Vous êtes sur la page 1sur 21

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI PADA PASIEN FRAKTUR KOMPRESI

Konsep Asuhan Keperawatan

Di dalam memberikan asuhan keperawatan digunakan system atau metode proses keperawatan

yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 5 tahap, yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1. PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu

diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat

memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat

bergantuang pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:

A. Pengumpulan Data

1) Identitas Klien : Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, no. register, tanggal MRS, tanggal pengkajian,

diagnosa medis.

2) Keluhan Utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa

akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian

yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:

a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor

presipitasi nyeri.

b) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.

Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.


c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar

atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.

d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa

berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit

mempengaruhi kemampuan fungsinya.

e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada

malam hari atau siang hari.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya

membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi

terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi

dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu karna kecelakaan yang mengakibatkan

trauma tulang belakang pasien mengalami gangguan gangguan mobilitas fisik, nyeri

dan komplikasi lain.

4) Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk

berapa lama tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakit tertentu seperti

kanker tulang dan penyakit paget’s yang menyebabkan fraktur patologis yang sering

sulit untuk menyambung. Selain itu, penyakit diabetes dengan luka di kaki sanagt

beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes menghambat

proses penyembuhan tulang

5) Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang merupakan salah satu

faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering terjadi

pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara genetik

biasanya trauma tulang belakang tidak ada factor hereditertetapi karna ada riwayat

kecelakaan (Ignatavicius, Donna D, 1995).

6) Riwayat Psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien

dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-

harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (Ignatavicius, Donna D, 1995).

B. Pola-Pola Fungsi Kesehatan

1) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya kecacatan pada dirinya dan

harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya.

Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti penggunaan obat

steroid yang dapat mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian alkohol yang

bisa mengganggu keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau

tidak.(Ignatavicius, Donna D,1995).

2) Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya

seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan lainnya untuk membantu proses

penyembuhan tulang. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu menentukan

penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang

tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang
merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama pada lansia. Selain

itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan mobilitas klien.

3) Pola Eliminasi

Untuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun

begitu perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces pada pola

eliminasi alvi. Sedangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya,

warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.

4) Pola Tidur dan Istirahat

Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat

mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian dilaksanakan

pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta

penggunaan obat tidur (Doengos. Marilynn E, 2002).

5) Pola Aktivitas

Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien

menjadi berkurang dan kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain. Hal lain

yang perlu dikaji adalah bentuk aktivitas klien terutama pekerjaan klien. Karena ada

beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur dibanding pekerjaan yang

lain (Ignatavicius, Donna D, 1995).

6) Pola Hubungan dan Peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena klien harus

menjalani rawat inap (Ignatavicius, Donna D, 1995).

7) Pola Persepsi dan Konsep Diri


Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan akibat

frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara

optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image)

(Ignatavicius, Donna D, 1995).

8) Pola Sensori dan Kognitif

Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur, sedang

pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada kognitifnya tidak

mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur (Ignatavicius,

Donna D, 1995).

9) Pola Reproduksi Seksual

Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena

harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien.

Selain itu juga, perlu dikaji status perkawinannya termasuk jumlah anak, lama

perkawinannya (Ignatavicius, Donna D, 1995).

10) Pola Penanggulangan Stress

Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul

kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa

tidak efektif.

11) Pola Tata Nilai dan Keyakinan


Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik

terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan

keterbatasan gerak klien

C. Pemeriksaan fisik

1) Kepala dan wajah : rambut hitam,tidak ada ketombe, tidak rontik, kulit kepala bersih,

tidak ada oedema.

2) Mata : sklera biasanya tidak ikhterik, reaksi pupil ptosi.

3) Kesadaran : kompos mentis

4) Hidung : tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping hidung.

5) Mulut dan faring : tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi pendarahan mukosa

mulut tidak pucat.

6) Telinga : tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri

tekan.

7) Leher : biasanya JVP dalam batas normal

8) Thorax/dada :

Inspeksi : biasanya simetris kiri kanan, tidak ada lesi, pernafasan Bradikardi.

Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan kiri.

Perkusi : tidak ada nyeri

Auskultasi : napas pendek,ada ronki, pernafasan bradikardi,

9) Abdomen :

Inspeksi : distensi abdomen

Auskultasi : peristaltic usus hilang


Palpasi : tidak ada pembesaran hepar

Perkusi : tidak ada nyeri

10) Genitalia : biasanya tidak ada edema

11) Ekstermitas : ekstermitas dingin atau pucat kelumpuhan otot terjadi kelemahan selama

syok spinal. kesemutan, rasa terbakar pada lengan atau kaki, paralisis, hilangnya tonus

otak

D. Pemeriksaan Diagnostik

1) Pemeriksaan Radiologi

Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah menggunakan sinar rontgen (x-

ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan kedudukan tulang yang

sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu

diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi

yang dicari karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan x-ray harus

atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai

dengan permintaan. Hal yang harus dibaca pada x-ray:

a. Bayangan jaringan lunak.

b. Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga

rotasi.

c. Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.

d. Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.

Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti:

a. Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup

yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang
kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga

mengalaminya.

b. Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah di

ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.

c. Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa.

d. Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara transversal dari

tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.

2) Pemeriksaan Laboratorium

a. Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

b. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan

osteoblastik dalam membentuk tulang.

c. Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat

Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan

tulang.

3) Pemeriksaan lain-lain

a. Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan

mikroorganisme penyebab infeksi.

b. Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan

diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.

c. Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.

d. Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang

berlebihan.

e. Indium Imaging : pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
f. MRI : menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien fraktur adalah sebagai berikut:

1) Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak,

pemasangan traksi, stress/ansietas.

2) Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri, terapi restriktif

(imobilisasi)

3) Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah (cedera vaskuler,

edema, pembentukan trombus)

4) Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahan membran

alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)

5) Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)

6) Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit, taruma jaringan

lunak, prosedur invasif/traksi tulang)

7) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang

terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi, keterbatasan kognitif, kurang

akurat/lengkapnya informasi yang ada


3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa: NYERI

a) (1400) Manajemen Nyeri (Tindakan Mandiri)

 Definisi : Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat di

terima pasien

 Aktifitas - aktifitas : Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologi seperti tehnik relaksasi

nafas dalam

b) (2210) Pemberian Analgetik (Tindakan Kolaborasi)

 Definisi : Penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri

 Aktifitas - aktifitas : Melakukan pemberian analgetik

c) (6680) Monitor Tanda-Tanda Vital (Tindakan Observasi)

 Definisi : Pengumpulan dan analisa data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh untuk

menentukan dan mencegah komplikasi

 Aktifitas - aktifitas : Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan dengan tepat
ASUHAN KEEPERAWATN PADA NY. AL DENGAN DIAGNOSA MEDIS FRAKTUR
KOMPRESI LUMBAL IV DI RUANG VIP CEMARA 3 DI RS. BHAYANGKARA
MANADO

1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Identitas Klien
Nama : Ny. A.L
Umur :70 Tahun
Agama : Kristen
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pensiunan Perawat
Alamat : Kleak Lingkungan IV

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.
Umur :
Jenis kelamin : Laki-laki
Hub.dgn klien : Suami

B. Keluhan Utama
Nyeri, Pusing, badan lemas, kedua kaki lemah ssusah digerakkan

C. RIWAYAT PENYAKIR SEKARANG


Klien dibawa ke IGD pada tanggal 20 oktober 2017 diantar oleh keluarga dengan keluhan
nyeri, ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien merasa lemas, , kedua tungkai
susah digerakkan, ± 3 minggu lalu pernah jatuh.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 24 oktober 2017 klien tampak
lemah,kesadaran composmentis,tampak bengkak pada bagian lumbal IV,klien mengeluh
nyeri di daerah bengkak skala nyeri :4. Dan nyeri bertambah jika pasien melakukan
pergerkan, keluarga klien selalu membantu dalam memenuhi kebutuhannya.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Nyeri dibagian belakang sudah dirasakan pasien sejak lama, dan punya riwayat jatuh ±3
minggu sebelum MRS

E. POLA-POLA FUNGSI KESEHATAN


1. Pola persepsi dan konseprual
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
3. Pola Eliminasi
4. Pola Tidur dan Istirahat
5. Pola Aktivitas
6. Pola Hubungan dan Peran
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
8. Pola Sensori dan Kognitif
9. Pola Reproduksi Seksual
10. Pola Penanggulangan Stress
11. Pola Tata Nilai dan Keyakinan
F. PEMERIKSAAN FISIK

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

H. PENATALAKSANAAN

3.1 IDENTIFIKASI
1. KLIEN

Nama initial :
Tempat/tgl lahir (umur) :
Jenis Kelamin :
Status perkawinan :
Agama/ suku :
Warga Negara :
Pendidikan :
Pekerjaan :-
Alamat Rumah :
Tgl MRS :
Tgl Pengkajian :
Diagnosa Medik :

3.2 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG.

1) Keluhan Utama :

2) Riwayat Kesehatan Sekarang :

3) Riwayat Penyakit dahulu :

4) Riwayat Penyakit Keluarga :


3.3 DATA MEDIK

Dikirim oleh :

Diagnosa Medik :
Saat masuk :
Saat dikaji :

3.4 KEADAAN UMUM

1. KEADAAN SAKIT :
Alasan :
Alat medic :

2. TANDA-TANDA VITAL :

Kesadaran
Kualitatif :
Kuantitatif :

Skala Coma Glasgow :


 Respon motorik :
 Respon bicara :
 Respon membuka mata :
Jumlah :
Kesimpulan :.
Tekanan darah : mmHg.
Suhu : 0
C – axilla.

Nadi : x/mnt

Pernafasan : x/mnt
Jenis :

3. Pengukuran
i. Lingkar lengan atas : cm

ii. Lipat kulit triceps : cm

iii. Berat badan : kg MRS.

4. Genogram

Keterangan
``` : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal

+ : Pasien sendir

3.5 PENGKAJIAN POLA KESEHATAN

1. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

Riwayat penyakit yang di alami :


…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
a) Data subjektif.

a. Keadaan sebelum sakit


……………………………………………………………………………………
b. Keadaan sejak sakit.
……………………………………………………………………………………

b) Data objektif

a. observasi
o Kebersihan rambut :
o Kulit kepala :
o Kebersihan kulit :
o Hygiene rongga mulut :
o Kebersihan genetalia :
o Kebersihan anus :
2. KAJIAN NUTRISI METABOLIK

i.Data subjektif

a) keadaan sebelum sakit :


……………………………………………………………………………………..
b) Keadaan sejak sakit :
…………………………………………………………………………………….
ii. Data objektif

1. Observasi
.............................................................................
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan rambut :
b. Hidrasi kulit :
c. Palpebrae :
d. Conjungtiva :
e. Sclera :
f. Hidung :
g. Rongga mulut : gusi :
h. Gigi geligi : gigi palsu :
i. Kemampuan mengunyah keras :
j. Lidah : tonsil :
k. Pharing :
l. Kelenjar getah bening :
m. Kelenjar parotis : kelenjar tiroid :
n. Abdomen
- Inspeksi :
Bayangan vena :
Benjolan vena :
- Palpasi : tanda nyeri umum :
Massa :
Hidrasi kulit :
Hepar :
Lien :
- Perkusi :
Asites :
 Kulit :
o Edema :
o Icteric :
o Tanda-tanda radang :
 Lesi :
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium
Hematologi rutin normal
i. Leukosit : 4.000-10.000 /ul
ii. Eritrosit : 4.25-5.40 juta/ul
iii. Hb : 12-16 /dl
iv. HT : 37-47 %
v. Trombosit : 150-450 ribu/ul
vi. MCH : 27 – 35 pg
vii. MCHC : 30 – 40 g/dl
viii. MCV : 80 – 100 fi

o Terapi
3. KAJIAN POLA ELIMINASI

i. Data subjektif

1. Keadaan sebelum sakit :


…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
2. Keadaan sejak sakit :
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
ii. Data Objektif

1. Observasi :
…………………………………………………………………………………
2. Pemeriksaan fisik :

a. Peristaltic usus : x/mnt

b. Palpasi suprapubika : kandung kemih ;

c. Nyeri ketuk ginjal :

d. Mulut urethra :

e. Anus :

i. Peradangan :
ii. Fissure :
iii. Hemorrhoid :
iv. Prolaps recti :
v. Fistula ani :
vi. Massa tumor :
4. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN

i. Data subjektif
1. Keadaan sebelum sakit : …………………………………………………………
2. Keadaan sejak sakit : …………………………………………………………….

ii. Data objektif

1. Observasi

a. Aktifitas harian
i. Makan
ii. Mandi
iii. Berpakaian
iv. Buang air besar
v. Buang air kecil
vi. Mobilisasi di tempat tidur
vii. Ambulasi :
 Postur tubuh :
 Gaya jalan :
 Anggota gerak yang cacat :
 Fiksasi :
 Trakeostomi :
2. Pemeriksaan fisik

a. Perfusi pembuluh perifer kuku :


b. Thorax dan paru-paru
i. Inspeksi
bentuk thorax :
Stridor :
Dsypnea effort :
Sianosis :
Bunyi nafas :
Palpasi : vocal fremitus :
Perkusi : batas paru hepar :
Kesimpulan :
- Jantung
o Inspeksi : iktus cordis :
o Auskultasi : bunyi jantung irama gallop :
Murmur :
N: x/mnt
- Lengan dan tungkai
o Atrofi otot : tempat :
o Rentang gerak :
Mati sendi :
Kaku sendi :
o Uji kekuatan otot : kiri : Kanan :
o Reflek fisiologik :
o Reflex patologik : kiri : Kanan :
o Clubbing jari-jari :
o Varises tungkai :

- Columna vertebralis
o Inspeksi : bentuk :
o Kaku kuduk :

5. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT

i. Data subjektif

1. Keadaan sebelum sakit :

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
2. Keadaan sejak sakit :

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
6. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF

i. Data subjektif

1. Keadaan sebelum sakit :

…………………………………………………………………………………

2. Keadaan sejak sakit :

…………………………………………………………………………………

ii. Data objektif

……………………………………………………………………………..

7. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI

i. Data subjektif
1. Keadaan sebelum sakit :
..............................................................................................................................
2. Keadaan sejak sakit.
………………………………………………………………………………..
ii. Data Objektif
1. Kontak mata :
2. Rentang perhatian :
3. Suara dan cara bicara :
8. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA

i. Data Subjektif
1. Keadaan sebelum sakit :
Pasien mengatakan klien …………………………………………………..
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan, klien …………………………………………………..
ii. Data Objektif
Klien ...............................................................................................................

9. KAJIAN POLA REPRODUKSI-SEKSUALITAS

i. Data subjektif
1. Keadaan sebelum sakit :

2. Keadaan sejak sakit :

10. KAJIAN POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES

i. Data subjektif

1. Keadaan sebelum sakit :


Pasien mengatakan, klien ……………………………………………………….
2. Keadaan sejak sakit :
Pasien mengatakan, setelah sakit klien ………………………………………….
11. KAJIAN NILAI KEPERCAYAAN

i. Data Subjektif
Klien sebelum sakit,……………………………………………………………
ii. Data Objektif :
………………………………………………………………………………….

Vous aimerez peut-être aussi