Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak
dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan
untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui
bicara mengacu pada simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan
melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek
komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim.
1
Kerusakan telinga bagian dalam dan hubungan saraf otak yang
menyebabkan tuli sensoris.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
adalah individu yang mempunyai hambatan dalam berbicara.
4
hilangnya pendengaran. Beberapa orang yang mengalami masalah
psikologik juga dapat kehilangan suara atau sering disebut sebagai
abnormalitas suara yang parah. (Mangunsong, 2009: 116). Gangguan suara
yang berhubungan dengan resonansi juga dapat disebabkan oleh
abnormalitas fisik, misalnya terkena celah dilangit-langit mulut atau kena
kerusakan otak, begitu juga pada orang yang mengalami tonsillitis dan
sinusitis yang parah.
5
disebut dengan gagap. Conture (dalam Mangungsong 2009: 118)
mengatakan bahwa” mereka yang gagap lebih dari satu setengah atau dua
tahun beresiko menderita gagap kronis. Jika mereka tidak ditangani lebih
alanjut maka anak akan mengalami ketidakemampuan dalam komunikasi,
mengembangkan perasaan diri yang negative serta mengalami masalah
dalam mengambil kesempatran kerja atau pendidikan”. Pendekatan yang
paling berguna dalam memahami gagap adalah memandangnya sebagai
hasil berbagai sebab yakni hasil komulatif dari belajar yang keliru dan hasil
kecemasan yang berhubungan dengan berbicara
6
penelantaran dan penganiayaan, masalah perkembangan perilaku dan
emosi. Faktor-faktor campuran dikarenakan oleh faktor sentral, periferal
dan faktor lingkungan.
2. Kemungkinan empat kali lipat pada anak yang belum berjalan pada
usia 18 bulan.
3. Belum bisa berbicara dalam bentuk kalimat pada usia dua tahun.
7
tuna rungu yaitu : terjadi pada anak-anak yang lahir teratur, belum bisa
berbicra dalam bentuk kalimat pada usia dua tahun, memiliki gangguan
penglihatan, kurang bisa menyesuaikan diri dan sulit membaca.
8
sangat tergantung pada pemahaman dan penggunaan bahasa. Faktor yang
kedua mengenai faktor personal dan sosial, kelainan artikulasi dan suara
menyebabkan konsekuensi negative dalam relasi interpersonal dan
perkembangan konsep diri anak.
9
BAB III
ANALISIS JURNAL
a. Judul Jurnal
Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Bahasa Isyarat Berbasis Android
Tablet
b. Kata Kunci
usability, disabilitas, kuesioner, smartphone, pengujian black box
c. Penulis Jurnal
Maharoni Hendra Pradikja, Herman Tolle, Komang Candra Brata
d. Latar Belakang Masalah
Pandangan masyarakat kepada para penderita tuna rungu dan wicara masih
sangatlah minim. Hal ini dikarenakan sulitnya memahami
komunikasi.Mereka yang tuna rungu dan tuna wicara menggunakan bahasa
isyarat untuk tetap berkomunikasi dengan yang lainnya. Menggunakan bahasa
isyarat merupakan langkah yang diambil oleh mereka yang memiliki
kekurangan bicara atau mendengar untuk tetap mampu berinteraksi dengan
masyarakat umum (Prasetyo, 2014).Bahasa isyarat yang sederhana ataupun
bentuk lain perlu dipahami oleh orang normal dalam berkomunikasi sehari-
hari. Salah satu kesulitan adalah bagaimana orang tuli menginformasikan
bahasa isyarat yang digunakan dan dapat dipahami oleh orang yang bisa
mendengar sehingga penderita tuna rungu dapat berkomunikasi, berinteraksi,
bergaul, berteman, dan terjadi dialog dalam pergaulan sehari-hari(Budi,
2014). Pada era modern saat ini penggunaan sarana tablet phone atau
smartpone berbasis Android. Industri tablet phone atau smartphone dengan
sistem Android dibuat agar banyak orang dapat mengenali lingkungan sekitar,
belajar, dan dapat berkomunikasi dengan satu dan lainnya. Bagi para
penyandang kaum disabilitas (tunarungu/tunawicara) juga senang
menggunakan sarana teknologi baru tersebut. Namun, karena mereka tidak
dapat berbicara dan mendengar, maka menimbulkan masalah yang dihadapi
khususnya dalam belajar struktur kata atau kalimat yang seringdiucapkan atau
yang ditulis oleh mereka yang bisa mendengar atau berbicara.
10
e. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah agar kaum tunarungu dapat
menginformasikan bahasa isyarat yang digunakan dan dapat dipahami oleh
orang yang bisa mendengar sehingga penderita tuna rungu dapat
berkomunikasi, berinteraksi, bergaul, berteman, dan terjadi dialog dalam
pergaulan sehari-hari. penyandang tunarungu dapat lebih mudah.
f. Metodelogi Penelitian
Implementasi
Aplikasi dibangun menggunakan software Android Studio yang tersambung
langsung ke perangkat mobile.
Pengujian dan Analisis
Untuk mengetahui tingkat performa dan kinerja perangkat lunak. Perangkat
lunak akan diuji dengan pengujian white-box (basis path testing berdasarkan
kebutuhan utama perangkat lunak),pengujian black-box (pengujian
validasi/sudah memenuhi kebutuhan dan performa), dan pengujian keamanan.
Pengambilan kesimpulan
Dilakukan setelah semua tahapan perancangan,implementasi,dan pengujian
system aplikasi perangkat bergerak telah selesai dilakukan dan sesuai dengan
teori dan praktik. Kesimpulan diambil untuk menjawab rumusan masalah yg
ditetapkan sebelumnya.Tahap terakhir adalah saran yang berfungsi untuk
memperbaiki kesalahan atau menyempurnakan penulisan.
g. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian tentang metode PemBais Aplikasi berbasis
Android pada perangkat smartphone.
Pengujian Kebutuhan Fungsional
Menu utama dalam tampilan komposisi warna yang menarik dan 3 menu
utama yang dimunculkan dapat ditampilkan dengan jelas. Dan masing-
11
masing kategori yang memiliki video isyarat dapat tampil dengan jelas
dan tidak ada masalah. Pada bagian menu angka setelah diuji setiap
tombol 1-20 dapat tampil dengan benar.
Pengujian Usability
12
3.2 Analisis Jurnal 2
a. Judul Jurnal
Alat Bantu Komunikasi Terintegrasi bagi Penyandang Tuna
Wicara Berbasis Sensor Gerak Dan OpenWrt
b. Kata Kunci
Alat Bantu, Bahasa Isyarat, INSERT, Tuna Wicara
c. Penulis Jurnal
Wayan Pasek Suyadnya, I Putu Wijaya Adi Andra, Nyoman Agus
Nugraha Ginarsa, I Made Suartika
13
e. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian pada
komponen yang digunakan pada sistem INSERT, yaitu alat untuk
membantu para penyandang tuna wicara dalam berkomunikasi.
f. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu menggunakan
analisis data dan teori yang ada tentang perancangan sistem INSERT,
selanjutnya melakukan pengujian system oleh penyandang disabilitas tuna
wicara.Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah penyandang
disabilitas tuna wicara.
g. Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian 26 huruf(A-Z) dan 10 angka(0-9) yang dilakukan
oleh 5 orang siswa penyandang disabilitas tuna wicara didapatkan hasil
bahwa standar bahasa isyarat yang digunakan adalah SIBI,sehingga
diperlukan penyesuaian bahasa dengan basis data yang telah ada pada
INSERT.Namun demikian,dengan kemampuan dari sistem INSERT dalam
mendukung penambahan bahasa isyarat yang dikenali maka hal tersebut
dapat diatasi sehingga sistem dapat mengenali bahasa isyarat yang
dipraktikkan dan mampu menterjemahkannya dalam bentuk suara melalui
speaker.
Setelah dilakukan penelitian tentang pengujian komponen-
komponen pada system INSERT,dapat disimpulkan bahwa:
Sistem INSERT telah mampu menterjemahkan bahasa isyarat menjadi
keluaran suara berdasarkan data gambar yang didapat dari webcam.
Sistem INSERT terdiri dari dua sisi,yaitu sisi pengguna dan sisi
penganalisa. Di sistem pengguna dilakukan perancangan secara
hardware dan software,sedangkan disistem penganalisa dilakukan
perancangan secara software.
Sistem INSERT sangat praktis,mudah dibawa,mudah dalam
perancangan,dan bersifat relatif portable.Hal ini disebabkan karena
14
sumber daya untuk dapat menggunakan sistem ini bisa dengan
menggunakan power bank saja dan bentuk dari sistem INSERT
berukuran relatif kecil.
h. Kelemahan penelitian yang didapat pada jurnal ini,yaitu:
Penelitian ini tidak menjelaskan lama waktu yang diberikan
Penelitian hanya dilakukan pada 5 siswa penyandang disabilitas tuna
wicara sehingga pengujian alatnya masih kurang.
15
3.3 Analisis Jurnal 3
a. Judul Jurnal
Pengaruh Program Bimbingan Orang Tua Terhadap Keterampilan
Berbicara Anak Tuna Rungu Kelas Tinggi Pada Tingkat Sekolah Dasar
Luar Biasa.
b. Penulis
Eni Rachmawati
c. Kata kunci
Anak Tunarungu, Keterampilan Berbicara, Program Bimbingan
Orang Tua .
d. Kata Pengantar
Peran orang tua sangat penting dalam proses belajar-mengajar,
tidak hanya di rumah tapi juga di sekolah. Diperlukan komunikasi yang
berkesinambungan antara orang tua dengan pihak sekolah untuk berdiskusi
mencari solusi yang terbaik untuk penanganan anak. Dalam usaha
mengembangkan keterampilan berbicara anak memerlukan latihan yang
terus menerus, orang tua harus membimbing anak mereka tentu saja
dengan cara yang menyenangkan dan tanpa adanya paksaan yakni dengan
jalan mengkomunikasikan segala kegiatan bersama anak baik di rumah
maupun di tempat-tempat umum. Luppin (2010 : 14) mendiskripsikan
bimbingan sebagai suatu proses layanan yang diberikan kepada
individuindividu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan dan rencana yang
diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik. Orang tua memberikan
contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti
oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membetulkan apabila
dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Hal ini dikarenakan peran
orang tua dalam menjadi partner komunikasi dapat membangkitkan
motivasi anak tunarungu untuk berbicara, membantu anak mengkoreksi
16
pelafalan artikulasi yang diucapkan dan mengajarkan struktur bahasa
secara tidak langsung
e. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan pelaksanaan program
bimbingan orang tua serta mengkaji pengaruh program tersebut terhadap
keterampilan berbicara anak tunarungu.
f. Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian Pre-Eksperimental dengan rancangan penelitian One group pre
test-post test design. Penelitian Pre- Eksperimental adalah sebuah
eksperimen yang dilakukan pada suatu kelompok tanpa adanya kelompok
kontrol atau pembanding. Prosedur didalam penelitian ini dengan
melakukan observasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan
sesudah eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan untuk
menganalisis data dalam penelitian desain one group pre-test and post test
design (desain 2) adalah non parametrik dengan data kuantitatif. Untuk
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah anak tunarungu kelas
tinggi di SDLB Sumber Dharma Malang yang berjumlah 7 anak. Teknik
pengumpulan data menggunakan metode tes lisan dan Teknik analisis data
dengan Sign test.
g. Hasil Penelitian
Hasil penelitian diperoleh perhitungan dengan nilai kritis 5% untuk
dua sisi (1,96), merupakan suatu kenyataan bahwa nilai Z yang diperoleh
dalam hitungan (ZH=2,27) adalah lebih besar dari pada nilai kritis Z 5%
dua sisi (1,96) sehingga hipotesis nol (Ho) di tolak dan hipotesis kerja (Ha)
diterima. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh
penggunaan Program Bimbingan Orang Tua terhadap keterampilan
berbicara anak tunarungu kelas tinggi di SDLB Sumber Dharma Malang.
17
h. Kelemahan penelitian dalam jurnal
Hanya menggunakan 7 anak saja sehingga kemungkinan lain bisa
terjadi
Lama dilakukan eksperimen ini tidak disebutkan dalam jurnal
18
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK TUNAWICARA
4.1 Pengkajian
a. Data Subjektif
Pada anak yang mengalami gangguan bahasa :
1. Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
2. Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu
kalimat ?
3. Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
4. Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang
diucapkan dalam kalimat yang diucapkan ?
5. Siapa yang mengasuh di rumah ?
6. Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah ?
7. Apakah pernah diajak mengucapkan kata-kata.
8. Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata ?
19
9. Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi
SSP seperti infeksi antenatal (Rubbela syndrome), perinatal (trauma
persalinan), post natal (infeksi otak, trauma kepala, tumor intra kranial,
konduksi elektrik otak).
b. Data Objektif
1. Kemampuan menggunakan kata-kata
2. Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan
4. Umur anak.
20
3. Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan
4. Defisiensi Pengetahuan
5. Hambatan Komunikasi Verbal
21
memberikan lebih banyak kata
meskipun anak belum mampu
mengucapkan dengan benar.
5) Lakukan sekrening lanjutan dengan
mengggunakan Tes Audiometri
Defisiensi Pengetahuan (Tuna 1) Sepakati terlebih dahulu
Wicara) ; Keluarga/ orangtua pengetahuan apa yang dibutuhkan
berhubungan dengan kurang paparan, orang tua/keluarga.
2) Lakukan edukasi orang tua/
Kurang pengalaman, kurang familier keluarga
dengan sumber informasi 3) Bersama keluarga
menetapkan tujuan yang
realitis yang ingin di capai
oleh keluarga terkait masalah
anak.
4) Berikan informasi tentang
sumber – sumber komunitas
yang dapat menolong orang
tua/ keluarga dalam
meningkatkan pengetahuan
orang tua/ keluarga
Ketidakmampuan keluarga untuk 1) Kenali dan pahami kondisi orang
merawat keluarga yang mengalami tua/keluarga.
gangguan kesehatan (Tuna Wicara) 2) Bantu orang tua untuk bisa
berhubungan dengan deficit mengenali dan mengidentifikasi
pengetahuan, social ekonomi rendah, masalah yang di khawatirkan
lingkungan keluarga sepi, kultur/ oleh orang tua (pemberi asuhan)
budaya (mitos) yang berkaitan dan keluarga
dengan kondisi anak, ketegangan 3) Ajari orang tua cara merawat
peran pemberi asuhan anggota keluarga yang sakit (Tuna
wicara ) seperti : membersihkan
liang telinga anak, saat mengajak
anak berbicara, hindari hal-hal lain
yang mungkin dapat mengganggu,
seperti radio dan televisi yang
menyala , Gunakan kata yang
sederhana namun sering di dengar
anak missal : memanggil namanya
, ma-ma, pa-pa.
4) Lakukan terapi Spiritual
Emotional Freedom Technique
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Mahasiswa diharapkan dapat mempelajari lebih banyak lagi
tentang asuhan keperawatan pada kelopok rentan/khusus dengan membaca
lebih banyak buku dan jurnal ilmiah terkait. Hal ini guna membantu
mahasiswa dalam memahami lebih banyak lagi tentang materi terkait.
23
DAFTAR PUSTAKA
24