Vous êtes sur la page 1sur 7

A.

Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium,
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam
yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala dan pengaruhnya
pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal.
B. Etiologi

Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat
spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax
(malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria
tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan
malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale.
Keempat spesies plasmodium tersebut dapat dibedakan morfologinya dengan membandingkan
bentuk skizon, bentuk trofozoit, bentuk gametosit yang terdapat di dalam darah perifer maupun
bentuk pre-eritrositik dari skizon yang terdapat di dalam sel parenkim hati.
Tanda dan Gejala
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daeah yang endemis malaria tanda dan gejala yang
dapat ditemukan adalah :
 Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi) pada malaria
tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya
setiap hari ke 3, sedangkan malaria kuartania (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan
periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam
periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit – 1 jam), puncak
demam (2 – 6 jam), dan tingkat berkeringat (2 – 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan
karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
 Splenomegali

Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam dan menjadi
keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
 Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah anemia karena P.
Falciparum. Anemia disebabkan oleh :
a. Penghancuran eritrosit yang berlebihan
b. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
c. Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum tulang belakang.
d. Ikterus
Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.

C. Patofisiologi

Terjadinya infeksi oleh parasit Plasmodium ke dalam tubuh manusia dapat terjadi melalui dua
cara yaitu : Secara alami melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit
malaria. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia,
misalnya melalui transfuse darah, suntikan, atau pada bayi yang baru lahir melalui plasenta ibu
yang terinfeksi (congenital).
Patofisiologi malaria sangat kompleks dan mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut
:
1. Penghancuran eritrosit yang terjadi oleh karena : pecahnya eritrosit yang mengandung parasit,
fagositosis eritrosit yang mengandung dan tidak mengandung parasit, akibatnya terjadi anemia
dan anoksia jaringan dan hemolisis intravaskuler
2. Pelepasan mediator Endotoksin-makrofag
Pada proses skizoni yang melepaskan endotoksin, makrofag melepaskan berbagai mediator
endotoksin.
3. Pelepasan TNF
Merupakan suatu monokin yang dilepas oleh adanya parasit malaria. TNF ini bertanggung jawab
terhadap demam, hipoglikemia, ARDS.
4. Sekuetrasi eritrosit
Eritrosit yang terinfeksi dapat membentuk knob di permukaannya. Knob ini mengandung antigen
malaria yang kemudian akan bereaksi dengan antibody. Eritrosit yang terinfeksi akan menempel
pada endotel kapiler alat dalam dan membentuk gumpalan sehingga terjadi bendungan.
D. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan tetes darah untuk malaria

 Tetesan preparat darah tebal


 Tetesan preparat darah tipis
b. Tes Antigen : p-f test
c. Tes Serologi
d. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
E. Diagnosa Keperawatan

 Peningkatan suhu tubuh/ hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme, dehidrasi, perubahan
pada regulasi temperatur.
 Gangguan pemenuhan nutrisi b. d mual, muntah dan anoreksia.
 Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskular serebral
 Gangguan mobilitas b.d kelemahan tubuh

F. Intervensi keperawatan

 Peningkatan suhu tubuh/ hipertermia b.d peningkatan tingkat metabolisme, dehidrasi, perubahan
pada regulasi temperatur.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Pantau suhu pasien, perhatikan pasien Suhu 38,9- 41,1 c menunjukkan proses
menggigil/ diaforesis. penyakit infeksius akut. Pola demam dapat
membantu dalam diagnosis mis: kurva
demam lanjut berakhir lebih dari 24 jam
menunjukkan pneumonia, demam. Menggil
merupakan puncak suhu.

Pantau suhu lingkungan , batasi / Suhu ruangan/ jumalh selimut harus diubah
tambahkan linen tempat tidur sesuai untuk mempertahankan suhu mendekati
indikasi. normal.

Berikan kompres mandi hangat, hindari Dapat membantu mengurangi demam.


penggunaan alkohol.

Kolaborasi
Berikan antipiretik misalnya : ASA Digunakan untuk mengurangi demam dengan
(Aspirin), asetaminofen (Tylenol). aksi sentral pada hipotalamus, meskipun
demam mungkin dapat berguna dalam
membatasi pertumbuhan organisme dan
meningkatkan autodestruksi dari sel- sel yang
terinfeksi.

Berikan selimut pendingin Digunakan untuk mengurangi demam dengan


umumnya lebig besar dari 39,5- 40 c pada
waktu terjadi kerusakan/ gangguan pada otak.

 Gangguan pemenuhan nutrisi b. d mual, muntah dan anoreksia.

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Catat status nutrisi pasien, catat turgor kulit Berguna untuk mendefinisikan derajat/
, berat badan dan derajat kekurangan berata luasnya masalah dan pilihan intervensi yang
badan, integritas kulit, adanya tonus usus, tepat.
riwayat mual/ muntah atau diare.
Pastikan pola diet biasa pasien, yang
disukai/ tidak disukai. Membantu dalam mengidentifikasi
kebutuhan/ kekuatan khusus. Pertimbangkan
keinginan individu untuk memperbaiki
Awasi masukan/ pengeluaran dan berat makanan.
badan secara periodik. Berguna dalam menukur keefektifan nutrisi
dan dukungan cairan.
Selidiki anoreksia, mual, muntah dan catat
kemungkinan hubungan dengan obat. Dapat mempengaruhi pilihan diet dan
Awasi frekuensi, volume, konsistensi feses. mengidentifikasi area pemecahan masalah
untuk meningkatkan pemasukan /
Dorong makan dengan sering dengan porsi penggunaan nutrien.
sedikit.
Membantu menghemat energi khususnya bila
kebutuhan metabolik meningkat saat demam.
Berika perawatan mulut sesudah maupun
sebelum tindakan. Menurunkan rasa tak enak karena sisa muntah
atau obat untuk pengobatan respirasi yang
merangsang pusat muntah.
Dorong orang terdekat untuk memberikan
makanan. Membuat lingkungan sosial lebih normal
selama makan dan membantu memenuhi
kebutuhan personal dan kultural.
Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet untuk menentukan
komposisi diet. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet
dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
Konsul dengan terapi pernafasan untuk metabolik pasien.
jadwal pengobatan 1- 2 jam sebelum/ Dapat membantu menurunkan insiden mual/
sesudah makan. muntah sehubungan dengan obat atau efek
pengobatan pernafasan pada perut yang
penuh.
Awasi pemeriksaan laboratorium
contohnya: BUN, protein, serum, dan Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan
albumin. menunjukkann kebutuhan intervensi/
perubahan program terapi.
Berikan terapi yang tepat.
Demam meningkatkan kebutuhan metabolik
dan juga komsumsi kalori.

 Nyeri akut, sakit kepala b.d peningkatan tekanan vaskular serebral

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
Pertahankan tirah baring pada pasien Meminimalkan stimulasi/meningkatkan
selama fase akut. relaksasi.
Berikan tindakan nonfarmakologi untuk Menurunkan tekanan vaskular serebral dan
menghilangkan sakit kepala, misal; memperlambat respon simpatis efektif dalam
kompres dingin, pijat, relaksasi. menghilangkan sakit kepala dan
komplikasinya.

Minimalkan aktivitas yang dapat Aktivitas yang meningkat menyebabkan sakit


meningkatkan sakit kepala. kepala karena adanya peningkatan tekanan
vaskular serebral.

Bantu pasien dalam ambulasi sesuai Pasien biasanya mengalami pusing juga
kebutuhan. kadang mengalami hipotensi postural.
Meningkatkan kenyamanan umum. Kompres
Berikan cairan, makanan lunak, perawatan
hidung dapat mengganggu menelan atau
mulut yang teratur jika terjadi perdarahan
membutuhkan napas mulut.
hidung.

Kolaborasi:
Berikan analgesic sesuai indikasi Menurunkan nyeri dan menurunkan rangsang
simpatis.

Berikan antiansietas: lorazepam, diazepam. Mengurangi tegangan & ketidaknyamanan


yang diperberat oleh stress.
 Gangguan mobilitas b.d kelemahan tubuh
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Tingkatkan tirah baring atau duduk. Meningkatkanistirahat dan ketenangan.
Berikan lingkungan tenang.

Ubah posisi dengan sering. Berikan Meningkatkan fungsi pernafasan &


perawatan kulit yang baik meminimalkan tekanan pada area tertentu.

Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai Memungkinkan periode tambahan istirahat
toleransi. tanpa gangguan

Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu Tirah baring lama dapat menurunkan
melakukan latihan rentang gerak sendi kemampuan.
pasif atau aktif.

Gunakan teknik manajemen stress, contoh Meningkatkan relaksasi, memusatkan


relaksasi, bimbingan imjinasi. Berikan kembali perhatian dan dapat meningkatkan
aktivitas hiburan. koping.

Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi,


tekan pembesaran hati. memerlukan istirahat lanjut.

Kolaborasi Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur


Berikan obat sesuai indikasi: sedatif, agen
antiansietas.

Vous aimerez peut-être aussi