Vous êtes sur la page 1sur 4

TUGAS ANALISIS CG PT BANK MANDIRI

Nama : Zikra Elza Rahmawati


NPM : 5518221054

Sesuai dengan permasalahan PT Bank Mandiri terkait CG yang telah


dipaparkan pada buku Modul Chartered Account Etika Profesi, berikut ini
penjelasan yang dapat saya berikan.

Sebelumnya telah dipaparkan secara singkat sejarah PT Bank Mandiri,


yaitu berawal dari adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun
1997. Krisis tersebut terjadi karena adanya pembengkakan pinjaman luar negeri
sampai lebih dari tiga kali lipat akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar. Selain itu masalah muncul karena banyaknya penyaluran kredit
yang berindikasi KKN. Akibat dari krisis tersebut adalah banyaknya bank swasta
di Indonesia terpaksa ditutup oleh pemerintah. Namun pemerintah berusaha
untuk tidak menutup Bank pemerintahan agar mencegah terjadinya efek domino.
Oleh karena itu, salah satu upaya pemerintah dengan melakukan penggabungan
beberapa bank pemerintah menjadi satu bank yaitu PT Bank Mandiri. Bank
Mandiri berdiri dari penggabungan dari Bank Exim, Bapindo, BBD, dan BDN.

Setelah melakukan penggabungan 4 bank tersebut, terjadi beberapa issue


yang di kritisi oleh tokoh masyarakat. Beberapa menganggap bahwa ke empat
bank yang digabung tersebut merupakan bank-bank yang tidak sehat. Hal tersebut
tercermin dari rasio keuangan bank terserbut. Dikhawatirkan akibat
penggabungan tersebut akan berdampak negatif dikemudian hari. Sejak
didirikannya PT Bank Mandiri pada tanggal 2 Oktober 1998 hingga tahun 2005
sebelum dilakukannya RUPS, pada masa ini merupakan masa terpuruknya PT
Bank Mandiri.
Berdasarkan perspektif konflik keagenan, bahwa Masalah Keagenan
adalah masalah yang mungkin timbul antara Pemegang saham dengan
Manajemen (Agent). Masalah Keagenan biasanya terjadi ketika ada konflik
kepentingan (Conflict of Interest) dalam hal kebijakan yang harus dilakukan di
dalam sebuah hubungan keagenan (Agency Relationship). Dalam hal ini, PT Bank
Mandiri menjelang RUPS diaudit oleh BPK dan BPK mengungkapkan bahwa
terdapat 36 modus penyimpangan penyaluran kredit bermasalah di Bank Mandiri.
Setelah diperiksa lebih lanjut, ditemukan hasil pemeriksaan yang menyatakan
adanya indikasi konspirasi antara manajemen Bank Mandiri dengan kreditor yang
melibatkan politikus. Jadi pada kasus ini, komisaris telah gagal melakukan
fungsinya untuk mengawasi jalannya kegiatan operasional Bank Mandiri dimana
manajemen Bank Mandiri telah di atur oleh pihak-pihak yang berkuasa seperti
para pejabat pemerintah. Tentunya hal tersebut didasari oleh adanya unsur politis.
Sesuai pernyataan salah satu anggota Komisi XI DPR, pemegang kekuasaan
sering menekan pejabat bank untuk memberikan kredit kepada pengusaha
rekanannya. Akar permasalahan pada kasus ini adalah tidak berjalannya
tugas pengawasan dikarenakan ada campur tangan pejabat pemerintah
atau pihak -pihak lain yang berkepentingan. Bila tugas komisaris sebagai
pihak pengawasan berjalan dengan baik, seharusnya hal ini dapat dicegah.

Soal 1
Analisis apakah proses transformasi CG dan Praktik CG setelah transformasi di
Bank Mandiri telah mencakup prinsip CG ke dua hingga prinsip CG ke enam dari
OECD.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini saya paparkan enam prinsip
Tata Kelola menurut OECD.
Enam Prinsip Tata Kelola menurut OECD, antara lain:
1. Menjamin kerangka dasar Corporate Governance yang efektif
2. Hak – hak pemegang saham dan peran kunci kepemilikan saham
3. Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham
4. Peranan pemangku kepentingan dalam Corporate Governance
5. Keterbukaan dan Transparansi Informasi
6. Tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris

Bila kita ingat kembali paparan yang telah dijelaskan pada modul Etika Profesi
mengenai proses transformasi CG PT Bank Mandiri, kita dapat memahami
bahwa:
1. Proses transformasi CG pada Bank Mandiri terbagi menjadi 2 tahap. Tahap
I dimulai dari tahun 2005 dan tahap II dimulai dari tahun 2010.
2. Strategi pokok yang diterapkan Bank Mandiri saat itu adalah transformasi
budaya kerja, pembatasan secara agresif untuk non performing loan,
mempercepat akselerasi usaha, dan mengembangkan aliansi antara
direktur dan unit bisnis.
Kunci utama bangkitnya Bank Mandiri adalah dengan diterapkannya five core
corporate cultural values, yaitu serangkaian prinsip yang dijadikan panduan
moral dalam berperilaku, bertindak dan mengambil keputusan. Lima prinsip
tersebut adalah Trust, Integrity, Professionalism, Customer Focus, dan
Excellence.

Berdasarkan usaha-usaha yang dilakukan oleh Bank Mandiri diatas, bila


kita kaitkan dengan prinsip OECD, kita dapat mengatakan bahwa proses
transformasi CG Bank Mandiri telah mencakup prinsip CG OECD. Hal tersebut
dapat tercermin dengan praktik CG yang telah dilakukan Bank Mandiri hingga
saat ini. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tangung jawab
merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan adanya
tangung jawab social; menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi
profesional dan menjunjung etika; memelihara lingkungan bisnis yang sehat.

Soal 2
Jelaskan bagaimana transformasi CG di Bank Mandiri dapat berdampak terhadap
kinerja Bank.

Berdasarkan pembahasan mengenai transformasi CG Bank Mandiri yang


telah sukses membuat perusahaan (dalam hal ini Bank Mandiri) terpuruk menjadi
perusahaan yang dapat bangkit dan meningkatkan kinerjanya, cara-cara ini dapat
menjadi contoh baik untuk diterapkan oleh perusahaan lain untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. Pada dasarnya, Good corporate governance dan etika
merupakan konsep yang berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan.
Perusahaan harus menerapkan perilaku-perilaku etis untuk dapat
melaksanakan good corporate governance. Dengan begitu, dapat ditentukan titik
temu antara kepentingan perusahaan (manajemen) dan kepentingan
para stakeholder.

Pada akhirnya, dengan terlaksananya good corporate governance, perusahaan


akan menjalankan usaha secara berkelanjutan. Sehingga dalam sistem ekonomi
pasar bebas seperti era sekarang, perusahaan memiliki kepercayaan dari
masyarakat dan daya saing tinggi dalam beroperasi demi mewujudkan
keuntungan yang maksimal baik bagi perusahaan maupun bagi semua
pihak stakeholder.

Vous aimerez peut-être aussi