Vous êtes sur la page 1sur 7

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KOGNITIF

A. PENGERTIAN
Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, megingat, persepsi,
orientasi, memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan Laraia, 1998).
Sehingga gangguan kognitif merupakan respon maladaptive yang ditandai dengan
adanya gangguan daya ingat, disorientasi, inkoheren, salah persepsi, penurunan
perhatian serta sukar berpikir logis. Gangguan ini membuat individu berada dalam
kebingungan, tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini dengan kejadian yang
lampau.
Gangguan kognitif (cognitive impairment disorders) disebabkan oleh kerusakan
neuron temporer atau permanent, mengakibatkan tidak berfungsinya proses kognitif
(misalnya fungsi otak yang lebih tinggi) yang meliputi memori, penalaran, orientasi,
persepsi dan perhatian (Isaacs Ann, 2005).
Sindrom otak organic adalah gangguan jiwa yang psikotik atau non psikotik yang
disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini
disebabkan oleh penyakit seperti meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah
otak, tumor otak, dan lain sebagainya. Gangguan mental organic adalah suatu
gangguan patologi yang jelas, misalnya tumor otak, penyakit serebrovaskuler, atau
intoksikasi obat (Mansjoer Arif, 2001).

B. RENTANG RESPON
Fungsi kognitif dapat berfluktuktuasi sepanjang rentang respon adaptif dan
maladaptive. Fluktuasli ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kecemasan klien.
Gangguan kognitif ini kebanyakan dialami oleh klien dengan gangguan mental
organic dan gangguan ini dapat terjadi secara episodic atau terus menerus.

Respon adaptif Respon maladaptive


Berpikir logis Pelupa
Koheren Kadang lupa
Rasional Kadang tidak dapat berpikir jenrih
Dapat mengambil keputusan Kadang salah persepsi
Kadang tidak dapat mengambil keputusan

C. KLASIFIKASI
1. Demensia
Demensia adalah gangguan fungsi kognitif yang ditandai oleh penurunan
fungsi intelektual yang berat yang disertai kerusakan daya ingat ; pemikiran
abstrak dan daya nilai ; emosi dan kepribadian (Stuart dan Laraia, 1998).
Demensia adalah gangguan progresif kronik yang dicirilkan dengan
kerusakan berat pada proses kognitif dan disfunsi kepribadian serta perilaku
(Isaacs Ann, 2005). Demensia merupakan suatu sindron yang ditandai oleh
berbagai gangguanm fungsi kogniitf tanpa gangguan kesadaran. Ganggua
fungsi kognitif anatara lain pada intelegansi, belajar dan daya ingat, bahasa,
pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi,
penyesuaian, dan kemampuan bersosialisasi.

2. Delirium
Delirium adalah fungsi kognitif yang kacau, ditandai dengan kekacauan
kesadaran yang meliputi salah persepsi dan perubahan proses pikir (Stuart dan
Laraia, 1998). Umumnya gangguan ini terjadi dalam waktu singkat (biasanya
satu minggu, jarang terjadi lebih dari satu bulan). Delirium adalah suatu
sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang biasanya
tampak dalam bentuk hanbatan pada fungsi kognitif .

3. Amnestik
Gangguan amnestik adalah gangguan kognitif yang dicirikan dengan
kerusakan memori yang parah dan ketidakmampuan untuk mempelajari
materi baru, dapat terjadi konfabulasi dan apatisme. Yang akan dibahas
selanjutnya adalah kedua gangguan kognitif yang lasim terjadi yaitu demensia
dan delirium.

D. ETIOLOGI
Demensia Delirium
¨ Penyakit vaskuler seperti hipertensi,¨ Penyakit akut atau kronis seperti jantung
arterosklerosis. congestive, pneumonia, penyakti ginjal dan
¨ Penyakit Parkinson hati, kanker dab stoke.
¨ Gangguan genetika ; korea Huntington ¨ Faktor hormonal dan nutrisi seperti
atau penyakit pick diabetes, ketidakseimbangan adrenal atau
¨ Infeksi virus HIV yang menyerang tiroid, malnutrisi dan dehidrasi.
system saraf pusat ¨ Kehilangan penglihatan dan pendengaran
¨ Gangguan struktur jaringan otak seperti
¨ Obat-obatan antipsikotik, antihistamin,
tekanan normal hidrosefalus dan trauma antidepresan, dan antiparkinson
kepala

E. MANIFESTASI KLINIS
Demensia Delirium
¨ Afasia ; kehilangan kemampuan ¨ Agitasi, gerakan yang tidak terarah, tremor,
berbahasa. ketakutan, kecemasan, depresi, euphoria,
¨ Apraksia ; rusaknya kemampuan apatis dan gangguan pola tidur.
melakukan aktivitas motorik sekalipun
¨ Terdapat pula kemungkinan gangguan
fungsi sensorinya tidak mengalami bicara, inkoherensi, disorientasi, gangguan
kerusakan. memori, dan persepsi yang salah seperti
¨ Agnosia ; kegagalan mengenali atau ilusi dan haslusinasi.
mengidentifikasi obyek atau benda ¨ Gangguan kesadaran dan pemahaman ;
umum walaupun fungsi sensorinya tidak berkurangnya kemampuan untuk
mengalami kerusakan. mempertahankan perhatian terhadap seautu
¨ Konfabulasi ; mengisi celah-celah hal.
ingatannya dengan fantasi yang diyakini¨ Pikiran yang kacau dan percakapan yang
individu yang terkena melantur
¨ Sundown syndrome ; membruknya ¨ Gangguan siklus tidur-bangun
disorientasi di malam hari ¨ Perubahan psikomotor (misalnya
¨ Reaksi katastrofik ; respon takut atau hiperaktif, hipoaktif, agitasi, mengantuk)
panic dengan potensi kuat menyakiti diri
sendiri atau orang lain.
¨ Perseveration phenomenon ; perilaku
mengulang, meliputi mengulangi kata-
kata orang lain.
¨ Hiperoralitas ; kebutuhan untuk
mecicipi dan mengunyah benda-benda
yang cukup kecil untuk dimasukan ke
mulut
¨ Kehilangan memori ; awalnya hanya
hal-hal yang baru terjadi, dan akhirnya
gangguan ingatan masa lalu
¨ Disorientasi waktu, tempat, dan orang
¨ Berkurangnya kemampuan
berkonsentrasi atau mempelajari materi
baru
¨ Sulit mengambil keputusan
¨ Penilaian buruk ; individu ini tidak
mempunyai kewaspadaan lingkungan
tentang keamanan dan keselamatan

F. AWITAN DAN PERJALANAN PENYAKIT


1. Delirium adalah gangguan akut dengan awitan cepat, yang biasanya bias
disembuhkan bila segera dibati.
2. Demensia adalah gangguan kronis dengan awitan lambat dan biasanya
berprognosis buruk

G. PENATALAKSANAAN
1. Delirium
Pengobatan difokuskan pada identifikasi dan penyembuhan penyebab
utama sambil mendukung proses fisiologik klien dalam menjaga dan
meningkatkan keselamatan. Pengobatan akut berbasis rumah sakit biasanya
diindikasikan untuk gangguan ini.

2. Demensia
Pengobatan diarahkan pada tujuan jangka panjang, yaitu mempertahakan
kualitas hidup pasien gangguan degeneratif dan progresif ini.
 Pendekatan tim multidispliner meliputi upaya kolaboratif dari pfesional
Keperawatan, kedokteran, nutrisi, psikiater, psikologi, pekerja social, farmasi,
dan rehabilitasi.
 Fokus keluarga
 Penatalaksanaan berfokus komunitas ; melakukan kunjungan rumah, adult day
care service, memberikan perawatan pribadi bagi klien, menyediakan
kelompok pendukung, penyuluhan masayarakat dan keluarga, pengumpulan
dana dan aktivitas melobi untuk penelitian dan tindakanlegislatif.
 Intervensi farmakologik
Tujuannya adalah memperlambat laju penurunan kondisdi klien dengan obat
yang meningkatkan kadar asetilkolin dan membantu mempertahankan fungsi
neuronal serta penatalaksanaan perilaku dan gejala yang menimbulkan stress.

Obat untuk gejala demensia


Klasifikasi Nama Dosis Rasional
Generik/Nama Harian Biasa Penggunaan
Dagang
Obat Takrin (cognex) 40 mg/hari (10 mg Mempengaruhi
antikolinesterase 4x/hari) enzim
asetilkilinesterase,
yang memecah
asetilkolin. Obat-
obatan ini
memungkinkan
asetilkolin tinggal
lebih lama di sinaps
Donepezil 5 mg/hari (sekali
(Aricept) sehari)
Antioksidan Vitamin E 400-800 IU/hari Diberikan
berdasarkan
aktivitas melawan
proses oksidasi,
yang mensintesis
radikal sitotoksik
sintesis.
Ansietas dan agitasi Lorazepam 0,25 mg/hari,
Benzodiazepine (Ativan) dapat ditingkatkan
(BZA) menjadi 2x/hari
Antiansietas non- Buspiron (BuSpar) 15-160 mg/hari
BZA
Antikonvulsan Karbamazepin 200 mg/dua kali
(tegretol) sehari
Divalproleks 250 mg/dua kali
(Depakote) sehari
Halusinasi dan
perilaku menyerang
Antipsikotik
Topikal Haloperidol 0,25 mg/hari atau
(haldol) 2 x sehari
Atipikal 0,5 mg/hari atau 2
Risperidon x sehari
(risperdal)
Depresi
Antidepresan Nefazodon 50 mg/hari, dapat
(serzone) ditambah menjadi
400 mg/hari denga
jadwal 2 x sehari

H. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
Biasanya disebabkan oleh gangguan fungsi biologis, dan system saraf pusat. Factor-
faktor yang mempenagruhinya antara lain :
Faktor usia, neurobiologis (gangguan suplai oksigen, glukosa, dan zat-zat makanan
yang penting untuk fungsi otak, penumpukan racun pada jaringan otak, penyakit lever
kronis, penyakit ginjal kronis, kekurangan vitamin B1, malnutrisi, factor genetic dan
gangguan genetic. Gangguan jiwa seperti skizophrenia, gangguan bipolar, dan depresi
juag dapat mempenagruhi fungsi kognitif.

2. Faktor presipitasi
Hipoksia, gangguan metabolisme, racun pada otak, adanya perubahan struktur otak
karena tumor atau trauma, stimulus lingkungan yang kurang atau berlebihan, respon
perlawanan terhadap pengobatan.

3. Mekanisme koping
Meknsime pertahanan yang sering digunakan adalah regersi, denial dan kopensasi.

4. Perilaku
Rasa curiga, bermusuhan, depresi, mencela/memaki dan menarik diri. Pada klien
delirium perilaku yang muncul adalah gelisah, hipersomnolen, insomnis, hiperaktf,
tremor, depresi dan perilaku merusak diri.
2. Diagnosa Keperawatan
· Ansietas
· Koping individu tidak efektif
· Gangguan proses berpikir
· Ketakutan
· Isolasi social
· Risiko cedera
· Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh
· Konfusi akut/kronik
· Perubahan sensori/persepsi
· Kurang perawatan diri
· Gangguan pola tidur
· Risiko melakukan tindakan kekerasan pada diri sendiri/orang lain
· Kerusakan komunikasi
· Perubahan fungsi peran
· Risiko kerusakan integritas kulit
· Koping keluarga tidak efektif

3. Intervensi Keperawatan
1. Tujuan
Pada umumnya tujuan tindakan Keperawatan pada pasien dengan gangguan kognitif
adalah untuk memperbaiki fungsi kognitif. Perawat berusaha memfungsikan klien
seoptimal mungkin sesuai kemampuan klien.

Tujuan umum sering kali sukar ditetapkan karena kagak sulit mengetahui kedalaman
kerusakan yang terjadi, sehingga tindakan Keperawatan kemudian lebih diarahkan
kepada tujuan jangka pendek yaitu pemenuhan kebutuhan dasar klien antara lain ;
kebutuhan tidur, nutrisi, perawatan diri, peningkatan orientasi realitas, pemeliharaan
pola eliminasi yang optimal, dan pemenuhan kebutuhan spiritual.

Kriteria hasil yang diinginkan klien, pemberi asuhan dan keluarga adalah ;
Ø Klien tetap aman dan bebas dari cedera
Ø Kurang menunjukkan berkurangnya tingkat ansietas
Ø Klien tetap berorientasi sesuai kemampuan
Ø Klien tetap mempertahankan aktivitas ehari-hari
Ø Klien mempertahankan cairan dan nutrisi yang adekuat
Ø Klien tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain
Ø Klien mengikuti aktivitas dan istirahat rutin yang telah dijadwalkan
Ø Klien mengalami reaksi katastropik minimum

2. Tindakan Keperawatan
1. Jaga Keselamatan
 Lakukan tindakan kedaruratan sesuai kebutuhan, misalnya aspirasi, cedera,
kejang.
 Antisipasi lingkungan dapat membahayakan pasien
 Minimalkan risiko masalahkardiovaskuler (misalnya anemia, hipertensi,
angina) dengan diet yang tepat, medikasi, latihan fisik, dan istirahat.
 Pantau obat-oabatan dan interaksi obat, pastikan dosis yang aman untuk
klien lansia. Beri perhatian khusus terhadap obat-obat antikolinergik.

2. Respon terhadap deficit neurology


o Panggil klien dengan namanya dan perkenalkan diri anda
o Bantu memori klien dengan kalender, papan orientasi, pengingat musiman,
tanda-tanda dan label sesuai kebutuhan
o Hindai tuntutan yang menimbulkan stres, dan batasi tugas klien dalam
mengambil keputusan
o Tawari aktivitas sesuai kemampuan klien
o Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social ; dukung dan jaga
martabat klien
o Jaga memnyetujui, memperkuat halusinasi, ilusi dan waham
o Gunakan teknik mengingat untuk mendorong klien menggunakan ingatan
yang lebih utuh. Misalnya gunakan album foto keluarga untuk menstimulasi
ingatan

3. Hindari dan minimalkan reaksi katastropik


 Pertahankan konsistensi rutinitas
 Kurangi stimulus lingkungan bila klien cemas
 Jangan menyentuh klien atau mengadakan pendekatan terlalu cepat bila
klien mengalami iritabilitas, agitasi atau curiga
 Pertahankan sikap tenang dan mendukung bila klien beragitasi

4. Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari-


hari
Ø Tingkatkan keseimbangan antara isitirahat dan aktivitas
Ø Bantu klien dalam beraktivitas
Ø Bantu klien toileting sesuai jadwal
Ø Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan asupan cairan yang adekuat

3. Evaluasi Hasil
Klien menunjukkan berkurangnya ansietas dan bertambahnya rasa aman dalam
lingkungan yang terstruktur.
Klien mempertahankan tingkat orientasi yang maksimal sesuai kemampuannya.
Klien mempertahankan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Klien menahan diri dari ekspresi perilaku yang tidak disadari

Anggota keluarga menggunakan semua pelayanan bantuan dan sumber daya


masyarakat yang tersedia

Vous aimerez peut-être aussi