Vous êtes sur la page 1sur 19

MONOGRAFI SIMPLISIA TUMBUHAN APEL

Disusun Oleh :

Sri Indrayani 260110160130

Aurizal Risandy 260110160131

Albert Thengio 260110160132

Rezkia Azka K 260110160133

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR

2017
DAFTAR ISI

I. GAMBAR TUMBUHAN UTUH........................................................................................... I-5


II. SISTEMATIKA TUMBUHAN ............................................................................................. II-8
III. DESKRIPSI TUMBUHAN ........................................................................................... III-10
IV. DISTRIBUSI TUMBUHAN ......................................................................................... IV-13
V. KANDUNGAN SENYAWA KIMIA ................................................................................... V-14
VI. MANFAAT TUMBUHAN .......................................................................................... VI-18
VII. PRODUK BUAH APEL ............................................................................................. VII-19
I. GAMBAR TUMBUHAN UTUH

(Sumber gambar: http://imedis.net/hidup-lebih-sehat-dengan-buah-apel/ )

Apel merupakan salah satu jenis buah yang sangat populer di kalangan
masyarakat dunia. Apel yang memiliki banyak varian, mulai dari varian rasa, warna
hingga bentuk ini merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh banyak
orang karena dinilai memiliki banyak sekali khasiat, manfaat dan juga memiliki nilai
gizi yang sangat tinggi. Apel sendiri merupakan buah yang dihasilkan dari pohon
yang sama, yaitu pohon apel, yang merupakan jenis pohon buah – buahan, yang
banyak tumbuh pada daerah yang cenderung dingin. DI Indonesia sendiri, jenis apel
local yang cukup terkenal adalah apel malang, yang manis legit dan banyak disukai
oleh banyak orang.

Adapun, buah apel, selain rasanya yang masni dan juga segar ternyata disukai
karena memiliki banyak sekali manfaat yang sangat penting untuk kesehatan kita.
Berikut ini adalah beberapa manfaat penting dari buah apel :

1. Kulit buah apel


(Sumber gambar: http://imedis.net/hidup-lebih-sehat-dengan-buah-apel/ )

Ekstrak kulit apel, misalnya apel manalagi konsentrasi 100% merupakan


konsentrasi yang mempunyai daya antibakteri paling efektif terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans (Jannata, 2016).

Selain itu dari penelitian yang juga dilakukan pada tikus, pemberian ekstrak
kulit apel pada tikus juga menurunkan resiko terserang kanker hati hingga 57%,
karena kandungan antioksidan pada apel, yang memiliki fungsi detoksifikasi
(Nelwan, 2012).

2. Daging buah apel

(Sumber gambar: http://imedis.net/hidup-lebih-sehat-dengan-buah-apel/ )

Apel mencegah pembentukan plak baik secara mekanis maupun kimiawi,


yaitu sebagai self cleansing melalui seratnya yang dapat membersihkan sisa plak
gigi dengan cara menggigit dan mengunyah, serta melalui reaksi biokimiawi
yang diperankan oleh katekin, yaitu senyawa polifenol yang terkandung dalam
buah dan daun apel (Huda, 2015).
3. Daun buah apel

Daun apel memiliki kandungan senyawa polifenol yaitu katekin (Huda, 2015).

Dari sekian banyaknya manfaat dari buah apel, ternyata tidak semua bagian pada
buah apel bisa menghasilkan manfaat. Misalnya, biji buah apel. Bagian yang
berbahaya dari buah apel ini adalah bijinya. Biji apel memiliki kandungan zat
amigdalin. Zat ini dapat dikonversi menjadi hidrogen sianida yang beracun. Akan
tetapi, kalau hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil maka efek toksin dari biji apel
tersebut juga sangat kecil.

(Sumber gambar: http://inkuis.net/content/amigdalin-zat-pada-biji-apel-yang-cukup-


berbahaya)

Selain apel, ada beberapa buah lainnya yang juga mengandung amigdalin,
diantaranya adalah plum, persik, quince, dan almond. Kadar amigdalin yang ada di
dalam buah apel termasuk kecil, terlebih lagi zat tersebut baru keluar jika bijinya
dikunyah dengan baik. Amigdalin merupakan toksin glikosida yang apabila
dikombinasikan dengan enzim pencernaan akan menghasilkan hidrogen
sianida, racun yang setara dengan Cylon B.

Amigdalin yang telah diubah menjadi hidrogen sianida dapat menjadi berbahaya
karena zat tersebut akan mengurangi kinerja sel darah merah dalam membawa
oksigen. Walaupun dalam jumlah kecil tubuh dapat membuang hidrogen sianida,
namun apabila jumlahnya besar, maka bisa berakibat fatal. Orang yang keracunan
hidrogen sianida berisiko mengalami sakit kepala, jantung berdebar dengan cepat,
muntah, mual, lemas, dan gemetar. Hal ini bahkan bisa menjadi serius apabila
hidrogen sianida datang dalam jumlah yang besar, bisa menyebabkan koma, sesak
napas, kerusakan paru, tekanan darah rendah, dan bahkan kematian (Fakultas
Peternakan dan Fakultas Perikanan, 2016)

II. SISTEMATIKA TUMBUHAN

Nama Latin : Malus domestica Borkh

Nama Simplisia : Pylii malii fructus

Nama Indonesia : Apel

Nama Bahasa Inggris : Apple

(Yuliarti, 2011)

Sinonim : Malus sylvestris, Mill

Tumbuhan asal : Pyrus malus Linn

Pemerian : Umumnya berwarna merah saat matang, daging berwarna


putih dan berair, dan memiliki rasa yang manis

(The Plant List, 2013)

Ciri makroskopik : kulitnya berwarna merah merah jika telah masak namun bisa
juga berwarna hijau atau kuning tergantung jenis dari apel itu
sendiri.
Ciri mikroskopik : Mengandung sel batu.

Identifikasi kimia : Mengadung senyawa Flavonoid

Kadar abu : 0,1578 % (Alviah, 2015)

Kadar sari :

(Aprillia, 2014)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Isi (Kandungan kimia): Mengandung senyawa pektin juga zat gizi antara lain kalori
sebesar 58 kalori, hidrat arang 14,9 gram, lemak 0,4 gram,
protein 0,3 gram, kalsium 6 miligram, fosfor 10 miligram, besi
0,3 mg, vitamin A 90 SI, vitamin B 0,04 mg, vitamin C 5 mg,
dan air 84,1 % untuk setiap 100 gramnya

Penggunaan : Menyembuhkan sebagai obat tradisional (secara empirik),


Membantu mengurangi masalah pada daya ingat (secara
praklinis), Mengurangi risiko penyakit jantung dan
menurunkan Kolesterol (secara klinis) (Yuliarti, 2011)
Nama daerah : Apel

III. DESKRIPSI TUMBUHAN

Bunga dari Malus sp

Buah dari Malus sp


(Christman, 2014)

Microscopy

Daun
Figure 1: Pyrus malus (leaf). (a) Epidermis in surface with flagellated hair x 47. (b)
Epidermis of abaxial surface x 600. (c) Epidermis of adaxial surface x 634 (Fl:
Flagellate hair, Abe: Abaxial epidermis, St: Stomata, Ade: Adaxial epidermis)

Trannsection

Figure 2: Pyrus malus (leaf). (a) T.S. of leaf lamina x 138. (b) T.S. of leaf at midvein
x 43. (c) T.S. of petiole x 55.5 (Ade: Adaxial epidermis, P: Palisade, Sp: Spongy
parenchyma, Abe: Abaxial epidermis, Bs: Bundle sheath, Co: Collenchyma, Vb:
Vascular bundle, Ph: Phloem, C: Cortex, Adb: Adaxial vascular bundle, Sc:
Sclerenchyma, Cvb: Central vascular bundle)

Young Stem
Figure 3: Pyrus malus (young stem). (a) T.S. of young stem × 25. (b) T.S. of young
stem, a portion × 56. (c) T.S. of young stem, a portion × 43. (d) LS of young stem ×
43 (Ph: Phloem, Scl: Sclerenchyma, Pi: Pith, Co: Collenchyma, E: Epidermis, Sc:
Secretory canal, R: Rays)

(Rao,2013)

IV. DISTRIBUSI TUMBUHAN


Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur
udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerab subtropis
bagian utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah
Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerag Gunung Pangrango
(Dalimathra, 2000).
V. KANDUNGAN SENYAWA KIMIA
Flavonoid Utama pada Apel

Flavonoid adalah senyawaan fenolik yang diisolasi dari berbagai


bagian dari tanaman. Sampai saat ini, telah berhasil diisolasi lebih dari 8.000
jenis senyawaaan flavonoid. Pada tanaman, flavonoid memiliki beragam
fungsi. Di antaranya dapat berfungsi sebagai antioksidan, antimikrobial,
fotoreseptor, atraktor visual, dan skrining cahaya. Flavonoid terutama berada
dalam bentuk turunan glikosilat. Bertanggung jawab atas warna daun, bunga,
dan buah
(Pietta, 2000).

Gambar 1: Struktur dasar flavonoid


Flavonoid dibentuk dari asam amino aromatik yaitu Fenilalanin,
Tirosin, dan Malonat. Struktur dasar terlihat pada Gambar 1. Inti flavan terdiri
atas 15 atom Karbon dalam 3 cincin (C6-C3-C6), yang diberi label A, B, dan
C. Klasifikasi flavonoid didasarkan pada tingkat oksidasi struktur dan pola
substitusi pada cincin C. Sedangkan flavonoid dalam satu kelas berbeda satu
dengan yang lainnya pada substituen pada cincin A dan B. Klasifikasi utama
flavonoid adalah: flavon, flavanon, isoflavon, flavonol, flavanonol, flavan-3-
ol, dan antosianidin.
Lee et. al meneliti kandungan senyawaan fenolik utama dalam enam
jenis apel dan mendapati kandungan terbesar dalam mg/100 G apel segar
adalah quersetin glikosida (13.2 mG) , prosianidin B2 (9.35 mG), asam
klorogenat (9.02 mG), epikatekin (8.65 mG), floretin glikosida (5.59 mG),
dan vitamin C (12.8 mG).10 Wolfe, Wu, dan Liu mendapatkan hal yang sama
dengan katekin yang ada dalam apel adalah (+)-katekin dan (-)-epikatekin
(dua kali lebih banyak dari katekin). Sementara Lata dan Tomala
mendapatkan bahwa kulit apel mengandung hampir 40% flavonol, 30%
askorbat, 20% total senyawaan fenolik, 14% total glutathione, dan 11% L-
sistein. Golding et.al. mengklasifikasikan fenolik dalam kulit apel sebagai
berikut: asam fenolat/ asam klorogenat, flavonoid yaitu flavan (katekin),
prosianidin, flavonol (quercetin glikosida), kalkon (floretin glikosida), dan
antosianin (cianidin glikosida).

Potensi Antioksidan Bagian-bagian Apel


Wolfe, Wu, dan Liu menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
kandungan fenolik dan aktivitas antioksidan pada apel (Wolfe K, Wu X, Liu
RH, 2003). Uji kapasitas total antioksidan pada enam jenis apel yang
dilakukan Lee et. al. dengan menggunakan assay pemadaman radikal dengan
ABTS (2,2’-azinobis(3-etilbenzotiazolin-6-sulfonat)) memperlihatkan urutan
senyawaan fenolik menurut kemampuan antioksidannya sebagai berikut:
quersetin, epikatekin, prosianidin B2, asam klorogenat, dan floretin. Vitamin
C hanya menyumbang 11% dari total aktivitas antioksidan apel. Quercetin
memiliki aktivitas paling besar karena di dalam strukturnya terdapat O-
hidroksi dalam cincin B yang akan meningkatkan kestabilan bentuk radikal
bebasnya.
Liu, Liu, dan Chen mengujikan ekstrak buah apel terhadap tikus dan
mendapatkan bahwa ekstrak tersebut mempunyai aktivitas antioksidan dan
antiproliferasi yang tinggi terhadap kanker payudara.

Flavon Flavanon

lavonol Isoflavon
Gambar 2: Klasifikasi utama flavonoid

(Sumber: Pietta G. Flavonoids as antioxidant. J Nat Prod 2000; 63 (7): 1035


-1042)

Sifat Antioksidan Kulit Apel


Dalam mengonsumsi apel, baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk
produk olahan, sering kali kulit tidak ikut dikonsumsi. Kulit apel menjadi
produk buangan dalam jumlah besar pada pembuatan apel kaleng dan jus apel.
Hanya di negara bagian New York saja, pada tahun 2000, dalam pembuatan
apel kaleng dan jus apel, sebanyak 16 juta pound kulit apel dibuang yang
berasal dari 216 juta pound apel. Wolfe dan Liu memperlihatkan bahwa kulit
apel mengandung senyawaan fenolik yang lebih besar dibandingkan dengan
daging buah apel. Penelitiannya dilakukan terhadap empat jenis apel yaitu
apel Rome Beauty, Idared, Cortland, dan Golden Delicious. Kandungan total
fenolik dan flavonoidnya paling banyak terdapat dalam kulit apel, kemudian
daging dan kulit, diikuti oleh daging.
Daging buah apel mengandung katekin, prosianidin, floridzin, floretin
glikosida, asam kafeat, dan asam klorogenat. Kulit apel mengandung semua di
atas ditambah dengan quercetin glikosida Chinici et.al. memperkuat hasil-
hasil di atas dengan mengidentifikasi flavonol, flavanol, prosianidin,
dihidroksikalkon, dan hidroksisinamat dalam jaringan kulit apel, dan yang
paling melimpah adalah epikatekin, prosianidin B2, dan florizin. Ia juga
mendapati bahwa pada kulit apel, penyumbang aktivitas antioksidan paling
besar adalah flavonol, flavanol, dan prosianidin yang merupakan 90% dari
total aktivitas (Simamora, 2008).
Aktivitas total antioksidan berbeda dari satu varitas ke varitas lainnya.
Namun dari semua varitas yang diteliti, semuanya menunjukkan bahwa kulit
apel memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada daging dan daging-
kulit. Adapun uji aktivitas antioksidan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity). Dari satu buah
apel Idared, kulit apelnya saja mengandung kurang lebih 820 mG vitamin C
(Simamora, 2008).
He dan Liu mengisolasi 13 senyawaan triterpenoid dari kulit apel.
Sebagian besar dari ke-13 senyawaan tersebut mempunyai potensi aktivitas
antikanker yang tinggi yaitu terhadap HepG2 liver kanker, MCF-7 kanker
payudara, dan Caco-2-kanker kolon. Kulit apel menunjukkan sifat antioksidan
dan antiproliferatif yang lebih tinggi daripada daging buah (He X, Liu RH,
2007).
Kulit apel dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker HepG2
manusia, lebih efektif dibandingkan dengan bagian-bagian lain dari apel.
Efektivitas paling tinggi diperlihatkan oleh apel Rome Beauty yang dapat
menghambat proliferasi sampai dengan 50% pada konsentrasi 12 mG kulit
apel (Simamora, 2008).
Mengingat demikian tingginya kadar dan keragaman flavonoid pada
kulit apel, Wolfe mengusulkan memproses kulit apel menjadi bubuk dan
menjadikannya aditif pada makanan. Pada percobaan yang dilakukan pada
apel Rome Beauty, cara pemrosesan yang paling optimum adalah dengan
perendaman dalam asam sitrat, dilanjutkan dengan perendaman dalam asam
askorbat, lalu dibilas dan dikeringkan dengan pengeringan dingin. Hasil uji
aktivitas antioksidan pada bubuk kulit apel menunjukkan aktivitas
antiproliferasi terhadap sel-sel liver HepG2. Di samping itu, dari 1 G bubuk
kulit apel terkandung 220 mG vitamin C (Simamora, 2008).

VI. MANFAAT TUMBUHAN


Khasiat dan kegunaan
Empirik
Buah : Sebagai obat tradisional (Yuliarti, 2011)
Biji : Biji apel mengandung sianida dan berbahaya bagi tubuh (Pratiwi,
2017)
Daun : Komponen untuk pembuatan pupuk kompos (Maryati, 2016)

Menurut hasil penelitian (Nelwan, 2012), dapat disimpulkan bahwa


pemberian jus Pyrus malus (buah apel) berpengaruh terhadap kadar kolesterol
HDL, dimana jus Pyrus malus terbukti memiliki efek terhadap kenaikan kadar
kolesterol HDL. Kenaikan kadar kolesterol yang paling tinggi dari pemberian
jus Pyrus malus didapatkan pada dosis 8 ml/hari.

VII. PRODUK BUAH APEL

Krim Pelembap dari apel malang (ukwms, 2016)

DAFTAR PUSTAKA

Alviah, Anisah. 2015. Analisis Kadar Abu Dalam Bahan Pangan.Tersedia online di
http://anisaalviah.blog.upi.edu/2015/11/08/jurnal-analisis-kadar-abu/. [diakses
pada tanggal 17 April 2017]
Aprillia, Dhita dan Wahono. 2014. Pembuatan Sari Apel (Malus Sylvestris Mill)
Dengan Ekstraksi. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol.2 No.1 p.86-96.

Christman, Steve. 2014. Floridata Plant Encyclopedia available at


http://floridata.com/Plants/Rosaceae/Malus%20sp/1231.
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.Bogor: Trobus
Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan. 2016. Organ Organ Pencernaan pada
Ternak Ruminansi, Zat-zat Toksit pada Pakan Nabati dan Mekanisme
Keracunan. Tersedia online di https://academia.edu [diakses pada tanggal 17
April 2017]
He X, Liu RH. 2007. Triterpenoids isolated from apple peels have potent
antiproliterative activity and maybe partially responsible for apple’s
anticancer activity. J Agric Food Chem 55(11): 4366-4370.
Huda, H. H., Aditya, G., & Praptiningsih, R. S. (2015). Efektivitas konsumsi buah
apel (Pyrus malus) jenis Fuji terhadap skor plak gigi dan pH saliva. Jurnal
Medali, 2(1), 9-13.
Jannata, R. H., Gunadi, A., & Ermawati, T. (2016). Daya antibakteri ekstrak kulit
apel manalagi (malus sylvestris mill.) terhadap pertumbuhan Streptococcus
mutans.
Golding JB, McGlasson WB, Wyllie SG, Leach DN. 2001. Fate of apple peel
phenolics during cold storage. J Agric Food Chem 49(5): 2283-2289.
Lata B, Tomala K. 2007. Apple peel as a contributor to whole fruit quantity of
potentially healthful bioactive compound. Cultivar and year implication. J
Agric Food Chem; 55(26): 10795-10802.
Lee KW, Kim YJ, Kim D, Lee HJ, Lee CY. 2003. Major phenolics in apple and their
contribution to the total antioxidant capacity. J Agri Food Chem; 51(22):
6516-6520.
Maryati, Sri. 2016. Manfaat Daun Apel yang Tidak Banyak Diketahui. Tersedia
online di https://www.aryanto.id/artikel/id/576/manfaat-daun-apel-yang-tidak-
banyak-diketahui. (diakses 19 April 2017).
Narayana KR, Reddy MS, Chaluvadi MR, Krishna DR. 2001. Bioflavonoid
classification, pharmacological, biochemical effects and therapeutic potential.
Indian J Phar 33: 2-16.
Nelwan, G.N., Wullur, A.C. and Bodhi, W., 2012. Pengaruh jus buah apel merah
(Pyrus malus L.) terhadap kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein)
darah tikus putih jantan galur Wistar (Rattus norvegicus). Pharmacon, 1(2).
Pietta G. 2000. Flavonoids as antioxidant. J Nat Prod 63 (7): 1035 -1042.
Pratiwi, Rizki. 2016. Biji Apel Mengandung Sianida. Tersedia online di
https://hellosehat.com/biji-apel-mengandung-sianida/. (diakses 19 April
2017).
Rao, P.Padma, et al, 2013. Pharmacognostic and high performance thin layer
chromatography finger printing of Pyrus malus Linn. Indian Journal of
Research In Homoeophathy vol 7 issue 1
Simamora, A. (2008). Flavonoid dalam Apel dan Aktivitas Antioksidannya. Jurnal
Kedokteran Meditek, 15(40).
The Plant List (2013). Version 1.1. Tersedia online di http://www.theplantlist.org.
(diakses 19 April 2017).
UKMWS. 2016. Krim pelembap dari apel malang dapat diakses di
http://ukwms.ac.id/krim-pelembab-dari-apel-malang/
Wolfe K, Wu X, Liu RH. 2003. Antioxidant activity of apple peel. J Agri Food Chem
51(3): 609-14.
Wolfe K, Liu RH. 200.3 Apple peel as a value-added food ingredient. J Agric Food
Chem 51(6): 1676-1683.
Yuliarti, N.2011. 1001 Khasiat Buah-Buahan. Jakarta: Gudang Penerbit.

Vous aimerez peut-être aussi