Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
CRANIOTOMY
DI SUSUN OLEH :
Roisatul Husniyah
P27220018209
Hari : Selas
Tanggal : 7 Mei 2019
Jam : 21.00 WIB
A. Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran
B. Diagnosa Medis
SDH ICH
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak b/d Perdarahan Intrakranial
E. Dasar Pemikiran
Cedera kepala atau trauma kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena
trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Cedera kepala dapat menyebabkan
perdarahan didalam otak yang mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam otak.
Menurut Suprijono (2015), kurang dari 0-5% dari semua pasien dengan cedera kepala
membutuhkan kraniotomi untuk hematoma intracranial serta diperlukan penanganan
yang serius didalam memberikan asuhan keperawatan pada klien cedera kepala,
dalam hal ini perawat memegang peranan penting terutama dalam hal pencegahan
komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus cedera kepala. Menurut Santosa (2016)
Cedera otak dapat terjadi akibat proses intakranial (intracranial secondary insult)
karena perdarahan intrakranial seperti SDH ICH. Proses tersebut jika tidak segera
ditangani dapat menyebabkan gangguan metabolisme otak, gangguan transport
substrat ke jaringan otak, dan penurunan aliran darah otak sehingga dapat
mengakibatkan iskemik otak. Berdasarkan teori biomolekular golden period tindakan
terapi definitif harus dilakukan kurang dari 6 jam setelah kejadian, hal ini dikarenakan
cedera otak sekunder dan iskemik otak dapat terjadi 6 jam setelah kejadian.
5 Persiapan 1. Menata ruangan mesin suction, mesin cauter, meja operasi, meja
Lingkungan instrument, troli waskom dan meja mayo.
2. Memberi alas linen dan underpad pada meja operasi
3. Menempatkan tempat sampah medis dan tempat sampah non medis
6 Persiapan 1. Set Dasar
Alat Antisepsis klem :1
Towel klem :5
Gunting metzembaum :1
Gunting mayo :1
Pinset cirugis :2
Penset anatomis :2
Handle mess no 3 dan 4 : 2/ 1
Klem pean :5
Klem kocher :5
Klem krom :5
Needle holder :2
Gunting kasar :1
Langenback :2
2. Set Tambahan
Hak gigi tajam :2
Dendi klem :8
Desector :1
Knabel tang :1
Raspatorium besar / kecil :1/1
Elevator :1
Galea / spring haak :1
Brain spatula / maliable :1
Dura haak / intande hak :1
Dura sonde / krof sonde :1
Pinset bayonet :1
Pinset tumor :1
Pinset dura cirrurgis manis : 1
Gigli saw / T – Handle :1/1
Set bor :1
G. Analisis Tindakan
Kraniotomi merupakan proses pembedahan otak yang dilakukan dengan membuka
tulang tengkorak untuk memperbaiki gangguan yang terjadi . Pada kondisi perdarahan
otak, kraniotomi dapat dilakukan untuk mengatasi perdarahan dan mengangkat
gumpalan darah. Pada pasien Sdr. M terdapat perdarahan otak SDH dan ICH
sehingga diperlukan adanya tindakan craniotomy untuk mengevakuasi dan mengatasi
perdarahan didalam otak.
H. Bahaya/risiko Dilakukannya Tindakan
1. Infeksi
2. Perdarahan atau pembekuan darah
3. Otak membengkak
4. Pneumonia
5. Kejang
6. Tekanan darah tidak stabil
7. Kelemahan otot
8. Penurunan kesadaran
Selain itu, jika pada pascaoperasi kraniotomi Anda dapat mengalami beberapa hal,
seperti kejang, kesulitan berbicara, lengan atau kaki menjadi lemah, kemampuan
penglihatan menurun, tubuh menjadi demam atau menggigil, luka bekas operasi
mengalami perdarahan atau bernanah.
L. Daftar Pustaka
1. Nurarif dan Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction.
2. Suprijono. 2015. Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien CKB dengan
Post Craniotomy atas Indikasi Subdural Hemorrhage dan Tracheostomy di Ruang
Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015. KIAN
Stikes Muhammadiyah Samarinda
3. Santosa. 2016. Correlation Of Severe Head Injury Epidural Hematoma Trepanation
Respond Time With Outcome. Journal MNJ, Vol.02, No.01.
Mengetahui ,
Mahasiswa Praktikan Pembimbing klinik / CI
( ..........................................................) (..........................................................)