Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
1. SURATMAN
2. HANIFAH KHOIRONI
3. MIRA INDRASWARI
4. ANISA ROZALINA
5. DEWI KURNIAWAN
6. ISA FANELA PUSPARINGGA
7. MARDONIUS SAPTO WIHANDOKO
8. INDAH LESTARI
9. MELI VESA
A. LatarBelakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas dalam asuhan
keperawatan khususnya dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan pada klien
jiwa, terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi yang dilakukan oleh
perawat kepada sekelompok klien yang memiliki masalah gangguan jiwa yang sama.
Aktivitas menggambar yang dilakukan oleh klien digunakan sebagai terapi pada
sekelompok sebagai target asuhan keperawatan.
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan
sejumlah klien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok, agar klien
dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan
kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan
memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain. Sehingga klien dapat berinteraksi
dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.
Gangguan jiwa merupakan salah satu penyakit yang mempunyai kecenderungan
untuk menjadi kronis dan sering disertai dengan adanya penurunan fungsi (disability)
di bidang pekerjaan, hubungan sosial dan kemampuan merawat diri sehingga
cenderung menggantungkan berbagai aspek kehidupannya pada lingkungan sekitar
(Keliat,2010). Menurut World Health Organization (2017), pada umumnya gangguan
mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dangan gangguan depresi.
Diperkirakan 4,4% dari populasi global menderita gangguan depresi, dan 3,6% dari
gangguan kecemasan. Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian
Republik Indonesia menyimpulkan bahwa prevalensi ganggunan mental emosional
yang menunjukan gejala depresi dan kecemasan, usia 15 tahun keatas mencapai
sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia.
B. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh terapi
aktivitas kelompok drawing therapy terhadap tingkat kecemasan pada pasien
halusinasi.
C. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui sejauh mana ambang batas
kecemasan yang di alami pasien halusinasi, serta meningkatkan upaya sosialisasi
pasien halusinasi terhadap orang lain dan lingkungan.
METODOLOGI
Pre Test
Post Test
O1 X O2
w
Keterangan :
O1 : Hasil pengukuran tingkat kecemasan pada kelompok intervensi
sebelum perlakuan.
O2 : Hasil pengukuran tingkat kecemasan pada kelompok intervensi
setelah perlakuan.
X : Perlakuan Terapi Aktivitas Kelompok
w : Waktu pelaksanaan Perlakuan Drawing Therapy selama5 hari
dengan durasi 20 menit
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2014). Jumlah sampel sebesar 7 responden. Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien dengan halusinasi yang sesuai dengan
kriteria inklusi di ruang Flamboyan RSJD DR. RM Soedjarwadi Provinsi
Jawa Tengah.
3. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan oleh peneliti,
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah
dikehendaki sebelumnya (Nursalam, 2013).
5. Hipotesis
“Ada pengaruh TAK Draing Therapy terhadap tingkat kecemasan pasien
halusinasi di ruang Flamboyan RSJD. DR. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
Tengah.
D. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. InstrumenPenelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelitian dengan
menggunakan suatu metode (Arikunto, 2013). Instrumen yang dipakai dalam
penelitian ini adalah:
a. Skala HARS
Skala HARS merupakan kuisioner berpedoman pada Hamilton Anxiety
Rating Scale untuk melihat tingkat keparahan terhadap gangguan
kecemasan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Davision, C & Neala, J., Kring, A. (2010). Psikologi Abnormal.Ed. Ke-9. Jakarta:
Raja Grafindo Perseda.