Vous êtes sur la page 1sur 8

Gayitri Humaera | Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

ANALISIS TROMBOSIT DENGAN DARAH ARTERI VENA DALAM PERHITUNGAN


TOTAL TROMBOSIT
ABSTRAK
menganalisis citra darah guna menentukan jumlah trombosit. Tujuan dari penelitian ini membuat program untuk
menghitung jumlah trombosit pada citra sel darah secara akurat dengan menggunakan Matlab. Citra yang diolah
merupakan data sekunder yang diunduh dari internet dalam bentuk JPG. Terdapat 3 jenis citra yang diolah yaitu citra
trombosit normal, Makrotrombositopenia, dan Pseudtrombositopenia. Metode yang digunakan adalah K – Means
Clustering dan Local Minimization. Variabel hasil yaitu luas piksel, keliling, dan Roundness. Untuk klasifikasi jenis
trombosit digunakan pohon keputusan. Analisis dilakukan dengan membandingkan presentasi kecocokan jenis citra
dari pohon keputusan (program Matlab) dengan tampilan visual dari citra. Hasil yang diperoleh menunjukkan
persentasi ketidakcocokan hanya 1%.
Kata Kunci : Trombosit, K – Means Clustering, Local Minimization, Template Matching

TROMBOSIT ANALYSIS WITH ARTERIAL BLOOD VENA IN TOTAL TROMBOSIT CALCULATIONS


ABSTRACT

analyzing blood image to determine platelet count. The purpose of this study is to make a program to calculate
accurately the number of platelets in the blood cell image by using Matlab. The processed image is secondary data
downloaded from internet in the form of JPG. There are 3 types of images that is processed i.e normal thrombocyte
image, makrotrombositopenia, and pseudtrombositopenia. The method used is K - Means Clustering and Local
Minimization. The quantity obtained are pixel area, circumference, and roundness. For the classification of platelet
type we used decision tree technique. The analysis is done by comparing the presentation of the image type fit of the
decision tree technique (Matlab program) with the visual appearance of the image. The result shows that the
percentage of incompatibility is only 1%.

Keywords: Platelets, K - Means Clustering, Local Minimization, Template Matching, Broad Pixels

Korespondensi: Gayitri Humaera. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jl Prof


Soemnatri Brojonegoro no 1 Rajabasa Bandar Lampung
Email: gayitrihumaera@gmail.com

I. PENDAHULUAN anorganik, dan serum. Trombosit adalah


Darah merupakan suatu cairan yang fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak
sangat penting bagi manusia karena berfungsi berinti dan terbentuk di sumsum tulang.
mengirimkan zat – zat dan oksigen, yang Trombosit matang berukuran 2 – 4 µm
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut [2]
berbentuk cakram bikonveks . Jumlah
bahan – bahan kimia hasil metabolisme tubuh, trombosit dapat diukur dengan cara
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap konvensional, tetapi bila sel darah yang dihitung
virus dan bakteri[1]. Darah tersusun atas dua terlalu banyak, memakan waktu yang cukup
bagian yaitu sel darah dan plasma darah. Sel lama. Masalah yang sering terjadi dalam proses
darah yang terdiri dari sel darah merah perhitungan yaitu adanya trombosit yang
(eritrosit), sel darah putih (leuktosit) dan keping- berdekatan, tertumpuk, dan sinar lampu tidak
keping darah (trombosit). Plasma darah yang homogen. Hal ini menyebabkan pengukuran
terdiri dari air, senyawa organik, senyawa secara konvensional tidak efisien. Seiring

1
dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, megakariosit menghasilkan sekitar 2.000 –
perhitungan jumlah sel darah lebih akurat dan 4.000 trombosit[5].
waktu yang relatif singkat bila prosesnya Trombosit dalam sirkulasi adalah
dilakukan dengan pengelolahan citra digital kepingan-kepingan yang berasal dari sitoplasma
menggunakan Matlab. megakariosit, yaitu suatu sel besar berinti
Penelitian yang dilakukan oleh Hartadi [3] banyak yang terdapat dalam sumsum tulang.
mengenai simulasi perhitungan jumlah sel darah Bila kebutuhan hemostasis meningkat, atau ada
merah, dengan hasil membuat program yang rangsangan terhadap sumsum tulang, produksi
memiliki kemampuan untuk mengenali citra, trombosit dapat meningkat 7-8 kali. Trombosit
menambah derau, menghapus derau, mereka- yang baru dibentuk biasanya berukuran lebih
ulang (rekontruksi), mengambangkan dan besar dan memiliki kemampuan hemostasis
menghapus objek yang tidak diinginkan. yang lebih baik daripa trombosit tua yang ada
Kelemahan dari penelitian itu belum mampu dalam sirkulasi[6].
mengoreksi kesalahan perhitungan akibat Trombosit memiliki dua fungsi berbeda,
adanya sel darah yang berdekatan. Analisis yaitu melindungi integritas endotel pembuluh
perhitungan sel darah berbasis pengelolahan darah. Interaksi trombosit dengan pembuluh
citra digital dengan metode adaptive darah disebut hemostasis primer[7].. Tidak
thresholding dilakukan oleh Karnida[4]. terdapat perbedaan yang nyata antara laki-laki
Kelemahan dari penelitian tersebut adalah dan wanita. Secara fisiologis, variasi jumlah
program perhitungan otomatis yang ada belum trombosit terjadi selama siklus menstruasi. Pada
mampu menghasilkan akurasi perhitungan yang saat menstruasi terjadi penurunan jumlah
baik karena metode thresholding yang trombosit, sedangkan saat ovulasi meningkat [8].
digunakan bersifat global sehingga metode ini Penghitungan jumlah kandungan trombosit
tidak mampu mengatasi kondisi citra yang dalam darah adalah salah satu topik yang
beragam, seperti tingkat kecerahan serta derau penting dalam menentukan beberapa masalah
yang terdapat pada citra. Maka, dalam tugas kesehatan atau penyakit, seperti demam
akhir ini analisis citra darah untuk menentukan berdarah (DBD) dan trombositopenia.
jumlah trombosit dilakukan dengan
menggunakan metode K – Means Clustering dan 2. Pewarnaan Darah
Local Minimization . Tujuan dari penelitian ini Macam-macampewarnaanmenurut
membuat program untuk menghitung jumlah Romanowsky yaitu pewarnaan wright,
trombosit pada citra sel darah secara akurat Pewarnaan liesman, pewarnaan may grunwald,
dengan menggunakan Matlab. dan pewarnaan giemsa. Prinsip pengecatan
preparat darah yaitu sedia apus darah difiksasi
II. TINJUAN PUSTAKA dengan methanol selama 5 menit dan digenangi
1. Trombosit dengan zat pewarna giemsa yang sudah
Trombosit adalah fragmentasi sitoplasma diencerkan dibirkan 20 menit setelah itu dibilas
megakariosit, suatu sel sumsum tulang belakang air keran dan dibiarkan sampai mengering [9].
dengan ukuran paling besar. Megakariosit Menurut J. Samidja Onggowaluyo (2001),
matang ditandai dengan proses replikasi kriteria pembuatan dan pewarnaan sediaan darah
endomitotik inti dan makin besarnya volume yang baik, yaitu[17]:
sitoplasma. Pada akhirnya, terjadi replikasi inti a. Inti leuktosit berwarna ungu (tanda
lebih lanjut, sitoplasma menjadi granular, dan umum)
selanjutnya trombosit dibebaskan. Setiap

2
b. Trombosit berwarna ungu muda dan
merah muda
c. Sisa-sisa eritrosit muda berwarna biru atau
biru muda
d. Sitoplasma limfosit kelihatan biru pucat
e. Sitoplasma monosit berwarna biru
f. Granula eosinofil berwarna orange (a) (b)
Gambar 3 Noise (a) Memiliki Noise; (b) Tanpa
g. Latar belakang sediaan bersih kelihatan Noise
biru pucat.
4. Pengelolahan Citra
3. Pengertian Citra Pengolahan citra merupakan proses pengolahan
Citra adalah representasi dua dimensi dan analisis citra yang banyak melibatkan
untuk bentuk fisik nyata tiga dimensi. Citra persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data
dalam perwujudannya dapat bermacam-macam, masukan dan informasi keluaran yang berbentuk
mulai dari gambar hitam-putih pada sebuah foto citra. Istilah pengolahan citra digital secara
(yang tidak bergerak) sampai pada gambar umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra
berwarna yang bergerak pada pesawat televisi. dua dimensi dengan komputer. Dalam definisi
[10] . yang lebih luas, pengolahan citra digital juga
mencakup semua data dua dimensi. Citra digital
adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks
yang diwakili oleh bit-bit tertentu[11].

5. K – Means Clustering
Clusteringadalahmengelompokkan
sejumlah data ke dalam sejumlah kecil grup
Gambar 1 Citra Trombosit sedemikian sehingga masing-masing grup
[12]
mempunyai sesuatu persamaan yang esensial .
Untuk menentukan jumlah trombosit K-Means Clustering merupakan teknik
dengan mengunakan hasil citra digital seperti pengelompokkan dengan meninjau kedekatan
pada Gambar II.2. Ada beberapa masalah yang pada pusat tertentu yang diiterasi.
terjadi yaitu: Pada penelitian ini proses iterasi yang
a. Trombosit yang berdekatan. digunakan dimulai dari baris pertama kiri ke
b. Trombosit yang bertumpuk. kanan dari kolom satu hingga kolom akhir
c. Noise. selanjutnya baris kedua kiri ke kanan, kolom
satu hingga kolom akhir. Proses iterasi tersebut
dilakukan pada semua komponen matriks.

(a) (b)
Gambar 2 Citra Trombosit (a) Trombosit Yang
Berdekatan; (b) Trombosit Yang Bertumpuk Gambar 4 Aturan iterasi

3
6. Template Matching Ada 2 template matriks 1*1 yang dituliskan
Algoritma template matching merupakan sebagai berikut:
metode yang sederhana dan banyak digunakan 1 0
untuk mengenali pola. Algoritma ini bekerja (a) (b)
dengan cara mengevaluasi pola citra yang
Gambar 8 Template Matriks 1*1. (a) Trombosit;
dibandingkan dengan pola citra template pada
(b) Bukan Trombosit
basis data. Kelemahan algoritma ini adalah
terbatasnya model yang dijadikan template
7. Local Minimization
sebagai pembanding pada basis data seperti
LocalMinimizationadalahtahap
bentuk, ukuran, dan orientasi[13]. meminimalkan kode register yang tidak
Template matching yang digunakan berurutan pada matriks wilayah dengan kode
adalah matriks ukuran 2*2, 2*1, 1*2, dan 1*1. register yang berdekatan. Citra trombosit
Ada 16 Template matriks 2*2 yang dituliskan memiliki kode register lebih besar dari 0. Dalam
sebagai berikut: satu trombosit, kode register trombosit
T 0 0 T 0 0 0 1 T1 1 0 membentuk daerah tertutup yang memiliki nilai
T9
1 0 0 5 0 1 1 0 3 1 1 register yang sama. Gambar 9 Merupakan
contoh matriks hasil local minimization.
T 1 0 T 0 0 T1 0 1 T1 1 1
2 0 0 6 1 1 0 0 1 4 1 0

T 0 1 T 1 1 T1 1 0 T1 1 1
3 0 0 7 0 0 1 1 0 5 0 1

(a) (b)
T 0 0 T 1 0 T1 0 1 T1 1 1
Gambar 9 Matriks Hasil Local Minimization (a)
4 1 0 8 0 1 2 1 1 6 1 1
Tabel Sebelum Proses Local Minimization; (b)
Gambar 5 Template Matriks 2*2
Tabel Setelah Local Minimization
Ada 4 template matriks 2*1 yang dituliskan
III. METODE PENELITIAN
sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan citra hasil
T1 0 T3 1 pemotretan sel darah dengan menggunakan
0 1
mikroskop dalam bentuk JPG. Citra diolah
menggunakan metode K-Means Clustering dan
T2 0 T4 1
Local Minimization pada program Matlab untuk
1 0
menentukan jumlah trombosit .
Gambar 6 Template Matriks 2*1
Pengolahan data dilakukan menggunakan
pengolahan data matriks dengan langkah sebagai
Ada 4 template matriks 1*2 yang dituliskan
berikut:
sebagai berikut:
1. Memilih citra yang akan diolah yang
T1 0 0 T3 1 1 merupakan hasil pemotretan sel darah
merah dengan menggunakan mikroskop.
T2 0 1 T4 1 0
2. Melakukan pembacaan citra digital
Gambar 7 Template Matriks 1*2
sebelum diolah sehingga dapat dikenali
oleh program yang dibuat pada Matlab
sebagai komponen matriks.

4
3. Mengubah aras warna menjadi aras Pseudotrombositopenia, trombosit menggumpal
keabuan untuk mempermudah dan saling menempel yang terjadi pada pasien
pengolahan. tanpa penyebab Trombositopenia yang jelas
4. Melakukanpengelompokkancitra terlihat pada gambar 11.
menggunakan metode K-Means
Clustering, menghasilkan matriks wilayah
yang membedakan antara latar dan
trombosit. Kode register latar bernilai nol
dan kode register trombosit lebih besar
dari nol. Gambar 10 Citra
5. Template Matching yang digunakan Trombosit Makrotrombositopenia
adalah template matriks ukuran 2*2, 2*1,
1*2, dan 1*1. Pada setiap template
menghasilkan nilai 0, nilai register tetap
mengikuti komponen sebelumnya, dan
nilai register bertambah.
6. Local Minimization digunakan pada
matriks register karena pada penelitian ini Gambar 11 Citra Trombosit
terdapat kode register yang tidak Pseudotrombositopenia
berurutan. Hasil dari local minimization
2. Melakukan Pembacaan Citra Digital
adalah kode register yang sama di dalam
Citra digital diubah sebagai bilangan dari
satu trombosit.
0 – 255 3 dimensi yaitu R,G,B dalam
7. Uji program dengan menggunakan pohon
komponen matriks. Untuk memudahkan
keputusan untuk melihat kecocokan
pengelolahan, aras warna citra digital diubah
keluaran dari program Matlab dan tampak
menjadi aras keabuan (Grayscale). Sehingga
visual.
citra digital dapat dikenali sebagai matriks yang
8. Menghitung jumlah trombosit dari hasil
siap diolah untuk program selanjutnya.
pengecekan pada metode yang digunakan.
Jumlah trombosit diperoleh dari hasil
jumlah kode register yang tersedia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Jenis citra mikroskop Trombosit
Citra yang diolah merupakan hasil
pemotretan sel darah dengan menggunakan
(a) (b)
mikroskop dalam bentuk JPG. Data yang diperoleh
Gambar 12 Citra Grayscale trombosit. (a) Citra
merupakan data sekunder. Tidak diketahui
asli; (b) Citra beraras keabuan
perbesaran mikroskop sehingga diasumsikan sama.
Trombosit normal memiliki nilai kerapatan
3. Pengelompokan Citra Menggunakan
150.000 – 450.000/µL darah (gambar 1).
Metode K-Means Clustering.
Kelainan pada trombosit disebut dengan
Pada penelitian ini menggunakan dua
Trombositopenia terjadi dua bagian yaitu
Centeroid yaitu C1 255 dan C2 0, karena yang
Makrotrombositopenia adalah trombosit besar
akan ditinjau dalam citra hanya dua bagian.
abnormal seperti yang terlihat pada gambar 10.
Metode K-Means Clustering pada penelitian ini

5
menghasilkan matriks wilayah yang di tepi citra, maka perlu dihitung ukuran piksel
membedakan antara latar dan trombosit. Hal ini pada nomor yang sama. Luas Piksel yang
dilakukan hingga tidak ada perubahan pada nilai dianggap trombosit kecil <50. Trombosit
centeroid (konvergen). berbentuk keping yang bagian tengah tipis,
sehingga bagian itu tampak bolong di citra
mikroskop. Karena bolong di citra mikroskop
adalah bagian trombosit, bolong dikoreksi.

(a) (b)
Gambar 13 Tabel cuplikan Matriks Hasil Gambar 15 Cuplikan Citra Trombosit. (a) di
K-Means Clustering Citra Trombosit Tepi Citra; (b) Bernoise

4. Metode Local Minimization 6. Ekstraksi Variabel


Metode Local Minimization digunakan Ekstraksi variabel digunakan untuk
untuk meminimakan kode register yang tidak memisahkan nilai dari setiap jenis citra
berurutan pada matriks region dengan kode trombosit yang kemudian dapat dilihat
register yang berdekatan. Tahapan ini digunakan pengelompokannya. Variabel yang diekstrak
untuk membangun data base dan menguji data alah luas, keliling dan roundness.
base. Hasil dari Local Minimization adalah kode
register yang sama di dalam satu trombosit.
Berikut cuplikan hasil local minimization.

Gambar 16 Grafik Roundness

Gambar 14 Tabel cuplikan Tabel Hasil Local


Minimization

5. Membangun Data Base


Dalam membangun data base dipilih
trombosit yang sudah diketuhui kelompoknya
antara Trombosit Normal,
Makrotrombositopenia, dan
Psedotrombositopenia. Kemudian dihitung luas, Gambar 18 Grafik Kelompok Trombosit
keliling serta Roundness. Dalam proses iterasi Berdasarkan Keliling
terdapat benda kecil seperti ditunjukan pada
panah (gambar 15) bukan trombosit atau terletak

6
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dibuat
program untuk menghitung jumlah trombosit
pada citra sel darah dengan menggunakan
program Matlab. Perhitungan jumlah trombosit
pada citra sel darah menggunakan metode K –
Means Clusterin dan Local Minimization dengan
melihat luas piksel, keliling, dan roundness dari
trombosit. Terdapat 3 jenis citra yang diolah
yaitu citra trombosit normal,
Gambar 19 Grafik Kelompok Trombosit Makrotrombositopenia, dan
Berdasarkan Luas Pseudotrombositopenia. Analisis dilakukan
dengan membandingkan presentasi kecocokan
Berdasarkan pengelompokan luas, citra dari program dengan tampilan visual citra.
keliling, roundness yang dijelaskan sebelumnya, Hasil yang diperoleh menunjukkan presentasi
dibuat pohon keputusan sebagai berikut: ketidakcocokan hanya 1%.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Departemen Kesehatan RI. 1991.
Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas. Jakarta.
[2]. Kosasih, A.S dan Kosasih E.N. 2008.
Tafsiran Hasil Pemeriksaan
Laboratorium Kliniks ed 2. Tanggerang.
Karisma.
[3]. Hartadi, D dan Sumardi Isnanto R.R.
2004. Simulasi Perhitungan Sel Darah
Merah Transmisi vol.8 no.2
Gambar IV.10 Pohon keputusan [4]. Sari, I.K. 2008. Analisis Perhitungan Sel
Darah Berbasis Pengelolahan Citra
7. Perbandingan Hasil Digital Dengan Metoda Adaptive
Hasil yang diperoleh pada gambar IV.3 Theresholding”Blood Cell Counting
menunjukkan presentasi ketidakcocokan hanya Analyse Based Digital Image Procesing
1% karena trombosit terletak ditepi citra. By Adaptive Theresholding Method”.
Universitas Telkom. Bandung.
[5]. Brown, B. 1984. Hematology principles
and procedurs 4th ed. Philadelpia: Lea &
Febriger.
[6]. Widmana, Frances, K. 1995. Tinjauan
Klinis Atas Hasil Pemeriksaan
Laboratorium ed 9. EGC :Jakara.
Gambar IV.11 Persentasi Kecocokan. [7]. Sacher, R.A dan McPherson, R.A. 2004.
Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan
Laroratorium Cetakan 1. EGC: Jakarta.

7
[8]. Handin, R.J. 1998. Disorders Of The dengan Algoritma K-Means. SEMNAS
Platelet And Vasel Wall. In; Isselbacher Matematika dan Pendidikan Matematika
KJ Principles OF Internal Medicine. Dengan tema “Trend Penelitian
New York; Mc Graw-Hill Matematika dan Pendidikan Matematika
[9]. Gandasoebrata, R. 2007. Penuntun di Era Global.
Laboratorium Klinik. Dian rakyat:
Jakarta.
[10]. Utama, J. 2011. Akusisi Citra Digital
Menggunakan Program Matlab. Unikom:
Bandung.
[11]. Jain, A.K. 1995. Fundamentals of Digital
Image Field Proccesing. Prentice Hall:
New Delhi.
[12]. Garcia, H.M dan Ullman, J. 2002.
Database systems: The complete book.
[13]. Andayani, S. 2007. Pembentukan cluster
dalam Knowledge Discovery in Database

Vous aimerez peut-être aussi