaminya dan
pengobatan yang akan
dijalani.
- Pasien mengatakan
sudah bertahun-tahun
mengalami nyeri
didaerah perut bagian
bawah namun ia hanya
mengkonsumsi obat
analgesik untuk
mengobati nyeri yang
dirasakan.
DO :
- Pasien terlihat bingung
ketika ditanya tentang
penyakit yang
dialaminya.
Q. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis b.d agen pencedera (Ca Servik)
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (Perdarahan)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
(Peningkatan aktifitas metabolik terhadap kanker)
4. Risiko infeksi dengan faktor resiko penyakit kronis (Metastase sel kanker)
5. Ansietas b.d ancaman kematian.
6. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi (Proses penyakit dan terapi
yang akan dijalani)

R. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. Y
No. RM : 12345
Bangsal : Bangsal Bunga

Dx Kep NOC NIC


Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)
asuhan keperawatan selama 2 - Lakukan pengkajian nyeri
x 24 jam, diharapkan masalah komprehensif yang
keperawatan nyeri kronis meliputi lokasi,
dapat teratasi dengan kriteria karakteristik, frekuensi,
hasil : kualitas, intensitas atau
Kontrol Nyeri (1605) beratnya nyeri dan faktor
Indikator A T pencetus
- Observasi adanya
Mengenali kapan 4 2
petunjuk nonverbal
nyeri terjadi
mengenai
Menggunakan 3 2 ketidaknyamanan
pengengurang - Gunakan strategi
nyeri tanpa komunikasi terapeutik
analgesik untuk mengetahui
pengalaman nyeri
Menggunakan 4 2 - Evaluasi pengalaman
anagesik yang nyeri masa lalu
direkomendasikan - Berikan informasi
mengenai nyeri, seperti
Melaporkan nyeri 3 2
penyebab nyeri
yang terkontrol
- Kurangi faktor pencetus
Keterangan : yang bisa meningkatkan
1. Tidak pernah menunjukan nyeri
2. Jarang menunjukan - Dorong klien untuk
3. Kadang-kadang memonitor nyeri dan
menunjukan menangani nyeri dengan
4. Sering menunjukan tepat
5. Secara konsisten sering - Kolaborasikan dengan
menunjukan tenaga medis terkait
penanganan nyeri
(tindakan oprasi atau
sejenisnya) untuk
menghilangkan penyebab
nyeri (benjolan)
Terapi relaksasi (6040)
- Tentukan apakah ada
teknik relaksasi masa lalu
yang sudah memberikan
manfaat.
- Dorong klien untuk
mengambil posisi nyaman
dan menutup mata
- Spesifikasi isi intervensi
rileksasi
- Dapatkan perilaku yang
menunjukan terjadinya
intervensi seperti nafas
dalam, menguap nafas
perut.
- Minta klien untuk rileks
dan merasakan sensasi
yang terjadi
- Gunakan suara yang
lembut dan irama yang
lambat untuk setiap kata
- Tunjukan dan praktikan
teknik relaksasi pada klien
- Dorong klien untuk
mengulang teknik
relaksasi ketika nyeri
muncul jika
memungkinkan.
Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Pengurangan perdarahan (4020)
volume cairan asuhan keperawatan selama 2 - Identifikasi penyebab
x 24 jam, diharapkan masalah perdarahan
keperawatan kekurangan - Monitor pasien akan
volume cairan dapat teratasi perdarahan secara ketat
dengan kriteria hasil: - Monitor jumlah dan sifat
Hidrasi (0602) kehiangan darah
Indikator A T - Monitor status cairan,
termasuk asupan (intake),
Turgor 2 4
dan keluaran (output)
kulit
- Monitor tanda dan gela
Membran 3 2 perdarahan peristen (yaitu
mukosa periksa semua sekresi
lembab darah yang tampak atau
sembunyi)
Intake 2 3
- Atur kertersediaan
cairan
produk-produk darah
Perfusi 1 4 untuk transfusi jika
jaringan diperlukan
- Instruksikan pasien dan
Keterangan :
keluarga akan tanda-tanda
1. Sangat terganggu
perdarahan dan tindakan
2. Bersarly compromised
yang tepat (yaitu,
3. Cukup terganggu
memberi tahu), bila
4. Sedikit terganggu
perdarahan lebih lanjut
5. Tidak terganggu
terjadi.

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (1100)


nutrisi kurang dari asuhan keperawatan selama 2 - Tentukan status gizi
kebutuhan. x 24 jam, diharapkan masalah pasien dan kemampuan
keperawatan untuk memenuhi
ketidakseimbangan nutrisi kebutuhan gizi.
kurang dari kebutuhan dapat - Tentukan jumlah kalori
teratasi dengan kriteria hasil : dan jenis nutrisi yang
Status Nutrisi: Asupan dibutuhkan untuk
makanan dan cairan (1008) memenuhi persyaratan
Indikator A T gizi.
- Atur diet yang perlukan.
Asupan 2 3
- Monitor kalori dan asupan
makanan
makanan.
secara oral
- Monitor kecenderungan
Asupan 2 3 terjadinya penurunan dan
cairan kenaikan berat badan.
secara oral

Asupan 2 4
cairan
intravena
Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Sebagian besar adekuat
5. Sepenuhnya adekuat
Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi (6540)
asuhan keperawatan selama 2 - Pastikan teknik perawatan
x 24 jam, diharapkan masalah luka yang tepat
keperawatan resiko infeksi - Tingkatkan intake nutrisi
dapat teratasi dengan kriteria yang tepat
hasil : - Dorong intake cairan yang
Keparahan Infeksi (0703) sesuai
Indikator A T - Dorong untuk beristirahat
- Berikan terapi antibiotik
Kemerahan 2 3
yang sesuai
Demam 2 3 - Anjurkan pasien untuk
meminum antibiotik
Cairan 2 4
seperti yang diresepkan.
(luka) yang
berbau
busuk
Ketidak 2 4
stabilan
suhu

Hilang 2 4
nafsu
makan

Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Pengurangan kecemasan (5820)
asuhan keperawatan selama 2 - Gunakan pendekatan yang
x 24 jam, diharapkan masalah tenang dan meyakinkan
keperawatan ansietas dapat - Jelaskan semua prosedur
teratasi dengan kriteria hasil: termasuk sensasi yang
Tingkat Kecemasan (1211) akan dirasakan yang
Indikator A T mungkin akan dialami
klien selama prosedur
Tidak 4 2
(dilakukan)
dapat
- Berikan informasi faktual
beristirahat
terkait diagnosis,
Meremas- 3 2 perawatan dan prognosis
remas - Berikan objek yang
tangan menunjukan perasaan
aman
Perasaan 4 2
- Lakukan usapan pada
gelisah
punggung dengan cara
Wajah 3 2 yang tepat
tegang - Dengarkan klien
- Bantu klien untuk
Keterangan :
mengartikulasikan
1. Berat
deskripsi yang realistis
2. Cukup berat
mengenai kejadian yang
3. Sedang
akan datang
4. Ringan
- Kaji untuk tanda verbal
5. Tidak ada
dan non verbal kecemasan
Defisien Setelah dilakukan tindakan Pendidikan kesehatan (4070)
pengetahuan asuhan keperawatan selama 1 - Tentukan pengetahuan
(proses penyakit x 24 jam, diharapkan masalah kesehatan dan gaya hidup
dan terapi yang keperawatan defisien perilaku saat ini pada
akan dijalani) pengetahuan dapat teratasi individu.
dengan kriteria hasil : - Gunakan berbagai strategi
Pengetahuan manajemen dan intervensi utama
kanker (1833) dalam program
Indikator A T pendidikan.
- Berikan ceramah untuk
Hasil 2 3
menyampaikan informasi.
skrining
abnormal

Perjalanan 1 3
penyakit

Langkah- 2 3
langkah
dalam
rejimen
pengobatan

Sumber 2 4
informasi
yang
terpercaya

Keterangan:
1. Tidak ada pengetahuan.
2. Pengetahuan terbatas.
3. Pengetahuan sedang.
4. Pengetahuan banyak.
5. Pengetahuan sngat banyak.
S. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. Y
No. RM : 12345
Bangsal : Bangsal Bunga

No Implementasi Evaluasi formatif


Dx
1 Melakukan pengkajian nyeri S : pasien mengatakan nyeri
komprehensif yang meliputi P : nyeri bertambah saat beraktifias dan
lokasi, karakteristik, keluardarah dari vagina serta
frekuensi, kualitas, intensias berkurang pada saat istirahat
atau beratnya nyeri dan faktor Q : tersayat-sayat
pencetus R : abdomen
S : skala 8
T : hilang timbul

O : pasien terlihat meringis kesakitan dan


melindungi area nyeri
1 Mengobservasi adanya S : -
petunjuk nonverbal megenai O : pasien terlihat meringis kesakitan dan
ketidaknyamanan melindungi area nyeri
1 Menggunakan strategi S : pasien mengatakan nyeri
komunikasi terapeutik untuk P : nyeri bertambah saat beraktifitas dan
mengetahui pengalaman nyeri berkurang saat istirahat
Q : tersayat-sayat
S : abdomen
S : skala 7
T : hilang timbul
O : pasien terlihat cemas dan merintih
kesakitan
1 Mengevaluasi pengalaman S : pasien mengatakan sering mengalami
nyeri masa lalu nyeri di bagian abdomen
O : pasien mampu mendemonstrasikan
pengalaman nyeri di masa lalu
1 Memberikan informasi S : pasien mengatakan sudah paham
mengenai nyeri, seperti tentang penyebab nyeri yang ia alami
penyebab nyeri O : pasien mampu mendemonstrasikan
penyebab nyeri
1 Mengurangi faktor pencetus S : pasien mengatakan mengurangi
yang bisa meningkatkan nyeri aktifitasnya untuk mencegah
timbulnya rasa nyeri
O : pasien dianjurkan banyak istirahat
1 Mendorong klien untuk S : Pasien mengatakan nyeri sering timbul.
memonitor nyeri dan O : pasien diajarkan distraksi relaksasi
menangani nyeri dengan tepat untuk mengurangi nyeri
1 Mengkolabirasikan dengan S : pasien mengatakan teratur meminum
tenaga medis terkait obat yang sudah diresepkan
penanganan nyeri O : pasien diberikan terapi analgesik untuk
mengurangi nyeri
1 Menentukan apakah ada S : pasien mengatakan sering melakukan
teknik relaksasi masa lalu distraksi relaksasi untuk mengurangi
yang sudah memberikan rasa nyeri
manfaat O : pasien mampu mendemonstrasikan
terapi distraksi relaksasi
1 Mendorong klien untuk S : Pasien mengatakan merasa tidak
mengambil posisi nyaman dan nyaman dengan posisinya karena jika
menutup mata bergerak takut nyerinya akan
bertambah.
O : pasien diposisikan semifowler dan
tampak lebih nyaman
1 Menspesifikan isi inervensi S : pasien mengatakan lebih rileks setelah
rileksasi melakukan distraksi relaksasi
O : pasien tampak lebih nyaman
1 Mendapatkan perilaku yang S : pasien mengatakan sering melakukan
menunjukkan terjadinya terapi distraksi relaksasi
intervensi seperti nafas dalam, O : pasien mampu mendemonstrasikan
menguap nafas perut disraksi relaksasi
1 Meminta klien untuk rileks S : pasien mengatakan lebih nyaman ketika
dan merasakan sensasi yang ia dalam posisi rileks
terjadi O : pasien tampak lebih nyaman
1 Mengunakan suara yang S : pasien mengatakan sudah menerima
lembut dan irama yang lambat keadaan yang dialaminya sekarang
untuk setiap kata O : pasien terlihat lebih sabar menerima
sakit yang dialaminya
1 Menunjukkan dan praktikkan S : pasien mengatakan sudah paham
teknik relaksasi pada klien melakukan teknik relaksasi
O : pasien mampu mendemonstrasikan
teknik relaksasi
1 Mendorong klien untuk S : pasien mengatakan selalu melakukan
mengulang teknik relaksasi teknik relaksasi jika nyeri muncul
ketika nyeri muncul jika O : pasien terlihat paham mengenai teknik
memungkinkan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
2 Mengidentifikasi penyebab S : pasien mengatakan sering mengalami
perdarahan perdarahan
O : klien dianjurkan untuk mengidentifikasi
perdarahan dari warna, bau, jumlah dan
segera lapor tenaga kesehatan
2 Memonitor pasien akan S : Pasien mengatakan sering mengalami
perdarahan secara ketat perdarahan dari vagina.
O : pasien dianjurkan untuk lapor ke tenaga
kesehatan jika setiap terjadi perdarahan.
2 Memonitor jumlah dan sifat S : Pasien mengatakan pusing dan sering
kehilangan darah lemas.
O : pasien dianjurkan untuk lapor ke tenaga
kesehatan jika terjadi perdarahan
2 Memonitor status cairan S : Pasien mengatakan selalu memakan
termasuk intake dan output makanan dan meminum minuman
yang disediakan dari rumah sakit
namun tidak habis.
O : pasien dianjurkan untuk banyak minum
dan diberika terapi RL
2 Memonitor tanda dan gejala S : Pasien mengatakan sering mengalami
perdarahan peristen perdarahan dari vagina.
O : pasien dianjurkan untuk lapor ke tenaga
kesehatan jika terjadi perdarahan
2 Mengatur ketersediaan S : pasien mengatakan lemas
produk-produk darah untuk O : pasien terlihat pucat dan diberikan
transfusi jika diperlukan transfusi darah.
Hb : 11 gr/dL
2 Menginstrusikan pasien dan S : Pasien mengatakan sering mengalami
keluarga akan tanda-tanda perdarahan dari vagina.
perdarahan dan tindakan yang O : pasien dianjurkan untuk lapor ke tenaga
tepat bila perdarahan lebih kesehatan jika terjadi perdarahan
lanju terjadi
3 Menentukan status gizi pasien S : Pasien mengatakan terasa lebih
dan kemampuan untuk bertenaga atau tidak terlalu lemas.
memenuhi kebutuhan gizi. O : Pasien terlihat lebih bergairah dan tidak
terlalu pucat
3 Mengatur diet yang perlukan. S : Pasien mengatakan makan sudah teratur
namun dengan porsi sedikit.
O : Pasien terlihat makan dengan teratur
dibantu oleh keluarganya .
3 Memonitor kecenderungan S : Pasien mengatakan sudah makan secara
terjadinya penurunan dan teratur semenjak dirawat namun dengan
kenaikan berat badan. porsi sedikit.
O : Pasien terlihat makan dengan teratur
BB : 40 kg
4 Memastikan teknik perawatan S : Pasien mengatakan setelah dilakukan
luka yang tepat perawatan luka menjadi lebih nyaman.
O : pasien diberikan perawatan luka 2 hari
sekalii
4 Meningkatkan intake nutrisi S : pasien mengatakan berusaha menjaga
yang tepat nutrisinya
O : pasien dianjurkan untuk menjaga pola
makan
4 Mendorong intake cairan S : pasein mengatakan lemas.
yang sesuai O : pasien dianjurkan untuk banyak minum
4 Mendorong untuk beristirahat S : Pasien mengatakan lemas.
O : pasien dianjurkan untuk banyak
istirahat
4 Memberikan terapi antibiotik S : Pasien mengatakan tidak demam.
yang sesuai O : pasien diberikan antibiobik sesuai
program
Suhu : 37,5 oC
Nadi : 95 oC
TD : 100/70 mmHg
4 Menganjurkan pasien untuk S : pasien mengatakan teratur meminum
meminum antibiotik seperti obat
yang diresepkan O : pasien diberikan terapi sesuai program
5 Mejelaskan semua prosedur S : Pasien mengatakan faham dengan
termasuk sensasi yang akan prosedur yang sudah di jelaskan.
dialami klien selama prosedur O : pasien diberikan penjelasan terlebih
dilakukan dahulu sebelum melakukan tindakan
keperawatan
5 Memberikan objek yang S : Pasien mengatakan lebih merasa aman
menunjukkan perasaan aman dengan pendampingan keluarganya.
O : keluarga pasien dianjurkan untuk selalu
mendampingi pasien
5 Melakukan usapan pada S : Pasien mengatakan nyeri sedikit
puggung dengan cara yang berkurang dan terasa lebih tenang
tepat O : keluarga pasien diajarkan teknik usapan
pada punggung untuk mengurangi rasa
cemas pada pasien
5 Mendengarkan klien S : Pasien menceritakan kondisi yang
sedang dialaminya.
O : keluarga pasien dianjurkan untuk
mendengarkan semua keluh kesah
pasien dan selalu mendampinginya
5 Membantu klien untuk S : pasien mengatakan takut dengan
menggartikulasi deskripsi keadaannya yang semakin memburuk
yang realistis mengenai O : pasien diberikan penjelasan dan
kejadian yang akan datang pengertian mengenai keadaannya
5 Mengkaji tanda verbal dan S : pasien mengatakan takut dengan
nonverbal kecemasannya keadaannya yang semakin
memburuk
O : pasien terlihat cemas dan terkadang
tatapannya kosong
6 Menentukan pengetahuan S : Pasien mengatakan belum paham proses
kesehatan dan gaya hidup penyakit yang dialaminya dan
perilaku saat ini pada mengobatan yang harus dilakukan.
individu. O : Pasien terlihat bingung ketidak ditanya
tentang penyakitnya.
6 Menggunakan berbagai S : Pasien mengatakan lebih mudah
strategi dan intervensi utama memahami penjelasan yang
dalam program pendidikan. disampaikan dengan diberikan leaflet
O : Pasien terlihat menerima strategi
pendidikan kesehatan yang di
berikan.
6 Memberikan ceramah untuk S : Pasien mengatakan faham informasi
menyampaikan informasi. yang sudah di berikan.
O : Pasien mampu menjelaskan dengan
benar informasi yang sudah di
berikan

T. EVALUASI
Nama Pasien : Ny. Y
No. RM : 12345
Bangsal : Bangsal Bunga

No
No Hari/Tgl/Jam EVALUASI SUMATIF TTD
Dx
1. Selasa, 1 S : Pasien mengatakan masih merasakan nyeri di daerah
5-03-2019 perut bagian bawah, nyeri sedikit berkurang.
13.00 WIB P: Pasien mengatakan nyeri bertambah saat keluar
darah dari vagina dan berkurang saat istirahat.
Q: Nyeri seperti tersayat-sayat.
R: Nyeri pada daerah perut bagian bawah.
S: Pasien mengatakan skala nyeri 7 menggunakan
sekala nyeri numerik 1- 10.
T : Nyeri terasa saat beraktivitas dan hilang timbul
serta nyeri dirasakan terus-menerus.
O : Pasien tampak menahan sakit, meringis, dan
fokus terhadap rasa sakit yang dialami.
A : Masalah keperawatan nyeri kronik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
1. Kaji nyeri,
2. Monitor TTV
3. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgesic yang sesuai.
2. Selasa, 2 S : Pasien mengatakan lemas sudah bekurang.
3-05-2019 O:
13.00 WIB - Membran mukosa kering lembab.
- Perdarahan vagina berkurang
- Konjungtiva anemis
- Hb : 11 gr/dL
- CRT < 3 detik
- TTV
Suhu : 37,5 oC
Nadi : 95 oC
TD : 100/70 mmHg
A : Masalah keperawatan kekurangan volume cairan
belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi:
1. Monitor status cairan, termasuk asupan (intake),
dan keluaran (output).

2. Monitor tanda dan gela perdarahan peristen


(yaitu periksa semua sekresi darah yang tampak
atau sembunyi).

3. Atur kertersediaan produk-produk darah untuk


transfusi jika diperlukan.

3. Selasa, 3 S : Pasien mengatakan makan makanan yang disediakan


3-05-2019 rumah sakit secara teratur namun tidak habis.
13.00 WIB O:
- Membran mukosa pucat lembab.
- Belum ada kenaikan berat badan.
- Antropometri
TB : 160 cm
BB : 40 kg
IMT = 40 kg : 1,62
= 15,6 kg/m2
(Sangat kurus )
- Bio-Chemical
Hb : 11 gr/dL
- Clinical Sign
TD : 100/70 mmHg
RR : 29 x/menit
Suhu : 37,5 oC
Nadi : 95 x/mnt
- Diet
TKTP
A : Masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi:
1. Atur diet yang perlukan.
2. Monitor kalori dan asupan makanan.
3. Monitor kecenderungan terjadinya penurunan
dan kenaikan berat badan.
4 Selasa, 4 S : Pasien mengatakan takut membersihkan area
3-05-2019 kemaluan karena terasa nyeri dan keluar darah dari
13.00 WIB vagina.
O:
- Terdapat Ca servik
- Terdapat luka pada servik
- Suhu 37,5 oC
A : Masalah keperawatan risiko infeksi belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi:
1. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat.
2. Berikan terapi antibiotik yang sesuai.
5. Selasa, 5 S : Pasien mengatakan takut, cemas dan khawatit jika
3-05-2019 hidupnya tidak lama lagi.
13.00 WIB O : Pasien tampak gelisah, Nadi : 95 x/menit, tidak bisa
fokus, kontak mata kurang.
A : Masalah keperawatan ansietas belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi :
1. Lakukan tindakan terapi relaksasi
2. Kolaborasi dengan bimbingan rohani
3. Berikan dukungan moril .
6. Selasa, 6 S : Pasien mangatakan sudah faham tentang proses
3-05-2019 penyakit dan pengobatan yang harus dilakukan.
13.00 WIB O : Pasien mampu menjelaskan kembali informasi yang
sudah di berikan.
A : Masalah keperawatan defisien pengetahuan sudah
teratasi.
P : Lanjutkan intervensi:
- Motivasi kepatuhan terhadap pengobatan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kanker Leher Rahim

Sub Topik : Diit Kanker Serviks

Hari / Jam : Senin, 04 Maret 2019

Tempat : Ruang Bunga RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat

Peserta : Pasien Ca Serviks

A. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan agar masyarakat dapat memahami
penyakit leher Rahim

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan ini, peserta penyuluhan dapat

1. Menjelaskan pengertian kanker leher rahim

2. Menyebutkan penyebab kanker leher rahim

3. Menyebutkan gejala kanker leher rahim

4. Menjelaskan pengobatan untuk kanker leher rahim

5. Menjelaskan kontrol setelah perawatan untuk kanker leher rahim

6. Menyebutkan bahaya dari kanker leher rahim

7. Menyebutkan perawatan yang diperlukan untuk kanker leher rahim

8. Menyebutkan cara pencegahan kanker leher rahim

C. MATERI

1. Pengertian kanker leher rahim

2. Penyebab kanker leher rahim


3. Gejala kanker leher rahim

4. Pengobatan kanker leher rahim

5. Kontrol setelah pengobatan kanker leher rahim

6. Bahaya kanker leher rahim

7. Perawatan penderita kanker leher rahim

8. Pencegahan kanker leher rahim

D. METODE

Ceramah dan tanya jawab

E. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN


PESERTA

1 3 menit Pembukaan :

a. Membuka / memulai a. Menjawab


kegiatan dengan salam
mengucapkan salam.

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan dari


penyuluhan
b. Mendengarkan
d. Menyebutkan materi
penyuluhan

e. Bertanya kepada peserta c. Mendengarkan

apakah sudah
mengetahui pengertian
kanker leher rahim
d. Mendengarkan
dan
memeperhatikan

e. Menjawab
pertanyaan

2 15 menit Pelaksanaan :

Penyampaian materi

a. Menjelaskan pengertian a. Mendengarkan


kanker leher rahirm
b. Menjawab
b. Memberikan pertanyaan
kesempatan kepada
c. Mendengarkan
peserta untuk bertanya
d. Menjawab
c. Menjelaskan macam-
pertanyaan
macam jenis alat
kontrasepsi

d. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3 5 menit Evaluasi :

a. Mananyakan kepada a. Mendengarkan


peserta tentang materi
yang telah di berikan
dan reinforcement
kepada peserta yang
dapat menjawab

4 2 menit Terminasi :
a. Mengucapkan a. Mendengarkan
terimakasih atas
peransertanya
b. Menjawab
b. Mengucapkan salam
salam
penutup

F. MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN KANKER LEHER RAHIM

Kanker adalah tumor ganas yang disebabkan oleh adanya sel-sel baru yang
tumbuh secara berlebihan, dapat menyebar kemana-mana tidak
terkoordinasi dan bersifat merusak jaringan tubuh yang bersangkutan dan
sekitarnya. Kanker leher rahim adalah suatu tumor ganas yang terdapat pada
leher berupa benjolan berbau amis seperti cucian daging.

2. PENYEBAB KANKER LEHER RAHIM

- Human Papiloma Virus

- Ada beberapa faktor resiko penyebab kanker leher rahim, antara lain :

- Sosial Ekonomi Rendah

1) Kurang Gizi

2) Infeksi menahun pada alat kelamin misalnya :

a) Keputihan gatal-gatal / trikomonas

b) Jamur / Candida Albican

c) Penyakit Gonorhoe / kelamin

- Perilaku Kebiasaan :

1) Berganti pasangan sex / multi partner

2) Jarak persalinan terlalu dekat


3) Hubungan seksual terlalu muda < 16 thn

- Keturunan / Hereditas
- Wanita dengan suami yang tidak dikhitan
- Wanita dengan suami yang berganti-ganti pasangan sexsual

3. GEJALA KANKER LEHER RAHIM

a. Neri perut bagian bawah

b. Keputihan kental, kadang bercampur darah, berbau amis

c. Nyeri saat BAK dan BAB

d. Kencing / BAB kadang bercampur darah

e. Kadang perdarahan tidak teratur arau terus menerus

4. PENGOBATAN KANKER LEHER RAHIM

a. Pembedahan

b. Obat-obatan anti kanker ( kemoterapi )

c. Pengobatan dengan hormone

d. Imunoterapi-terapi kekebalan

e. Penyinaran / radiasi

f. Kombinasi cara- cara di atas

g. Pemberian tablet tambah darah, vitamin

h. Apabila perlu transfusi

i. Dan lain-lain tergantung keadaan penderita dan tingkat kankernya

5. KONTROL SETELAH PENGOBATAN KANKER LEHER RAHIM

a. Setiap 3 bulan selama 2 tahun pertama

b. Setiap 6 bulan untuk tahun selanjutnya

c. Tergantung pada keadaan penderita


6. BAHAYA KANKER LEHER RAHIM

a. Dapat menyebar merusak / mendesak daerah sekitarnya

b. Pendarahan hebat

c. Gagal ginjal

d. Menghancurkan jaringan sekitarnya

e. Mungkin mengeluarkan zat racun sehingga penderita lemas dan mual

7. PERAWATAN PENDERITA KANKER LEHER RAHIM

a. Gizi yang baik yaitu dari :

- Sumber kekuatan : nasi,roti,zat gula, zat tepung-tepung dll

- Lauk pauk dari tumbuhan-tumbuhan dan hewani

- Buah-buahan terutama yang kulitnya berwarna merah atau hijau


misalnya : apel,pepaya dll

b. Jaga kebersihan diri dan alat kelamin wanita dengan cara :

- Mandi tiap hari minimal 2 kali sehari dengan sabun & air

- Usahakan selalu bersih dan kering daerah kemaluan apabila perlu


menggunakan pembalut

- Baju dicuci dan dikeringkan dibawah sinar matahari serta disertika

- Keramas kurang lebih 3 hari sekali dan menggosokan gigi tiap hari

8. PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM

Beberapa cara praktis :

a. Miliki pola makan sehat

b. Hindari merokok

c. Hindari seks sebelum menikah atau diusia sangat muda atau belasan
tahun
d. Hindari berhubungan seks selama masa haid

e. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner

f. Secara rutin menjalani tes Pap smear

g. Alternatif tes yaitu tes IVA alternatif murah

h. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV

i. Melakukan pembersihan organ intim / vagina toilet.

j. Kanker pada stadium awal biasanya tanpa keluhan, bila ada keluhan
biasanya sudah stadium lanjut oleh karena itu pencegahannya.

k. Melakukan pap smear / IV A secara berkala bagi wanita yang sudah


berhubungan seksual ( menikah )

l. Melakukan pap smear / IV A secara berkala setelah usia 35 thn bagi


wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual (belum
menikah )

G. EVALUASI

1. EVALUASI STRUKTUR

a. Penyelengaraan penyuluhan kanker leher rahim ditempat penyuluhan

b. Pelaksanaan penyuluhan kanker leher Rahim sudah dikonsulkan


dengan pembimbingan

c. Peserta hadir tepat waktu ditempat pelaksanaan penyuluhan

d. Peserta mengisi lembar absensi

2. EVALUASI PROSES

a. Peralatan untuk penyuluhan kanker leher rahim telah dipersiapkan


sebelum acara dimulai

b. Peserta aktif bertanya


c. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan tanpa alasan yang tidak
jelas

3. EVALUASI HASIL

70% peserta memahami materi yang telah disampaikan meliputi pengertian,


penyebab, gejala, pengobatan, kontrol setelah perawatan, bahaya, perawatan
penderita, cara mencegah kanker leher rahim.
faktor resiko penyebab kanker Apa Gejalanya?
leher rahim

 Nyeri perut bagian bawah


Kurang gizi  Keputihan kental, kadang
Infeksi menahun pada alat kelamin bercampur darah, berbau amis
Berganti pasangan sex / multi  Nyeri saat BAK dan BAB
partner  Kencing / BAB kadang bercampur
Jarak persalinan terlalu dekat darah
Hubungan seksual terlalu muda > 16  Kadang perdarahan tidak teratur
thn atau terus menerus
Kanker leher rahim adalah suatu
Keturunan
tumor ganas yang terdapat pada Wanita dengan suami yang tidak
Bagaimana Pengobatannya?
Khitan
leher rahim berupa benjolan

berbau amis. Pembedahan

Obat-obatan anti kanker

(kemoterapi)

Pengobatan dengan hormone

Imunoterapi-terapi kekebalan

Penyinaran / radiasi Dan lainnya

tergantung keadaan penderita dan

tingkat keparahan kankernya


Kontrol Setelah Perawatan Penderita Kanker
Pengobatan Leher Rahim

 Gizi yang baik.


 Jaga kebersihan diri dan alat
 Setiap 3 bulan selama 2 tahun
kelamin.
pertama

 Setiap 6 bulan untuk tahun

selanjutnya Disusun Oleh:


 Tergantung pada keadaan penderita Pencegahan
1. Verren Dita Puspitasari

2. Wahyu Adi Setyawan

3. Wahyu Rizki Amalia


Apa Saja
4. Wening Luthfiani Yuwana
Bahayanya?
5. Wibi Krisbianto

6. Yeriani

 Dapat menyebar merusak / 7. Yetty Bayuana


mendesak daerah sekitarnya 8. Yuliawati
 Pendarahan hebat
 Gagal ginjal
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
 Menghancurkan jaringan
sekitarnya SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
 Mungkin mengeluarkan zat racun MUHAMMADIYAH
sehingga penderita lemas dan mual GOMBONG

2019

Vous aimerez peut-être aussi